[list_indonesia] [ppiindia] PERAN ISLAM DALAM PERKEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI*

  • From: syabab muslim <syabab_hizb_islamiy@xxxxxxxxx>
  • To: PAN@xxxxxxxxxxxxxxx, islam_liberal@xxxxxxxxxxxxxxx, Kebangkitan_Bangsa@xxxxxxxxxxxxxxx, muhammadiyah2002@xxxxxxxxxxxxxxx, keluarga-islami@xxxxxxxxxxxxxxx, majelismuda@xxxxxxxxxxxxxxx, partai-keadilan-sejahtera@xxxxxxxxxxxxxxx, wanita-muslimah@xxxxxxxxxxxxxxx, ppiindia@xxxxxxxxxxxxxxx, Amien-Siswono@xxxxxxxxxxxxxxx, keluarga-sakinah@xxxxxxxxxxxxxxx, PKS-Watch@xxxxxxxxxxxxxxx, ISLAM_IRC@xxxxxxxxxxxxxxx, Chae <chairunisa_mahadewi@xxxxxxxxx>, bang_irfan_gd@xxxxxxxxx, assunnah@xxxxxxxxxxxxxxx, mediasalafy@xxxxxxxxxxxxxxx, manhaj-salaf@xxxxxxxxxxxxxxx, salafyoon@xxxxxxxxxxxxxxx, artikel_salafy@xxxxxxxxxxxxxxx
  • Date: Wed, 16 Mar 2005 07:51:33 +0000 (GMT)

** Mailing-List Indonesia Nasional Milis PPI-India www.ppi-india.da.ru **



PERAN ISLAM DALAM PERKEMBANGAN=20

ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI*

=20

Oleh : M. Shiddiq Al-Jawi**

=20

Ringkasan

Peran Islam dalam perkembangan iptek pada dasarnya ada 2 (dua).  Pertama, m=
enjadikan Aqidah Islam sebagai paradigma ilmu pengetahuan. Paradigma inilah=
 yang seharusnya dimiliki umat Islam, bukan paradigma sekuler seperti yang =
ada sekarang. Paradigma Islam ini menyatakan bahwa Aqidah Islam wajib dijad=
ikan landasan pemikiran (qa=92idah fikriyah) bagi seluruh bangunan ilmu pen=
getahuan. Ini bukan berarti menjadi Aqidah Islam sebagai sumber segala maca=
m ilmu pengetahuan, melainkan menjadi standar bagi segala ilmu pengetahuan.=
 Maka ilmu pengetahuan yang sesuai dengan Aqidah Islam dapat diterima dan d=
iamalkan, sedang yang bertentangan dengannya, wajib ditolak dan tidak boleh=
 diamalkan. Kedua, menjadikan Syariah Islam (yang lahir dari Aqidah Islam) =
sebagai standar bagi pemanfaatan iptek dalam kehidupan sehari-hari. Standar=
 atau kriteria inilah yang seharusnya yang digunakan umat Islam, bukan stan=
dar manfaat (pragmatisme/utilitarianisme) seperti yang ada sekarang. Standa=
r syariah ini mengatur,
 bahwa boleh tidaknya pemanfaatan iptek, didasarkan pada ketentuan halal-ha=
ram (hukum-hukum syariah Islam). Umat Islam boleh memanfaatkan iptek, jika =
telah dihalalkan oleh Syariah Islam. Sebaliknya jika suatu aspek iptek tela=
h diharamkan oleh Syariah, maka tidak boleh umat Islam memanfaatkannya, wal=
au pun ia menghasilkan manfaat sesaat untuk memenuhi kebutuhan manusia.=20




st1:*{behavior:url(#ieooui) }
Pengantar

                Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) di satu=
 sisi memang berdampak positif, yakni dapat memperbaiki kualitas hidup manu=
sia. Berbagai sarana modern industri, komunikasi, dan transportasi, misalny=
a, terbukti amat bermanfaat. Dengan ditemukannya mesin jahit, dalam 1 menit=
 bisa dilakukan sekitar 7000 tusukan jarum jahit. Bandingkan kalau kita men=
jahit dengan tangan, hanya bisa 23 tusukan per menit (Qardhawi, 1997). Dahu=
lu Ratu Isabella (Italia) di abad XVI perlu waktu 5 bulan dengan sarana kom=
unikasi tradisional untuk memperoleh kabar penemuan benua Amerika oleh Colu=
mbus (?). Lalu di abad XIX Orang Eropa perlu 2 minggu untuk memperoleh beri=
ta pembunuhan Presiden Abraham Lincoln. Tapi pada 1969, dengan sarana komun=
ikasi canggih, dunia hanya perlu waktu 1,3 detik untuk mengetahui kabar pen=
daratan Neil Amstrong di bulan (Winarno, 2004). Dulu orang naik haji dengan=
 kapal laut bisa memakan waktu 17-20 hari untuk sampai ke Jeddah. Sekarang =
dengan naik pesawat
 terbang, kita hanya perlu 12 jam saja. Subhanallah=85

