[list_indonesia] [ppiindia] [Forum-Pembaca-Kompas] SPBU milik Puan Maharani disegel pihak Pertamina

  • From: Carla Annamarie <Carla.Annamarie@xxxxxxxxxxxxxxxx>
  • To: ppiindia@xxxxxxxxxxxxxxx
  • Date: Fri, 1 Apr 2005 11:46:31 +0700

** Mailing-List Indonesia Nasional Milis PPI-India www.ppi-india.da.ru **


----- Forwarded by Carla Annamarie/PRUIDN/IDN/Prudential on 04/01/2005
11:43 AM -----
                                                                                
                             
                      "Agus Hamonangan"                                         
                             
                      <agus_hamonangan@ya        To:       
Forum-Pembaca-Kompas@xxxxxxxxxxxxxxx              
                      hoo.com.sg>                cc:                            
                             
                                                 Subject:  
[Forum-Pembaca-Kompas] SPBU milik Puan Maharani   
                      04/01/2005 11:47 AM         disegel pihak Pertamina       
                             
                      Please respond to                                         
                             
                      Forum-Pembaca-Kompa                                       
                             
                      s                                                         
                             
                                                                                
                             
                                                                                
                             






Balai Metrologi DKI Jakarta menemukan bahwa mesin B di SPBU 34-0106
yang berada di depan Kepolisian Sektor Penjaringan melanggar batas
toleransi 0,05 persen seperti yang ditetapkan Pertamina.
==========================================================
PADA Rabu (23/3) stasiun pengisian bahan bakar untuk umum milik Puan
Maharani-putri mantan Presiden RI Megawati Soekarnoputri-di Jalan
Raya Pluit Raya Selatan, Penjaringan, Jakarta Utara, disegel pihak
Pertamina.

Balai Metrologi DKI Jakarta menemukan bahwa mesin B di SPBU 34-0106
yang berada di depan Kepolisian Sektor Penjaringan melanggar batas
toleransi 0,05 persen seperti yang ditetapkan Pertamina. Dengan kata
lain, untuk setiap pengisian 10 liter premium, misalnya, volume
premium yang diperbolehkan hilang sampai di tangan konsumen maksimal
hanya 5 mililiter. Dan, di stasiun pengisian bahan bakar untuk umum
(SPBU) milik Puan Maharani itu 0,5 liter tiap 10 liter.

Husnaidi, pengawas SPBU milik Puan Maharani itu,
mengungkapkan, "penguapan" tersebut terjadi karena ada kebocoran pada
dua pipa isap. Satu di antara pipa isap itu untuk menyuplai mesin
pompa khusus melayani sepeda motor. Sedangkan satu pipa lagi tidak
difungsikan karena bocor sejak lama. Mesin B adalah satu dari lima
mesin yang ada yang masih menggunakan penghitungan analog bukan
secara digital.

SPBU milik Puan Maharani hanyalah satu dari puluhan dan sangat boleh
jadi ratusan SPBU di Jakarta yang belum memberikan pelayanan secara
optimal dan patuh pada Pertamina dalam hal toleransi penyusutan BBM.
Umumnya, pihak SPBU terpaksa melakukan kecurangan karena tingkat
kehilangan BBM yang dikirim dari depot Plumpang, Jakarta Utara, ke
SPBU kerap banyak berkurang.

Tak tanggung-tanggung besarannya. Sebuah SPBU di Jakarta Selatan
bahkan mengaku, setiap kali order 16.000 liter premium, yang sampai
ke SPBU hanya 15.600 liter. Artinya, setiap pengiriman 16.000 liter,
premium yang hilang mencapai 400 liter.

Benarkah besarnya penyusutan volume BBM ke SPBU hanya karena faktor
penguapan atau karena ada "penguapan" lain yang memang disengaja
mulai dari Depot Plumpang hingga ke SPBU tujuan?

