** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List ** ** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: ** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ ** ** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral scholarship, kunjungi http://informasi-beasiswa.blogspot.com **Ada blog yang cukup bagus ttg pks. Coba deh dicermati. pkswatch.blogspot.com salam, Ari Condro === Monday, November 07, 2005 Tentang Blog Ini Banyak pertanyaan yang masuk melalui email, sehingga dipandang perlu untuk memberikan penjelasan tentang blog ini. Tulisan ini disusun berdasarkan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada blogger via email. Dibagi menjadi empat bagian, yaitu: latar belakang dan tujuan, materi, klarifikasi dan blogger blog ini. Tentang Latar Belakang & Tujuan Tanya: Apa latar belakang dibuatnya blog ini? Jawab: Berangkat dari keprihatinan terhadap fenomena yang saat ini sedang terjadi pada Partai Keadilan Sejahtera. PKS adalah partai yang semula gue harapkan menjadi motor perubahan di negeri ini. Partai yang berasal dari jamaah dakwah dan berbasiskan kaderisasi. Melihat PKS ketika masih bernama PK, melihat ada anggota DPR dari PK masih menggunakan sepeda motor di tengah ruang parkir DPR yang mirip showroom mobil mewah, timbul simpati dan harapan adanya peluang perubahan di negeri ini. Tapi apa lacur, yang kelihatan sekarang jauh panggang dari api. Sebagian bahkan melacurkan integritas moralnya entah demi apa. Contoh gampang: korupsi berjamaah yang melanda banyak DPRD di seantaro Indonesia, apakah tidak ada kader PKS yang jadi terpidana di situ? Cobalah periksa Depok, Padang, dll. Belum ada di Indonesia partai berbasis kaderisasi sesolid PKS, yang lain masih mengandalkan figure idolatry pada tokohnya. PKS masih bisa menjadi change agent asal mau memperbaiki diri. Gue masih berharap pada PKS, simpati dan harapan itu gue tuangkan di sini. ------------------------------ Tanya: Apa tujuan dibuatnya blog ini? Jawab: Untuk menampilkan sebuah kejujuran tanpa basa-basi, informasi yang kritis, gagasan alternatif dan kritik untuk perbaikan agar dapat menjadi masukan bagi kader-kader PKS. Mudah-mudahan bisa menjadi bahasan, masukan, renungan dan tantangan bagi kader-kader PKS. Agar mudah-mudahan PKS bisa menjadi lebih baik daripada sekarang. ------------------------------ Tentang Materi Tanya: Jika memang kritik untuk perbaikan, mengapa tidak langsung diajukan kepada PKS sebagai lembaga atau kepada orang-orang yang dikritik? bukankah sudah ada saluran dan mekanismenya? Jawab: Kritik dalam bentuk klandestin seperti ini muncul karena macetnya mekanisme penyaluran gagasan atau masukan di dalam partai. Mencoba menyampaikan hal-hal yang dikritik di blog ini secara langsung ke pengurus DPP, MS atau lembaga tinggi lainnya percuma. Apakah sudah disampaikan ke DPP? tentunya sudah disampaikan oleh banyak sekali kader-kader PKS, karena saluran tersumbat makanya cara-cara klandestin begini digunakan. ------------------------------ Tanya: Dari mana blogger blog ini memperoleh data atau informasi? Jawab: Data atau tulisan yang ada di blog ini didapat dari berbagai sumber. Secara umum ada tiga sumber utama, yaitu: a. Media massa, untuk menghindarkan bias gue menghindarkan mendapatkan informasi dari satu sumber saja (satu media pers), tetapi mengambil dari lebih dari satu sumber atau bahkan dari situs web resmi PKS; b. Pengetahuan dan analisis gue tentang PKS dari sesi-sesi liqa atau pergaulan dengan kader-kader PKS; c. Kiriman materi dari kader-kader PKS yang memiliki keprihatinan yang sama dengan gue tentang fenomena yang sedang terjadi di PKS saat ini. ------------------------------ Tanya: Sudahkah data-data atau tulisan yang ada di blog ini diklarifikasi? misalnya kepada murrobi (mentor liqa) atau rekan lain yang keimanannya lebih terjaga? Jawab: Untuk sumber a dan b (jawaban pertanyaan sebelumnya), materi biasanya didapat dari lebih dari satu sumber, sehingga diyakini sebagai informasi yang kredibel. Sedangkan untuk sumber c, gue akan meminta klarifikasi minimal kepada murrobi atau ke rekan-rekan lain. ------------------------------ Tanya: Blogger blog ini banyak menulis berdasarkan media massa? Apakah yakin semua yang ada di media itu sudah benar? Karena banyak yang disampaikan oleh media-media itu tidak bertanggung jawab dan niatnya hanya untuk menjelek-jelekkan. Jawab: Inilah masalah yang sering gue lihat ada pada kader-kader PKS: tsiqqoh taklid, dan menganggap dirinya paling benar. Sehingga jika ada image negatif yang dibentuk oleh media, maka medianya yang langsung disalahkan. Dianggap anti Islam lah, media tidak bertanggung jawab lah, dll. Padahal apa yang ditulis media itu juga cermin dari apa yang kita perbuat, partai-partai lainpun dihajar oleh media, bukan hanya PKS. Justru kalau benar media-media itu berusaha menjelekkan PKS, maka ini mestinya menjadi bagian dari jihad yang harus dilakukan oleh kader-kader PKS, untuk melakukan klarifikasi, counter informasi, menggunakan hak jawab, dsb. Perang saat ini adalah perang informasi, bukan lagi dengan pedang. Gue justru membantu dengan memperlihatkan apa 'pandangan' media-media itu terhadap PKS di sini. ------------------------------ Tanya: Bukankah informasi yang ada di blog ini, seperti kebijakan mendukung kenaikan harga BBM atau mempertahankan koalisi, gampang diperoleh dalam acara-acara PKS? kenapa tidak bersikap seperti sikap resmi PKS? Jawab: Harus dipahami, ketika kita berpolitik maka kita akan memasuki ranah publik di mana penilaian terhadap PKS tidak hanya dari