                Tapi di sisi lain, tak jarang iptek berdampak negatif karen=
a merugikan dan membahayakan kehidupan dan martabat manusia. Bom atom telah=
 menewaskan ratusan ribu manusia di Hiroshima dan Nagasaki pada tahun 1945.=
 Pada tahun 1995, Elizabetta, seorang bayi Italia, lahir dari rahim bibinya=
 setelah dua tahun ibunya (bernama Luigi) meninggal. Ovum dan sperma orang =
tuanya yang asli, ternyata telah disimpan di =93bank=94 dan kemudian baru d=
ititipkan pada bibinya, Elenna adik Luigi (Kompas, 16/01/1995). Bayi tabung=
 di Barat bisa berjalan walau pun asal usul sperma dan ovumnya bukan dari s=
uami isteri (Hadipermono, 1995). Bioteknologi dapat digunakan untuk menguba=
h  mikroorganisme yang sudah berbahaya, menjadi lebih berbahaya, misalnya m=
engubah sifat genetik virus influenza hingga mampu membunuh manusia dalam b=
eberapa menit saja (Bakry, 1996). Kloning hewan rintisan Ian Willmut yang s=
ukses menghasilkan domba kloning bernama Dolly, akhir-akhir ini diterapkan =
pada manusia (human
 cloning). Lingkungan hidup seperti laut, atmosfer udara, dan hutan juga ta=
k sedikit mengalami kerusakan dan pencemaran yang sangat parah dan berbahay=
a. Beberapa varian tanaman pangan hasil rekayasa genetika juga diindikasika=
n berbahaya bagi kesehatan manusia. Tak sedikit yang memanfaatkan teknologi=
 internet sebagai sarana untuk melakukan kejahatan dunia maya (cyber crime)=
 dan untuk mengakses pornografi, kekerasan, dan perjudian.

                Di sinilah, peran agama sebagai pedoman hidup menjadi sanga=
t penting untuk ditengok kembali. Dapatkah agama memberi tuntunan agar kita=
 memperoleh dampak iptek yang positif saja, seraya mengeliminasi dampak neg=
atifnya semiminal mungkin? Sejauh manakah agama Islam dapat berperan dalam =
mengendalikan perkembangan teknologi modern? Tulisan ini bertujuan menjelas=
kan peran Islam dalam perkembangan dan pemanfaatan teknologi tersebut.

=20=20=20=20=20=20=20=20=20=20=20=20

Paradigma Hubungan Agama-Iptek=20

                Untuk memperjelas, akan disebutkan dulu beberapa pengertian=
 dasar. Ilmu pengetahuan (sains) adalah pengetahuan tentang gejala alam yan=
g diperoleh melalui proses yang disebut metode ilmiah (scientific method) (=
Jujun S. Suriasumantri, 1992). Sedang teknologi adalah pengetahuan dan ketr=
ampilan yang merupakan penerapan ilmu pengetahuan dalam kehidupan manusia s=
ehari-hari (Jujun S. Suriasumantri,1986). Perkembangan iptek, adalah hasil =
dari segala langkah dan pemikiran untuk memperluas, memperdalam, dan mengem=
bangkan iptek (Agus, 1999). Agama yang dimaksud di sini, adalah agama Islam=
, yaitu agama yang diturunkan Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW, untuk men=
gatur hubungan manusia dengan Penciptanya (dengan aqidah dan aturan ibadah)=
, hubungan manusia dengan dirinya sendiri (dengan aturan akhlak, makanan, d=
an pakaian), dan hubungan manusia dengan manusia lainnya (dengan aturan mu=
=92amalah dan uqubat/sistem pidana) (An-Nabhani, 2001).

