** Mailing-List Indonesia Nasional Milis PPI-India www.ppi-india.da.ru ** Rabu, 09 Mar 2005, Malaysia Awasi Kapal Presiden Pesawat Pengintai Kembali Melanggar TARAKAN - Ketegangan di wilayah perbatasan Indonesia-Malaysia di sekitar Laut Sulawesi nyaris memicu insiden lagi. Sebuah pesawat pengintai Malaysia kembali melintas di wilayah udara Indonesia. Pelanggaran tersebut terjadi sekitar pukul 12.00 Wita di dekat Pulau Sebatik. Pasukan Marinir yang siaga di sana hampir saja menembaknya. Menurut warga Pulau Sebatik, pesawat Malaysia itu terbang rendah Senin lalu (7/3). Mereka tidak mengetahui apa yang dilakukan pesawat tersebut. "Kami hanya lihat pesawat itu melintas," cerita seorang warga kepada Radar Tarakan (Grup Jawa Pos) kemarin. Prajurit Marinir yang kini berjaga di Pulau Sebatik juga membenarkan pelanggaran wilayah tersebut. Menurut Pratu Agus Sugiono, pesawat itu sempat terbang sangat rendah Senin siang lalu dan berputar-putar tiga kali di atas Pulau Sebatik. "Saya tidak bisa memastikan jenis pesawatnya. Tapi, yang jelas, telah memasuki wilayah RI," ujar anggota Batalyon III Surabaya itu. Saat itu, ungkap Agus, dia dan sejumlah prajurit Marinir lain sebetulnya telah siap membidikkan senjata mesin berat berpeluru kaliber 12,7 mm. Karena tidak ada perintah untuk menembak, pasukan Marinir urung memuntahkan peluru ke pesawat itu. "Kalau ada perintah, ya kami tembak," kata prajurit yang sudah empat hari ini berjaga di Pulau Sebatik itu. Dia bertutur, pesawat Malaysia itu akhirnya memang meninggalkan wilayah udara di atas Pulau Sebatik. Tetapi, hal itu dilakukan setelah prajurit TNI yang bersiaga di pos Sei Pancang memberikan isyarat supaya pesawat itu meninggalkan wilayah Indonesia. Begitu mendapat sinyal radio dari prajurit TNI, pesawat Malaysia itu pergi. Insiden itu terjadi hanya sehari menjelang kunjungan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ke perbatasan Indonesia-Malaysia di sekitar perairan Laut Sulawesi kemarin. Informasi soal pelanggaran wilayah oleh pesawat Malaysia itu juga dilaporkan kepada SBY. Tapi, tidak ada komentar SBY soal insiden tersebut. Sebelumnya, pesawat Malaysia juga beberapa kali menerobos wilayah Indonesia di sekitar perairan itu. Manuver Malaysia tidak hanya sebatas itu. Ketika KRI Karel Satsuit Tubun yang ditumpangi SBY dari Nunukan menuju Sebatik melintasi perairan Pulau Sebatik sekitar pukul 10.00 Wita kemarin, dua kapal perang Tentara Laut Diraja Malaysia juga melintas tak terlalu jauh. Dua kapal itu, KD Pari dan KD Paus, mengawasi dan memata-matai KRI Karel Satsuit Tubun dari jarak dua mil laut (sekitar 3,2 km). Pangarmatim Laksamana Muda TNI Susia Lisman membenarkan adanya dua kapal perang Malaysia yang sempat mendekati lokasi KRI KS Tubun. "Jaraknya hanya sekitar dua mil. Tapi, mereka kan melakukan patroli biasa, seperti juga kita," jelasnya. Dia menambahkan, tidak terjadi kontak radio ketika kapal perang kedua negara saling berdekatan. Marinir dan TNI-AD Siaga Di pos TNI-AL Pulau Sebatik, saat ini pasukan Marinir terus siaga dengan dikomandani Letda Laut Welly Udianto. Sedikitnya, tiga senjata mesin berat (SMB) ditempatkan di sana. SMB buatan Rusia dan Belgia itu punya daya jangkau tembak 1.200 meter-2.500 meter serta diarahkan ke Kota Tawau, Malaysia. Di wilayah sekitar Pulau Sebatik, sedikitnya terdapat enam pos pertahanan perbatasan. Di antaranya, pos Marinir di Tinabasan dan Sungai Bolong. Lalu, pos TNI-AL di Nunukan, Sei Pancang, Sei Nyamuk, dan Sei Taiwan. Selain itu, sejak memanasnya sengketa perbatasan di Karang Unarang dan Ambalat, Indonesia menyiagakan sedikitnya tujuh kapal perang. Pos