** Mailing-List Indonesia Nasional Milis PPI-India www.ppi-india.da.ru ** PERAN ISLAM DALAM PERKEMBANGAN=20 ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI* =20 Oleh : M. Shiddiq Al-Jawi** =20 Ringkasan Peran Islam dalam perkembangan iptek pada dasarnya ada 2 (dua). Pertama, m= enjadikan Aqidah Islam sebagai paradigma ilmu pengetahuan. Paradigma inilah= yang seharusnya dimiliki umat Islam, bukan paradigma sekuler seperti yang = ada sekarang. Paradigma Islam ini menyatakan bahwa Aqidah Islam wajib dijad= ikan landasan pemikiran (qa=92idah fikriyah) bagi seluruh bangunan ilmu pen= getahuan. Ini bukan berarti menjadi Aqidah Islam sebagai sumber segala maca= m ilmu pengetahuan, melainkan menjadi standar bagi segala ilmu pengetahuan.= Maka ilmu pengetahuan yang sesuai dengan Aqidah Islam dapat diterima dan d= iamalkan, sedang yang bertentangan dengannya, wajib ditolak dan tidak boleh= diamalkan. Kedua, menjadikan Syariah Islam (yang lahir dari Aqidah Islam) = sebagai standar bagi pemanfaatan iptek dalam kehidupan sehari-hari. Standar= atau kriteria inilah yang seharusnya yang digunakan umat Islam, bukan stan= dar manfaat (pragmatisme/utilitarianisme) seperti yang ada sekarang. Standa= r syariah ini mengatur, bahwa boleh tidaknya pemanfaatan iptek, didasarkan pada ketentuan halal-ha= ram (hukum-hukum syariah Islam). Umat Islam boleh memanfaatkan iptek, jika = telah dihalalkan oleh Syariah Islam. Sebaliknya jika suatu aspek iptek tela= h diharamkan oleh Syariah, maka tidak boleh umat Islam memanfaatkannya, wal= au pun ia menghasilkan manfaat sesaat untuk memenuhi kebutuhan manusia.=20 st1:*{behavior:url(#ieooui) } Pengantar Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) di satu= sisi memang berdampak positif, yakni dapat memperbaiki kualitas hidup manu= sia. Berbagai sarana modern industri, komunikasi, dan transportasi, misalny= a, terbukti amat bermanfaat. Dengan ditemukannya mesin jahit, dalam 1 menit= bisa dilakukan sekitar 7000 tusukan jarum jahit. Bandingkan kalau kita men= jahit dengan tangan, hanya bisa 23 tusukan per menit (Qardhawi, 1997). Dahu= lu Ratu Isabella (Italia) di abad XVI perlu waktu 5 bulan dengan sarana kom= unikasi tradisional untuk memperoleh kabar penemuan benua Amerika oleh Colu= mbus (?). Lalu di abad XIX Orang Eropa perlu 2 minggu untuk memperoleh beri= ta pembunuhan Presiden Abraham Lincoln. Tapi pada 1969, dengan sarana komun= ikasi canggih, dunia hanya perlu waktu 1,3 detik untuk mengetahui kabar pen= daratan Neil Amstrong di bulan (Winarno, 2004). Dulu orang naik haji dengan= kapal laut bisa memakan waktu 17-20 hari untuk sampai ke Jeddah. Sekarang = dengan naik pesawat terbang, kita hanya perlu 12 jam saja. Subhanallah=85 Tapi di sisi lain, tak jarang iptek berdampak negatif karen= a merugikan dan membahayakan kehidupan dan martabat manusia. Bom atom telah= menewaskan ratusan ribu manusia di Hiroshima dan Nagasaki pada tahun 1945.