[list_indonesia] [ppiindia] Malaysia Awasi Kapal Presiden

  • From: "RM Danardono HADINOTO" <rm_danardono@xxxxxxxx>
  • To: ppiindia@xxxxxxxxxxxxxxx
  • Date: Wed, 09 Mar 2005 07:58:40 -0000

** Mailing-List Indonesia Nasional Milis PPI-India www.ppi-india.da.ru **


Rabu, 09 Mar 2005,
Malaysia Awasi Kapal Presiden 


Pesawat Pengintai Kembali Melanggar
TARAKAN - Ketegangan di wilayah perbatasan Indonesia-Malaysia di 
sekitar Laut Sulawesi nyaris memicu insiden lagi. Sebuah pesawat 
pengintai Malaysia kembali melintas di wilayah udara Indonesia. 
Pelanggaran tersebut terjadi sekitar pukul 12.00 Wita di dekat Pulau 
Sebatik. Pasukan Marinir yang siaga di sana hampir saja menembaknya.

Menurut warga Pulau Sebatik, pesawat Malaysia itu terbang rendah 
Senin lalu (7/3). Mereka tidak mengetahui apa yang dilakukan pesawat 
tersebut. "Kami hanya lihat pesawat itu melintas," cerita seorang 
warga kepada Radar Tarakan (Grup Jawa Pos) kemarin.

Prajurit Marinir yang kini berjaga di Pulau Sebatik juga membenarkan 
pelanggaran wilayah tersebut. Menurut Pratu Agus Sugiono, pesawat itu 
sempat terbang sangat rendah Senin siang lalu dan berputar-putar tiga 
kali di atas Pulau Sebatik. "Saya tidak bisa memastikan jenis 
pesawatnya. Tapi, yang jelas, telah memasuki wilayah RI," ujar 
anggota Batalyon III Surabaya itu.

Saat itu, ungkap Agus, dia dan sejumlah prajurit Marinir lain 
sebetulnya telah siap membidikkan senjata mesin berat berpeluru 
kaliber 12,7 mm. Karena tidak ada perintah untuk menembak, pasukan 
Marinir urung memuntahkan peluru ke pesawat itu. "Kalau ada perintah, 
ya kami tembak," kata prajurit yang sudah empat hari ini berjaga di 
Pulau Sebatik itu.

Dia bertutur, pesawat Malaysia itu akhirnya memang meninggalkan 
wilayah udara di atas Pulau Sebatik. Tetapi, hal itu dilakukan 
setelah prajurit TNI yang bersiaga di pos Sei Pancang memberikan 
isyarat supaya pesawat itu meninggalkan wilayah Indonesia. Begitu 
mendapat sinyal radio dari prajurit TNI, pesawat Malaysia itu pergi.

Insiden itu terjadi hanya sehari menjelang kunjungan Presiden Susilo 
Bambang Yudhoyono (SBY) ke perbatasan Indonesia-Malaysia di sekitar 
perairan Laut Sulawesi kemarin. Informasi soal pelanggaran wilayah 
oleh pesawat Malaysia itu juga dilaporkan kepada SBY. Tapi, tidak ada 
komentar SBY soal insiden tersebut. Sebelumnya, pesawat Malaysia juga 
beberapa kali menerobos wilayah Indonesia di sekitar perairan itu.

Manuver Malaysia tidak hanya sebatas itu. Ketika KRI Karel Satsuit 
Tubun yang ditumpangi SBY dari Nunukan menuju Sebatik melintasi 
perairan Pulau Sebatik sekitar pukul 10.00 Wita kemarin, dua kapal 
perang Tentara Laut Diraja Malaysia juga melintas tak terlalu jauh. 
Dua kapal itu, KD Pari dan KD Paus, mengawasi dan memata-matai KRI 
Karel Satsuit Tubun dari jarak dua mil laut (sekitar 3,2 km).

Pangarmatim Laksamana Muda TNI Susia Lisman membenarkan adanya dua 
kapal perang Malaysia yang sempat mendekati lokasi KRI KS 
Tubun. "Jaraknya hanya sekitar dua mil. Tapi, mereka kan melakukan 
patroli biasa, seperti juga kita," jelasnya. Dia menambahkan, tidak 
terjadi kontak radio ketika kapal perang kedua negara saling 
berdekatan. 


Marinir dan TNI-AD Siaga

Di pos TNI-AL Pulau Sebatik, saat ini pasukan Marinir terus siaga 
dengan dikomandani Letda Laut Welly Udianto. Sedikitnya, tiga senjata 
mesin berat (SMB) ditempatkan di sana. SMB buatan Rusia dan Belgia 
itu punya daya jangkau tembak 1.200 meter-2.500 meter serta diarahkan 
ke Kota Tawau, Malaysia. 