TNI-AL di Sei Pancang juga diperkuat dua SSK (satuan setingkat kompi) Surabaya. Di Surabaya, Komandan Pasmar-1 Brigjen TNI (Mar) Bacharudin kemarin menyatakan, pasukannya siap tempur jika sewaktu-waktu diberangkatkan ke perbatasan. Hal itu ditegaskannya ketika meninjau kesiapan pasukan. "Setelah saya melihat kesiapan tadi, para prajurit tinggal menunggu perintah pemberangkatan," ungkapnya. Rencananya, satu batalion Marinir kembali akan dikirim ke Tarakan. Pasukan Marinir itu dilengkapi berbagai mesin perang. Di antaranya, peluncur roket yang mampu memuntahkan 40 peluru sekaligus dalam tiga detik. Jarak tembaknya 24 km dengan daya hancur dua km persegi. Selain itu, puluhan tank amfibi BTR-80, yang merupakan tank terbaru Marinir, juga dipersiapkan ke perbatasan. KSAD Letjen TNI Djoko Santoso menegaskan bahwa pasukan TNI-AD siap mendukung operasi di Ambalat dan Karang Unarang. Tidak terkecuali pasukan Kostrad (Komando Strategi Angkatan Darat). "Pasukan TNI-AD, termasuk Kostrad, siap berangkat ke Laut Sulawesi untuk menjaga keutuhan NKRI. Kami tidak akan membiarkan satu jengkal tanah pun diambil negara lain," tegasnya usai menjadi inspektur upacara HUT Ke-44 Kostrad di Markas Brigade Infanteri Lintas Udara 17/I Kostrad, Cijantung, Jakarta, kemarin. Menurut Djoko, pihaknya tinggal menunggu keputusan politik dari pemerintah. Apalagi, berdasarkan hasil analisis intelijen TNI-AD, Indonesia memang harus berada dalam posisi siaga untuk menghadapi segala kemungkinan. Dalam kesempatan itu, Djoko membantah bahwa TNI terlibat pelatihan militer relawan "Ganyang Malaysia." Dia juga menyangkal militer terlibat dalam penggalangan massa berbagai aksi anti-Malaysia di berbagai kota di tanah air. Djoko hanya berkomentar bahwa dirinya menyambut aksi nasionalis seperti itu karena kekuatan TNI-AD terletak pada kemanunggalan dengan rakyat. Pertemuan Dua Menlu Indonesia dan Malaysia merealisasikan pembicaraan untuk menyelesaikan sengketa perbatasan di Laut Sulawesi. Menlu Hassan Wirayuda hari ini bertemu dengan Menlu Malaysia Syed Hamid Albar. Namun, belum ada informasi di mana pertemuan itu akan berlangsung. Rencananya, Hamid Albar tiba di Indonesia pagi atau siang ini. Kepada wartawan di Jakarta kemarin, Jubir Deplu Marty Natalegawa menyatakan bahwa pemerintah Indonesia tidak akan meminta bantuan fasilitator pihak ketiga ataupun membawa kasus sengketa Ambalat ini ke Mahkamah Internasional. "Selama ini sudah dikomunikasikan dengan pemerintah Malaysia soal posisi Indonesia dalam pertemuan-pertemuan informal," katanya. Menurut dia, Indonesia akan tetap menggunakan jalur diplomasi bilateral untuk menyelesaikan kasus sengketa dan klaim atas wilayah kaya minyak di perairan Ambalat itu. "Jangan ditafsirkan, keinginan untuk menyelesaikan sengketa secara diplomatik itu sebagai kelemahan dan ketidaktegasan Indonesia. Kita ingin menyampaikan secara tegas, cerdas, dan lugas kepada Malaysia soal posisi kita yang didukung hukum internasional," tegasnya. ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> Give underprivileged students the materials they need to learn. Bring education to life by funding a specific classroom project. http://us.click.yahoo.com/4F6XtA/_WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM --------------------------------------------------------------------~-> *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.uni.cc *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx 5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx 6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/ ** Mailing-List Indonesia Nasional Milis PPI-India www.ppi-india.uni.cc **