                Bagaimana hubungan agama dan iptek? Secara garis besar, ber=
dasarkan tinjauan ideologi yang mendasari hubungan keduanya, terdapat 3 (ti=
ga) jenis paradigma (Lihat Yahya Farghal, 1990:99-119) :

Pertama, paradagima sekuler, yaitu paradigma yang memandang agama dan iptek=
 adalah terpisah satu sama lain. Sebab, dalam ideologi sekularisme Barat, a=
gama telah dipisahkan dari kehidupan (fashl al-din =91an al-hayah). Agama t=
idak dinafikan eksistensinya, tapi hanya dibatasi perannya dalam hubungan p=
ribadi manusia dengan tuhannya. Agama tidak mengatur kehidupan umum/publik.=
 Paradigma ini memandang agama dan iptek tidak bisa mencampuri dan menginte=
rvensi yang lainnya. Agama dan iptek sama sekali terpisah baik secara ontol=
ogis (berkaitan dengan pengertian atau hakikat sesuatu hal), epistemologis =
(berkaitan dengan cara memperoleh pengetahuan), dan aksiologis (berkaitan d=
engan cara menerapkan pengetahuan).=20

                Paradigma ini mencapai kematangan pada akhir abad XIX di Ba=
rat sebagai jalan keluar dari kontradiksi ajaran Kristen (khususnya teks Bi=
ble) dengan penemuan ilmu pengetahuan modern. Semula ajaran Kristen dijadik=
an standar kebenaran ilmu pengetahuan. Tapi ternyata banyak ayat Bible yang=
 berkontradiksi dan tidak relevan dengan fakta ilmu pengetahuan. Contohnya,=
 menurut ajaran gereja yang resmi, bumi itu datar seperti halnya meja denga=
n empat sudutnya. Padahal faktanya, bumi itu bulat berdasarkan penemuan ilm=
u pengetahuan yang diperoleh dari hasil pelayaran Magellan. Dalam Bible dik=
atakan :=20=20=20

=20

=93Kemudian daripada itu, aku melihat empat malaikat berdiri pada keempat p=
enjuru angin bumi dan mereka menahan keempat angin bumi, supaya jangan ada =
angin bertiup di darat, atau di laut, atau di pohon-pohon.=94 (Wahyu-Wahyu =
7:1)=20=20

=20

Kalau konsisten dengan teks Bible, maka fakta sains bahwa bumi bulat tentu =
harus dikalahkan oleh teks Bible (Adian Husaini, Mengapa Barat Menjadi Seku=
lar-Liberal, www.insistnet.com). Ini tidak masuk akal dan problematis. Maka=
, agar tidak problematis, ajaran Kristen dan ilmu pengetahuan akhirnya dipi=
sah satu sama lain dan tidak boleh saling intervensi.

Kedua, paradigma sosialis, yaitu paradigma dari ideologi sosialisme yang me=
nafikan eksistensi agama sama sekali. Agama itu tidak ada, dus, tidak ada h=
ubungan dan kaitan apa pun dengan iptek. Iptek bisa berjalan secara indepen=
den dan lepas secara total dari agama. Paradigma ini mirip dengan paradigma=
 sekuler di atas, tapi lebih ekstrem. Dalam paradigma sekuler, agama berfun=
gsi secara sekularistik, yaitu tidak dinafikan keberadaannya, tapi hanya di=
batasi perannya dalam hubungan vertikal manusia-tuhan. Sedang dalam paradig=
ma sosialis, agama dipandang secara ateistik, yaitu dianggap tidak ada (in-=
exist) dan dibuang sama sekali dari kehidupan.

                Paradigma tersebut didasarkan pada pikiran Karl Marx (w. 18=
83) yang ateis dan memandang agama (Kristen) sebagai candu masyarakat, kare=
na agama menurutnya membuat orang terbius dan lupa akan penindasan kapitali=
sme yang kejam. Karl Marx mengatakan :

=20

=93Religion is the sigh of the oppressed creature, the heart of the heartle=
ss world, just as it is the spirit of a spiritless situation. It is the opi=
um of the people.=94=20

=20

(Agama adalah keluh-kesah makhluk tertindas, jiwa dari suatu dunia yang tak=
 berjiwa, sebagaimana ia merupakan ruh/spirit dari situasi yang tanpa ruh/s=
pirit. Agama adalah candu bagi rakyat) [Lihat Karl Marx,=94Contribution to =
The Critique of Hegel=92s Philosophy of Right=94, termuat dalam On Religion=
, 1957:141-142) (Ramly, 2000:165-166)

Berdasarkan paradigma sosialis ini, maka agama tidak ada sangkut pautnya sa=
ma sekali dengan iptek. Seluruh bangunan ilmu pengetahuan dalam paradigma s=
osialis didasarkan pada ide dasar materialisme, khususnya Materialisme Dial=
ektis (Yahya Farghal, 1994:112). Paham Materialisme Dialektis adalah paham =
yang memandang adanya keseluruhan proses perubahan yang terjadi terus mener=
us melalui proses dialektika, yaitu melalui pertentangan-pertentangan yang =
ada pada materi yang sudah mengandung benih perkembanganitu sendiri (Ramly,=
 2000:110).=20=20

