11 sept 2002 ? > -----Original Message----- > From: su > Subject: KAFIR AS MULAI MEMERANGI UMAT ISLAM DI INDONESIA > > Ba'asyir: AS Membuat Opini Indonesia Sarang Teroris > 10-9-2002 / 22:37 WIB > > TEMPO Interaktif, Jakarta: Pimpinan tertinggi Majelis Mujahidin Indonesia > Abu > Bakar Ba'asyir menilai saat ini Amerika Serikat sedang membuat opini bahwa > Indonesia sarang teroris. "Mereka mau membuat opini publik seolah-olah di > Indonesia merupakan sarang teroris sehingga mereka punya alasan untuk > mengambil tokoh Islam di Indonesia," kata Ba'asyir kepada Tempo News Room > di > Pondok Pesantren Al Mukmin, Ngruki, Sukoharjo, > Jawa Tengah, Selasa (10/9). > > Pernyataan ini menanggapi ditutupnya Kedutaan Besar AS di Jakarta dan > Konsulat > Jenderal AS di Surabaya, mulai Selasa (10/9) sampai Rabu (11/9), karena > kekhawatiran adanya ancaman dari teroris. Selain itu, negara tersebut > berencana > negara tersebut mengumumkan daftar teroris internasional. Dari daftar > itu, nama > Ba'asyir masuk di dalamnya. > > Ba'asyir juga membantah Majelis Mujahidin mengancam Kedutaan Besar dan > Konsulat Jenderal AS. Dia bahkan balik menuding AS melakukan rekayasa > untuk > menciptakan opini publik seakan-akan di Indonesia memang merupakan sarang > teroris dengan memanfaatkan situasi menjelang satu tahun tragedi serangan > 11 > September ke menara kembar World Trade Center dan Pentagon. > > Menurut pendiri dan pengasuh Pondok Pesantren Al Mukmin, Ngruki ini, > Majelis > Mujahidin sama sekali tidak memiliki alasan apapun untuk melakukan > ancaman. > Demikian halnya dengan kelompok islam lainnya. "Kalau Mujahidin > mengancam, > suruh buktikan apa ancaman itu, dan siapa yang mengancam? Saya memiliki > kecurigaan kalau itu merupakan rekayasa saja," ujarnya. (Imron > Rosyid-Tempo > News Room) > > > > Kapolri Mengaku Belum Mendengar Rencana AS > 10-9-2002 / 13:37 WIB > > TEMPO Interaktif, Jakarta: Kapolri Jenderal Da'i Bachtiar mengaku belum > mendengar adanya rencana dari Pemerintah Amerika Serikat yang akan > menetapkan Abu Bakar Ba'asyir sebagai salah satu teroris. "Saya belum > dengar > itu," katanya kepada wartawan di Mabes Polri, Selasa (10/9). > > Pernyataan ini menanggapi adanya kabar, AS akan mengumumkan daftar > teroris > internasional, bertepatan dengan peringatan tragedi 11 September 2001 > yang > menghancurkan gedung kembar Word Trade Center di New York. Salah satunya > yang masuk daftar adalah Ba'asyir, pendiri Pondok Pesantren Al-Mukmin di > Ngruki, Sukoharjo, Jawa Tengah, yang kini Pimpinan Tertinggi Majelis > Mujahidin Indonesia. > > Da'i mengatakan, dirinya selalu menjelaskan posisi Baasyir kepada semua > orang > yang berbicara mengenai terorisme internasional. Jika ada tambahan > informasi > mengenai dia, dan informasi tersebut terkait dengan tindak pidana, akan > merupakan masukan bagi Mabes Polri. Selanjutnya, kata Da'i, polisi akan > melakukan penyelidikan. > > Da'i menambahkan, apabila dalam penyelidikan terdapat cukup bukti yang > kuat > dan fakta-fakta hukum mengenai keterlibatan seseorang dalam tindak pidana > itu, > Mabes Polri akan segera melanjutkan prosesnya ke pengadilan. Namun, ujar > Dai, > semuanya harus berlandaskan ketentuan hukum yang berlaku. > (Dewi Retno Suryani-Tempo News Room) > > > Abu Bakar Ba'asyir: Tangkap Saya, Perangi Islam. > 10-9-2002 / 13:33 WIB > > TEMPO Interaktif, Jakarta: Pemimpin Tertinggi Majelis Mujahidin