kader-kadernya saja, tapi juga dari kalangan publik. Sehingga PKS harus menjaga komunikasi publik. Apakah versi pengurus itu selalu bisa diterima oleh publik? apakah simpati publik pada PKS saat ini sama besarnya dengan simpati publik pada PK? Misalnya tulisan tentang sikap PKS atas kenaikan tunjangan DPR 10 juta rupiah (Sikap Memalukan PKS Atas Kenaikan...), bukankah masyarakat bisa melihat melalui media visual (televisi) apa yang dilakukan oleh aleg-aleg FPKS di sidang paripurna tersebut? di mana mereka hanya diam tanpa interupsi sekalipun. Bukankah kemudian menjadi lucu jika kita bandingkan dengan apa yang dikatakan oleh Presiden PKS Tifatul Sembiring, bahwa aleg-aleg FPKS sudah berusaha jungkir balik untuk menentang kenaikan itu? Manusia bukan robot, diberi Allah SWT akal, logika dan nurani. Jika logika akal sehat dan nurani menyatakan apa yang dijelaskan oleh sikap resmi PKS itu sulit diterima, apakah kita harus tetap memaksakan diri dengan alasan tsiqqoh dan tho'ah? Dalam sebuah khotbah Jumat di mesjid At Taqwa, Pasar Minggu, Ustadz Salim Segaf Al Jufri mengingatkan "Berapa banyak ayat-ayat Al Quran yang diakhiri dengan kalimat afalaa ya'qilun, atau afalaa ya tafakkarun?". Allah SWT mengingatkan kita, tidakkah kamu gunakan akalmu? tidakkah kamu berpikir? Apakah kita yakin publik akan selalu menerima, berpikir dan bersikap seperti sikap resmi PKS itu? ------------------------------ Tanya: Apakah blogger blog ini tahu adab majelis? Ada hal-hal yang dapat diutarakan ke muka umum dan ada yang harus Anda simpan (FYI saja gitu lho). Jawab: Tentu saja gue tahu adab majelis yang diajarkan di dalam Islam. Apa yang disampaikan di dalam blog ini bukanlah rahasia besar atau aib yang diketahui oleh satu dua orang saja, tapi lebih kepada fenomena yang sudah umum diketahui publik. Jikapun publik tidak tahu proses pengambilan keputusan, tapi publik bisa tahu dari maklumat-maklumat yang dikeluarkan oleh petinggi-petinggi PKS. Percuma mencoba menyimpannya, lebih baik kita jujur pada diri sendiri. ------------------------------ Tanya: Keputusan PKS biasanya sudah melalui musyawarah dan di dalamnya juga terdapat pro dan kontra, tapi setelah keputusan itu dikeluarkan kita harus menjalankannya meskipun tidak setuju. Kenapa blogger blog ini tidak mengambil sikap yang sama? Jawab: Meskipun mengandung pro dan kontra, jika keputusan yang diambil itu berdasarkan atas logika yang sehat dan nurani yang bersih, maka tidak akan sulit buat publik untuk memahaminya lalu kemudian bersikap sama dengan keputusan itu. Tapi jika penjelasan yang muncul kemudian tidak sesuai dengan realita atau akal sehat, maka sebagai manusia yang berakal budi kita wajib bersikap kritis. Kenapa harus menganggap kalau bayanat dari petinggi PKS itu sebagai hal yang aksiomatik dan tidak bisa diganggu-gugat lagi? Bukankah Rasulullah SAW sendiri mencontohkan bahwa keputusan beliau masih bisa diubah atau diprotes. Misalnya: strategi yang beliau terapkan menjelang perang Khandak diubah setelah mendapat masukan dari sahabat yang berasal dari Iran. Rasulullah bisa diprotes dan dikritik untuk hal-hal yang bersifat non ibadah vertikal, kenapa PKS tidak bisa? ------------------------------ Tanya: Apakah blogger blog ini sadar informasi tanpa tedeng aling-aling di blog ini bisa membuka aib orang? Jawab: Ketika seseorang menduduki jabatan publik, apakah itu di pemerintahan atau di partai, maka harus disadari bahwa keputusan-keputusan dan pertimbangan-pertimbangannya akan dirasakan oleh publik. Oleh karena itu publik juga memiliki hak untuk tahu tentang hal-hal yang terkait pertimbangan dan keputusan itu. Sehingga kejujuran informasi di blog ini tidak bisa dikatakan membuka aib orang, tapi lebih kepada transparansi. Menurut gue, barulah bisa dikatakan membuka aib orang jika informasi yang dibeberkan di sini adalah informasi pribadi, seperti misalnya si A memiliki kekurangan pendengaran, si B menderita HIV, dll, yang tidak ada hubungannya dengan partai. ------------------------------ Tanya: Apakah blogger blog ini sadar perbuatannya bisa menjurus kepada fitnah? Apakah blogger blog ini memiliki bukti yang cukup untuk menebar informasi sensitif di sini? Jawab: Gue tahu apa hukumnya memfitnah, naudzubillah minzalik, tapi gue juga tahu apa hukumnya membiarkan kemungkaran terjadi. Sebelum meng-upload sebuah informasi, gue terlebih dahulu melakukan cross check dengan sumber-sumber lain, sehingga mudah-mudahan fitnah bisa terhindar. Lagi pula tergantung melihatnya, yang gerah dengan tulisan di blog ini akan dengan mudah mengatakan itu fitnah tanpa juntrungan. Sementara gue melakukannya dengan niat jihad untuk memperbaiki. Karena itulah gue menyediakan alamat email untuk dialog dan klarifikasi di sini. Jika hanya untuk memfitnah, akan lebih efektif kalo gue 'diam' saja. Kalau bukti yang dimaksud adalah bukti seperti halnya bukti pada hukum acara pidana, bukti yang bersifat materiil absolut, jangankan gue, jaksa atau KPK saja yang punya wewenang belum tentu bisa. Buat ikhwah fillah, silahkan kirim klarifikasi kalau yang gue tulis itu salah. Jika tidak terimalah bahwa memang ada yang tidak beres pada jamaah dakwah ini, mari kita perbaiki sama-sama. ------------------------------ Tanya: Apakah ini suatu usaha pencitraan negatif terhadap PKS? Jawab: Apa yang dikritik di blog ini pada umumnya adalah hal yang sudah menjadi rahasia umum atau dengan kata lain sudah diketahui publik. Jadi tanpa blog inipun citra negatif itu (kalau memang ada) sudah ada. Blog ini justru untuk mengklirkan citra negatif tersebut secara lebih