Ketiga, paradigma Islam, yaitu paradigma yang memandang bahwa agama adalah =
dasar dan pengatur kehidupan. Aqidah Islam menjadi basis dari segala ilmu p=
engetahuan. Aqidah Islam =96yang terwujud dalam apa-apa yang ada dalam Al-Q=
ur`an dan Al-Hadits-- menjadi qa=92idah fikriyah (landasan pemikiran), yait=
u suatu asas yang di atasnya dibangun seluruh bangunan pemikiran dan ilmu p=
engetahuan manusia (An-Nabhani, 2001).

                Paradigma ini memerintahkan manusia untuk membangun segala =
pemikirannya berdasarkan Aqidah Islam, bukan lepas dari aqidah itu. Ini bis=
a kita pahami dari ayat yang pertama kali turun (artinya) :

=20

=93Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan.=94 (QS Al-=91Al=
aq [96] : 1)

=20=20=20=20=20=20=20=20=20=20=20=20=20=20=20=20

Ayat ini berarti manusia telah diperintahkan untuk membaca guna memperoleh =
berbagai pemikiran dan pemahaman. Tetapi segala pemikirannya itu tidak bole=
h lepas dari  Aqidah Islam, karena iqra` haruslah dengan bismi rabbika, yai=
tu tetap berdasarkan iman kepada Allah, yang merupakan asas Aqidah Islam (A=
l-Qashash, 1995:81).=20=20

                Paradigma Islam ini menyatakan bahwa, kata putus dalam ilmu=
 pengetahuan bukan berada pada pengetahuan atau filsafat manusia yang sempi=
t, melainkan berada pada ilmu Allah yang mencakup dan meliputi segala sesua=
tu (Yahya Farghal, 1994:117). Firman Allah SWT (artinya) :

=20

=93Dan adalah (pengetahuan) Allah Maha Meliputi segala sesuatu.=94 (QS An-N=
isaa` [4] : 126)

=20

=93Dan sesungguhnya Allah, ilmu-Nya benar-benar meliputi segala sesuatu.=94=
 (QS Ath-Thalaq [65] : 12)

=20

                Itulah paradigma yang dibawa Rasulullah SAW (w. 632 M) yang=
 meletakkan Aqidah Islam yang berasas Laa ilaaha illallah Muhammad Rasulull=
ah sebagai asas ilmu pengetahuan. Beliau mengajak memeluk Aqidah Islam lebi=
h dulu, lalu setelah itu menjadikan aqidah tersebut sebagai pondasi dan sta=
ndar bagi berbagai pengetahun. Ini dapat ditunjukkan misalnya dari suatu pe=
ristiwa ketika di masa Rasulullah SAW terjadi gerhana matahari, yang bertep=
atan dengan wafatnya putra beliau (Ibrahim). Orang-orang berkata.=94Gerhana=
 matahari ini terjadi karena meninggalnya Ibrahim.=94 Maka Rasulullah SAW s=
egera menjelaskan :

=20

=93Sesungguhnya gerhana matahari dan bulan tidak terjadi karena kematian at=
au kelahiran seseorang, akan tetapi keduanya termasuk tanda-tanda kekuasaan=
 Allah. Dengannya Allah memperingatkan hamba-hamba-Nya=85=94 (HR. Al-Bukhar=
i dan An-Nasa`i) (Al-Baghdadi, 1996:10)=20=20=20=20

=20

                Dengan jelas kita tahu bahwa Rasulullah SAW telah meletakka=
n Aqidah Islam sebagai dasar ilmu pengetahuan, sebab beliau menjelaskan, ba=
hwa fenomena alam adalah tanda keberadaan dan kekuasaan Allah, tidak ada hu=
bungannya dengan nasib seseorang. Hal ini sesuai dengan aqidah muslim yang =
tertera dalam Al-Qur`an (artinya) :

=20

=93Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi dan silih bergantinya mala=
m dan siang terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang be=
rakal.=94 (QS Ali =91Imran [3] :190)

