[list_indonesia] [ppiindia] PDIP (makin) Mengkhawatirkan

  • From: "Ambon" <sea@xxxxxxxxxx>
  • To: <"Undisclosed-Recipient:;"@freelists.org>
  • Date: Sun, 27 Mar 2005 22:39:38 +0200

** Mailing-List Indonesia Nasional Milis PPI-India www.ppi-india.da.ru **

Media Indonesia

      Senin, 28 Maret 2005

      OPINI

      PDIP (makin) Mengkhawatirkan

      Asrinaldi A; Pengajar Universitas Andalas, Padang
     
      KONDISI PDIP menjelang kongres di Bali (28/3) semakin mengkhawatirkan. 
Konflik internal di dalam tubuh kepengurusan DPP PDIP semakin menampakkan 
wujudnya. Tak terelakkan lagi perseteruan kelompok-kelompok tersebut sudah 
mengarah pada upaya jegal-menjegal calon ketua umum pada kongres mendatang. 
Masing-masing kelompok berupaya berebut pengaruh DPD dan DPC agar mendapat 
dukungan di kepengurusan mendatang. Kondisi ini diperburuk oleh berbagai intrik 
politik yang dilakukan kelompok tertentu seperti menyusun skenario deadlock 
dalam kongres (Media, 14/3) hingga edaran DPP PDIP tentang status peninjau 
dalam kongres (Media, 17/3).

      Setidaknya ada tiga kelompok yang saling berseberangan. Pertama, adalah 
kelompok yang menginginkan adanya perubahan yang sangat fundamental dalam 
kepengurusan PDIP. Kelompok ini menginginkan mekanisme dalam pengambilan 
keputusan strategis dan bentuk kepemimpinan PDIP ke depan harus direformasi. 
Dari tawaran gagasan dan ide yang dikemukakan, mereka adalah kelompok yang 
mengusulkan adanya pemurnian kembali perjuangan PDIP. Ada beberapa tokoh 
penting PDIP di balik kelompok ini di antaranya Kwik Kian Gie dan Roy BB Janis. 
Kelompok ini juga di dukung oleh kelompok lain yang satu visi melihat masa 
depan PDIP yaitu kelompok pembaruan. Kelompok ini dimotori oleh Sukowaluyo 
Mintoraharjo dan Laksamana Sukardi. Kedua, adalah kelompok yang cenderung 
pro-status quo yang memiliki pengaruh besar dalam lingkaran elite PDIP. Yang 
pasti kelompok ini masih menganggap bahwa kondisi partai sekarang tetap 
dipertahankan. Kalaupun ada perubahan sifatnya inkremental dan tidak perlu 
diubah secar
 a mendasar. Kelompok ini tentunya terdiri dari Megawati Soekarnoputri, serta 
the gang of three menurut versi kelompok pertama yaitu Gunawan Wirosarojo, 
Sutjipto dan Pramono Anung. Ketiga, adalah kelompok yang turut berjasa dalam 
membesarkan PDIP yang memandang masalah perseteruan kelompok reformis dan 
pro-status quo ini perlu dicarikan solusinya. Kelompok ini tetap berpegang pada 
idealisme PDIP agar kejayaan partai pada masa lalu akan tetap terulang. Di 
antara tokoh dalam kelompok ini adalah Abdul Madjid VB da Costa dan Armin 
Arjoso.

      Perpecahan dalam tubuh PDIP tampaknya menjadi keniscayaan sejarah terkait 
dengan jatuh bangunnya partai politik di republik ini. Perpecahan ini bermula 
dari kekalahan PDIP pada pemilu legislatif dan pemilu presiden 2004 yang lalu. 
Suara PDIP yang terjun bebas dari pemilu 1999 yang memperoleh 33 juta menjadi 
21 juta pada pemilu 2004 adalah bukti adanya masalah serius di tubuh DPP PDIP. 
Keadaan ini semakin diperburuk dengan kekalahan Megawati Soekarnoputri dalam 
pemilihan presiden. Kenyataan ini memunculkan reaksi yang beragam dari elite 
PDIP. Mulai dari gaya kepemimpinan ketua umum yang tidak mencerminkan kedekatan 
dengan rakyat hingga pilihan kebijakan yang tidak sesuai dengan misi PDIP.

      Gerakan pemurnian dan pembaruan yang dimotori oleh Kwik Kian Gie dkk 
menuding bahwa kekalahan PDIP dalam pemilu tersebut tidak lepas dari peran the 
gang of three. Kelompok reformis ini menuntut tanggung jawab akibat kekalahan 
itu dari Pramono Anung dkk. Dari reaksi yang ditampilkan sepertinya gerakan 
pembaruan menargetkan agar the gang of three terlempar dari lingkaran kekuasaan 
DPP PDIP pada kepengurusan mendatang. Tentunya, tudingan dan reaksi tersebut 
tidak diterima begitu saja oleh the gang of three. Konsolidasi politik pun 
dilakukan oleh Pramono Anung dkk agar target kelompok reformis tersebut tidak 
kesampaian.

