** Mailing-List Indonesia Nasional Milis PPI-India www.ppi-india.da.ru ** http://www.jurnalperempuan.com/yjp.jpo/?act=3Dberita%7C-314%7CN Jumat, 04 Maret 2005 Luka di Atas Luka Perempuan Aceh Jurnalis Kontributor: Latifah Jurnalperempuan.com-Yogyakarta. Berbagai cerita lirih tentang perempuan ter= us mengalir dan menjadi bagian dari keseharian Aceh. Seorang ibu di Kuala y= ang berusia 61 tahun, kehilangan 49 anggota keluarganya, yang terdiri dari = adik, kakak, beserta anak-anak mereka. Dia juga kehilangan enam dari sembil= an anak kandungnya beserta cucu-cucunya, dan kehilangan suaminya sendiri. S= ekarang ia menumpang pada salah satu anaknya yang masih hidup di Ulee Karen= g.=20 Cerita lainnya, seorang ibu muda, 30-an tahun, setiap hari datang ke Aso Na= nggroe, sebuah desa di dekat Pelabuhan Ulee Lhee. Bersama anak perempuannya= yang berumur tujuh tahun, setiap hari ia duduk di atas puing-puing rumahny= a yang tersisa. Matanya menatap jauh dengan penuh kelelahan, tanpa air mata= , tanpa harapan. Dia tidak menangis lagi karena kekuatan untuk menangis sud= ah tidak ada. Dia hanya menyesali nasibnya karena satu hari sebelum Tsunami= , ia menginap di rumah mertuanya di daerah Seulimun. Tsunami telah membawa = suami, ibu, bapak, adik-adik, dan dua anaknya pergi untuk selama-lamanya.=20 Dia menyesali mengapa dia tidak bersama mereka pada hari itu, mengapa ia ha= rus meninggalkan mereka dan membiarkan mereka meninggal. Setiap hari dia da= tang dari Seulimum untuk beberapa jam duduk di puing-puing bekas rumah kelu= arganya, untuk menenteramkan hati dan mendapatkan kekuatan menjalani kehidu= pannya kini, tanpa ada keluarga.=20 Demikian dikisahkan oleh Irwan Adullah, dari Center for Religionus and Cult= ure Studies (CRCS) dalam pidatonya yang berjudul =93Realitas Politik, Deter= itoritorialisasi Sosial, dan Redefinisi Penelitian Budaya: Aceh sebagai Fie= ld of Study=94. Pidato ini disampaikan dalam acara Dies Natalis ke-59 Fakul= tas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta pada Kamis (3/3).=20 Menurut Irwan, luka dan kepedihan yang ditinggalkan Tsunami pada Aceh merup= akan bagian dari luka dan kepedihan lama yang menjadi bagian dari sejarah o= rang Aceh. Status Aceh sebagai Daerah Operasi Militer yang menyebabkan kema= tian beruntun telah menyebabkan menjadi pengalaman sehari-hari bagi orang A= ceh. Begitu pula pada masa Aceh berstatus Darurat Militer.=20 Kematian dalam berbagai bentuknya kemudian menjadi pengalaman kolektif yang= dialami, diceritakan, dibagi sebagai beban dan kepedihan bersama, diratapi= dan kemudian diterima sebagai ajal atau sebagai mati syahid. Pengalaman ko= lektif ini tampak dalam lirik Aneuk Yatim yang ditulis Medya Huss dan dipop= ulerkan oleh Rafly yang diterjemahkan sebagai berikut. Hidup sang ibu/ keti= ga tiada lagi ayah/saya bekerja bekerja/ saya beri makan/sudah nasib kita/k= ehendak Allah ya Allah. Kalaupun susah hai susah/ tetap saya bersabar/ Dija= wablah oleh ibu/Anak yang baik/kehendak Allah ya Allah/Kita bersabar/Jangan= putus asa hai asa/Cobaan Allah ya Allah/Sabar dan tabah dan tabah/Kemudian= bahagia/Kita berdoa/Kepada Allah.=20 Luka yang ditinggalkan oleh Tsunami merupakan luka yang tergores di atas sa= yatan luka-luka yang sudah ada, yang penyembuhannya membutuhkan waktu yang = sangat panjang. Kekuatan-kekuatan untuk penyembuhan itu hampir tidak tersed= ia akibat proses sejarah yang menghancurkan basis-basis kekuatan masyarakat= . Musibah tidak dapat segera tertangani karena kekuatan-kekuatan yang ada d= i dalam tidak tersedia untuk memberi respons. Keadaan ini melahirkan berbag= ai akibat lanjutan khususnya pencitraan orang Aceh sebagai sebagai orang ya= ng tidak mengurus diri sendiri, sangat tergantung pihak luar, dan bahkan di= anggap menghindar dari tanggung jawab. Hal ini berkait dengan ketiga proses= yang terjadi sekitar dua dekade terakhir ini. Pertama, terjadinya dinamika= =93menetap=94 dan =93berpindah=94 yang terus-menerus, akibat suatu situasi= sosial yang menekan, membentuk sebuah siklus yang teratur dan bahkan siste= mik. Kedua, sifat dan kedudukan orang Aceh antara =93ada=94 dan =93tiada=94= akiat situasi yang represif dalam kehidupan masyarakat. Ketiga, kebingunga= n yang meluas tentang ekspresi keacehan dan keindonesiaan. ***=20 ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~-->=20 Give underprivileged students the materials they need to learn.=20 Bring education to life by funding a specific classroom project. http://us.click.yahoo.com/4F6XtA/_WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM --------------------------------------------------------------------~->=20 *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg= Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.uni.cc *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru;=20 4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx 5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx 6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx =20 Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/ =20 ** Mailing-List Indonesia Nasional Milis PPI-India www.ppi-india.uni.cc **