=20

                Inilah paradigma Islam yang menjadikan Aqidah Islam sebagai=
 dasar segala pengetahuan seorang muslim. Paradigma inilah yang telah mence=
tak muslim-muslim yang taat dan shaleh tapi sekaligus cerdas dalam iptek. I=
tulah hasil dan prestasi cemerlang dari paradigma Islam ini yang dapat dili=
hat pada masa kejayaan iptek Dunia Islam antara tahun 700 =96 1400 M. Pada =
masa inilah dikenal nama Jabir bin Hayyan (w. 721) sebagai ahli kimia terma=
syhur, Al-Khawarzmi (w. 780) sebagai ahli matematika dan astronomi, Al-Batt=
ani (w. 858) sebagai ahli astronomi dan matematika, Al-Razi (w. 884) sebaga=
i pakar kedokteran, ophtalmologi, dan kimia, Tsabit bin Qurrah (w. 908) seb=
agai ahli kedokteran dan teknik, dan masih banyak lagi (Tentang kejayaan ip=
tek Dunia Islam lihat misalnya M. Natsir Arsyad, 1992; Hossein Bahreisj, 19=
95; Ahmed dkk, 1999; Eugene A. Myers 2003; A. Zahoor, 2003; Gunadi dan Shoe=
lhi, 2003).=20=20=20=20

=20

Aqidah Islam Sebagai Dasar Iptek=20

                Inilah peran pertama yang dimainkan Islam dalam iptek, yait=
u aqidah Islam harus dijadikan basis segala konsep dan aplikasi iptek. Inil=
ah paradigma Islam sebagaimana yang telah dibawa oleh Rasulullah SAW.=20

Paradigma Islam inilah yang seharusnya diadopsi oleh kaum muslimin saat ini=
. Bukan paradigma sekuler seperti yang ada sekarang. Diakui atau tidak, kin=
i umat Islam telah telah terjerumus dalam sikap membebek dan mengekor Barat=
 dalam segala-galanya; dalam pandangan hidup, gaya hidup, termasuk dalam ko=
nsep ilmu pengetahuan. Bercokolnya paradigma sekuler inilah yang bisa menje=
laskan, mengapa di dalam sistem pendidikan yang diikuti orang Islam, diajar=
kan sistem ekonomi kapitalis yang pragmatis serta tidak kenal halal haram. =
Eksistensi paradigma sekuler itu menjelaskan pula mengapa tetap diajarkan k=
onsep pengetahuan yang bertentangan dengan keyakinan dan keimanan muslim. M=
isalnya Teori Darwin yang dusta dan sekaligus bertolak belakang dengan Aqid=
ah Islam.=20

Kekeliruan paradigmatis ini harus dikoreksi. Ini tentu perlu perubahan fund=
amental dan perombakan total. Dengan cara mengganti paradigma sekuler yang =
ada saat ini, dengan paradigma Islam yang memandang bahwa Aqidah Islam (buk=
an paham sekularisme) yang seharusnya dijadikan basis bagi bangunan ilmu pe=
ngetahuan manusia.

Namun  di sini perlu dipahami dengan seksama, bahwa ketika Aqidah Islam dij=
adikan landasan iptek, bukan berarti konsep-konsep iptek harus bersumber da=
ri Al-Qur`an dan Al-Hadits, tapi maksudnya adalah konsep iptek harus distan=
dardisasi benar salahnya dengan tolok ukur Al-Qur`an dan Al-Hadits dan tida=
k boleh bertentangan dengan keduanya (Al-Baghdadi, 1996:12).=20

Jika kita menjadikan Aqidah Islam sebagai landasan iptek, bukan berarti bah=
wa ilmu astronomi, geologi, agronomi, dan seterusnya, harus didasarkan pada=
 ayat tertentu, atau hadis tertentu. Kalau pun ada ayat atau hadis yang coc=
ok dengan fakta sains, itu adalah bukti keluasan ilmu Allah yang meliputi s=
egala sesuatu (lihat QS An-Nisaa` [4] :126 dan QS Ath-Thalaq [65] :12), buk=
an berarti konsep iptek harus bersumber pada ayat atau hadis tertentu. Misa=
lnya saja dalam astronomi ada ayat yang menjelaskan bahwa matahari sebagai =
pancaran cahaya dan panas (QS Nuh [71] : 16), bahwa langit (bahan alam seme=
sta) berasal dari asap (gas) sedangkan galaksi-galaksi tercipta dari konden=
sasi (pemekatan) gas tersebut (QS Fushshilat [41] : 11-12), dan seterusnya.=
 Ada sekitar 750 ayat dalam Al-Qur`an yang semacam ini (Lihat Al-Baghdadi, =
2005:113). Ayat-ayat ini menunjukkan betapa luasnya ilmu Allah sehingga mel=
iputi segala sesuatu, dan menjadi tolok ukur kesimpulan iptek, bukan berart=
i bahwa konsep iptek
 wajib didasarkan pada ayat-ayat tertentu.=20=20