lugas agar dapat menjadi masukan positif dan tantangan untuk kader-kader PKS. ------------------------------ Tanya: Artinya blogger blog ini berharap kejelekan yang dipaparkan di sini adalah benar? Jawab: Sekali lagi, apa yang dipaparkan di sini adalah apa yang umumnya sudah diketahui oleh publik. Kalau itu memang kejelekan, artinya publik memang sudah tahu kejelekan itu. Tapi kalau ternyata itu adalah bagian dari kesalahan manusia, misalnya: faktor kehumasan yang buruk, maka ini artinya peringatan buat PKS untuk memperbaiki kehumasannya. Jika ternyata memang demikian, maka gue akan senang hati memuat klarifikasi dari siapapun yang bersedia mengirimkannya. ------------------------------ Tanya: Apakah blogger blog ini kenal kalangan qiyadah yang bisa dijadikan sebagai sumber info kalau para pembaca ingin klarifikasi? Atau beranikah blogger blog ini untuk face to face bertemu dengan para qiyadah untuk klarifikasi masalah-masalah yang ditulis di sini? kita selalu berhusnudzon kalau para qiyadah sudah berusaha maksimal. Cukuplah sabda Rosulullah dalam Baiatul Ridwan sebagai penenang hati kita " ...kami tidak akan menentang pemimpin di dalam sesuatu urusan, kecuali bila kamu melihat ada kekafiran yang nyata yang kamu memiliki alasan dari Allah mengenainya" (Shohih Bukhori, Bab Fitnah). Jawab: Untuk tulisan atau informasi yang berasal dari media massa, silahkan konfirmasi kepada orang atau qiyadah yang dikutip oleh media itu, benar atau tidak. Kalau benar kenapa bisa begitu? kalau tidak benar kok bisa begitu banyak media yang menulis hal senada? Kalau memang tidak benar, sudah seharusnyalah PKS melakukan komunikas publik yang lebih baik. Sementara untuk tulisan yang bersumber dari gue atau orang lain yang dimuat di blog ini, juga gampang kok untuk diklarifikasi. Silahkan tanya langsung ke orang-orang yang dianggap berkompeten, misalnya anggota majelis syuro, anggota FPKS DPR, dll. Saran gue, tanyakan dengan pembicaraan dari hati ke hati, jangan di forum publik agar mendapatkan jawaban yang lebih lugas. Justru ini tantangan bagi kader-kader PKS. Mantan KSAD Jendral Ryamizard pernah berkata bahwa kita menghadapi perang informasi yang bersifat non konvensional. Jadi jika dulu para sahabat dan mujahid berjihad dengan pedang, maka hari ini kita berjihad dengan informasi dan gagasan. Jika isi blog ini dipandang tidak benar, maka sudah seharusnya kader-kader PKS menyiapkan klarifikasinya, karena apa yang ada di blog ini bukanlah sesuatu hal yang sama sekali baru, tapi hal-hal yang sudah menjadi rahasia umum. ------------------------------ Tentang Klarifikasi Tanya: Jika blogger blog ini bisa menerima klarifikasi, apakah artinya jika ada tulisan counter yang dikirimkan kepada blogger blog ini, akan dimuat juga? Jawab: Jawabannya YES, jika itu betul-betul klarifikasi, bukan sekedar bantahan atau eyelan yang muncul karena sikap tsiqqoh yang taklid. Tapi jika hanya untuk eyelan atau bantahan semata, silahkan tulis melalui media komentar yang ada di setiap tulisan. ------------------------------ Tanya: Apakah blogger blog ini memoderasi atau mensensor komentar yang masuk? Jawab: Pada umumnya tidak. Komentar sekeras apapun, mencaci maki gue sekalipun tidak akan disensor. Komentar yang akan disensor adalah komentar spam seperti promosi, cerita cabul atau caci maki SARA kepada pihak lain. Pengecualiannya adalah fasilitas komentar pada tulisan ini yang ditiadakan, karena bersifat sebagai penjelasan dari gue, dan bisa di-update sewaktu-waktu. ------------------------------ Tanya: Selain menjawab email via japri, apakah blogger blog ini juga bersedia menjawab lewat diskusi di mailing list? Jawab: Tentu saja. Gue tergabung dalam beberapa mailing list yang terafiliasi dengan PKS, terutama mailing list PKS-Ide. Kalau mailing list lain dimoderasi, sehingga posting dari gue tersensor, mungkin moderatornya masih melihat yang gue tulis itu hanyalah fitnah dan hujatan, padahal mestinya menjadi tempat latihan yang baik buat kader-kader PKS untuk melakukan perang informasi. Kita saat ini, meskipun masih ada kemungkinan bertemu perang konvensional, tapi sehari-hari kita sebetulnya sudah menghadapi perang, yaitu perang informasi. Lihatlah betapa coreng-morengnya wajah Islam di mana-mana, dituduh teroris, dsb. Kader-kader PKS yang mayoritas intelektual juga harusnya mampu menghadapi perang seperti itu. Bukannya ngeyel mengatakan semua hal negatif itu sebagai fitnah, dan lebih memilih tsiqqoh taklid kepada qiyadah. ------------------------------ Tentang Blogger Blog Ini Tanya: Apakah blogger blog ini merasa amalnya sudah lebih baik daripada mereka yang telah memperjuangkan Islam? Jawab: I dont know, only Allah SWT knows. Amal tergantung dari keikhlasan, keikhlasan tergantung dari niat, niat hanya ada di hati. Siapa yang tahu dalamnya hati? hanya Allah SWT. Jadi soal amal siapa yang lebih baik daripada siapa, yang lebih tahu hanyalah Allah SWT semata. ------------------------------ Tanya: Apakah blogger blog ini sadar perbuatannya bisa memecah belah umat? Jawab: Umat sekarang sudah jauh lebih cerdas, media informasi ada di mana-mana. Media-media itu juga bisa digunakan untuk menampilkan sisi negatif dari sesuatu atau seseorang. Sehingga menganggap isi blog ini bisa memecah umat sangat lucu, karena tanpa blog inipun banyak kalangan yang sudah tahu tentang hal-hal yang dibahas di sini. Justru blog ini dicita-citakan menjadi bagian dari proses pemberdayaan umat, agar bersikap lebih kritis dan cerdas, tidak hanya tsiqqoh, apalagi yang bersifat taklid. ------------------------------ Tanya: Apakah blogger blog ini hanya mencari popularitas? atau hanya sekedar menjadi provokator Jawab: Popularitas tentu tidak, Insya Allah. Jika ingin mencari popularitas maka gue akan mencantumkan nama asli gue di sini. Gue menjaga anonimitas sambil tetap membuka diri untuk menerima masukan, kritikan atau hujatan. Provokator juga tidak, Insya Allah. Terus terang dalam hal ini gue memang rada serba salah, kalau email-email atau komentar yang masuk tidak ditanggapi maka bisa-bisa membuat gue memang cuma jadi provokator doang, karena bersikap 'hit and run', tidak bersedia memberikan klarifikasi apapun. Sebaliknya jika ditanggapi muncul sentimen dari orang-orang yang menganggap gue cuma mencari popularitas. ------------------------------ Tanya: Siapa sebetulnya blogger blog ini? muslimkah atau musuh Islam? apakah hubungannya dengan PKS? kader atau bukan? Jawab: Gue tegaskan, gue muslim, pendukung PKS waktu pemilu lalu (mudah-mudahan hingga 2009), liqa dengan ikhwah fillah, meskipun gue bukan kader terdaftar di PKS, tapi gue komit pada jamaah dakwah. ------------------------------ Tanya: Kalau blogger blog ini bukan kader terdaftar di PKS, apa kepentingannya untuk mengkritik PKS? kalau tidak suka mengapa tidak mencari partai lain saja? Jawab: Terdaftar atau tidak hanyalah sebuah masalah administrasi. Gue memiliki impian untuk bisa memiliki pemerintah yang bersih dan jujur. Impian itu gue tempelkan pada PKS, karena selama ini PKSlah yang paling mendekati harapan. Jadi bukan asal kritik untuk menjatuhkan citra PKS. Lagipula harus diingat, kader terdaftar PKS itu hingga saat ini hanyalah 300.000 orang (http://pk-sejahtera.org/kaderisasi.php tanggal 7 Nov 2005). Bandingkan jumlah kader itu dengan perolehan suara PKS pada pemilu lalu, jelaslah bahwa mayoritas suara itu adalah simpatisan yang berharap banyak pada PKS, lalu juga ikut mengajak tetangga kiri kanan untuk mencoblos PKS. Perolehan pemilu itu adalah amanat. Apakah bisa seenaknya mengatakan "kalau tidak suka cari partai lain?". ------------------------------ Tanya: Adakah kepentingan politis dari blogger blog ini? Jawab: Tentu ada. Kepentingan gue adalah berkontribusi untuk membuat PKS lebih baik lagi dari sekarang. ------------------------------ Tanya: Mengapa menggunakan nama samaran, bukan nama asli? kenapa blogger blog ini tidak menunjukkan jati dirinya? apakah ada pikiran takut dengan intimidasi dan teror? karena dengan begini kelihatan seperti anonymous coward. Jawab: Mengenai identitas, itu hanya siasat, mendingan gue gak menampakkan diri agar tidak ada kesungkanan dengan ikhwan/akhwat rekan-rekan gue, agar independensi terjaga. Kalau ikhwah mengetahui siapa gue, mungkin untuk selanjutnya gue akan sungkan menulis, atau sungkan pada teman-teman satu liqa. Bukan karena takut dan niat memfitnah. Apalagi teror dan intimidasi jelas bukan cara PKS. Lagipula sepenting apa identitas itu? kenapa tidak lebih melihat kepada isi blog ini? apakah yang protes terhadap isi blog ini memang sama sekali tidak pernah mendengar apa yang ditulis di sini sebelumnya? jika memang demikian maka gue menyarankan untuk lebih membuka diri dan bersikap kritis di dalam pengajian. Memang yang paling baik tentu terang-terangan dan benar. Tapi kalau terang-terangan tapi tidak benar juga bahaya, malah lebih bahaya lagi. Justru itulah yang banyak dikritisi di blog ini, terang-terangan tapi gak benar. ------------------------------ Tanya: Kalau memang blogger blog ini seorang ikhwah, masa bahasanya bergue-gue?, bahasa blogger blog ini sangat kasar, bukan gaya bahasa yang digunakan oleh ikhwah fillah. Jawab: Lho di mana salahnya? gak kasar kok itu :-). Gue memang membuat semacam 'identitas diri' yang khas di sini dengan bergue-gue :-). Kalau kita lihat sirah nabawiyah, bandingkan gaya bahasa Abu Bakar Ash Siddiq dengan Umar Bin Khattab. Apakah sama atau yang satu lebih 'kasar' ketimbang yang lain? Tidak ada aturan yang melarang kan? baik dari Quran, hadits, hukum positif atau materi kaderisasi PKS :-) posted by DOS at 11:06 AM Friday, November 04, 2005 Kacaunya Komunikasi Politik PKS Ada apa dengan PKS? begitulah kalimat pertama sebuah artikel di detik.com yang menggambarkan betapa tidak konsistennya komunikasi publik dari petinggi-petinggi PKS terkait dengan wacana peninjauan kembali dukungan politik kepada pemerintahan SBY-JK. Detik.com tanggal 28 Okt 2005 dan situs PKS tanggal 1 Nop 2005 mengutip Presiden PKS Tifatul Sembiring yang mengisyaratkan bahwa PKS akan tetap berkoalisi dengan pemerintahan SBY-JK. Presiden PKS ini terang-terangan menyatakan akan meminta jatah empat menteri jika reshuffle kabinet dilakukan. Tifatul menyatakan "Kalau mau kocok ulang ayo kita duduk bareng. Karena terus terang kontrak politik kami empat menteri". Tapi jika harga BBM dinaikkan kembali tahun 2006, maka PKS akan mencabut dukungan. "Kalau BBM naik lagi pada 2006 bisa jadi kami akan menarik semua menteri di kabinet dan kami menarik dukungan", demikian Tifatul mengingatkan. Intinya, Tifatul menegaskan bahwa PKS akan tetap mempertahankan koalisi dengan SBY-JK, paling tidak untuk tahun ini. Tapi apa yang terjadi kemudian, Sekjen PKS Anis Matta sebagaimana dikutip oleh detik.com tanggal 31 Okt 2005 dan situs PKS tanggal 31 Okt 2005 menyatakan bahwa PKS sedang mempertimbangkan untuk menarik dukungan terhadap pemerintahan SBY-JK. Ketika dihubungi oleh detik.com Anis Matta mengatakan "PKS saat ini mempertimbangkan untuk menarik dukungan terhadap pemerintahan. Dalam pekan ini surat warning kepada ketiga menteri akan kita kirimkan". Anis menyatakan bahwa selama ini sebagai partai pendukung, PKS tidak pernah dilibatkan oleh pemerintah di dalam mengambil beberapa kebijakan strategis di pemerintahan, tapi dampak kebijakan itu harus ditanggung bersama, bahkan merusak citra PKS secara luar biasa. Anis juga mengakui bahwa pertimbangan untuk menarik dukungan itu juga karena banyaknya protes dari berbagai kalangan terhadap PKS. Menteri dari PKS Adhyaksa Dault lebih memilih bersikap no comment ketika ditanyakan tentang hal itu tanggal 1 Nop 2005. Sebaliknya Menpera Yusuf Asy'ari yang juga berasal dari PKS sebagaimana dinyatakan di situs PKS tanggal 1 Nop 2005 menyatakan kesiapannya untuk 'angkat koper' atau mundur dari kabinet bila PKS menarik dukungan kepada pemerintahan SBY-JK. 