[list_indonesia] [ppiindia] "Negeri Horor"

  • From: "Ambon" <sea@xxxxxxxxxx>
  • To: <"Undisclosed-Recipient:;"@freelists.org>
  • Date: Tue, 1 Mar 2005 21:11:49 +0100

** Mailing-List Indonesia Nasional Milis PPI-India www.ppi-india.da.ru **

http://www.sinarharapan.co.id/berita/0503/01/opi01.html

"Negeri Horor"
 Oleh Mochtar W Oetomo

Udara yang bagaimana yang kita hirup dari orbit kehidupan Indonesia 
kontemporer seperti sekarang ini? Kita hidup dalam sebuah horror mundi, 
sebuah dunia yang penuh dengan rasa cemas dan takut. Mau parkir sepeda motor 
kita cemas kemalingan. Naik bis kota takut kecopetan. Naik angkutan 
jangan-jangan dirampok. Tidak memberi pengamen dan peminta di traffict light 
khawatir cat mobil digores paku. Punya bayi ngeri diculik. Nonton sepak bola 
takut dikompas bonek dan terjadi kerusuhan. Mau ngebut cemas jalan 
berlubang, pelan-pelan dipisuhi tukang becak.

Inilah negeri horor kita, mau berusaha takut digusur. Mau kuliah takut 
universitasnya menjadi sarang mafia skripsi, nilai dan ijazah. Hendak 
mengurus KTP dan SIM khawatir dipingpong birokrasi. Musim hujan takut 
banjir, musim panas takut dehidrasi. Hendak bercinta takut hamil lagi, 
karena rumah yang sempit dan panas. Mau tidur takut kesiangan hingga perlu 
jam beker untuk membangunkannya. Bahkan mau sholat ke masjidpun cemas pulang 
tak lagi memakai sendal.
Sebagai sebuah realitas, fragmen-fragmen horor tersebut sebenarnya tidak 
terlalu berkaitan dan koheren satu dengan yang lain. Akan tetapi ketika 
fragmen-fragmen realitas tersebut diangkat ke media dan menjadi konsumsi 
khalayak, maka tanda, gambaran dan citra dari fragmen-fragmen tersebut 
melampaui realitasnya sendiri, hiperreality of horror.
Ketika berbagai peristiwa dan realitas tersebut hadir satu per satu melalui 
kekuatan representasi dan legitimasi media ke hadapan imaji khalayak, maka 
dengan kekuatan resonansi imajinernya fragmen-fragmen tersebut 
sambung-menyambung menjadi satu kesatuan imaji, kebulatan wacana yang ketika 
diberi makna-makna tertentu di wilayah perbincangan sosial bergeser menjadi 
serangkaian realitas universal. Universalisasi citra horor menjadi horor itu 
sendiri.Akan tetapi jika kita membincang fragmen-fragmen tersebut sebagai 
sebuah kondisi epistemologis, maka nalar universalitas dari realiatas horor 
tersebutlah yang justru subtansial.

Tiga Watak Horor
Dalam logika imajinasi horor seperti di atas, paling tidak ada tiga karakter 
utama yang dapat kita jadikan 'pengilon' untuk membaca realitas horor di 
sekitar kita.
Pertama, constructed, bentukan, terbangun, terkonstruksi secara bertahap dan 
rasional. Jika ketakutan atau kecemasan kita terhadap berbagai realitas 
horor adalah sebuah ketakutan terhadap suatu kejahatan atau bencana yang 
tiba-tiba, alamiah, dan sepantasnya terjadi (berdasar logika ruang dan 
waktu). Misalnya parkir sepeda tidak dikunci, jalan sendirian di tengah 
malam dan dirampok. Maka bencana dan kejahatan constructed adalah sebuah 
bencana dan kejahatan yang terjadi karena urutan logis, karena laku 
konstruktivisme, dalam beberapa hal rekayasa, dan bukan atas kewajaran dan 
kealamiahan.

Berbagai bentuk bencana, tragedi dan kejahatan yang berkeliaran di sekitar 
kita selama ini sesungguhnya bukanlah realitas horor alamiah, melainkan 
konstruktivisme horor. Curanmor, pencopetan, maraknya anak jalanan, jalan 
berlubang, banjir, penculikan bayi, penggusuran, mbulet-nya birokrasi 
bukanlah sebuah realitas horor alamiah, melainkan karena problem-problem 
kultural dan struktural yang saling terkait dan terencana. Semua realitas 
ini adalah buah dari unpredictable kerja teknologis, mesianik dan 
pembangunan yang kita elu-elukan selama ini. Dalam beberapa hal, realitas 
horor tersebut adalah sebuah abjeksi, yakni sebuah skenario, rekayasa yang 
memanfaatkan batas antara kenyataan dan kehampaan hukum demi kepentingan 
instrumental individu atau kelompok. Jalan berlubang, banjir, birokrasi 
yang "mbulet", penggusuran, mafia skripsi adalah beberapa horor abjeksi.