Jadi, yang dimaksud menjadikan Aqidah Islam sebagai landasan iptek bukanlah=
 bahwa konsep iptek wajib bersumber kepada Al-Qur`an dan Al-Hadits, tapi ya=
ng dimaksud, bahwa iptek wajib berstandar pada Al-Qur`an dan Al-Hadits. Rin=
gkasnya, Al-Qur`an dan Al-Hadits adalah standar (miqyas) iptek, dan bukanny=
a sumber (mashdar) iptek. Artinya, apa pun konsep iptek yang dikembangkan, =
harus sesuai dengan Al-Qur`an dan Al-Hadits, dan tidak boleh bertentangan d=
engan Al-Qur`an dan Al-Hadits itu. Jika suatu konsep iptek bertentangan den=
gan Al-Qur`an dan Al-Hadits, maka konsep itu berarti harus ditolak. Misalny=
a saja Teori Darwin yang menyatakan bahwa manusia adalah hasil evolusi dari=
 organisme sederhana yang selama jutaan tahun berevolusi melalui seleksi al=
am menjadi organisme yang lebih kompleks hingga menjadi manusia modern seka=
rang. Berarti, manusia sekarang bukan keturunan manusia pertama, Nabi Adam =
AS, tapi hasil dari evolusi organisme sederhana. Ini bertentangan dengan fi=
rman Allah SWT yang
 menegaskan, Adam AS adalah manusia pertama, dan bahwa seluruh manusia seka=
rang adalah keturunan Adam AS itu, bukan keturunan makhluk lainnya sebagaim=
ana fantasi Teori Darwin  (Zallum, 2001). Firman Allah SWT (artinya) :

=20

=93(Dialah Tuhan) yang memulai penciptaan manusia dari tanah, kemudian Dia =
menciptakan keturunannya dari sari pati air yang hina (mani).=94 (QS As-Saj=
dah [32] : 7)=20=20=20=20=20=20=20

=20

=93Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki d=
an seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku =
supaya kamu saling kenal mengenal.=94 (QS Al-Hujuraat [49] : 13)

=20=20=20=20=20=20=20=20=20=20=20=20=20=20=20=20

                Implikasi lain dari prinsip ini, yaitu Al-Qur`an dan Al-Had=
its hanyalah standar iptek, dan bukan sumber iptek, adalah bahwa umat Islam=
 boleh mengambi iptek dari sumber kaum non muslim (orang kafir). Dulu Nabi =
SAW menerapkan penggalian parit di sekeliling Madinah, padahal strategi mil=
iter itu berasal dari tradisi kaum Persia yang beragama Majusi. Dulu Nabi S=
AW juga pernah memerintahkan dua sahabatnya memepelajari teknik persenjataa=
n ke Yaman, padahal di Yaman dulu penduduknya adalah Ahli Kitab (Kristen). =
Umar bin Khatab pernah mengambil sistem administrasi dan pendataan Baitul M=
al (Kas Negara), yang berasal dari Romawi yang beragama Kristen. Jadi, sela=
ma tidak bertentangan dengan aqidah dan syariah Islam, iptek dapat diadopsi=
 dari kaum kafir.=20=20

=20

Syariah Islam Standar Pemanfaatan Iptek=20

                Peran kedua Islam dalam perkembangan iptek, adalah bahwa Sy=
ariah Islam harus dijadikan standar pemanfaatan iptek. Ketentuan halal-hara=
m (hukum-hukum syariah Islam) wajib dijadikan tolok ukur dalam pemanfaatan =
iptek, bagaimana pun juga bentuknya. Iptek yang boleh dimanfaatkan, adalah =
yang telah dihalalkan oleh syariah Islam. Sedangkan iptek yang tidak boleh =
dimanfaatkan, adalah yang telah diharamkan syariah Islam.