'Perang pernyataan' antara dua petinggi PKS, presiden dan sekjen, di media masih berlanjut. Tanggal 2 Nop 2005 Tifatul menyatakan bahwa isu penarikan dukungan itu hanyalah wacana pribadi Anis Matta. "Urusan koalisi PKS dengan SBY-JK menurut mekanisme partai sepenuhnya wewenang majelis syuro", demikian Tifatul Sembiring pada tanggal 2 Nop 2005. Tifatul bahkan menambahkan belum ada tanda-tanda ke arah penarikan dukungan tersebut. Jadi kembali kepada pertanyaan di atas, ada apa dengan PKS? apa yang sebetulnya terjadi? apakah ini salah ucap atau human error semata atau ini merupakan puncak gunung es dari ketidakberesan internal PKS selama ini. Sudah cukup banyak suara-suara internal yang menyatakan ketidaksetujuan atas kebijakan PKS selama ini seperti koalisi SBY-JK dan tidak menolak kenaikan harga BBM, seperti pernyataan sikap dari DPW PKS DIY tanggal 14 Okt 2005 yang lalu, atau suara-suara eksternal yang menyayangkan hal yang sama. Beberapa hari setelah itu, tanggal 17 Okt 2005 DPP PKS menyatakan akan menggelar forum musyawarah majelis syuro paling lama sebulan lagi, terkait dengan usulan DPW PKS DIY di atas. Wakil sekjen Nurhasan Zaidi sebagaimana dikutip oleh detik.com menyatakan bahwa DPP PKS hingga kini melihat posisi SBY masih cukup kuat karena secara prinsip presiden belum melanggar UU. Sulit dipastikan apakah pernyataan itu adalah bagian dari pembelaan PKS terhadap pemerintahan SBY-JK atau karena ketidaktahuan Wasekjen Nurhasan Zaidi. Sebagai contoh, untuk satu hal saja, pendidikan, pemerintahan SBY-JK jelas-jelas melanggar konstitusi dan UU No 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas dalam RAPBN 2006 yang belakangan sudah disahkan sebagai UU. Amandemen ke empat UUD 45 pasal 31 tentang Pendidikan dan Kebudayaan menyatakan "Negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya dua puluh persen dari anggaran pendapatan dan belanja negara serta dari anggaran pendapatan dan belanja daerah untuk memenuhi kebutuhan penyelenggaraan pendidikan nasional". Selain itu Mahkamah Konstitusi dalam sebuah persidangan judicial review tanggal 19 Okt 2005 juga telah menetapkan porsi anggaran pendidikan di APBN 2006 harus 20%, MK menilai pendanaan bagi anggaran pendidikan tidak dapat dilakukan secara bertahap. Artinya penjelasan pemerintah bahwa porsi pendidikan di APBN akan ditingkatkan secara bertahap sudah dimentahkan oleh MK. Artinya lagi, penetapan UU APBN 2006 tanggal 28 Okt 2005 yang lalu oleh DPR melanggar hukum karena anggaran pendidikan kurang dari 20%. Hanya aleg dari FPDIP Panda Nababan yang menginterupsi sidang mempertanyakan porsi anggaran pendidikan di dalam APBN 2006. Di mana aleg FPKS DPR pada waktu itu? seperti biasa tidak ada interupsi dari aleg FPKS DPR untuk mempertanyakan pelanggaran konstitusi ini. Satu contoh di atas tentang pendidikan nasional sebetulnya sudah cukup untuk menjadi alasan yang sangat kuat bagi PKS untuk meninjau kembali koalisi dengan pemerintahan SBY-JK yang jelas-jelas sudah melangggar hukum. Tapi seperti apa keputusan majelis syuro PKS nantinya? kita tunggu saja, semoga akal sehat dan nurani tidak dikangkangi oleh kepentingan pragmatis semata. posted by DOS at 8:07 PM 0 comments Monday, October 31, 2005 'Dosa-dosa' Hilmi Aminuddin di PKS Alhamdulillah, segala puji syukur ke hadirat Allah atas segala rahmatNya. Blog ini mendapat perhatian dari para ikhwah, sehingga mudah-mudahan misi utama blog ini untuk menjadi media masukan bagi PKS bisa tercapai. Gue mendapatkan kiriman materi dari seorang anggota Majelis Syuro PKS yang prihatin berat atas fenomena PKS belakangan ini, sebelum dimuat materi tersebut gue klarifikasi terlebih dahulu kepada pihak yang gue anggap berkompeten. Pada judul di atas, kata-kata dosa-dosa gue beri tanda petik, karena lebih bermakna kekhilafan manusia, ketimbang dosa yang hanya Allah yang bisa menentukan. Materi tersebut selengkapnya bisa dibaca di bawah. Mohon bantuan ihkwah fillah untuk menyampaikan kepada yang terkait. ============================== Assalamualaikum wr wb, Afwan ana dengan sangat terpaksa menulis ini, sama sekali bukan karena ghibbah, dsb. Ana tahu dosa ghibbah, tapi bahaya akibat masalah ini kalo dibiarkan jauh lebih berbahaya, karena menyangkut rakyat dan ummat. Afwan sekali lagi khususnya pada ustaz Hilmi, ana terpaksa melakukan ini sebagai amar ma'ruf nahi munkar ana ke antum, mudah-mudahan dosa antum diampuni ALLAH SWT dan antum mau mengubah gaya-gaya kepemimpinan antum di PKS, jika tidak ada perubahan juga setelah surat ini, maka akan ana bongkar lebih hebat lagi kemungkaran-kemungkaran di dalam jama'ah ini, sekali lagi afwan. Mungkin ikhwan dan akhwat yg berjuang habis-habisan di PKS dan mati-matian berkorban demi jama'ah ini tidak tahu siapa dibalik berbagai kebijakan kontroversial di PKS, maka jawabannya adalah Hilmi Aminuddin. Jasa beliau di PKS luar biasa banyaknya, tapi sebagai manusia semua bisa khilaf, namun kekhilafan manusia jika dibiarkan bertumpuk, apalagi dia pemimpin dan yang lain hanya diam saja, maka bisa amat berbahaya. 