= Pada tahun 1995, Elizabetta, seorang bayi Italia, lahir dari rahim bibinya= setelah dua tahun ibunya (bernama Luigi) meninggal. Ovum dan sperma orang = tuanya yang asli, ternyata telah disimpan di =93bank=94 dan kemudian baru d= ititipkan pada bibinya, Elenna adik Luigi (Kompas, 16/01/1995). Bayi tabung= di Barat bisa berjalan walau pun asal usul sperma dan ovumnya bukan dari s= uami isteri (Hadipermono, 1995). Bioteknologi dapat digunakan untuk menguba= h mikroorganisme yang sudah berbahaya, menjadi lebih berbahaya, misalnya m= engubah sifat genetik virus influenza hingga mampu membunuh manusia dalam b= eberapa menit saja (Bakry, 1996). Kloning hewan rintisan Ian Willmut yang s= ukses menghasilkan domba kloning bernama Dolly, akhir-akhir ini diterapkan = pada manusia (human cloning). Lingkungan hidup seperti laut, atmosfer udara, dan hutan juga ta= k sedikit mengalami kerusakan dan pencemaran yang sangat parah dan berbahay= a. Beberapa varian tanaman pangan hasil rekayasa genetika juga diindikasika= n berbahaya bagi kesehatan manusia. Tak sedikit yang memanfaatkan teknologi= internet sebagai sarana untuk melakukan kejahatan dunia maya (cyber crime)= dan untuk mengakses pornografi, kekerasan, dan perjudian. Di sinilah, peran agama sebagai pedoman hidup menjadi sanga= t penting untuk ditengok kembali. Dapatkah agama memberi tuntunan agar kita= memperoleh dampak iptek yang positif saja, seraya mengeliminasi dampak neg= atifnya semiminal mungkin? Sejauh manakah agama Islam dapat berperan dalam = mengendalikan perkembangan teknologi modern? Tulisan ini bertujuan menjelas= kan peran Islam dalam perkembangan dan pemanfaatan teknologi tersebut. =20=20=20=20=20=20=20=20=20=20=20=20 Paradigma Hubungan Agama-Iptek=20 Untuk memperjelas, akan disebutkan dulu beberapa pengertian= dasar. Ilmu pengetahuan (sains) adalah pengetahuan tentang gejala alam yan= g diperoleh melalui proses yang disebut metode ilmiah (scientific method) (= Jujun S. Suriasumantri, 1992). Sedang teknologi adalah pengetahuan dan ketr= ampilan yang merupakan penerapan ilmu pengetahuan dalam kehidupan manusia s= ehari-hari (Jujun S. Suriasumantri,1986). Perkembangan iptek, adalah hasil = dari segala langkah dan pemikiran untuk memperluas, memperdalam, dan mengem= bangkan iptek (Agus, 1999). Agama yang dimaksud di sini, adalah agama Islam= , yaitu agama yang diturunkan Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW, untuk men= gatur hubungan manusia dengan Penciptanya (dengan aqidah dan aturan ibadah)= , hubungan manusia dengan dirinya sendiri (dengan aturan akhlak, makanan, d= an pakaian), dan hubungan manusia dengan manusia lainnya (dengan aturan mu= =92amalah dan uqubat/sistem pidana) (An-Nabhani, 2001). Bagaimana hubungan agama dan iptek? Secara garis besar, ber= dasarkan tinjauan ideologi yang mendasari hubungan keduanya, terdapat 3 (ti= ga) jenis paradigma (Lihat Yahya Farghal, 1990:99-119) : Pertama, paradagima sekuler, yaitu paradigma yang memandang agama dan iptek= adalah terpisah satu sama lain. Sebab, dalam ideologi sekularisme Barat, a= gama telah dipisahkan dari kehidupan (fashl al-din =91an al-hayah). Agama t= idak dinafikan eksistensinya, tapi hanya dibatasi perannya dalam hubungan p= ribadi manusia dengan tuhannya. Agama tidak mengatur kehidupan umum/publik.= Paradigma ini memandang agama dan iptek tidak bisa mencampuri dan menginte= rvensi yang lainnya. Agama dan iptek sama sekali terpisah baik secara ontol= ogis (berkaitan dengan pengertian atau hakikat sesuatu hal), epistemologis = (berkaitan dengan cara memperoleh pengetahuan), dan aksiologis (berkaitan d= engan cara menerapkan pengetahuan).