[list_indonesia] [ppiindia] Kasus Jilbab di Kampus STIS

  • From: "Ari Condro" <masarcon@xxxxxxx>
  • To: <ppiindia@xxxxxxxxxxxxxxx>
  • Date: Wed, 16 Feb 2005 19:29:45 +0700

** Mailing-List Indonesia Nasional Milis PPI-India www.ppi-india.da.ru **

Wah, masalah jilbab rame lagi.
STIS ini kalo gak salah ada di Jakarta dan Yogya.
Dan layaknya sekolah milik pemerintah selain
STPDN, STTD (punya DLLAJR), AMP,
juga sebuah sekolah swasta semi militer di lembah Tidar, dll,
biasanya jilbab memang dilarang, ataupun
jika diperbolehkan biasanya ukurannya
kudu yang (menurut ukuran harokah) kecil aja,
beberapa alasan selain karena menutupi pakaian seragam
juga karena pengurus "tetap" memiliki kekhawatiran
jika persona/siswa/i di kalangan sekolah mereka tergerus
gerakan yang dikhawatirkan bersifat radikal.

Demikianlah peraturan sekolah, dan karena sekolahnya
memang gratisan, dan para guru/pengajar/pamong meminta
dan membuat aturan semacam itu, biasanya (setelah berontak
dan melakukan aksi cukup lama) mereka terpaksa mengalah
dengan keadaan.

Yang saya lihat, ketika para siswa/siswi di sekolah - sekolah
tersebut sudah terjun ke masyarakat, bagi yang memilih
memakai jilbab besar/rapi bahkan bercadar tidak ada masalah.
Toh itu pilihan mereka pribadi.  Dan sekolah tidak bisa melarang mereka.

Jadi kondisi kita agak lucu, jika di Perancis urusan simbol agama
membuat resah (karena kultur di masyarakat Perancis turunan Timteng
dianggap terlalu membatasi perempuan dan diindoktinasikan sejak kecil,
sehingga negara merasa perlu campur tangan, karena mereka yang masih kecil
dianggap belum mampu berpikir sendiri dan terhegemoni lingkungan sosialnya,
akibatnya fasilitas umum seperti sekolah diharapkan bebas simbol agama),
di Indonesia, ribut-ribut semacam ini justru tersisa kejadian di sekolah
tinggi
milik pemerintah (padahal namanya sekolah tinggi sudah bisa mikir sendiri).

Yah, bagi yang punya uang, memang gak usahlah pilih sekolah yang aturannya
kaku
dan mengikat semacam ini.  bagi yang ikut sekolah ini karena bebas bea,
ya mau gak mau berjuang dan menerima keadaannya.

Sedihnya, baru berjuang seperti ini, diluaran banyak yang pasang bom,
merusak fasilitas bisnis milik orang lain, sehingga berjuang jadi diri
sendiri
pun dianggap bagian dari tindakan anarkis itu.

Weleh.....weleh......

salam,
Ari Condro


----- Original Message -----
From: "lindasyahrial" <lindasyahrial@xxxxxxxxx>
STIS Jakarta Perketat Aturan Berjilbab

republika.co.id-Mahasiswi hanya boleh memakai jilbab kecil yang tak
menutupi dada. Sekolah Tinggi Ilmu Statistik (STIS) Jakarta,
memperketat aturan berjilbab bagi para mahasiswinya. Para mahasiswi
tingkat I khususnya hanya diperkenankan mengenakan jilbab berukuran
kecil, yang tak menutup bagian dada mereka. Mereka yang tak
menghiraukan aturan itu terancam dikeluarkan dari perguruan tinggi
yang terletak di Jakarta Timur itu.

Menurut Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) STIS, Istato
Hudayana, sebenarnya pihak STIS sebelumnya memberikan dua alternatif
penggunaan jilbab di kampus. ''Ini tertuang dalam SK Ketua STIS tahun
2001 mengenai penggunaan jilbab. Ada dua alternatif jilbab yang bisa
dikenakan oleh mahasiswi STIS yaitu berukuran besar dan kecil,,''
katanya di Jakarta, pekan lalu.