      Melihat realitas di kepengurusan PDIP selama ini, terasa sekali adanya 
sekat yang menghambat komunikasi antarkelompok elite di tubuh PDIP. Komunikasi 
aktif yang idealnya diperankan Megawati sebagai ketua umum gagal dijalankan. 
Akibatnya yang timbul justru kecurigaan sesama elite. Masing-masing kelompok 
mengklaim apa yang dilakukan kelompoknya adalah tepat untuk kemajuan partai. 
Sementara kelompok lain, menganggap bahwa apa yang dilakukan oleh kelompok 
tersebut adalah upaya mereka untuk merealisasikan kepentingan tertentu (vested 
interest). Selama ini yang terjadi ternyata kedekatan the gang of three dengan 
ketua umum dalam hal ini Megawati Soekarnoputri dimanfaatkan terutama dalam 
memengaruhi cara pandang dan sikap ketua umum terhadap suatu kebijakan 
strategis. Peran Megawati sebagai agregator politik terutama dalam mengumpulkan 
pendapat kelompok elite di lingkaran kekuasaannya tidak pula berjalan dengan 
baik, sehingga banyak pendapat yang berasal dari banyak pihak untu
 k kebaikan PDIP hilang begitu saja. Tragisnya ini bermuara pada friksi antar 
kelompok.

      Di sisi lain, ketergantungan elite PDIP terutama yang prostatus quo pada 
Megawati juga semakin terasa. Ketidakpercayaan kelompok pro-status quo ini 
terhadap kemampuan kader lain untuk menggantikan posisi Megawati sebagai ketua 
umum dikonkretkan dengan 'pengalangan dukungan politik' untuk Megawati hingga 
ke daerah. Reaksi ini adalah manifestasi strategi politik kelompok prostatus 
quo untuk menggagalkan skenario kelompok pembaruan untuk menggantikan Megawati. 
Yang jelas strategi ini berhasil ini terbukti dengan klaim Megawati berikut 
ini. ''Selama saya didukung, saya bersedia menjadi ketua umum. Dilihat dari 
berita acara (konferensi), semua menghendaki saya sebagai ketua umum lagi. 
Kalau enggak dipilih sebagai ketua umum, saya menjadi anggota biasa. Saya tidak 
mau menjadi dewan kehormatan atau apa pun namanya.'' (Media, 17/3).

      Konflik elite di tubuh PDIP sudah terlanjur diketahui publik hingga 
lapisan bawah. Pertanyaannya apa implikasi negatif dari konflik elite tersebut? 
Pertama, kondisi ini semakin menegaskan pada publik bahwa Megawati mengalami 
kegagalan yang signifikan dalam memimpin PDIP selama ini. Indikator kekalahan 
dalam pemilu serta konflik elite yang semakin meruncing adalah indikasi kuat 
kegagalan tersebut. Jika ini terus dibiarkan, keinginan PDIP menjadi kekuatan 
oposisi tidak akan pernah terwujud. Kedua, jika upaya rekonsiliasi yang 
seyogianya difasilitasi oleh ketua umum terkait dengan konflik elite di sekitar 
lingkaran kekuasaan tidak segera dituntaskan akan menimbulkan eksodus politik. 
Jelas ini akan merugikan PDIP. Karena pemikir partai yang dimiliki selama ini 
hengkang (brain drain). Kemungkinan yang akan terjadi yaitu mereka akan 
mendirikan partai sendiri dengan berusaha mengambil simpati pendukung loyalis 
PDIP atau hijrah ke partai politik lain dan bersama-sama mengalahka
 n PDIP pada pemilu mendatang. Ketiga, PDIP secara perlahan namun pasti akan 
ditinggalkan oleh pendukung setianya. Ini sudah dibuktikan lewat pemilu yakni 
terus merosotnya perolehan suara PDIP. Seiring dengan perjalanan waktu ke 
depan, sepertinya massa pendukung setia PDIP masih menunggu hasil akhir dari 
kongres tersebut. Kesalahan elite PDIP mengambil keputusan dalam kongres 
berdampak langsung pada masa depan PDIP. Apakah PDIP akan tetap besar seperti 
masa lalu atau menjadi partai yang dicatat sejarah demokrasi di Indonesia? 
Kongreslah yang menentukan.***
     


[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
DonorsChoose. A simple way to provide underprivileged children resources 
often lacking in public schools. Fund a student project in NYC/NC today!
http://us.click.yahoo.com/5F6XtA/.WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.org
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx
5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx
6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



** Mailing-List Indonesia Nasional Milis PPI-India www.ppi-india.uni.cc **

Other related posts:

  • » [list_indonesia] [ppiindia] PDIP (makin) Mengkhawatirkan