'Dosa-dosa' beliau di PKS adalah sbb: 1. Aktor di balik F2. Tahukah antum siapa yg ngotot dibalik skenario F2? Yg sampai antum (kader PKS) semua berhari-hari demo, keluar biaya, tenaga, bahkan sampai ada yg babak belur dan dirawat di RS saat itu? Dialah Hilmi Aminuddin, sebagian petinggi yg lain termasuk Dr. Dayat sudah menasihati beliau bahwa melihat berbagai konstelasi yg ada saat ini, tidak mungkin F2 itu akan berhasil, tapi Hilmi tetap ngotot, dan apa hasilnya? Nol, alias tidak berhasil. 2. Aktor di balik dukungan pada Wiranto. Tahukah antum siapa di jama'ah ini yg mendukung Wiranto saat pilpres lalu? Dialah Hilmi, sebagian ikhwah tidak setuju karena ingin mendukung kebenaran, tapi Hilmi dengan alasan sudah konsultasi ke alami, maka dia malah jaulah ke daerah-daerah mensosialisasikan Wiranto. Alhamdulillah Dr. Dayat berkeras ke Amien Rais, sehingga akhirnya Hilmi mengalah, lalu sebagian pendukungnya seperti Aus Hidayat, dll membela Hilmi dengan mengatakan: "Tuh, kan akhirnya Amien kalah, coba kalau kita ikuti pendapat Hilmi". Terus terang ana nggak tahu kalau jama'ah ini jadi mendukung Wiranto, sekarang dg Yusuf Kalla saja sebagai wapres demikian bengisnya kebijakannya pada rakyat, apalagi jika Wiranto sebagai presiden. 3. Aktor di balik mobil mewah pejabat PKS. Tahukah antum siapa yg membolehkan pejabat PKS di DPR, MPR, menteri memakai mobil mewah? Sekali lagi dialah Hilmi Aminuddin. Mungkin karena dia biasa pakai Pajero dan tidak merasa derita rakyat yg pada berjalan kaki, atau berjubel di bis. Tahukah antum ketika Dr. Dayat, Dr. Anton Apriantono dan beberapa pejabat PKS menolak Volvo? Hilmi malah memarahi mereka dan mengatakan: "Antum pakai mobil itu untuk kepentingan rakyat, bukan untuk pribadi." Maka karena takut dikatakan tidak taat, maka para ikhwah yg lurus tersebut terpaksa memakai mobil tsb, dan berlombalah ikhwah "aji mumpung" lainnya di DPR membeli Inova, Vios, dll. Diantaranya ikhwah yg model ini seperti Fachri Hamzah, sesuai dg namanya Fachr (menonjolkan diri) maka orang ini memang suka omong besar dan memamerkan mobilnya SERENA ke ikhwah-ikhwah di tempat tinggalnya, tanpa peduli beratnya penderitaan para ikhwah waktu mendukung dia. Dan kerjaan dia sebagai HUMAS tidak pernah ada hasilnya, karena prestasi paling buruk di PKS adalah HUMAS, lalu kenapa dia terpilih lagi, sekali lagi karena dia dekat dg Hilmi. 4. Aktor di balik kenaikan harga BBM. Tahukah antum bahwa ikhwah (termasuk ketua FPKS Untung) telah merekomendasikan untuk menolak kenaikan harga BBM walaupun harus keluar dari musyarokah (koalisi)? Sekali lagi ketika di awal PKS sudah menolak, tapi saat paripurna sekali lagi Hilmi dengan alasan musyarokah menginstruksikan agar semua aleg PKS menerima. Tahukah antum bahwa urusan BBM itu anggota Majlis Syuro saja tidak diminta pendapatnya? Ana sebagai salah seorang anggota MS saja tidak tahu, demikian pula ketika ana cek ke anggota MS yg lain, sehingga semua anggota MS babak-belur dihujat dan diinterogasi oleh konstituen. Tahukah antum bahwa urusan BBM ini sampai di DPP, DSP dan MPP saja ikhwah merasa marah dan gerah? Tapi karena khawatir diberi uqubat (sanksi) maka mereka tidak berani melawan, walaupun pembicaraan di antara pengurus lembaga-lembaga tinggi partai itu sampai saat ini masih sangat panas. 5. Aktor di balik mempertahankan koalisi/musyarokah. Tahukah antum saat MUKERNAS PKS kemarin sebagian besar ikhwah ingin keluar dari musyarokah dg SBY-JK termasuk ketua DSP Dr. Surahman? Tapi sekali lagi Hilmi menginstruksikan agar meneruskan musyarokah yang disambut oleh Mahfuzh Sidik untuk diterima oleh semua yg hadir. Dan masih banyak lagi yang lain, ana pending dulu sementara, tolong yg baca agar tulisan ini disampaikan langsung ke MRA untuk mereka bahas, ana nunggu respon mereka, kalo masih adem ayem, maka demi ALLAH ana akan menulis lebih banyak lagi, sampai kebenaran tegak atau lebih baik partai ini bubar saja, cukup jadi majelis ta'lim saja, kalo cuma nyuruh taat dan tsiqoh. Pada ustad Hilmi ana katakan, ana akui jasa antum di jama'ah ini, tapi tolong jangan karena itu antum bisa seenaknya memperlakukan kami, kami akan mendahulukan taat pada ALLAH dan pada Rasul dibandingkan pada antum. Daripada ana membiarkan masalah ini dan gejolak di kalangan petinggi dan a'dho makin parah, lebih baik ana yg memulai amar ma'ruf nahi munkar, demi kecintaan ana pd antum dan pada jama'ah ini, semoga ALLAH membimbing antum ke jalan yg benar, amiin. ttd, Salah Satu Anggota Majelis Syuro PKS posted by DOS at 7:41 AM 11 comments Friday, October 28, 2005 Tunjangan Naik 10 Juta / Bulan, Aleg PKS Membolos Sikap tidak simpatik kembali diperlihatkan oleh anggota DPR asal PKS. Di dalam sidang paripurna hari ini yang akan membahas penetapan kenaikan anggaran kepresidenan sebesar 57.7% di dalam APBN 2006, hanya dihadiri oleh 25 dari 46 orang aleg FPKS (tingkat kehadiran 54%). Tingkat kehadiran ini lebih parah ketimbang FPDIP 82% dan FPD 71%. [Ref: Detik.com, 28 Okt 2005]. Jelas sikap seperti ini bukan cerminan semboyan partai sewaktu kampanye sebagai partai yang jujur dan bersih. Kemanakah 21 anggota lainnya? apakah sakit? mudah-mudahan cepat sembuh, karena jarang orang sakit berjamaah. Quote Detik.com: Diperkirakan sudah banyak anggota DPR yang pulang kampung, katanya sih untuk menengok konstituen. Mudah-mudahan