=20 Paradigma ini mencapai kematangan pada akhir abad XIX di Ba= rat sebagai jalan keluar dari kontradiksi ajaran Kristen (khususnya teks Bi= ble) dengan penemuan ilmu pengetahuan modern. Semula ajaran Kristen dijadik= an standar kebenaran ilmu pengetahuan. Tapi ternyata banyak ayat Bible yang= berkontradiksi dan tidak relevan dengan fakta ilmu pengetahuan. Contohnya,= menurut ajaran gereja yang resmi, bumi itu datar seperti halnya meja denga= n empat sudutnya. Padahal faktanya, bumi itu bulat berdasarkan penemuan ilm= u pengetahuan yang diperoleh dari hasil pelayaran Magellan. Dalam Bible dik= atakan :=20=20=20 =20 =93Kemudian daripada itu, aku melihat empat malaikat berdiri pada keempat p= enjuru angin bumi dan mereka menahan keempat angin bumi, supaya jangan ada = angin bertiup di darat, atau di laut, atau di pohon-pohon.=94 (Wahyu-Wahyu = 7:1)=20=20 =20 Kalau konsisten dengan teks Bible, maka fakta sains bahwa bumi bulat tentu = harus dikalahkan oleh teks Bible (Adian Husaini, Mengapa Barat Menjadi Seku= lar-Liberal, www.insistnet.com). Ini tidak masuk akal dan problematis. Maka= , agar tidak problematis, ajaran Kristen dan ilmu pengetahuan akhirnya dipi= sah satu sama lain dan tidak boleh saling intervensi. Kedua, paradigma sosialis, yaitu paradigma dari ideologi sosialisme yang me= nafikan eksistensi agama sama sekali. Agama itu tidak ada, dus, tidak ada h= ubungan dan kaitan apa pun dengan iptek. Iptek bisa berjalan secara indepen= den dan lepas secara total dari agama. Paradigma ini mirip dengan paradigma= sekuler di atas, tapi lebih ekstrem. Dalam paradigma sekuler, agama berfun= gsi secara sekularistik, yaitu tidak dinafikan keberadaannya, tapi hanya di= batasi perannya dalam hubungan vertikal manusia-tuhan. Sedang dalam paradig= ma sosialis, agama dipandang secara ateistik, yaitu dianggap tidak ada (in-= exist) dan dibuang sama sekali dari kehidupan. Paradigma tersebut didasarkan pada pikiran Karl Marx (w. 18= 83) yang ateis dan memandang agama (Kristen) sebagai candu masyarakat, kare= na agama menurutnya membuat orang terbius dan lupa akan penindasan kapitali= sme yang kejam. Karl Marx mengatakan : =20 =93Religion is the sigh of the oppressed creature, the heart of the heartle= ss world, just as it is the spirit of a spiritless situation. It is the opi= um of the people.=94=20 =20 (Agama adalah keluh-kesah makhluk tertindas, jiwa dari suatu dunia yang tak= berjiwa, sebagaimana ia merupakan ruh/spirit dari situasi yang tanpa ruh/s= pirit. Agama adalah candu bagi rakyat) [Lihat Karl Marx,=94Contribution to = The Critique of Hegel=92s Philosophy of Right=94, termuat dalam On Religion= , 1957:141-142) (Ramly, 2000:165-166) Berdasarkan paradigma sosialis ini, maka agama tidak ada sangkut pautnya sa= ma sekali dengan iptek. Seluruh bangunan ilmu pengetahuan dalam paradigma s= osialis didasarkan pada ide dasar materialisme, khususnya Materialisme Dial= ektis (Yahya Farghal, 1994:112). Paham Materialisme Dialektis adalah paham = yang memandang adanya keseluruhan proses perubahan yang terjadi terus mener= us melalui proses dialektika, yaitu melalui pertentangan-pertentangan yang = ada pada materi yang sudah mengandung benih perkembanganitu sendiri (Ramly,= 2000:110).