Di wilayah sekitar Pulau Sebatik, sedikitnya terdapat enam pos 
pertahanan perbatasan. Di antaranya, pos Marinir di Tinabasan dan 
Sungai Bolong. Lalu, pos TNI-AL di Nunukan, Sei Pancang, Sei Nyamuk, 
dan Sei Taiwan. 

Selain itu, sejak memanasnya sengketa perbatasan di Karang Unarang 
dan Ambalat, Indonesia menyiagakan sedikitnya tujuh kapal perang. Pos 
TNI-AL di Sei Pancang juga diperkuat dua SSK (satuan setingkat kompi) 
Surabaya. 

Di Surabaya, Komandan Pasmar-1 Brigjen TNI (Mar) Bacharudin kemarin 
menyatakan, pasukannya siap tempur jika sewaktu-waktu diberangkatkan 
ke perbatasan. Hal itu ditegaskannya ketika meninjau kesiapan 
pasukan. 

"Setelah saya melihat kesiapan tadi, para prajurit tinggal menunggu 
perintah pemberangkatan," ungkapnya. Rencananya, satu batalion 
Marinir kembali akan dikirim ke Tarakan. 

Pasukan Marinir itu dilengkapi berbagai mesin perang. Di antaranya, 
peluncur roket yang mampu memuntahkan 40 peluru sekaligus dalam tiga 
detik. Jarak tembaknya 24 km dengan daya hancur dua km persegi. 
Selain itu, puluhan tank amfibi BTR-80, yang merupakan tank terbaru 
Marinir, juga dipersiapkan ke perbatasan. 

KSAD Letjen TNI Djoko Santoso menegaskan bahwa pasukan TNI-AD siap 
mendukung operasi di Ambalat dan Karang Unarang. Tidak terkecuali 
pasukan Kostrad (Komando Strategi Angkatan Darat). 

"Pasukan TNI-AD, termasuk Kostrad, siap berangkat ke Laut Sulawesi 
untuk menjaga keutuhan NKRI. Kami tidak akan membiarkan satu jengkal 
tanah pun diambil negara lain," tegasnya usai menjadi inspektur 
upacara HUT Ke-44 Kostrad di Markas Brigade Infanteri Lintas Udara 
17/I Kostrad, Cijantung, Jakarta, kemarin.

Menurut Djoko, pihaknya tinggal menunggu keputusan politik dari 
pemerintah. Apalagi, berdasarkan hasil analisis intelijen TNI-AD, 
Indonesia memang harus berada dalam posisi siaga untuk menghadapi 
segala kemungkinan. 

Dalam kesempatan itu, Djoko membantah bahwa TNI terlibat pelatihan 
militer relawan "Ganyang Malaysia." Dia juga menyangkal militer 
terlibat dalam penggalangan massa berbagai aksi anti-Malaysia di 
berbagai kota di tanah air. Djoko hanya berkomentar bahwa dirinya 
menyambut aksi nasionalis seperti itu karena kekuatan TNI-AD terletak 
pada kemanunggalan dengan rakyat. 


Pertemuan Dua Menlu

Indonesia dan Malaysia merealisasikan pembicaraan untuk menyelesaikan 
sengketa perbatasan di Laut Sulawesi. Menlu Hassan Wirayuda hari ini 
bertemu dengan Menlu Malaysia Syed Hamid Albar. Namun, belum ada 
informasi di mana pertemuan itu akan berlangsung. Rencananya, Hamid 
Albar tiba di Indonesia pagi atau siang ini.

Kepada wartawan di Jakarta kemarin, Jubir Deplu Marty Natalegawa 
menyatakan bahwa pemerintah Indonesia tidak akan meminta bantuan 
fasilitator pihak ketiga ataupun membawa kasus sengketa Ambalat ini 
ke Mahkamah Internasional. "Selama ini sudah dikomunikasikan dengan 
pemerintah Malaysia soal posisi Indonesia dalam pertemuan-pertemuan 
informal," katanya. 

Menurut dia, Indonesia akan tetap menggunakan jalur diplomasi 
bilateral untuk menyelesaikan kasus sengketa dan klaim atas wilayah 
kaya minyak di perairan Ambalat itu. "Jangan ditafsirkan, keinginan 
untuk menyelesaikan sengketa secara diplomatik itu sebagai kelemahan 
dan ketidaktegasan Indonesia. Kita ingin menyampaikan secara tegas, 
cerdas, dan lugas kepada Malaysia soal posisi kita yang didukung 
hukum internasional," tegasnya.








------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Give underprivileged students the materials they need to learn. 
Bring education to life by funding a specific classroom project.
http://us.click.yahoo.com/4F6XtA/_WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.uni.cc
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx
5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx
6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



** Mailing-List Indonesia Nasional Milis PPI-India www.ppi-india.uni.cc **

Other related posts:

  • » [list_indonesia] [ppiindia] Malaysia Awasi Kapal Presiden