** Mailing-List Indonesia Nasional Milis PPI-India www.ppi-india.da.ru ** http://www.klik-galamedia.com/ 07/03/2005 Otonomi Daerah Belum Mampu Mengubah Wajah Pendidikan SETIABUDHI, (GM).- Pendidikan yang sentralistik dan kurang mendukung pengembangan pendidikan masih terus berlangsung hingga saat ini. Padahal, otonomi daerah (otda) memungkinkan perubahan cukup mendasar dalam pengembangan pendidikan. Otda memberikan peluang kepada para pelaksana dan pengambil keputusan di bidang pendidikan untuk melakukan perubahan. Demikian dikatakan Guru Besar Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Prof. Dr. H. Sudardja Adiwikarta, M.A. pada seminar "Pengembangan Kurikulum di Era Desentralisasi Pendidikan" di Auditorium PKM UPI, Jln. Dr. Setiabudhi Bandung, Jumat (4/3). "Menghadapi dinamika masyarkat yang semakin cepat saat ini, peluang para pengembang pendidikan untuk memperbarui sistem pendidikan terbuka lebar. Sekolah diberi keleluasaan untuk mengembangkan kegiatan yang berwawasan jauh ke depan dan yang berorientasi kepada masyarakat. Sangat wajar jika saat-saat seperti ini tidak dibiarkan begitu saja. Para pengelola pendidikan harus pro aktif menggali berbagai potensi yang selama ini belum dimunculkan," katanya. Selanjutnya ia mengatakan, di masa lalu pengembangan pendidikan terfokus pada kebijakan dari pemerintah pusat. Akibatnya, para pelaksana di daerah tidak mempunyai keleluasaan mengembangkan potensi yang dimilikinya. Saat masa reformasi muncul, lanjutnya, seharusnya keadaan seperti itu berubah. Tetapi, kebiasaan yang terlalu bergantung pada arahan dari pemerintah pusat sudah kadung membudaya di masyarakat. Akibatnya, keadaan seperti yang terjadi di masa lalu tetap tidak berubah. Belum digarap serius Pada kesempatan yang sama Sudardja mengatakan, pengembangan kurikulum di sekolah dasar dan sekolah menengah belum digarap serius. Selama ini guru terlalu terfokus pada kurikulum yang ditetapkan oleh Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas). "Seharusnya guru jangan terlalu terpaku pada kurikulum yang ditetapkan Depdiknas. Guru diberi kebebasan mengembangkan kurikulum. Tentunya, pengembangan tersebut disesuaikan dengan kebutuhan dan potensi yang tersedia di masing-masing sekolah," katanya. Menurutnya, ketentuan-ketentuan yang ada pada kurikulum dari Depdiknas, sebenarnya hanya menyebutkan ketentuan-ketentuan umum saja. Sedangkan, arahan terperinci tentang langkah-langkah yang harus dilakukan guru di kelas, tidak disebutkan secara jelas. "Pengembangan kurikulum yang dilakukan oleh guru, selanjutnya akan menjadi pedoman saat ia melakukan KBM. Guru akan melakukan KBM yang sesuai dengan kondisi kelas. Guru akan melakukan pendekatan yang berbeda-beda pada setiap siswanya, sesuai dengan kemampuan masing-masing siswa," ujarnya. Menyinggung kurikulum yang digunakan di lembaga pendidikan tinggi kependidikan (LPTK), lanjut Sudarja, juga belum digarap serius. Di perguruan tinggi yang mendidik calon guru, kemampuan kerja profesional para calon guru belum dikembangkan secara maksimal. "Kurikulum LPTK dituntut mampu mempersiapkan guru yang betul-betul siap mengajar di kelas. Mereka harus memiliki mental, wawasan, dan kemampuan melaksanakan berbagai ilmu yang dipelajari selama kuliah," tuturnya. (B.80)** [Non-text portions of this message have been removed] ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> Help save the life of a child. Support St. Jude Children's Research Hospital's 'Thanks & Giving.' http://us.click.yahoo.com/mGEjbB/5WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM --------------------------------------------------------------------~-> *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.uni.cc *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx 5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx 6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/ ** Mailing-List Indonesia Nasional Milis PPI-India www.ppi-india.uni.cc **