[list_indonesia] [ppiindia] Memahami Beban Rakyat

  • From: "Ambon" <sea@xxxxxxxxxx>
  • To: <"Undisclosed-Recipient:;"@freelists.org>
  • Date: Wed, 9 Mar 2005 22:43:30 +0100

** Mailing-List Indonesia Nasional Milis PPI-India www.ppi-india.da.ru **

http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/2005/0305/10/02.htm
Kamis, 10 Maret 2005


Memahami Beban Rakyat

-- Tinggal, apakah mereka yang memiliki kewenangan juga memahami beratnya 
beban yang kini ditanggung rakyat itu atau tidak.

BEBAN yang dihadapi masyarakat semakin berat. Sebelum harga BBM dinaikkan 
pemerintah rata-rata 29%, harga-harga di pasaran sudah naik duluan. Beban 
semakin berat tatkala masyarakat harus mengalami tekanan ekonomi karena 
ongkos transportasi naik.

Kenaikan BBM pula yang dijadikan alasan sehingga harga kebutuhan pokok naik 
rata-rata 10%. Padahal, sebelum pemerintah memutuskan kenaikan harga BBM per 
1 Maret 2005 ini, sebagian kebutuhan masyarakat harganya juga sudah naik 
rata-rata 10%. Beras yang tadinya diharapkan mampu mengamankan kenaikan 
harga BBM (karena memasuki panen raya) ternyata ikut-ikutan naik.

Tidak adanya kontrol dan tindakan tegas dari pemerintah atas masalah ini, 
jelas akan semakin menyulitkan rakyat. Pedagang, awak angkutan, dan semua 
pihak yang terlibat dalam perdagangan seakan-akan bisa bebas menaikkan harga 
sesuka hati mereka. Padahal, perilaku demikian itu akan menambah penderitaan 
rakyat.

Kenaikan harga BBM jelas menambah beban yang ditanggung oleh rakyat, 
terutama mereka yang berpenghasilan tetap seperti pegawai negeri sipil 
(PNS), TNI, Polri, dan karyawan swasta lainnya. Dikatakan demikian, karena 
kelompok berpenghasilan tetap inilah yang akan pertama kali menanggung 
risiko setiap kali terjadi perubahan ekonomi. Pasalnya, ketika terjadi 
kenaikan harga, tidak serta-merta penghasilan mereka naik. Padahal, semua 
kenaikan yang terjadi sebelum penghasilan naik, mau tidak mau harus 
ditangani segera dan tidak bisa ditunda menunggu penghasilan naik dulu.

Hingga saat ini terhitung sejak diumumkannya kenaikan harga BBM, kita 
menyaksikan berbagai keluhan dari masyarakat, terutama masyarakat menengah 
ke bawah. Pelajar menggerutu, tetapi para orang tua belum mampu menutupi 
kekurangannya. Dari mana mau ditutupi, sedangkan penghasilannya saja belum 
naik. Masih mending kalau anak yang sekolahnya hanya satu orang. Kalau yang 
sekolahnya tiga atau lima anak sekaligus, beban tambahan itu sudah bisa 
dibayangkan betapa beratnya.

Kalau pedagang barangkali masih mungkin bisa segera mengatasinya. Misalnya 
dengan menaikkan dagangannya. Tetapi bagi seorang PNS, dari mana akan 
menutupinya, terutama bila gaji itulah memang penghasilan satu-satunya. 
Padahal, sebelum kenaikan harga BBM saja, gaji mereka konon cuma cukup untuk 
15 hari.

Kita berharap agar pemerintah benar-benar memahami apa yang dirasakan oleh 
rakyat sekarang ini. Demo yang berlangsung terus-menerus di berbagai tempat 
dan waktu oleh berbagai elemen masyarakat, jelas sinyal yang tidak bisa 
dipandang remeh.

Berkaitan dengan itu, menarik apa yang disampaikan Ketua MPR Hidayat Nur 
Wahid. Hidayat mendesak Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk mengkaji 
ulang atau mengoreksi kenaikan harga BBM bersama DPR. Gayung bersambut. 
Meski bukan kewenangannya, Ketua MPR tampaknya lebih memahami beban berat 
yang kini mesti ditanggung rakyat akibat kenaikan harga BBM. Tinggal, apakah 
mereka yang memiliki kewenangan juga memahami beratnya beban yang kini 
ditanggung rakyat itu atau tidak.

Sementara itu, Hidayat juga mengingatkan agar pemerintah tidak mengalihkan 
isu BBM ke isu Ambalat. Gejala ke arah itu tampaknya ada dan memang 
terdukung oleh sikap massa yang cenderung lebih emosional menyikapi kasus 
dengan Malaysia itu. Kenaikan BBM adalah satu soal yang tidak bisa ditangani 
dengan cara melarikan diri ke masalah lain. Kasus Ambalat adalah soal lain 
yang juga harus dituntaskan dengan elegan.*** 



------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Take a look at donorschoose.org, an excellent charitable web site for
anyone who cares about public education!
http://us.click.yahoo.com/O.5XsA/8WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.uni.cc
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx
5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx
6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



** Mailing-List Indonesia Nasional Milis PPI-India www.ppi-india.uni.cc **

Other related posts:

  • » [list_indonesia] [ppiindia] Memahami Beban Rakyat