tidak ada anggota FPKS yang pulang kampung hari ini, karena jelas itu korupsi waktu dan tanggung jawab. Tapi masalah perhatian pada konstituen ini adalah pe er PKS untuk meluruskan kadernya di DPR. Jika sudah menjadi anggota DPR, maka yang bersangkutan tidak hanya menjadi milik konstituennya, tapi menjadi milik rakyat termasuk yang bukan pemilihnya. Karena ketika menerima gaji, dia tidak menerima gaji dari pajak yang dibayarkan oleh konstituennya saja. Jika dia ikut menetapkan UU apapun, maka yang akan terkena dan menanggung akibatnya bukan hanya konstituennya saja. Alasan konstituen ini dulu paling sering terdengar dari Taufik Kiemas, si Mr President ini beralasan ketidakhadirannya di DPR karena mengurusi konstituennya. Alasan bodoh dan memperbodoh rakyat ini semoga tidak digunakan lagi oleh aleg-aleg FPKS di DPR. Apalagi tunjangan baru saja dinaikkan menjadi 10 juta per bulan. Huh... posted by DOS at 1:08 PM 0 comments Thursday, October 27, 2005 Sikap Memalukan PKS Atas Kenaikan Tunjangan Operasional 10 juta/bulan. Harga BBM dinaikkan oleh pemerintah, kebijakan zalim ini bagaimanapun sudah terjadi, akan dibahas pada kesempatan lain. Mestinya dengan demikian APBN jadi lebih lega, karena anggaran yang tadinya digunakan untuk membiayai subsidi BBM bisa dialihkan untuk yang lain. Mestinya demikian. Tapi lagi-lagi masyarakat harus melihat dagelan keji di gedung DPR, kenaikan tunjangan Rp 10 juta untuk masing-masing anggota, yang dirapel selama 4 bulan dari bulan Juli. Pada saat rakyat mengantri dan meregang nyawa untuk mendapatkan tunjangan kompensasi BBM 100 ribu per bulan, anggota DPR dengan ongkang-ongkang kaki bisa mendapatkan tunjangan Rp 10 juta per bulan. Tentu saja termasuk ustadz-ustadzah anggota dewan nan terhormat. Apa sebetulnya sikap PKS? Sebelum sidang paripurna penetapan kenaikan tunjangan itu dilaksanakan, anggota dewan dari PKS ngomong ke pers bahwa mereka tidak setuju dengan kebijakan yang tidak punya empati kepada masyarakat miskin itu. Misalnya seperti kata Andi Rahmat di Liputan 6 21 Okt 2005, "Menurut Andi apa pun yang terkait dengan fasilitas anggota Dewan atau fasilitas pribadi yang ada hubungannya dengan gaji, fraksinya pasti tidak akan menyetujuinya". Tapi sampai hari H pelaksanaan sidang paripurna, tidak kedengaran sama sekali sikap fraksi PKS. Lalu berlangsunglah sidang paripurna, palu diketok sebagai keputusan untuk menaikkan tunjangan operasional anggota. Tidak ada satupun peserta sidang yang menginterupsi, meskipun sebelumnya berkoar-koar kepada pers bahwa mereka akan menolak tunjangan itu. Heh... tentunya termasuk dari PKS. Lalu apa sikap resmi DPP PKS atas keputusan itu? Tifatul Sembiring mengatakan di Kompas 22 Okt 2005, "PKS akan memerintahkan anggotanya di DPR untuk menyalurkan dana tersebut kepada masyarakat di daerah pemilihan masing-masing", disalurkan kepada konstituennya. Ini sungguh sebuah pernyataan yang melacurkan integritas, mustahil seorang Tifatul tidak tahu darimana uang itu berasal. Uang itu berasal dari APBN, APBN sekitar 70%nya dibiayai dari pajak. Siapa yang bayar pajak? Rakyat. Kalo PKS diam saja selama paripurna (setuju?) lalu memutuskan membagikan uang itu kepada konstituennya, lalu bagaimana dengan rakyat miskin yang bukan konstituen partai manapun? tidak berhakkah mereka? Kemudian bagaimana mengawasi mekanisme penyaluran dana tersebut? kan diserahkan kepada masing-masing anggota untuk menyerahkan itu ke masyarakat. Siapa yang mau mengaudit? Tifatul tidak menyatakan ini dalam pernyataannya. Kutipan selanjutnya dari artikel tersebut tidak kalah memalukan. Kompas: PKS, ujar Tifatul, sebenarnya setuju agar anggaran tambahan dan operasional bagi anggota dewan itu dihapus. Aduh ustadz, kader-kader Anda itu kan anggota dewan, harusnya bersuara di dalam kelengkapan DPR (mulai dari rapat paripurna, badan urusan rumah tangga (BURT), baleg, komisi-komisi, fraksi, dll). Apakah ada anggota PKS di BURT (yg mengajukan tunjangan itu)? Pasti ada! BURT mengajukan itu ke panitia anggaran. Apakah ada anggota PKS di panitia anggaran? Juga Ada. Lalu diajukan ke rapat paripurna atas persetujuan anggota. Tapi kenapa gak pernah kedengaran adanya kader PKS di BURT dan panitia anggaran memprotes kenaikan tunjangan itu? Kompas: Kader-kader PKS di DPR, ujarnya, langsung menyatakan menolak terhadap adanya tunjangan operasional tersebut. Keputusan DPR itu diambil di rapat paripurna, pada kemana kader PKS? Sama sekali tidak terdengar ada interupsi dari anggota PKS. Memang betul, keputusan DPR berdasarkan mayoritas, jadi kalo PKS gak setujupun bisa kalah suara. Tapi minimal kan bisa ngomong, anggota DPR itu senjatanya ya ngomong, mereka harusnya interupsi, nyatakan gak setuju. Kenapa tempo hari pada diam saja, kalau memang tidak setuju? Bukannya berkoar sama pers kalo mereka gak setuju, tapi giliran di paripurna mereka diem aja. Itu namanya NATO. Actionnya anggota DPR itu ya ngomong di paripurna, bukan sama pers. Gue belum dapat info nih tingkat kehadiran mereka di paripurna Senin kemaren, pada datang gak tuh? Tindakan pemerintah memberikan uang tunai ke masyarakat sudah dikecam, bisa bikin ketergantungan. PKS mau meniru lagi dengan memberi uang tunai ke masyarakat? siapa yang mau mengaudit? Kemudian jangan dilupakan adanya penyakit amnesia publik, pelan-pelan berita ini akan tenggelam oleh berita-berita baru lainnya, publik akan lupa, pers tidak menyorot, lalu siapa yang menjamin dana tersebut akan sampai kepada masyarakat? Meskipun itu masyarakat konstituen PKS. Kompas: Mengenai mengapa akhirnya alokasi anggaran itu