Indonesia > Abu Bakar Ba'asyir tidak memperlihatkan tasa gentar > terkait isu dirinya masuk daftar hitam buatan Amerika Serikat. Dia > mengatakan > akan melawan jika pemerintah Indonesia menuruti Amerika, dengan menangkap > dirinya berdasar daftar yang diumumkan pada 11 September nanti itu. > > "Tidak kita terima, kita lawan. Kalau sampai > pemerintah berani menangkap berdasarkan daftar itu, berarti pemerintah > juga > ikut memerangi Islam," tegas Ba'asyir pada Tempo News Room yang > menghubunginya lewat telepon, Senin (9/9) malam. Dia baru saja tiba di > Bandar Udara > Soekarno-Hatta, Jakarta, usaiperjalanan dari Medan. > > Ba'asyir menduga selama ini dirinya > dimata-matai Amerika meski perlakuan itutidak bisa dia rasakan kasat mata. > Apalagi > dirinya dianggap musuh dalam politik Amerika saat ini. "Kemungkinan karena > sikap > vokal saya yang ingin memperjuangka syariat Islam di tingkat > pemerintahan," kata dia. Pendiri Pondok Pesantren Al-Mukmin di Ngruki, > Sukoharjo, Jawa > Tengah itu mengatakan dirinya juga pernah menerima SMS (short message > service) lewat telepon selulernya, yang isinya kurang menyenangkan. > > Ba'asyir kembali membantah dirinya menjadi > bagian dari jaringan Al-Qaidah pimpinan Usamah bin Laden, kelompok Islam > radikal yang diburu Amerika karena dituduh pelaku teror black September > setahun > lalu. Tapi, dia menyatakan rasa simpati yang besar terhadap perjuangan bin > Laden. > > Dia menyatakan Amerika akan selalu memerangi > tokoh-tokoh Islam di dunia. Mula-mula tokoh yang dicap garis keras, > kemudian menjinakkan mereka yang dianggap lunak. "Amerika akan > menghancurkan > tokoh-tokoh Islam internasional yang berusaha meningkatkan syariat di > tingkat > negara," ujar dia. > > Ketua Lajnah Tanfidziyah Majelis Mujahidin > Indonesia, Irfan S.Awwas, mengatakan pemerintah Indonesia sudah pernah > menegaskan > tidak ada teroris di negeri ini. Dia mengakui organisasinya dimata-matai > Amerika. > Apalagi beberapa waktu belakangan, kantor Mujahidin di Yogyakarta > banyak didatangi peneliti dan wartawan asing. > > "Dalam satu minggu ini saja, kami sudah > didatangi empat peneliti dan wartawan asing. Mereka memang menanyakan > tentang > terorisme itu dan orang yang bisa disebut teroris di Indonesia. Saya > memang > menunjukan bukti kepada mereka. Mereka tidak menemukan indikasi sekecil > apa pun > yang menunjukan Majelis Mujahidin Indonesia bisa disebut teroris," > tegas dia. > > Abu Bakar Ba'asyir disorot tajam oleh > internasional dalam posisinya sebagai pendiri dan tokoh Jamaah Islamiyah, > semasa dia > tinggal di Malaysia pada dekade 90-an. Menyusul tragedi 11 September > 2001, > kelompok tersebut banyak dinilai punya kaitan dengan Al-Qaidah pimpinan > Usamah > bin Laden. Jamaah Islamiyah juga dituduh memainkan peran penting dalam > terorisme di Asia Tenggara, terutama di Malaysia, Singapura dan Filipina. > > Sebanyak 13 anggota kelompok itu ditangkap > Desember tahun lalu. Sebelumnya, aparat keamanan Filipina juga menangkap > Fathur > Rohman Al-Ghozi, pemuda asal Kabupaten Madiun, Jawa Timur, dan pernah > menjadi murid di Pondok Pesantren Al-Mukmin. Kini Al-Ghozi dijatuhi > hukuman 10-12 > tahun penjara oleh pengadilan Filipina karena tuduhan kepemilikan ilegal > bahan peledak dan terorisme. Tapi, berkali-kali Ba'asyir mengatakan selama > tinggal > di Malaysia dirinya tidak kenal dan tidak berhubungan dengan Al-Ghozi. > > Sejauh ini Ba'asyir tetap aman berada di > Indonesia. Markas Besar Polri tidak menemukan bukti-bukti kuat terorisme. > Ba'asyir > juga tidak henti membantah tuduhan itu. Namun, aparat keamanan Malaysia > dan Singapura tetap mengincar, terkait Jamaah Islamiyah. Malah, tempo hari > hari pemerintah Singapura meminta Indonesia untuk mengekstradisi Ba'asyir. > Tapi, > permintaan itu dibiarkan oleh pemerintah Indonesia. > > Untuk mematahkan tuduhan itu, Ba'asyir juga > pernah menggugat perdata Menteri Senior Singapura Lee Kuan Yew ke > Pengadilan > Negeri Jakarta Pusat. Pasalnya, bekas perdana menteri Singapura itu > beberapa > kali mengeluarkan tuduhan memojokkan. Tapi, majelis hakim Pengadilan > Negeri Jakarta Pusat menolak gugatan itu karena Lee Kuan Yew tidak > bersedia > datang meski pengadilan telah beberapa kali memanggil. (Suseno) > > > > Kapolri: Tak Ada Pertimbangan > 10-9-2002 / 7:25 WIB > > TEMPO Interaktif, Jakarta: Kepala Polri > Jenderal Pol. Da'i Bachtiar mengaku belum pernah dimintai pertimbangan > Amerika > Serikat berkait kabar penetapan Abu Bakar Ba'asyir ? Pemimpin Tertinggi > Majelis > Mujahidin Indonesia ? sebagai salah satu tokoh teroris internasional. > "Tidak. > Belum...bahkan tidak ada," ujar Da'i singkat, Senin (9/9) malam. > > Tapi, Kapolri menambahkan penetapan itu oleh > Amerika Serikat itu sebaiknya disertai bukti kuat. Sejauh ini, kata dia, > kepolisian Indonesia telah menjelaskan pada berbagai pihak. Markas Besar > juga > melakukan kerjasama dengan berbagai negara, juga Malaysia, untuk > mengungkap dugaan > jaringan terorisme internasional di Indonesia. > > "Dan itu sudah saya jelaskan kepada semua > termasuk Duta Besar Amerika Serikat tentang hasil penyelidikan kita," kata > Kapolri sambil bergegas masuk mobil. Dia baru saja mengikuti rapat dengan > Menko Polkam Susilo Bambang Yudhoyono. Kapolri membantah rapat itu > membicarakan Abu Bakar Ba'asyir. > > Sementara itu, Wakil Presiden Hamzah Haz tidak > mau mengomentari lebih jauh kabar Amerika Serikat akan mencantumkan Abu > Bakar Ba'asyir dalam daftar tokoh teroris internasional pada saat > peringatan satu tahun tragedi 11 September 2002. "Itu urusan Amerika!" > tukas Hamzah pada > wartawan di Istana Wakil Presiden kemarin. > > Dia menyatakan sejauh Pemimpin Tertinggi > Majelis Mujahidin Indonesia itu tidak > punya masalah di dalam negeri. "Sementara > untuk > yang lain, ada prosedurnya > masing-masing," ujar Hamzah perihal isu > penetapan Ba'asyir itu. > > Lalu, apakah pemerintah Indonesia akan > melindungi dia dari incaran Amerika atau > malah menyerahkan? Hamzah tidak bersikap > tegas. > Ia hanya mengajak semua > pihak untuk mengamati persoalan tersebut. "Itu > kan ada mekanisme hukumnya," > kata dia singkat. (Oman Sukmana/Deddy Sinaga ? > Tempo News Room) > > > > > > FPI Minta Indonesia Menolak > 10-9-2002 / 6:05 WIB > > TEMPO Interaktif, Jakarta: Ketua Front Pembela > Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab > berjanji akan mengerahkan kekuatan Islam untuk > melawan pemerintah Amerika > Serikat apabila pemerintahan Presiden George > Walker Bush menetapkan Abu > Bakar Ba'asyir sebagai tokoh teroris > internasional. "Akan kami lawan sampai titik > darah penghabisan," kata Rizieq pada Tempo > News > Room, Senin malam (9/9). > > Daftar baru teroris internasional akan > diumumkan pemerintah Amerika Serikat > bertepatan peringatan satu tahun tragedi 11 > September 2001. Bagaimana bila > Pemimpin Tertinggi Majelis Mujahidin Indonesia > itu benar-benar tercantum dalam > daftar hitam itu? Habib Rizieq meminta > pemerintah Indonesia di bawah Presiden > Megawati Soekarnoputri tidak menggubris. > > "Pemerintah Indonesia harus tegas menolak. Apa > pun resikonya, harus dihadapi. > Ini kan pernyataan sepihak. Kalau mereka tetap > memaksa, itu berarti pernyataan > perang," kata dia berapi-api. > > Habib Rizieq mengungkapkan kekecewaan dirinya > terhadap pemerintahan > Megawati yang dia nilai lembek dalam > menghadapi > sederet persoalan internasional > yang membelit Indonesia. "Yang terakhir kasus > pemulangan pekerja Indonesia dari > Malaysia," kata dia. > > Sebelumnya, dia membeberkan beberapa contoh > mengenai lemahnya sikap > pemerintahan Megawati menghadapi tekanan isu > terorisme yang dialamatkan pada > Indonesia termasuk oleh Singapura. "Indonesia > tidak boleh lagi menjadi budak dan > permainan Amerika Serikat," lanjutnya. > > Kalau pun Amerika memaksakan kehendak untuk > meminta penyerahan Ba'asyir, > Habib Rizieq melontarkan ancaman. Dia > mengancam > akan melakukan razia > terhadap warga Amerika Serikat yang berada di > Indonesia. "Kalau perlu kedutaan > besar dan aset-aset mereka akan kita bakar > semua," tambahnya. (Sapto > Pradityo) > > Daftar Teroris Diumumkan 11 September > 10-9-2002 / 5:51 WIB > > TEMPO Interaktif, Jakarta: Bertepatan > peringatan tragedi 11 September 2001 > yang menghancurkan gedung kembar Word Trade > Center di New York, muncul > kabar santer pemerintah Amerika Serikat akan > mengumumkan daftar teroris > internasional yang akan mereka buru. Salah > satunya adalah Abu Bakar Ba'asyir, > pendiri Pondok Pesantren Al-Mukmin di Ngruki, > Sukoharjo, Jawa Tengah, yang > saat ini dikenal sebagai Pimpinan Tertinggi > Majelis Mujahidin Indonesia. > > Kabar itu malahan sudah terdengar oleh > lingkaran pemerintahan Presiden > Megawati Soekarnoputri, yang saat ini sedang > melawat ke luar negeri. Seorang > pejabat pemerintah mengakui mendengar kabar > itu. Pemerintah Amerika akan > memasukkan Ba'asyir sebagai tokoh teroris > internasional dalam pengumuman > Rabu (11/9) nanti. > > Namun, Menteri Luar Negeri Hassan Wirajuda ? > yang menyertai Presiden > Megawati ke luar negeri ? menolak berkomentar > mengenai kabar itu. Wirajuda > mengatakan perlakuan Amerika tersebut juga > menerimpa Filipina. "Tapi dicuekin > (dibiarkan) oleh pemerintah Filipina," ujar > Wirajuda pada reporter Tempo News > Room Malela Mahargasari yang mengikuti > rombongan presiden di Hungaria. > > Abu Bakar Ba'asyir disorot tajam oleh > internasional dalam posisinya sebagai > pendiri dan tokoh Jamaah Islamiyah, semasa dia > tinggal di Malaysia pada dekade > 90-an. Menyusul tragedi 11 September 2001, > kelompok tersebut banyak dinilai > punya kaitan dengan Al-Qaidah pimpinan Usamah > bin Laden. Jamaah Islamiyah > juga dituduh memainkan peran penting dalam > terorisme di Asia Tenggara, terutama > di Malaysia, Singapura dan Filipina. > > Sebanyak 13 anggota kelompok itu ditangkap > Desember tahun lalu. Sebelumnya, > aparat keamanan Filipina juga menangkap Fathur > Rohman Al-Ghozi, pemuda asal > Kabupaten Madiun, Jawa Timur, dan pernah > menjadi murid di Pondok Pesantren > Al-Mukmin. Kini Al-Ghozi dijatuhi hukuman > 10-12 > tahun penjara oleh pengadilan > Filipina karena tuduhan kepemilikan ilegal > bahan peledak dan terorisme. Tapi, > berkali-kali Ba'asyir mengatakan selama > tinggal > di Malaysia dirinya tidak kenal dan > tidak berhubungan dengan Al-Ghozi. > > Sejauh ini Ba'asyir tetap aman berada di > Indonesia. Markas Besar Polri tidak > menemukan bukti-bukti kuat terorisme. Ba'asyir > juga tidak henti membantah > tuduhan itu. Namun, aparat keamanan Malaysia > dan Singapura tetap mengincar, > terkait Jamaah Islamiyah. Malah, tempo hari > hari pemerintah Singapura meminta > Indonesia untuk mengekstradisi Ba'asyir. Tapi, > permintaan itu dibiarkan oleh > pemerintah Indonesia. > > Untuk mematahkan tuduhan itu, Ba'asyir juga > pernah menggugat perdata Menteri > Senior Singapura Lee Kuan Yew ke Pengadilan > Negeri Jakarta Pusat. Pasalnya, > bekas perdana menteri Singapura itu beberapa > kali mengeluarkan tuduhan > memojokkan. Tapi, majelis hakim Pengadilan > Negeri Jakarta Pusat menolak > gugatan itu karena Lee Kuan Yew tidak bersedia > datang meski pengadilan telah > beberapa kali memanggil. (Adi Sutarwijono) > > Ketua Muhammadiyah: Tak Bisa Disamakan Taliban > 10-9-2002 / 6:42 WIB > > TEMPO Interaktif, Jakarta: Ketua Pengurus > Pusat > Muhammadiyah Ahmad Syafii > Ma'arif menilai Amerika Serikat ngawur dan > gegabah jika memasukkan Abu Bakar > Ba'asyir dalam daftar tokoh teroris > internasional ? tanpa melalui prosedur > keamanan dan diplomatik yang semestinya. > "Jangan mentang-mentang negara adi > daya, seenaknya begitu," kata Syafii Ma'arif > pada Tempo News Room yang > menghubungi lewat telepon di rumahnya, > Yogyakarta, Senin (9/9) malam. > > Dia sendiri mengaku terkejut mendengar kabar > itu. Pasalnya, sehari sebelumnya > dia baru bertemu Duta Besar Amerika Serikat > Ralp L. Boyce. Dia tidak > menyebut-nyebut soal itu. Malah Boyce > membantah > Amerika akan menyerang > Irak," papar dia. > > Menurut Ma'arif, Amerika Serikat mesti melalui > prosedur diplomatik sebelum > mengumumkan nama warga Indonesia sebagai > teroris internasional. "Jangan > karena kita berada dalam keadaan kocar-kacir > seperti sekarang, Amerika mau > seenaknya campur tangan," katanya. > > Andaikan kabar itu benar, saran Syafii > Ma'arif, > pemerintah Indonesia sebaiknya > meminta Amerika memenuhi standar diplomatik > itu. Dia juga berpendapat > pemerintahan Indoensia tidak bisa diperlakukan > seperti semasa rezim Taliban di > Afghanistan ? yang melindungi Usamah bin Laden > ? lantaran menolak > menyerahkan Abu Bakar Ba'asyir. "Kita jelas > bukan Taliban. Ini buktinya saja > belum ada," kata dia sambil tertawa. > > Ia menuturkan saat bertatap muka dengan > Menteri > Luar Negeri Amerika Serikat > Collin Powell beberapa waktu lalu, dirinya > mengaku sudah meminta pemerintah > negeri adikuasa itu untuk bertindak lebih > bijak > dalam percaturan politik > internasional. "Seharusnya begitu Uni Soviet > runtuh, Amerika menggunakan > posisinya untuk mengembangkan global wisdom," > katanya. (Wahyu Dhyatmika) > > > > =============================================================== (C)opyright 1999-2002 UntirtaNet Milis ini dikelola oleh alumni Universitas Tirtayasa Banten - Indonesia dan terbuka untuk semua Civitas Academica Universitas Tirtayasa Banten Untuk berlangganan, kirim email ke: untirtanet@xxxxxxxxxxxxx, dengan Subject 'Subscribe' atau lansung ke //www.freelists.org/cgi-bin/list?list_id=untirtanet Untuk kirim pesan: untirtanet@xxxxxxxxxxxxx Please visit our Homepage: http://www.untirtanet.org