[list_indonesia] [ppiindia] Luka di Atas Luka Perempuan Aceh

  • From: Eko Bambang Subiyantoro <eko@xxxxxxxxxxxxxxxxxxx>
  • To: staff@xxxxxxxxxxxxxxxxxxx
  • Date: Fri, 4 Mar 2005 17:12:47 +0700

** Mailing-List Indonesia Nasional Milis PPI-India www.ppi-india.da.ru **

http://www.jurnalperempuan.com/yjp.jpo/?act=3Dberita%7C-314%7CN
Jumat, 04 Maret 2005
Luka di Atas Luka Perempuan Aceh
Jurnalis Kontributor: Latifah
Jurnalperempuan.com-Yogyakarta. Berbagai cerita lirih tentang perempuan ter=
us mengalir dan menjadi bagian dari keseharian Aceh. Seorang ibu di Kuala y=
ang berusia 61 tahun, kehilangan 49 anggota keluarganya, yang terdiri dari =
adik, kakak, beserta anak-anak mereka. Dia juga kehilangan enam dari sembil=
an anak kandungnya beserta cucu-cucunya, dan kehilangan suaminya sendiri. S=
ekarang ia menumpang pada salah satu anaknya yang masih hidup di Ulee Karen=
g.=20

Cerita lainnya, seorang ibu muda, 30-an tahun, setiap hari datang ke Aso Na=
nggroe, sebuah desa di dekat Pelabuhan Ulee Lhee. Bersama anak perempuannya=
 yang berumur tujuh tahun, setiap hari ia duduk di atas puing-puing rumahny=
a yang tersisa. Matanya menatap jauh dengan penuh kelelahan, tanpa air mata=
, tanpa harapan. Dia tidak menangis lagi karena kekuatan untuk menangis sud=
ah tidak ada. Dia hanya menyesali nasibnya karena satu hari sebelum Tsunami=
, ia menginap di rumah mertuanya di daerah Seulimun. Tsunami telah membawa =
suami, ibu, bapak, adik-adik, dan dua anaknya pergi untuk selama-lamanya.=20

Dia menyesali mengapa dia tidak bersama mereka pada hari itu, mengapa ia ha=
rus meninggalkan mereka dan membiarkan mereka meninggal. Setiap hari dia da=
tang dari Seulimum untuk beberapa jam duduk di puing-puing bekas rumah kelu=
arganya, untuk menenteramkan hati dan mendapatkan kekuatan menjalani kehidu=
pannya kini, tanpa ada keluarga.=20

Demikian dikisahkan oleh Irwan Adullah, dari Center for Religionus and Cult=
ure Studies (CRCS) dalam pidatonya yang berjudul =93Realitas Politik, Deter=
itoritorialisasi Sosial, dan Redefinisi Penelitian Budaya: Aceh sebagai Fie=
ld of Study=94. Pidato ini disampaikan dalam acara Dies Natalis ke-59 Fakul=
tas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta pada Kamis (3/3).=20

Menurut Irwan, luka dan kepedihan yang ditinggalkan Tsunami pada Aceh merup=
akan bagian dari luka dan kepedihan lama yang menjadi bagian dari sejarah o=
rang Aceh. Status Aceh sebagai Daerah Operasi Militer yang menyebabkan kema=
tian beruntun telah menyebabkan menjadi pengalaman sehari-hari bagi orang A=
ceh. Begitu pula pada masa Aceh berstatus Darurat Militer.=20

Kematian dalam berbagai bentuknya kemudian menjadi pengalaman kolektif yang=
 dialami, diceritakan, dibagi sebagai beban dan kepedihan bersama, diratapi=
 dan kemudian diterima sebagai ajal atau sebagai mati syahid. Pengalaman ko=
lektif ini tampak dalam lirik Aneuk Yatim yang ditulis Medya Huss dan dipop=
ulerkan oleh Rafly yang diterjemahkan sebagai berikut. Hidup sang ibu/ keti=
ga tiada lagi ayah/saya bekerja bekerja/ saya beri makan/sudah nasib kita/k=
ehendak Allah ya Allah. Kalaupun susah hai susah/ tetap saya bersabar/ Dija=
wablah oleh ibu/Anak yang baik/kehendak Allah ya Allah/Kita bersabar/Jangan=
 putus asa hai asa/Cobaan Allah ya Allah/Sabar dan tabah dan tabah/Kemudian=
 bahagia/Kita berdoa/Kepada Allah.=20

Luka yang ditinggalkan oleh Tsunami merupakan luka yang tergores di atas sa=
yatan luka-luka yang sudah ada, yang penyembuhannya membutuhkan waktu yang =
sangat panjang. Kekuatan-kekuatan untuk penyembuhan itu hampir tidak tersed=
ia akibat proses sejarah yang menghancurkan basis-basis kekuatan masyarakat=
. Musibah tidak dapat segera tertangani karena kekuatan-kekuatan yang ada d=
i dalam tidak tersedia untuk memberi respons. Keadaan ini melahirkan berbag=
ai akibat lanjutan khususnya pencitraan orang Aceh sebagai sebagai orang ya=
ng tidak mengurus diri sendiri, sangat tergantung pihak luar, dan bahkan di=
anggap menghindar dari tanggung jawab. Hal ini berkait dengan ketiga proses=
 yang terjadi sekitar dua dekade terakhir ini. Pertama, terjadinya dinamika=
 =93menetap=94 dan =93berpindah=94 yang terus-menerus, akibat suatu situasi=
 sosial yang menekan, membentuk sebuah siklus yang teratur dan bahkan siste=
mik. Kedua, sifat dan kedudukan orang Aceh antara =93ada=94 dan =93tiada=94=
 akiat situasi yang represif dalam kehidupan masyarakat. Ketiga, kebingunga=
n yang meluas tentang ekspresi keacehan dan keindonesiaan. ***=20





------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~-->=20
Give underprivileged students the materials they need to learn.=20
Bring education to life by funding a specific classroom project.
http://us.click.yahoo.com/4F6XtA/_WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM
--------------------------------------------------------------------~->=20

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg=
 Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.uni.cc
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru;=20
4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx
5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx
6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx
=20
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
=20



** Mailing-List Indonesia Nasional Milis PPI-India www.ppi-india.uni.cc **

Other related posts:

  • » [list_indonesia] [ppiindia] Luka di Atas Luka Perempuan Aceh