[list_indonesia] [ppiindia] Otonomi Daerah Belum Mampu Mengubah Wajah Pendidikan

  • From: "Ambon" <sea@xxxxxxxxxx>
  • To: <"Undisclosed-Recipient:;"@freelists.org>
  • Date: Sun, 6 Mar 2005 22:48:53 +0100

** Mailing-List Indonesia Nasional Milis PPI-India www.ppi-india.da.ru **

http://www.klik-galamedia.com/

      07/03/2005 

      Otonomi Daerah Belum Mampu Mengubah Wajah Pendidikan

      SETIABUDHI, (GM).-
      Pendidikan yang sentralistik dan kurang mendukung pengembangan pendidikan 
masih terus berlangsung hingga saat ini. Padahal, otonomi daerah (otda) 
memungkinkan perubahan cukup mendasar dalam pengembangan pendidikan. Otda 
memberikan peluang kepada para pelaksana dan pengambil keputusan di bidang 
pendidikan untuk melakukan perubahan.

      Demikian dikatakan Guru Besar Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), 
Prof. Dr. H. Sudardja Adiwikarta, M.A. pada seminar "Pengembangan Kurikulum di 
Era Desentralisasi Pendidikan" di Auditorium PKM UPI, Jln. Dr. Setiabudhi 
Bandung, Jumat (4/3).

      "Menghadapi dinamika masyarkat yang semakin cepat saat ini, peluang para 
pengembang pendidikan untuk memperbarui sistem pendidikan terbuka lebar. 
Sekolah diberi keleluasaan untuk mengembangkan kegiatan yang berwawasan jauh ke 
depan dan yang berorientasi kepada masyarakat. Sangat wajar jika saat-saat 
seperti ini tidak dibiarkan begitu saja. Para pengelola pendidikan harus pro 
aktif menggali berbagai potensi yang selama ini belum dimunculkan," katanya.

      Selanjutnya ia mengatakan, di masa lalu pengembangan pendidikan terfokus 
pada kebijakan dari pemerintah pusat. Akibatnya, para pelaksana di daerah tidak 
mempunyai keleluasaan mengembangkan potensi yang dimilikinya.

      Saat masa reformasi muncul, lanjutnya, seharusnya keadaan seperti itu 
berubah. Tetapi, kebiasaan yang terlalu bergantung pada arahan dari pemerintah 
pusat sudah kadung membudaya di masyarakat. Akibatnya, keadaan seperti yang 
terjadi di masa lalu tetap tidak berubah.

      Belum digarap serius

      Pada kesempatan yang sama Sudardja mengatakan, pengembangan kurikulum di 
sekolah dasar dan sekolah menengah belum digarap serius. Selama ini guru 
terlalu terfokus pada kurikulum yang ditetapkan oleh Departemen Pendidikan 
Nasional (Depdiknas).

      "Seharusnya guru jangan terlalu terpaku pada kurikulum yang ditetapkan 
Depdiknas. Guru diberi kebebasan mengembangkan kurikulum. Tentunya, 
pengembangan tersebut disesuaikan dengan kebutuhan dan potensi yang tersedia di 
masing-masing sekolah," katanya.

      Menurutnya, ketentuan-ketentuan yang ada pada kurikulum dari Depdiknas, 
sebenarnya hanya menyebutkan ketentuan-ketentuan umum saja. Sedangkan, arahan 
terperinci tentang langkah-langkah yang harus dilakukan guru di kelas, tidak 
disebutkan secara jelas.

      "Pengembangan kurikulum yang dilakukan oleh guru, selanjutnya akan 
menjadi pedoman saat ia melakukan KBM. Guru akan melakukan KBM yang sesuai 
dengan kondisi kelas. Guru akan melakukan pendekatan yang berbeda-beda pada 
setiap siswanya, sesuai dengan kemampuan masing-masing siswa," ujarnya.

      Menyinggung kurikulum yang digunakan di lembaga pendidikan tinggi 
kependidikan (LPTK), lanjut Sudarja, juga belum digarap serius. Di perguruan 
tinggi yang mendidik calon guru, kemampuan kerja profesional para calon guru 
belum dikembangkan secara maksimal.

      "Kurikulum LPTK dituntut mampu mempersiapkan guru yang betul-betul siap 
mengajar di kelas. Mereka harus memiliki mental, wawasan, dan kemampuan 
melaksanakan berbagai ilmu yang dipelajari selama kuliah," tuturnya. (B.80)** 



[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Help save the life of a child.  Support St. Jude Children's Research Hospital's
'Thanks & Giving.'
http://us.click.yahoo.com/mGEjbB/5WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.uni.cc
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx
5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx
6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



** Mailing-List Indonesia Nasional Milis PPI-India www.ppi-india.uni.cc **

Other related posts:

  • » [list_indonesia] [ppiindia] Otonomi Daerah Belum Mampu Mengubah Wajah Pendidikan