                Keharusan tolok ukur syariah ini didasarkan pada banyak aya=
t dan juga hadits yang mewajibkan umat Islam menyesuaikan perbuatannya (ter=
masuk menggunakan iptek) dengan ketentuan hukum Allah dan Rasul-Nya. Antara=
 lain firman Allah (artinya) :

=20

=93Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka =
menjadikan kamu (Muhammad) sebagai hakim dalam perkara yang mereka perselis=
ihkan=85=94 (QS An-Nisaa` [4] : 65)

=20

=93Ikutilah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu dan janganlah kamu me=
ngikuti pemimpin-pemimpin selain-Nya=85=94 (QS Al-A=92raaf [7] : 3)

=20

Sabda Rasulullah SAW :

=20

=93Barangsiapa yang melakukan perbuatan yang tidak ada perintah kami atasny=
a, maka perbuatan itu tertolak.=94 (HR Muslim)

=20

                Kontras dengan ini, adalah apa yang ada di Barat sekarang d=
an juga negeri-negeri muslim yang bertaqlid dan mengikuti Barat secara memb=
abi buta. Standar pemanfaatan iptek menurut mereka adalah manfaat, apakah i=
tu dinamakan pragmatisme atau pun utilitarianisme. Selama sesuatu itu berma=
nfaat, yakni dapat memuaskan kebutuhan manusia, maka ia dianggap benar dan =
absah untuk dilaksanakan. Meskipun itu diharamkan dalam ajaran agama.    =
=20

                Keberadaan standar manfaat itulah yang dapat menjelaskan, m=
engapa orang Barat mengaplikasikan iptek secara tidak bermoral, tidak berpe=
rikemanusiaan, dan bertentangan dengan nilai agama. Misalnya menggunakan bo=
m atom untuk membunuh ratusan ribu manusia tak berdosa, memanfaatkan bayi t=
abung tanpa melihat moralitas (misalnya meletakkan embrio pada  ibu penggan=
ti), mengkloning manusia (berarti manusia bereproduksi secara a-seksual, bu=
kan seksual), mengekploitasi alam secara serakah walaupun  menimbulkan penc=
emaran yang berbahaya, dan seterusnya.

                 Karena itu, sudah saatnya standar manfaat yang salah itu d=
ikoreksi dan diganti dengan standar yang benar. Yaitu standar yang bersumbe=
r dari pemilik segala ilmu yang ilmu-Nya meliputi segala sesuatu, yang amat=
 mengetahui mana yang secara hakiki bermanfaat bagi manusia, dan mana yang =
secara hakiki berbahaya bagi manusia. Standar itu adalah segala perintah da=
n larangan Allah SWT yang bentuknya secara praktis dan konkret adalah syari=
ah Islam.=20

=20

Penutup=20=20

                Dari uraian di atas dapat dipahami, bahwa peran Islam yang =
utama dalam perkembangan iptek setidaknya ada 2 (dua). Pertama, menjadikan =
Aqidah Islam sebagai paradigma pemikiran dan ilmu pengetahuan. Jadi, paradi=
gma Islam, dan bukannya paradigma sekuler, yang seharusnya diambil oleh uma=
t Islam dalam membangun struktur ilmu pengetahuan. Kedua, menjadikan syaria=
h Islam sebagai standar penggunaan iptek. Jadi, syariah Islam-lah, bukannya=
 standar manfaat (utilitarianisme), yang seharusnya dijadikan tolok ukur um=
at Islam dalam mengaplikasikan iptek.

                Jika dua peran ini dapat dimainkan oleh umat Islam dengan b=
aik, insyaallah akan ada berbagai berkah dari Allah kepada umat Islam dan j=
uga seluruh umat manusia. Mari kita simak firman-Nya (artinya) :

=20

=93Kalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Ka=
mi akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi merek=
a mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbu=
atannya.=94 (QS Al-A=92raaf [7] : 96).=20=20

=20

Wallahu a=92lam.

=20

=20

DAFTAR PUSTAKA

=20

Agus, Bustanudin. 1999. Pengembangan Ilmu-Ilmu Sosial : Studi Banding Antar=
a Pandangan=20

Ilmiah dan Ajaran Islam. Jakarta : Gema Insani Press.

=20

Ahmed, Shabir et.al. 1999. Islam dan Ilmu Pengetahuan. Bangil : Al-Izzah.=20

=20

=20

Al-Baghdadi, Abdurrahman. 1996. Sistem Pendidikan di Masa Khilafah Islam. B=
agil : Al-Izzah.

=20

=20

----------. 2005. =93Al-Qur`an Mu=92kjizat Yang Abadi=94. Jurnal Al-Insan. =
Vol I, No. 1, Januari 2005.=20

Jakarta : Lembaga Kajian dan Pengembangan Al-Insan.  hal. 104-114.=20=20

=20

An-Nabhani, Taqiyuddin. 2001. Nizham Al-Islam. Tanpa Tempat Penerbit : Hizb=
ut Tahrir.