Kedua, infective, menjalar bagaikan virus. Selain karena representasi media 
yang fragmentif dan terus-menerus seperti diuraikan di atas. Kecemasan dan 
ketakutan akan realitas horor yang imajiner tersebut adalah beberapa 
konsekuensi masyarakat teknologis dewasa ini. Seperti ujar Erich Fromm, 
prinsip utama masyarakat teknologis dan mesianik adalah "kerjakan selama 
sesuatu itu secara teknis mungkin dikerjakan". Maka jika secara teknis 
mengamen dan menggertak itu mungkin dikerjakan, kerjakan. Jika secara teknis 
mengurangi lebar jalan tidak mungkin dilakukan, maka kurangi tebalnya. Jika 
secara teknis, menculik, menggusur, memalsukan dan menjual skripsi itu 
mungkin dilakukan, lakukan. Jika secara teknis sebuah berita itu mungkin 
dibuat, diedarkan dan pasti dikonsumsi, buat dan edarkan.
Dalam ciri masyarakat yang demikian, titik henti tidak ada. Segala sesuatu 
menjadi mungkin dikerjakan dan dilakukan. Tanpa batas, tanpa puas, dan 
dengan demikian kemungkinan-kemungkinan teknis tadi menggerus 
kemungkinan-kemungkinan humanis yang butuh jeda, relationship, dan 
kontemplasi. Maka ketika masyarakat kita telah disibukkan oleh 
kemungkinan-kemungkinan teknis, tujuan hidup pun cenderung menjadi 
instrumental, yang dengan demikian semakin menggerus tujuan hidup 
komunikatif. Lebih dari itu pola pikir teknis menuntut prasyarat ukuran. 
Sebab tanpa mesianisasi yang pasti, ukuran yang pasti, langkah yang pasti, 
rencana yang pasti, kewaspadaan yang pasti, waktu yang pasti, sebuah 
kemungkinan teknis akan menjadi ketidakmungkinan teknis yang berakibat fatal 
pada jalannya roda mesin.

Oleh karenanya kebutuhan akan kepastian masyarakat teknologis dewasa ini 
adalah kebutuhan yang paling utama. Karena kebutuhan akan kepastian inilah 
yang menopang kebutuhan akan rasa aman. Sayangnya sifat manusia mesianik 
adalah semakin ia ingin mendapat kepastian, semakin pula ia merasa tidak 
pasti dengan ukuran kepastian tersebut. Untuk mendapatkan kepastian sepeda 
motor kita tidak dicuri, kita kunci stang, Kita belum cukup pasti, kita 
kunci roda. Belum cukup pasti, kita kunci alarm. Belum pasti juga, kita 
kunci rahasia. Apa yang terjadi justru kebutuhan akan kepastian itu menjadi 
virus kecemasan dan ketakutan yang begitu cepat menjalar ketika mendapatkan 
injeksi-injeksi stimuli (peristiwa horor yang dikabarkan media).

Ketiga, floating. Mengapung dan berputar bagaikan orbit. Maka ketika wacana 
dan representasi media tentang horor hadir dalam masyarakat yang begitu 
butuh akan kepastian dan rasa aman, wacana itu tak butuh lagi realitas yang 
sesungguhnya. Realitas horor itu seperti sebuah orbit yang terus 
berputar-putar mengapung di atas kehidupan kita sehari-hari. Sehingga kita 
terus merasa diawasi, diancam dan diintip oleh satu kekuatan horor yang 
setiap saat dan setiap waktu siap menerkam kita. Kapan pun, di mana pun kita 
terus merasa tidak pasti dan tidak yakin, akankah kenyataan-kenyataan horor 
yang terjadi pada orang lain tersebut terjadi pada diri kita juga.
Inilah horror mundi. Ketika kita hanya berpikir tentang ukuran kepastian dan 
mengabaikan spontanitas. Ketika kita dipacu oleh ukuran-ukuran teknis dan 
melalaikan ukuran-ukuran humanis yang komunikatif. Ketika kita hanya 
menganggap semua laku dalam ukuran kerja dan bukan laku komunikatif. Horror 
mundi barangkali memang sebuah ciptaan, rekayasa dan problem struktural, 
namun ketika ia telah terbangun dalam imaji dan nurani teknologis dan 
mesianik kita. Sesungguhnya semua realitas, akan menjadi horor. Apa yang 
kita perlukan sekarang adalah sebuah dekonstruksi kultural, demi terciptanya 
rekonstruksi dan terobosan kultural. Karena yang kita alami bersama bukan 
semata-mata soalan politik dan kriminal, lebih dari itu adalah problem 
sosio-psiko peradaban yang puluhan tahun mengalami pembusukan. Kalau tidak, 
selamanya, hidup kita, negeri kita adalah sebuah horror mundi.


Penulis adalah Staf Pengajar Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Dr. 
Soetomo Surabaya.

 



------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
DonorsChoose. A simple way to provide underprivileged children resources 
often lacking in public schools. Fund a student project in NYC/NC today!
http://us.click.yahoo.com/5F6XtA/.WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.uni.cc
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx
5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx
6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



** Mailing-List Indonesia Nasional Milis PPI-India www.ppi-india.uni.cc **

Other related posts:

  • » [list_indonesia] [ppiindia] "Negeri Horor"