=20=20 Ketiga, paradigma Islam, yaitu paradigma yang memandang bahwa agama adalah = dasar dan pengatur kehidupan. Aqidah Islam menjadi basis dari segala ilmu p= engetahuan. Aqidah Islam =96yang terwujud dalam apa-apa yang ada dalam Al-Q= ur`an dan Al-Hadits-- menjadi qa=92idah fikriyah (landasan pemikiran), yait= u suatu asas yang di atasnya dibangun seluruh bangunan pemikiran dan ilmu p= engetahuan manusia (An-Nabhani, 2001). Paradigma ini memerintahkan manusia untuk membangun segala = pemikirannya berdasarkan Aqidah Islam, bukan lepas dari aqidah itu. Ini bis= a kita pahami dari ayat yang pertama kali turun (artinya) : =20 =93Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan.=94 (QS Al-=91Al= aq [96] : 1) =20=20=20=20=20=20=20=20=20=20=20=20=20=20=20=20 Ayat ini berarti manusia telah diperintahkan untuk membaca guna memperoleh = berbagai pemikiran dan pemahaman. Tetapi segala pemikirannya itu tidak bole= h lepas dari Aqidah Islam, karena iqra` haruslah dengan bismi rabbika, yai= tu tetap berdasarkan iman kepada Allah, yang merupakan asas Aqidah Islam (A= l-Qashash, 1995:81).=20=20 Paradigma Islam ini menyatakan bahwa, kata putus dalam ilmu= pengetahuan bukan berada pada pengetahuan atau filsafat manusia yang sempi= t, melainkan berada pada ilmu Allah yang mencakup dan meliputi segala sesua= tu (Yahya Farghal, 1994:117). Firman Allah SWT (artinya) : =20 =93Dan adalah (pengetahuan) Allah Maha Meliputi segala sesuatu.=94 (QS An-N= isaa` [4] : 126) =20 =93Dan sesungguhnya Allah, ilmu-Nya benar-benar meliputi segala sesuatu.=94= (QS Ath-Thalaq [65] : 12) =20 Itulah paradigma yang dibawa Rasulullah SAW (w. 632 M) yang= meletakkan Aqidah Islam yang berasas Laa ilaaha illallah Muhammad Rasulull= ah sebagai asas ilmu pengetahuan. Beliau mengajak memeluk Aqidah Islam lebi= h dulu, lalu setelah itu menjadikan aqidah tersebut sebagai pondasi dan sta= ndar bagi berbagai pengetahun. Ini dapat ditunjukkan misalnya dari suatu pe= ristiwa ketika di masa Rasulullah SAW terjadi gerhana matahari, yang bertep= atan dengan wafatnya putra beliau (Ibrahim). Orang-orang berkata.=94Gerhana= matahari ini terjadi karena meninggalnya Ibrahim.=94 Maka Rasulullah SAW s= egera menjelaskan : =20 =93Sesungguhnya gerhana matahari dan bulan tidak terjadi karena kematian at= au kelahiran seseorang, akan tetapi keduanya termasuk tanda-tanda kekuasaan= Allah. Dengannya Allah memperingatkan hamba-hamba-Nya=85=94 (HR. Al-Bukhar= i dan An-Nasa`i) (Al-Baghdadi, 1996:10)=20=20=20=20 =20 Dengan jelas kita tahu bahwa Rasulullah SAW telah meletakka= n Aqidah Islam sebagai dasar ilmu pengetahuan, sebab beliau menjelaskan, ba= hwa fenomena alam adalah tanda keberadaan dan kekuasaan Allah, tidak ada hu= bungannya dengan nasib seseorang. Hal ini sesuai dengan aqidah muslim yang = tertera dalam Al-Qur`an (artinya) : =20 =93Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi dan silih bergantinya mala= m dan siang terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang be= rakal.=94 (QS Ali =91Imran [3] :190) =20 Inilah paradigma Islam yang menjadikan Aqidah Islam sebagai= dasar segala pengetahuan seorang muslim. Paradigma inilah yang telah mence= tak muslim-muslim yang taat dan shaleh tapi sekaligus cerdas dalam iptek. I= tulah hasil dan prestasi cemerlang dari paradigma Islam ini yang dapat dili= hat pada masa kejayaan iptek Dunia Islam antara tahun 700 =96 1400 M. Pada = masa inilah dikenal nama Jabir bin Hayyan (w. 721) sebagai ahli kimia terma= syhur, Al-Khawarzmi (w. 780) sebagai ahli matematika dan astronomi, Al-Batt= ani (w. 858) sebagai ahli astronomi dan matematika, Al-Razi (w. 884) sebaga= i pakar kedokteran, ophtalmologi, dan kimia, Tsabit bin Qurrah (w. 908) seb= agai ahli kedokteran dan teknik, dan masih banyak lagi (Tentang kejayaan ip= tek Dunia Islam lihat misalnya M. Natsir Arsyad, 1992; Hossein Bahreisj, 19= 95; Ahmed dkk, 1999; Eugene A. Myers 2003; A. Zahoor, 2003; Gunadi dan Shoe= lhi, 2003).=20=20=20=20 =20 Aqidah Islam Sebagai Dasar Iptek=20 Inilah peran pertama yang dimainkan Islam dalam iptek, yait= u aqidah Islam harus dijadikan basis segala konsep dan aplikasi iptek. Inil= ah paradigma Islam sebagaimana yang telah dibawa oleh Rasulullah SAW.=20 Paradigma Islam inilah yang seharusnya diadopsi oleh kaum muslimin saat ini= . Bukan paradigma sekuler seperti yang ada sekarang. Diakui atau tidak, kin= i umat Islam telah telah terjerumus dalam sikap membebek dan mengekor Barat= dalam segala-galanya; dalam pandangan hidup, gaya hidup, termasuk dalam ko= nsep ilmu pengetahuan. Bercokolnya paradigma sekuler inilah yang bisa menje= laskan, mengapa di dalam sistem pendidikan yang diikuti orang Islam, diajar= kan sistem ekonomi kapitalis yang pragmatis serta tidak kenal halal haram. = Eksistensi paradigma sekuler itu menjelaskan pula mengapa tetap diajarkan k= onsep pengetahuan yang bertentangan dengan keyakinan dan keimanan muslim. M= isalnya Teori Darwin yang dusta dan sekaligus bertolak belakang dengan Aqid= ah Islam.=20 Kekeliruan paradigmatis ini harus dikoreksi. Ini tentu perlu perubahan fund= amental dan perombakan total. Dengan cara mengganti paradigma sekuler yang = ada saat ini, dengan paradigma Islam yang memandang bahwa Aqidah Islam (buk= an paham sekularisme) yang seharusnya dijadikan basis bagi bangunan ilmu pe= ngetahuan manusia. Namun di sini perlu dipahami dengan seksama, bahwa ketika Aqidah Islam dij= adikan landasan iptek, bukan berarti konsep-konsep iptek harus bersumber da= ri Al-Qur`an dan Al-Hadits, tapi maksudnya adalah konsep iptek harus distan= dardisasi benar salahnya dengan tolok ukur Al-Qur`an dan Al-Hadits dan tida= k boleh bertentangan dengan keduanya (Al-Baghdadi, 1996:12).=20 Jika kita menjadikan Aqidah Islam sebagai landasan iptek, bukan berarti bah= wa ilmu astronomi, geologi, agronomi, dan seterusnya, harus didasarkan pada= ayat tertentu, atau hadis tertentu. Kalau pun ada ayat atau hadis yang coc= ok dengan fakta sains, itu adalah bukti keluasan ilmu Allah yang meliputi s= egala sesuatu (lihat QS An-Nisaa` [4] :126 dan QS Ath-Thalaq [65] :12), buk= an berarti konsep iptek harus bersumber pada ayat atau hadis tertentu. Misa= lnya saja dalam astronomi ada ayat yang menjelaskan bahwa matahari sebagai = pancaran cahaya dan panas (QS Nuh [71] : 16), bahwa langit (bahan alam seme= sta) berasal dari asap (gas) sedangkan galaksi-galaksi tercipta dari konden= sasi (pemekatan) gas tersebut (QS Fushshilat [41] : 11-12), dan seterusnya.= Ada sekitar 750 ayat dalam Al-Qur`an yang semacam ini (Lihat Al-Baghdadi, = 2005:113). Ayat-ayat ini menunjukkan betapa luasnya ilmu Allah sehingga mel= iputi segala sesuatu, dan menjadi tolok ukur kesimpulan iptek, bukan berart= i bahwa konsep iptek wajib didasarkan pada ayat-ayat tertentu.=20=20 Jadi, yang dimaksud menjadikan Aqidah Islam sebagai landasan iptek bukanlah= bahwa konsep iptek wajib bersumber kepada Al-Qur`an dan Al-Hadits, tapi ya= ng dimaksud, bahwa iptek wajib berstandar pada Al-Qur`an dan Al-Hadits. Rin= gkasnya, Al-Qur`an dan Al-Hadits adalah standar (miqyas) iptek, dan bukanny= a sumber (mashdar) iptek. Artinya, apa pun konsep iptek yang dikembangkan, = harus sesuai dengan Al-Qur`an dan Al-Hadits, dan tidak boleh bertentangan d= engan Al-Qur`an dan Al-Hadits itu. Jika suatu konsep iptek bertentangan den= gan Al-Qur`an dan Al-Hadits, maka konsep itu berarti harus ditolak. Misalny= a saja Teori Darwin yang menyatakan bahwa manusia adalah hasil evolusi dari= organisme sederhana yang selama jutaan tahun berevolusi melalui seleksi al= am menjadi organisme yang lebih kompleks hingga menjadi manusia modern seka= rang. Berarti, manusia sekarang bukan keturunan manusia pertama, Nabi Adam = AS, tapi hasil dari evolusi organisme sederhana. Ini bertentangan dengan fi= rman Allah SWT yang menegaskan, Adam AS adalah manusia pertama, dan bahwa seluruh manusia seka= rang adalah keturunan Adam AS itu, bukan keturunan makhluk lainnya sebagaim= ana fantasi Teori Darwin (Zallum, 2001). Firman Allah SWT (artinya) : =20 =93(Dialah Tuhan) yang memulai penciptaan manusia dari tanah, kemudian Dia = menciptakan keturunannya dari sari pati air yang hina (mani).=94 (QS As-Saj= dah [32] : 7)=20=20=20=20=20=20=20 =20 =93Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki d= an seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku = supaya kamu saling kenal mengenal.=94 (QS Al-Hujuraat [49] : 13) =20=20=20=20=20=20=20=20=20=20=20=20=20=20=20=20 Implikasi lain dari prinsip ini, yaitu Al-Qur`an dan Al-Had= its hanyalah standar iptek, dan bukan sumber iptek, adalah bahwa umat Islam= boleh mengambi iptek dari sumber kaum non muslim (orang kafir). Dulu Nabi = SAW menerapkan penggalian parit di sekeliling Madinah, padahal strategi mil= iter itu berasal dari tradisi kaum Persia yang beragama Majusi. Dulu Nabi S= AW juga pernah memerintahkan dua sahabatnya memepelajari teknik persenjataa= n ke Yaman, padahal di Yaman dulu penduduknya adalah Ahli Kitab (Kristen). = Umar bin Khatab pernah mengambil sistem administrasi dan pendataan Baitul M= al (Kas Negara), yang berasal dari Romawi yang beragama Kristen. Jadi, sela= ma tidak bertentangan dengan aqidah dan syariah Islam, iptek dapat diadopsi= dari kaum kafir.=20=20 =20 Syariah Islam Standar Pemanfaatan Iptek=20 Peran kedua Islam dalam perkembangan iptek, adalah bahwa Sy= ariah Islam harus dijadikan standar pemanfaatan iptek. Ketentuan halal-hara= m (hukum-hukum syariah Islam) wajib dijadikan tolok ukur dalam pemanfaatan = iptek, bagaimana pun juga bentuknya. Iptek yang boleh dimanfaatkan, adalah = yang telah dihalalkan oleh syariah Islam. Sedangkan iptek yang tidak boleh = dimanfaatkan, adalah yang telah diharamkan syariah Islam. Keharusan tolok ukur syariah ini didasarkan pada banyak aya= t dan juga hadits yang mewajibkan umat Islam menyesuaikan perbuatannya (ter= masuk menggunakan iptek) dengan ketentuan hukum Allah dan Rasul-Nya. Antara= lain firman Allah (artinya) : =20 =93Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka = menjadikan kamu (Muhammad) sebagai hakim dalam perkara yang mereka perselis= ihkan=85=94 (QS An-Nisaa` [4] : 65) =20 =93Ikutilah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu dan janganlah kamu me= ngikuti pemimpin-pemimpin selain-Nya=85=94 (QS Al-A=92raaf [7] : 3) =20 Sabda Rasulullah SAW : =20 =93Barangsiapa yang melakukan perbuatan yang tidak ada perintah kami atasny= a, maka perbuatan itu tertolak.=94 (HR Muslim) =20 Kontras dengan ini, adalah apa yang ada di Barat sekarang d= an juga negeri-negeri muslim yang bertaqlid dan mengikuti Barat secara memb= abi buta. Standar pemanfaatan iptek menurut mereka adalah manfaat, apakah i= tu dinamakan pragmatisme atau pun utilitarianisme. Selama sesuatu itu berma= nfaat, yakni dapat memuaskan kebutuhan manusia, maka ia dianggap benar dan = absah untuk dilaksanakan. Meskipun itu diharamkan dalam ajaran agama. = =20 Keberadaan standar manfaat itulah yang dapat menjelaskan, m= engapa orang Barat mengaplikasikan iptek secara tidak bermoral, tidak berpe= rikemanusiaan, dan bertentangan dengan nilai agama. Misalnya menggunakan bo= m atom untuk membunuh ratusan ribu manusia tak berdosa, memanfaatkan bayi t= abung tanpa melihat moralitas (misalnya meletakkan embrio pada ibu penggan= ti), mengkloning manusia (berarti manusia bereproduksi secara a-seksual, bu= kan seksual), mengekploitasi alam secara serakah walaupun menimbulkan penc= emaran yang berbahaya, dan seterusnya. Karena itu, sudah saatnya standar manfaat yang salah itu d= ikoreksi dan diganti dengan standar yang benar. Yaitu standar yang bersumbe= r dari pemilik segala ilmu yang ilmu-Nya meliputi segala sesuatu, yang amat= mengetahui mana yang secara hakiki bermanfaat bagi manusia, dan mana yang = secara hakiki berbahaya bagi manusia. Standar itu adalah segala perintah da= n larangan Allah SWT yang bentuknya secara praktis dan konkret adalah syari= ah Islam.=20 =20 Penutup=20=20 Dari uraian di atas dapat dipahami, bahwa peran Islam yang = utama dalam perkembangan iptek setidaknya ada 2 (dua). Pertama, menjadikan = Aqidah Islam sebagai paradigma pemikiran dan ilmu pengetahuan. Jadi, paradi= gma Islam, dan bukannya paradigma sekuler, yang seharusnya diambil oleh uma= t Islam dalam membangun struktur ilmu pengetahuan. Kedua, menjadikan syaria= h Islam sebagai standar penggunaan iptek. Jadi, syariah Islam-lah, bukannya= standar manfaat (utilitarianisme), yang seharusnya dijadikan tolok ukur um= at Islam dalam mengaplikasikan iptek. Jika dua peran ini dapat dimainkan oleh umat Islam dengan b= aik, insyaallah akan ada berbagai berkah dari Allah kepada umat Islam dan j= uga seluruh umat manusia. Mari kita simak firman-Nya (artinya) : =20 =93Kalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Ka= mi akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi merek= a mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbu= atannya.=94 (QS Al-A=92raaf [7] : 96).=20=20 =20 Wallahu a=92lam. =20 =20 DAFTAR PUSTAKA =20 Agus, Bustanudin. 1999. Pengembangan Ilmu-Ilmu Sosial : Studi Banding Antar= a Pandangan=20 Ilmiah dan Ajaran Islam. Jakarta : Gema Insani Press. =20 Ahmed, Shabir et.al. 1999. Islam dan Ilmu Pengetahuan. Bangil : Al-Izzah.=20 =20 =20 Al-Baghdadi, Abdurrahman. 1996. Sistem Pendidikan di Masa Khilafah Islam. B= agil : Al-Izzah. =20 =20 ----------. 2005. =93Al-Qur`an Mu=92kjizat Yang Abadi=94. Jurnal Al-Insan. = Vol I, No. 1, Januari 2005.=20 Jakarta : Lembaga Kajian dan Pengembangan Al-Insan. hal. 104-114.=20=20 =20 An-Nabhani, Taqiyuddin. 2001. Nizham Al-Islam. Tanpa Tempat Penerbit : Hizb= ut Tahrir. =20 Arsyad, M. Natsir. 1992. Ilmuwan Muslim Sepanjang Sejarah : Dari Jabir Hing= ga Abdus=20 Salam. Bandung : Penerbit Mizan. =20 Bahreisj, Hossein. 