=20

Arsyad, M. Natsir. 1992. Ilmuwan Muslim Sepanjang Sejarah : Dari Jabir Hing=
ga Abdus=20

Salam. Bandung : Penerbit Mizan.

=20

Bahreisj, Hossein. 1995. Menengok Kejayaan Islam. Surabaya : PT. Bina Ilmu

=20

Bakry, Nurchalis et.al. 1996. Bioteknologi dan Al-Qur`an Referensi Dakwah D=
ai Modern.=20

Jakarta : Gema Insani Press.

=20

Farghal, Hasan. 1994. =93Pokok Pikiran Tentang Hubungan Ilmu Dengan Agama=
=94. Dalam Abdul=20

Hamid Abu Sulaiman. Permasalahan Metodologis Dalam Pemikiran Islam. Jakarta=
 :=20

Media Da=92wah.=20

=20

Gunadi, RA & M. Shoelhi (Ed.). 2003. Khazanah Orang Besar Islam Dari Penakl=
uk Jerusalem=20

Hingga Angka Nol. Jakarta : Penerbit Republika.

=20

Hadipermono, Syeichul. 1995. Bayi Tabung dan Rekayasa Genetika. Surabaya : =
Wali Demak=20

Press.

=20

Myers, Eugene A.2003.  Zaman Keemasan Islam Para Ilmuwan Muslim dan Pengaru=
hnya=20

Terhadap Dunia Barat (Arabic Thought and Western World in The Golden Age of=
=20

Islam).  Alih bahasa M.M. el-Khoiry. Yogyakarta : Fajar Pustaka Baru.

=20

Qaradhawi, Yusuf. 1997. Norma dan Etika Ekonomi Islam. Jakarta : Gema Insan=
i Press.

=20

Ramly, Andi Muawiyah. 2000. Peta Pemikiran Karl Marx [Materialisme Dialekti=
s dan=20

Materialisme Historis]. Yogyakarta : LKiS.

=20

Suriasumantri, Jujun S.1986. Ilmu Dalam Perspektif Moral, Sosial, dan Polit=
ik. Jakarta : PT=20

Gramedia

=20

----------. 1992. Ilmu Dalam Perspektif : Sebuah Kumpulan Karangan Tentang =
Hakekat Ilmu.=20

Cetakan X. Jakarta : Yayasan Obor Indonesia.

=20

Winarno, Budi. 2004. Globalisasi Wujud Imperialisme Baru. Yogyakarta : Taji=
du Press.

=20

Zahoor, A. 2003. Dominasi Ilmuwan Muslim Tahun 700 =96 1400 M. Jakarta : Bi=
na Mitra Press.

=20

Zallum, Abdul Qadim. 2001. Demokrasi Sistem Kufur : Haram Mengambil, Menera=
pkan, dan=20

Menyebarluaskannya. Bogor : Pustaka Thariqul Izzah.

=20

Zubair, A. Charis. 1997. Etika Rekayasa Menurut Konsep Islam. Yogyakarta : =
Pustaka Pelajar.=20

=20

-  -  -  -  -  -  -  -=20

=20

*Disampaikan dalam Seminar Sehari bertema Peran Islam dalam Perkembangan Te=
knologi, diselenggarakan oleh UKKI Politeknik PPKP Yogyakarta, Ahad 13 Mare=
t 2005, di Univercity Center (UC) UGM, Yogyakarta.

=20

**Staf pengajar STEI (Sekolah Tinggi Ekonomi Islam) HAMFARA Yogyakarta, sed=
ang menyelesaikan program pasca sarjana di Magister Studi Islam UII, Yogyak=
arta. Alumnus Fakultas MIPA IPB dan Pesantren Al-Azhhar Bogor, Yogyakarta. =
Aktivis Hizbut Tahrir.=20=20=20

=20

http://www.hizbut-tahrir.or.id/modules.php?name=3DNews&file=3Darticle&sid=
=3D441




---------------------------------
  Yahoo! Messenger - Communicate instantly..."Ping" your friends today! Dow=
nload Messenger Now

[Non-text portions of this message have been removed]






------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~-->=20
Give underprivileged students the materials they need to learn.=20
Bring education to life by funding a specific classroom project.
http://us.click.yahoo.com/4F6XtA/_WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM
--------------------------------------------------------------------~->=20

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg=
 Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.uni.cc
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru;=20
4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx
5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx
6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx
=20
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
=20



** Mailing-List Indonesia Nasional Milis PPI-India www.ppi-india.uni.cc **

Other related posts:

  • » [list_indonesia] [ppiindia] PERAN ISLAM DALAM PERKEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI*