[breaktime-corner] Film "Hafalan Sholat Delisa": Mengingatkan Kembali Kita akan Kekuasaan Allah

  • From: "gunawan prakoso" <gunawan.prakoso@xxxxxxxxx>
  • To: <tea-corner@xxxxxxxxxxxxx>
  • Date: Sun, 8 Jan 2012 22:43:06 +0700

 

 


Film "Hafalan Sholat Delisa": Mengingatkan Kembali Kita akan Kekuasaan Allah


 

 

Minggu, 26 Desember 2004, hari Delisa (Chantiq Schagel) mengikuti ujian
hafalan sholat bersama anak-anak lain di Lhok Nga, Aceh. Setelah beberapa
teman, giliran anak bungsu dari empat bersaudara putri dari Ummi Salamah
(Nirina Zubir) dan Abi Usman (Reza Rahadian) ini maju di depan Ustaz Rahman
(Fathir Muchtar). Ia pun memulai bacaan shalatnya.

"Inni wajjahtu wajhiya lilladzii fatharassamawati wal ardhla haniifan
musliman wamaa anaa minal musyrikin"

Tiba-tiba laut Lho Nga bergelombang beser. Ombak menggulung air laut menuju
darat. Atap rumah runtuh. Pohon tumbang satu per satu. Seluruh orangtua
murid yang semula menyaksikan ujian dari balik jendela panik, termasuk Ummi
Salamah. Sementara di dalam ruang ujian, Delisa terus mengucapkan hafalan
sholatnya. Dia teringat nasehat sang ustaz, agar tetap khusyuk dalam keadaan
apapun.

"Inna shaalaati wanusuki wamahyaaya wamaati lillahi raabil 'alalamiina.
Laasyarikalahu wabidza lika umirtu wa anaa minal muslimin"

Description: 1326035374656135794

Dengan memejamkan matanya, Delisa tak larut dalam kepanikan. Padahal,
tsunami sudah membuat orang-orang kocar-kacir di ruang ujian itu. Gelombang
dahsyat tsunami berkekuatan 8,9 skala richter kemudian menggulung ketiga
saudara perempuannya serta ribuan warga Aceh hingga tewas. Beruntung nyawa
Delisa diselamatkan oleh Prajurit Smith (Mike Lewis) dari US Army. Sayang,
ia harus kehilangan kaki kanannya karena diamputasi.

Tsunami menorehkan luka yang mendalam bagi Delisa. Ayah Delisa yang
sehari-harinya bekerja di kapal tanker mencoba mengobati lukanya, meski
sempat kehilangan kesabaran.Alhamdulillah, lambat laun Delisa mengerti,
mengapa Allah memanggil Ummi dan ketiga saudaranya: Fatimah (Ghina
Salsabila), Aisyah (Reska Tania Apriadi), dan Zahra (Riska Tania Apria).

"Itu tanda kita sudah naik kelas. Allah telah menguji kita dan kita berhasil
melewati dengan sabar dan ikhlas," ujar Abi Usman pada Delisa.

Itulah cuplikan film Hafalan Shalat Delisa yang diangkat dari novel berjudul
sama, karya Tere Liye. Film ini menarik sekali untuk ditonton, terlepas dari
detail scene atau penokohan yang ada di film tersebut. Selain ceritanya
begitu menyentuh, juga banyak pesan moral yang ingin dimunculkan di film
garapan sutradara Sony Gaokasak ini.

Film ini mengingatkan kembali pada kita, bahwa tsunami yang terjadi di Bumi
Serambi Mekkah itu adalah bukti kekuasaan Allah azza wa jalla.  Seperti
firman Allah subhanahu wa ta'ala: "Allah Pencipta langit dan bumi, dan bila
Dia berkehendak sesuatu, maka Dia hanya mengatakan kepadanya : "Jadilah!"
Lalu jadilah ia." (QS.al-Baqarah {2}: 117).

Lewat film ini pula, kita diingatkan kembali untuk selalu mendekatkan diri
kepada-Nya. Bagi orang yang tak beriman, bencana adalah bentuk penyiksaan
dan ketidakadilan Allah. Padahal bencana itu adalah ujian dan jalan mereka
untuk syahid di jalan Allah. Tapi sebaliknya , bagi orang yang dimuraki
Allah, maka bencana adalah azab Allah yang sangat pedih. Nauzubillahhi
Minzalik.

"Kepada Allah-lah tunduk dan patuh manusia di bumi, baik dengan suka maupun
tidak" (Al-Imron: 83)

Janji Allah dalam surah tersebut sangat jelas menyebutkan agar manusia dapat
berpikir. Semoga kita termasuk manusia yang berpikir, sehingga kita akan
selamat dunia serta akhirat kelak. Dan kita selalu diberikan kesabaran,
keselamatan, dan selalu dalam lindungan-Nya. Amin ya Allah.

 

JPEG image

Other related posts:

  • » [breaktime-corner] Film "Hafalan Sholat Delisa": Mengingatkan Kembali Kita akan Kekuasaan Allah - gunawan prakoso