** Mailing-List Indonesia Nasional Milis PPI-India www.ppi-india.da.ru ** Alamak, Rupanya si Taliban yang sangat Ketat Menjalankan Ajaran Agamanya Juga sebagai Produsen Opium yang merupakan Bahan Baku Heroin. Jangan2 Invasi Amrik ke Sana mendapat Restu dari Negara Sekitarnya, Karena Khawatir Dampak dari Barang Haram Tersebut. Bagaimana dengan Sebagian Orang2 Indo yang dulu mendukung Taliban, Apakah ngak sekalian Import Opiumnya saja dari Mereka, Itung2 agar mereka bisa Bangkit kembali dan ada dana untuk Berperang lagi melawan Amrik dan Pemerintah Afgan yang dianggap sebagai Boneka Amrik. Budiman Afganistan Penghasil Terbesar Opium Dunia Vienna, Rabu - Afganistan kembali menjadi negara opium terbesar di dunia menyusul terjadinya ledakan produksi bunga opium di negara itu. Lonjakan produksi opium ini akan diikuti dengan lonjakan perdagangan obat terlarang hampir di seluruh dunia, khususnya Asia Tengah, Eropa, dan Amerika Serikat. Jika hal itu terjadi, dunia semakin rentan terhadap penyebaran virus HIV/AIDS. Sebelumnya, Afganistan pernah dijuluki sebagai negara opium terbesar di dunia ketika masih di bawah kekuasaan rezim Taliban. Rekor produksi opium saat itu, pada tahun 1999, mencapai 4.600 ton. International Narcotics Control Board (INCB) mengeluarkan laporan terbaru mengenai produksi narkotika dunia di Vienna, Rabu (2/3). INCB mengatakan, produksi bunga opium di Afganistan pada 2004 mencapai 4.200 ton. Jumlah itu hanya 400 ton lebih sedikit dibandingkan dengan rekor yang dicapai saat Taliban berkuasa. Pada 2003, produksi bunga opium Afganistan hanya 3.200 ton. Dengan demikian, dalam satu tahun terjadi lonjakan produksi hingga 1.000 ton. Presiden INCB Hamid Ghodse, di Vienna, mengatakan, lonjakan sebesar itu membuat Afganistan menjadi negara utama yang memperdagangkan obat terlarang. Laporan INCB menyebutkan, sepertiga dari produksi bunga opium yang dipanen di Afganistan tahun lalu masuk ke negara-negara tetangga Afganistan di Asia Tengah, khususnya Kazakstan dan Tajikistan. Barang-barang haram tersebut hanya singgah sebentar di Asia Tengah, setelah itu masuk ke Rusia dan negara-negara Eropa dalam bentuk heroin. INCB juga mencatat, bunga opium mulai masuk kembali ke Pakistan sejak tahun lalu. HIV semakin menyebar Lonjakan produksi opium di Afganistan akan memberikan dampak langsung terhadap permasalahan obat terlarang terutama di negara-negara sekitar Afganistan. Kemungkinan, penggunaan heroin dengan jarum suntik langsung dalam pembuluh darah di Asia Tengah akan meningkat. Hal itu membuat kemungkinan penyebaran virus HIV yang menjadi penyebab AIDS akan meningkat pula, terutama di Nepal dan India. Vincent McClean, Perwakilan Kantor Urusan Obat-obatan Terlarang dan Kriminal di Islamabad, juga memberi peringatan kepada Pakistan yang kemungkinan menghadapi lonjakan kasus HIV/AIDS jika negara itu tidak mencegah penyebaran penggunaan narkotika dengan jarum suntik. Saat ini, ada 500.000 pengguna heroin dan 60.000 di antaranya menggunakan barang haram itu dengan jarum suntik. Diperkirakan, di negara itu terdapat 70.000 orang yang sudah terinfeksi HIV/AIDS tahun 2003. Lonjakan produksi opium ini juga akan berdampak buruk terhadap upaya Pemerintah Afganistan untuk membangun kembali negara itu pasca-serbuan invasi Amerika Serikat (AS) dan Inggris untuk menjatuhkan rezim Taliban tahun 2001 lalu. Perwakilan Asia di Kantor Urusan Obat-obatan Terlarang dan Kriminal Perserikatan Bangsa-Bangsa, Akira Fujino, di Bangkok, mengatakan, meluasnya penggunaan obat terlarang merupakan ancaman bagi demokrasi yang baru dibangun di negara itu. Hal tersebut juga mengganggu proses perbaikan stabilitas dan ekonomi secara keseluruhan di negara itu. "Situasi ini harus direspons dengan cepat oleh dunia internasional," kata Fujino. "Perang suci" Presiden Afganistan Hamid Karzai bersumpah melakukan "perang suci" terhadap obat- obatan terlarang ketika mengambil alih kekuasaan di Afganistan melalui pemilu Oktober 2004. Sikap itu didukung AS yang selama ini berada di balik pemerintahan Karzai. AS berjanji mengucurkan dana 780 juta dollar AS untuk memerangi perdagangan obat-obatan terlarang tahun 2005. Inggris, yang juga terlibat dalam invasi ke Afganistan, berjanji akan menggandakan bantuan untuk memerangi perdagangan obat-obatan terlarang menjadi 100 juta dollar AS. Janji itu disampaikan bulan Januari lalu. Pakistan juga menyatakan akan berjuang mati-matian untuk memerangi perdagangan obat terlarang terutama di daerah perbatasan dengan Afganistan. Mayor Jenderal Nadeem Ahmed, Direktur Jenderal Armada Antinarkotik Pakistan, mengatakan, dua tahun lalu, Pakistan menyita sekitar 59 ton opium, morfin, dan heroin. Pakistan meminta dunia internasional memberikan bantuan senjata, helikopter, dan piranti elektronik untuk keperluan intelijen guna menghadapi mafia perdagangan obat terlarang di perbatasan Pakistan- Afganistan.(AP/AFp/BSW) http://www.kompas.com/kompas-cetak/0503/03/ln/1597987.htm [Non-text portions of this message have been removed] ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> DonorsChoose. A simple way to provide underprivileged children resources often lacking in public schools. Fund a student project in NYC/NC today! http://us.click.yahoo.com/5F6XtA/.WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM --------------------------------------------------------------------~-> *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.uni.cc *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx 5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx 6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/ ** Mailing-List Indonesia Nasional Milis PPI-India www.ppi-india.uni.cc **