ditetapkan oleh DPR dan pemerintah, ia menyiratkan sebenarnya para anggota DPR dari PKS mengalami "kecolongan". Kalau tidak setuju kenapa kemaren diam saja di paripurna? Apanya yang kecolongan? Lihatlah sekarang coreng-morengnya DPR termasuk PKS di mata masyarakat. Kompas: Kader-kader PKS di DPR, ujarnya, langsung menyatakan menolak terhadap adanya tunjangan operasional tersebut. "Kita menolak kenaikan gaji, sudah diskusi kesana kemari, sudah jungkir balik, ternyata kalah voting," katanya. Aduuh... ustadz, sadarilah bahwa publik tidak setolol itu. Publik pernah melihat bagaimana politisi PKB pada periode lalu di rapat paripurna berjuang supaya Gus Dur tidak kena impeachment. Publik tahu seperti apa berjuangnya anggota DPR sampai jungkir balik. Gue doain ustadz dan petinggi PKS lainnya diberi petunjuk oleh Allah SWT. posted by DOS at 11:03 AM 10 comments Wednesday, October 26, 2005 Partai Jamaah, Jamaah Partai Partai jamaah, jamaah partai. Itulah PKS sebagaimana yang gue kenal sekarang, mungkin sekilas tidak ada yang salah tentang itu, tapi akibat yang terjadi sungguh fatal. Di mana fatalnya? Dalam sebuah jamaah, yang berperan tentunya ustadz/ustadzah dalam membina umat atau jamaah. Ketika kemudian jamaah ini dijadikan partai, maka ustadz-ustadzah itu tampil sebagai pemimpin. Karena kembali lagi: jamaah partai, partai jamaah. Mungkin belum terlalu masalah jika ustadz-ustadzah itu menjadi pemimpin struktural partai, tapi sungguh jadi masalah besar ketika kemudian mereka masuk ke dalam struktur penyelenggaraan negara, seperti menjadi anggota DPR dan DPRD. Untuk menjadi anggota DPR dan DPRD yang baik tentunya membutuhkan pengetahuan dan spesialisasi khusus pada bidang tertentu, kecuali kalau niatnya hanya untuk mengeruk kekayaan sebanyak-banyak dengan cara apapun. Katakanlah sebagai anggota DPR, sehari-hari akan bekerja dalam komisi-komisi, seperti komisi Pertahanan, komisi Hukum dan HAM, komisi Perhubungan, komisi BUMN, komisi Keuangan Perbankan, dll. Masing-masing komisi itu akan bermitra dengan pihak eksekutif terkait seperti menteri, dirjen, panglima TNI dan kepala staf yang sangat ahli di bidangnya masing-masing. Agar terjadi sinergi dan diskusi yang seimbang, tentu anggota DPR harus memiliki taraf penguasaan materi yang seimbang pula dengan eksekutif. Demikian pula sebagai anggota DPRD yang justru langsung berhadapan dengan masyarakat, harus mengerti masalah perencanaan tata kota, ekonomi kota, penataan pasar, dll. Tapi apa yang terjadi? dalam pemilu legislatif yang lalu gue sudah kecewa dengan daftar caleg dari PKS, yang berada di nomor jadi mayoritas diisi oleh ustadz-ustadzah, sebagian besar Lc. Tanpa bermaksud merendahkan kapasitas intelektual mereka karena mereka tentunya intelektual yang mumpuni pada bidangnya, tapi tahu apa Lc-Lc itu dengan masalah-masalah yang membutuhkan spesialisasi khusus itu? Kenapa semuanya harus didudukan atau pengen duduk di struktur penyelenggara negara? sekarang terlihatlah sudah fatalnya. Dulu ketika PK masih tujuh orang, jarang kedengaran suaranya dibanding PDKB (partai Kristen yang cuma beranggota 6 orang), oke, katanya karena masih sedikit dan tenggelam di dalam fraksi Reformasi bersama PAN. Sekarang? sudah 45 orang yang ada di DPR, gak kedengaran juga kiprahnya memberikan solusi atas permasalahan bangsa. Kenapa? sudah jadi bajingankah mereka? mungkin ada yang seperti itu, tapi kalau mau berbaik sangka, mereka belum jadi bajingan, tapi mungkin karena kalah ilmu dibandingkan pihak eksekutif atau lawan politik mereka di DPR, seperti Golkar yang sangat mumpuni kualitas SDMnya maupun teknik politik praktisnya. Di DPRD DKI, sebagai mayoritas PKS bisa kalah dalam menentukan ketua DPRD DKI, malah kalah dari koalisi yang digalang Golkar, yang sebetulnya minoritas di DPRD DKI. Terlihatlah sudah betapa fatalnya paradigma "partai jamah, jamaah partai" itu. Padahal jika mengacu kepada gerakan Ikhwanul Muslimin pimpinan Imam Syahid Hasan Al Banna (semoga Allah memuliakan beliau), yang menjadi inspirasi jamaah dakwah di Indonesia, pe-martai-an jamaah dakwah menjadi sebuah parpol itu justru mengkerdilkan potensi jamaah. It's ok untuk membuat partai, tapi jangan dijadikan partai jamaah, sehingga umatnya menjadi jamaah partai. Partai mestinya hanyalah sebuah sayap politik dari gerakan jamaah dakwah. Kemudian tempatkan orang-orang yang ahli pada bidangnya di situ. Kalau sekarang, apa boleh buat. Padahal Rasulullah SAW sudah wanti-wanti "jika kau serahkan suatu urusan pada yang bukan ahlinya, maka jangan tunggu hasil, tapi tunggulah bencana". Semoga Allah membukakan mata hati para petinggi PKS, semoga menjadi pelajaran di kemudian hari. ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> Get fast access to your favorite Yahoo! Groups. Make Yahoo! your home page http://us.click.yahoo.com/dpRU5A/wUILAA/yQLSAA/BRUplB/TM --------------------------------------------------------------------~-> *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. http://www.ppi-india.org *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Reading only, http://dear.to/ppi 4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx 5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx 6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/ ** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List ** ** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: ** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ ** ** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral scholarship, kunjungi http://informasi-beasiswa.blogspot.com **