KISAH mengenai berkurangnya volume BBM yang dijual di SPBU kepada
konsumen merupakan cerita lama. Toleransi penyusutan 0,05 persen
kemungkinannya kecil untuk bisa terpenuhi.

Seorang pengawas SPBU di kawasan Cilandak, Jakarta Selatan,
mengungkapkan, dalam setiap kali pengiriman 16.000 liter BBM jenis
premium, kerap kali volumenya berkurang hingga 400 liter atau dengan
kata lain SPBU merugi Rp 960.000.

Padahal, untuk pengiriman 16.000 liter, toleransi penguapan yang
diberikan pertamina hanya 0,05 persen. Bila tiap 10 liter saja
toleransi penyusutan yang diizinkan 5 mililiter, untuk 16.000 liter
toleransinya seharusnya 8.000 mililiter atau delapan liter.

Pihak pengelola SPBU di Cilandak itu sudah berkali-kali mencoba
mengingatkan sopir truk tangki, tetapi hilangnya premium hingga 400
liter tetap saja sering terjadi. "Kami sudah memberi uang jasa kepada
sopir Rp 20.000 tiap mengirim, tetapi mereka tetap nakal," katanya.

Kondisi seperti ini kerap membuat penanggung jawab lapangan SPBU
berada dalam posisi sulit. Satu sisi mereka dituntut untuk
mendapatkan keuntungan maksimal dari pemilik SPBU, di sisi lain
kecurangan-kecurangan terjadi di depan mata dan mereka tidak bisa
berbuat apa-apa.

"Pernah kami minta ganti armada pengangkutan BBM yang lain, tetapi
ini sulit dilakukan. Pertamina sepertinya enggan mengabulkan
permohonan itu, saya tidak tahu ada permainan apa ini," masih cerita
pengelola SPBU di Cilandak tadi.

Pengelola SPBU di Tanah Abang, Jakarta Pusat, juga mengungkapkan hal
yang tidak jauh berbeda. "Kalau kami tolak truk yang bawa BBM kami
karena hilangnya BBM banyak, kami tak akan dapat BBM, mau jualan apa.
Terpaksa kami menerima begitu saja," katanya.

Pihak Pertamina tak segan- segan menolak permohonan delivery order
(DO). Bahkan, kalau truk tangki itu ditolak, bisa- bisa baru satu
minggu kemudian mereka akan mendapatkan BBM. Daripada tak jualan,
mereka terpaksa ikut menyesuaikan diri. Caranya dengan menjual BBM
kepada konsumen yang melebihi batas toleransi. "Kalau tidak, kami
rugi dong, dari mana kami menutup bensin yang hilang itu," katanya.

Di SPBU di kawasan Slipi tersebut, tingkat "penguapannya" cukup
besar. Dalam kondisi hujan, untuk pengiriman 24.000 premium yang
berkurang, volumenya bisa mencapai 200 liter. "Ini bukan losing yang
wajar," katanya.

SPBU di kawasan Kebon Jeruk, Jakarta Barat, nasibnya sedikit lebih
baik. Dalam setiap kali pengiriman BBM 24.000 liter, premium yang
hilang hanya 50 liter. "Mungkin karena jaraknya dekat," kata
pengelola SPBU itu.

Ia menceritakan, untuk urusan toleransi kebocoran, pihaknya tidak
pernah main-main. Ia pernah beberapa kali menolak sopir truk tangki
yang membawa premium ke tempatnya dengan tingkat kebocoran
tinggi. "Saya tolak saja, kalau dia enggak ngirim saya pindah ke jasa
angkutan lain. Setiap bulan SPBU saya harus membayar sekitar Rp 300
juta untuk biaya pengangkutan. Kalau mereka curang dan saya
memutuskan kerja sama kan, mereka sendiri yang merugi," katanya.

SPBU di Kebon Jeruk itu termasuk tinggi tingkat penjualannya. Dalam
sehari, mereka berhasil menjual 96.000 liter premium, 8.000 pertamax
dan pertamax plus, serta sekitar 20.000 solar.

Besarnya volume BBM yang berkurang saat tiba di SPBU inilah yang
kemungkinan "memaksa" pihak SPBU juga melakukan kecurangan.
Kecurangan, menurut para pengelola SPBU, biasa mereka lakukan dengan
mengurangi volume BBM yang dijual ke konsumen yang melebihi batas
toleransi. Kalau tidak begitu, marjin keuntungan mereka akan
berkurang. Buntutnya tentu kesejahteraan para karyawan tidak begitu
dipedulikan. Misalnya saja hingga saat ini masih ada uang makan
karyawan SPBU yang hanya Rp 6.000 setiap harinya.

KEPALA Satuan Reserse Sumber Daya Lingkungan pada Direktorat Reserse
Kriminal Khusus Kepolisian Daerah Metropolitan Jakarta Raya Ajun
Komisaris Besar Ahmad Haydar mengungkapkan, berdasarkan kasus yang
beberapa kali di tanganinya, kebocoran pengiriman BBM ke SPBU
biasanya terjadi akibat sopir truk tangki yang menurunkan BBM atau
istilahnya "kencingan" sebelum mencapai SPBU. BBM kencingan inilah
yang kemudian kerap dimanfaatkan untuk kegiatan pengoplosan.

Di sisi lain, polisi juga pernah mengungkap pengoplosan BBM yang
dilakukan sendiri oleh pengelola SPBU di Jalan Raya Gatot Subroto,
Tebet, Jakarta Selatan. Para pelaku mengoplos premium dengan pertamax
atau pertamax plus, dengan perbandingan 1 : 3.

Menanggapi kemungkinan lain di luar ulah nakal para sopir truk
tangki, misalnya saja ada keterlibatan pejabat Depot Plumpang dalam
hal tingginya volume BBM yang "menguap", Haydar tidak bisa
menjelaskan lebih jauh karena itu menyangkut institusi Pertamina.

"Kalau masalah berkurangnya BBM ke SPBU dari Plumpang, ya itu masalah
Pertamina," ujar Haydar menjelaskan.

Bisnis SPBU banyak dikenal sebagai lahan bisnis yang subur bagi para
pejabat dan mantan pejabat negara. Bisnis SPBU memberikan keuntungan
yang menggiurkan, terbukti banyak pejabat, mulai dari bupati, menteri
dalam negeri, mantan kepala Kepolisian Negara RI, hingga mantan
presiden, atau pun kerabat pejabat, menggeluti bisnis yang satu ini.

Namun demikian, bila SPBU tidak dikelola dengan baik mulai dari
Plumpang hingga SPBU, tidak jarang masyarakat juga yang dirugikan.
(HERMAS EFENDI PRABOWO)
http://www.kompas.com/kompas-cetak/0504/01/metro/1656672.htm





====================================================================
Pojok Milis FPK:
1.Topik bahasan disarankan bersumber dari KOMPAS dan KOMPAS On-Line (KCM)
2.Gunakan bahasa yang sopan, tidak memojokkan lawan bicara.
3.Bila ingin membalas/merespon, hapuslah e-mail yang sebelumnya termasuk
Footnote.
4.Bila Bouncing, kirim e-mail: Forum-Pembaca-Kompas-normal@xxxxxxxxxxxxxxx
5.Kontak Moderator, kirim e-mail:
Forum-Pembaca-Kompas-owner@xxxxxxxxxxxxxxx

Buka mata dengan KOMPAS
====================================================================

Yahoo! Groups Links











------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Give underprivileged students the materials they need to learn. 
Bring education to life by funding a specific classroom project.
http://us.click.yahoo.com/4F6XtA/_WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.org
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx
5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx
6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



** Mailing-List Indonesia Nasional Milis PPI-India www.ppi-india.uni.cc **

Other related posts:

  • » [list_indonesia] [ppiindia] [Forum-Pembaca-Kompas] SPBU milik Puan Maharani disegel pihak Pertamina