** Mailing-List Indonesia Nasional Milis PPI-India www.ppi-india.da.ru ** MEDIA INDONESIA Kamis, 31 Maret 2005 OPINI Indonesia, Bangsa yang Malas Belajar Siswono Yudo Husodo, Mantan Menteri Transmigrasi dan Perambah Hutan BANGSA Indonesia kembali menitikkan air mata, meratapi kematian secara paksa ratusan warga akibat gempa 8,7 pada Skala Richter di Sumatra Utara (Minggu, 27/3). Di pagi buta, rakyat ramai-ramai ke luar rumah dan berlari ke tempat yang tinggi, takut gempa akan diikuti gelombang tsunami. Beruntung pusat gempa berada di daratan, sehingga tsunami tidak terjadi. Rakyat Aceh, Nias, Padang dan lainnya telah memetik pelajaran amat mahal dari gempa dan tsunami yang terjadi di Aceh dan Nias (26/12-2004). Setiap kali musim hujan, selalu berulang, kita kewalahan menghadapi wabah demam berdarah dengue (DBD). Terkesan, tidak ada upaya yang sungguh-sungguh untuk meniadakannya, padahal sebab-musababnya diketahui, yaitu nyamuk Aedes Aegypti yang berkembang biak di genangan air. Ketika saya berkunjung ke Singapura, di rumah teman saya di kawasan Changie, teman saya kaget karena menerima surat harus membayar denda 100 dolar Singapura kepada Badan Pengawas Lingkungan Singapura, karena petugasnya menemukan ada pot tanaman di halaman rumahnya, yang di bagian bawahnya tidak ada lubang. Pot semacam itu, di musim hujan akan terisi genangan air tempat berkembang biaknya nyamuk Aedes Aegypti. Singapura dan masyarakatnya telah memetik pelajaran dari kealpaannya di masa lalu. Pembelajaran di segala aspek kehidupan amat penting untuk membangun masa depan yang lebih baik; juga di bidang politik. Sebagai suatu negara bangsa, kita telah mengalami banyak peristiwa politik yang kaya dengan pelajaran. Kita telah mengalami demokrasi terpimpin di masa Orde Lama, lalu demokrasi Pancasila di masa Orde Baru, dan pengembangan demokrasi saat ini. Bangsa kita juga pernah mengalami pemberontakan PRRI, Permesta, RMS, DI/TII, G-30-S/PKI yang telah mengorbankan puluhan ribu nyawa rakyat. Kita juga pernah mengalami masa sebagai negara federal. Pernah mengalami pemerintahan yang dipimpin oleh satu orang presiden selama tiga puluh dua tahun. Kita pun telah mengalami pergantian presiden sebanyak lima kali dalam kurun waktu enam tahun (1998-2004) dari Presiden Soeharto ke Pak Habibie, ke Gus Dur, ke Ibu Megawati, lalu Pak Susilo Bambang Yudhoyono. Dalam hal demokratisasi politik, kita telah mengalami loncatan kemajuan yang sangat pesat melalui Pemilu 2004 yang lalu dengan ditandai beberapa hal. Pertama, menyusutnya jumlah partai politik peserta pemilu dari 48 parpol di Pemilu 1999 menjadi 24 di Pemilu 2004, melalui mekanisme persyaratan partai politik yang diperketat secara demokratis. Penyusutan jumlah partai politik tersebut, diharapkan dapat membuahkan proses politik yang lebih efisien. Kedua, ditandai dengan pemilihan secara langsung anggota Dewan Perwakilan Daerah dan pemilihan presiden dan wakil presiden. Kemajuan demokratisasi ketiga, ditandai dengan munculnya kreativitas dan aktivitas masyarakat luas untuk ikut membendung munculnya politisi bermasalah di lembaga-lembaga politik kita. Keempat, adanya partai politik yang menyatakan diri sebagai partai oposisi bagi pemerintah, walaupun ada pula partai politik yang selalu ada dalam pemerintahan yang telah berganti-ganti karena banyaknya kader partai yang beraktivitas di bidang politik untuk mengejar kekuasaan semata. Semua itu mengandung pelajaran amat berharga bagi kita untuk membangun masa depan bangsa yang lebih baik. *** Di bidang ekonomi, penegakan hukum dan HAM, serta pemberantasan korupsi, premanisme, dan penyelundupan; sebagai suatu negara bangsa kita belum mengalami kemajuan yang berarti. Bahkan terkesan tidak mampu memetik pelajaran dari kesalahan dan kealpaan di masa lalu; membuat kesalahan yang sama berkali-kali. Belum lagi kasus pembobolan BNI 46 yang merugikan negara Rp1,7 triliun selesai, kita dikagetkan dengan kejahatan perbankan dalam kasus Bank Global dimana pemerintah harus mengganti uang tabungan/deposito masyarakat dengan kerugian negara hampir Rp1 triliun. Sementara para penjahat perbankannya yang telah menerbitkan surat berharga fiktif, yaitu Irawan Salim sebagai Direktur Utama Bank Global buron. Hingga saat ini, lebih dari sepuluh orang penjahat bank pengemplang uang rakyat buron. Dan setiap kali terkesan buronnya begitu mudah. Bahkan ada yang buron, yang pergi ke luar negerinya dijamin oleh Jaksa Agung yang sudah mantan. Dalam hal ini, terkesan pemerintah belum mampu belajar dari pengalaman pahit masa lalu tersebut. Sampai kapan kita akan dikemplang terus-menerus oleh para perampok negara berkerah putih tersebut ? Niat baik pemerintah untuk melindungi uang masyarakat dari kejahatan perbankan lebih baik diganti dengan sistem asuransi, yang banknya harus memikul risiko yang besar. Deposan juga harus membayar premi asuransi. Pinjaman antarbank juga tidak perlu dijamin oleh negara. Kita juga masih sering mendengar berita tentang banyaknya praktik penyelundupan beras, barang-barang elektronik, gula, buah-buahan, dan kayu; yang telah berlangsung bertahun-tahun. Demikian juga dengan maraknya pencurian ikan di laut oleh nelayan asing yang diperkirakan mencapai US$3 miliar per tahunnya, tanpa langkah-langkah efektif dari negara untuk menangkalnya. Pemerintah sebagai penyelenggara negara adalah organisasi amat besar yang mengurus masalah yang sangat kompleks sehingga wajar bila membuat kesalahan dan semua bangsa besar yang telah maju dan sejahtera saat ini, di masa lalunya pun pernah mengalaminya. Tetapi, yang membedakan antara negara maju dengan negara terbelakang adalah kemampuannya dalam memetik pelajaran dari kesalahan dan kegagalan yang pernah dibuatnya. Semoga negara kita mampu memetik pelajaran dari kesalahan-kesalahan masa lalunya untuk membangun masa depan yang lebih baik, lebih adil, lebih demokratis, lebih sejahtera, lebih tertib, lebih aman, lebih bersatu. *** [Non-text portions of this message have been removed] ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> Give underprivileged students the materials they need to learn. Bring education to life by funding a specific classroom project. http://us.click.yahoo.com/4F6XtA/_WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM --------------------------------------------------------------------~-> *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.org *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx 5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx 6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/ ** Mailing-List Indonesia Nasional Milis PPI-India www.ppi-india.uni.cc **