Kala itu sebagian besar mahasiswi banyak yang memilih jilbab
berukuran besar. Mereka beralasan jilbab tersebut sesuai syariat
karena menutup bagian dada mereka. Namun pada September 2004 pihak
STIS melakukan perubahan aturan berjilbab. Dua alternatif pemakaian
jilbab yang telah ada di SK Ketua STIS pada 2001 diubah menjadi hanya
satu alternatif.

Para mahasiswi hanya diperkenankan mengenakan jilbab berukuran kecil
yang hanya menutup bagian leher mereka. Perubahan aturan ini
dilakukan dengan alasan supaya ada keseragaman. Peraturan ini
terutama ditujukan kepada mahasiswi tingkat I. ''Perubahan yang
ditetapkan tidak melibatkan kami sebagai mahasiswa. Sehingga kami
menganggap hal ini menghambat teman-teman menjalankan keyakinannya,''
katanya.

Karena aturan tersebut dianggap tak sesuai keyakinan, para mahasiswi
tingkat I banyak yang tetap menggunakan jilbab berukuran besar.
Sedangkan pihak STIS tetap berpendirian pada aturan yang telah mereka
tetapkan.

Pada Selasa (8/2) lalu, kata Istato, sebanyak 39 mahasiswi tingkat I
yang masih mengenakan jilbab besar dikumpulkan dalam sebuah apel
untuk mendapatkan peringatan. Hal ini memancing reaksi mahasiswa
lainnya dan mendesak pihak STIS mencabut aturan yang ada. Pada hari
itu juga Ketua STIS dan senat serta mahasiswa melakukan dialog di
auditorium STIS.

Namun dialog itu, tambahnya, tak menghasilkan titik temu. Pada Jumat
(11/2) dialog juga mestinya dilakukan kembali namun pihak STIS dengan
beragam alasan membatalkan dialog . ''Belum adanya keputusan final
membuat saya khawatir teman-teman tingkat I yang masih mengenakan
jilbab besar akan terhambat mengikuti ujian semester pada 21 Februari
2005 nanti,'' katanya.

Ketua STIS, Satwiko Darmesto, mengakui bahwa pihaknya melakukan
perubahan peraturan dalam berjilbab. ''Para mahasiswa berjilbab harus
mengenakan jilbab berukuran kecil. Ini agar terlihat seragam. Kalau
dibiarkan ada yang menggunakan jilbab besar dan kecil, kan terlihat
tak bagus,'' katanya.

Penggunaan jilbab seperti sekarang, menurutnya bertujuan pula agar
semua atribut yang dikenakan mahasiswi terlihat. Misalnya, tanda
pangkat maupun nama, semuanya bisa terlihat. Kalau menggunakan jilbab
besar, atribut-atribut seperti itu tak akan terlihat. Menurut Satwiko
peraturan ini memang lebih ditujukkan bagi mahasiswi tingkat I. Ini
dilakukan untuk melakukan perbaikan secara bertahap. Di sisi lain, ia
menyatakan bahwa pelanggaran aturan ini tentunya mendapatkan sanksi.
Sanksi final adalah dikeluarkan.

''Kami tidak akan mengeluarkan mereka secara langsung. Tapi kalau
peringatan akumulatif tak diindahkan maka mereka kami keluarkan.
Karena itu memang aturan yang berlaku,'' tandasnya. Satwiko
menambahkan bahwa sebelum ada titik temu maka peraturan yang
ditetapkan tetap berlaku. Dengan demikian, jelasnya, para mahasiswa
yang berjilbab mestinya menggunakan jilbab sesuai dengan aturan yang
ada.


HIMBAUAN:

Sebarkan seluas-luasnya artikel ini, khususnya rohis-rohis kampus
atau lainnya....
Beri dukungan dengan masuk ke web http://rohisstis.org or
www.stis.ac.id
Selipkan doa untuk perjuangan saudara/i qta disana....






------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Give underprivileged students the materials they need to learn. 
Bring education to life by funding a specific classroom project.
http://us.click.yahoo.com/4F6XtA/_WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.uni.cc
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx
5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx
6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



** Mailing-List Indonesia Nasional Milis PPI-India www.ppi-india.uni.cc **

Other related posts:

  • » [list_indonesia] [ppiindia] Kasus Jilbab di Kampus STIS