1995. Menengok Kejayaan Islam. Surabaya : PT. Bina Ilmu =20 Bakry, Nurchalis et.al. 1996. Bioteknologi dan Al-Qur`an Referensi Dakwah D= ai Modern.=20 Jakarta : Gema Insani Press. =20 Farghal, Hasan. 1994. =93Pokok Pikiran Tentang Hubungan Ilmu Dengan Agama= =94. Dalam Abdul=20 Hamid Abu Sulaiman. Permasalahan Metodologis Dalam Pemikiran Islam. Jakarta= :=20 Media Da=92wah.=20 =20 Gunadi, RA & M. Shoelhi (Ed.). 2003. Khazanah Orang Besar Islam Dari Penakl= uk Jerusalem=20 Hingga Angka Nol. Jakarta : Penerbit Republika. =20 Hadipermono, Syeichul. 1995. Bayi Tabung dan Rekayasa Genetika. Surabaya : = Wali Demak=20 Press. =20 Myers, Eugene A.2003. Zaman Keemasan Islam Para Ilmuwan Muslim dan Pengaru= hnya=20 Terhadap Dunia Barat (Arabic Thought and Western World in The Golden Age of= =20 Islam). Alih bahasa M.M. el-Khoiry. Yogyakarta : Fajar Pustaka Baru. =20 Qaradhawi, Yusuf. 1997. Norma dan Etika Ekonomi Islam. Jakarta : Gema Insan= i Press. =20 Ramly, Andi Muawiyah. 2000. Peta Pemikiran Karl Marx [Materialisme Dialekti= s dan=20 Materialisme Historis]. Yogyakarta : LKiS. =20 Suriasumantri, Jujun S.1986. Ilmu Dalam Perspektif Moral, Sosial, dan Polit= ik. Jakarta : PT=20 Gramedia =20 ----------. 1992. Ilmu Dalam Perspektif : Sebuah Kumpulan Karangan Tentang = Hakekat Ilmu.=20 Cetakan X. Jakarta : Yayasan Obor Indonesia. =20 Winarno, Budi. 2004. Globalisasi Wujud Imperialisme Baru. Yogyakarta : Taji= du Press. =20 Zahoor, A. 2003. Dominasi Ilmuwan Muslim Tahun 700 =96 1400 M. Jakarta : Bi= na Mitra Press. =20 Zallum, Abdul Qadim. 2001. Demokrasi Sistem Kufur : Haram Mengambil, Menera= pkan, dan=20 Menyebarluaskannya. Bogor : Pustaka Thariqul Izzah. =20 Zubair, A. Charis. 1997. Etika Rekayasa Menurut Konsep Islam. Yogyakarta : = Pustaka Pelajar.=20 =20 - - - - - - - -=20 =20 *Disampaikan dalam Seminar Sehari bertema Peran Islam dalam Perkembangan Te= knologi, diselenggarakan oleh UKKI Politeknik PPKP Yogyakarta, Ahad 13 Mare= t 2005, di Univercity Center (UC) UGM, Yogyakarta. =20 **Staf pengajar STEI (Sekolah Tinggi Ekonomi Islam) HAMFARA Yogyakarta, sed= ang menyelesaikan program pasca sarjana di Magister Studi Islam UII, Yogyak= arta. Alumnus Fakultas MIPA IPB dan Pesantren Al-Azhhar Bogor, Yogyakarta. = Aktivis Hizbut Tahrir.=20=20=20 =20 http://www.hizbut-tahrir.or.id/modules.php?name=3DNews&file=3Darticle&sid= =3D441 --------------------------------- Yahoo! Messenger - Communicate instantly..."Ping" your friends today! Dow= nload Messenger Now [Non-text portions of this message have been removed] ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~-->=20 Give underprivileged students the materials they need to learn.=20 Bring education to life by funding a specific classroom project. http://us.click.yahoo.com/4F6XtA/_WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM --------------------------------------------------------------------~->=20 *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg= Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.uni.cc *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru;=20 4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx 5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx 6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx =20 Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/ =20 ** Mailing-List Indonesia Nasional Milis PPI-India www.ppi-india.uni.cc **