** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List ** ** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: ** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ ** ** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral scholarship, kunjungi http://informasi-beasiswa.blogspot.com **Catatan Dari Meja Nusa Dua Dan Café Bandar [45] "DI BAWAH GERIMIS MALAM SERUA INDAH" 6. Soal militer dan militerisme tidak lama dibicarakan karena kemudian kami memasuki masalah kerukunan nasional dan maaf, juga dengan mengambil pendapat Pramoedya sebagai acuan. Kelam malam makin dipertebalkan oleh gerimis yang tak juga mereda tapi juga tak seorang pun kami yang gubris.Saban berada dalam keadaan begini, aku selalu dan selalu saja teringat akan sanjak Chairil Anwar:"Senja Di Pelabuhan Kecil" yang ditujukannya "Buat Sri Ayati": "kali ini tidak ada yang mencari cinta di antara gudang, rumah tua, pada cerita serta tiang serta temali. Kapal, perahu tiada berlaut menghembus diri dalam mempercaya mau berpaut Gerimis mempercepat kelam. Ada juga kelepak elang menyinggung muram, desir hari lari berenang menemu bujuk pangkal akanan.Tiada bergerak dan kini tanah dan air tidur hilang ombak. Tiada lagi.Aku sendiri. Berjalan menyisir semenanjung, masih pengap harap sekali tiba di ujung dan sekalian selamat jalan dari pantai ke empat, sedu penghabisan bisa terdekap" Laut, sungai,gunung dan pelabuhan sampai sekarang tetap merupakan lingkungan hidupku baik secara nyata maupun secara metafora. Secara nyata sejak bertahun-tahun aku tinggal di pegunungan kota Paris, dan saban hari sungai Seine dengan kapal, dengan camarnya yang meliuk-liuk, kulalui.Seperti yang dilukiskan oleh Chairil dalam puisinya di atas, kurasakan benar diriku "sendiri berjalan menyisir semenanjung" yang "masih pengap harap" mencari untuk "menemu bujuk pangkal akanan", dan "kali ini" tanpa ingin "mencari cinta di antara gudang, rumah tua, pada cerita tiang serta temali". Hal tersebut kurasakan seperti masa silam dan berada di "pantai keempat" yang tak mungkin kucapai, tak "bisa terdekap".Sedangkan tali-tali di pelabuhan dan yang mengisi kapal, menyeret kenangku pada masa remaja. Saban pulang ke Kalimantan, dari Yogya melalui Surabaya, aku sering menyembunyikan tubuh kecilku di dalam tumpukan tali itu, sekedar untuk menguji kejelian pengawasan para anggota KKO yang mengawasi pelabuhan. Dan aku senantiasa berhasil sampai Banjarmasin tanpa bayar, walau pun di kantongku masih cukup uang pembeli tiket.Demikianlah saban melangkah meninggalkan pelabuhan Banjarmasin menuju alamat di mana aku akan singgah sebentar, aku tertawa sendiri, ngakak dalam hati seperti halnya aku mengacungkan tinju ke langit saat gelombang sungai bocah dahulu kukalahkan.Hanya sekarang, aku jadi orang kalah dan berjalan "menyisir semenanjung", di bawah gerimis kembara yang mempercepat kelam, sendiri dan tanpa cinta yang tak lagi kucari.Di sini kurasakan kekuatan magis puisi dan terdapat mengapa puisi jadi langgeng melamapui kurun waktu hidup si penyair.Juga aku melihat bahwa tema cinta bukanlah tabu ditulis penyair. Paling-paling masalahnya bagaimana kita mengolah dan bagaimana melihat serta menganalisa tema tersebut. Tak ada tema yang tabu bagi penyair dalam pencariannya sama halnya tak ada hutan paling keramat pun yang mencegah kembara pencarian penyair. Oleh karenanya aku sedikit pun tidak menjadi terusik dan galau jika ada yang mengkritikku sebagai telah melakukan pemerosotan diri, ketika menulis aku menulis tema cinta.Aku hanya bertanya: Mengapa begitu simplistis? Cinta dan harapan sesungguhnya adalah tema besar, dalam dan luas jika kita menyempitkan pengertiannya, apalagi jika sebatas birahi. Cinta dan harapan seperti halnya dengan ingat dan lupa sering harus dipertarungkan habis-habisan dengan segala konsekwensinya agar tetap memberi cahaya pada kehidupan dan tetap ada dalam kehidupan. Dalam konteks ini aku sering kembali merenung dengan konsep dan praktek Yesus tentang kasih atau cinta sampai ia punya kesanggupan mati di salib Golgotha.Agaknya untuk mampu sungguh-sungguh mencintai dan memiliki harapan, kita dituntut untuk sanggup melakukannya dengan kemampuan serta keteguhan menghadapi segala konsekwensinya, termasuk hilang kepala dan nyawa.Tidakkah jadinya pada cinta dan harapan kita dapatkan kemampuan hidup serta usaha untuk hidup secara manusiawi.Lupa jadinya nampak di mataku sebagai sikap lari dari persoalan dan menyerah pada cobaan ajal yang sering mengirimkan kesulitan demi kesulitan ke beranda bahkan ruang pribadi kita. Untuk "ingat", dan "selalu ingat", agaknya diperlukan keberanian, kejujuran diri, ketulusan dan kesetiaan.Bahkan mungkin menyangkut soal pada komitmen manusiawi. Masalah "kerukunan nasional" dan "maaf", kukira erat hubungannya dengan soal lupa,ingat,cinta dan harapan. Dalam hal ini Pram mempunyai sikap tegas "tiada maaf" juga kepada orang seperti Gus Dur yang secara terbuka meminta maaf atas peranan orang-orang NU atau di sekitar NU dalam Tragedi Nasional September 1965. Dalam soal ini sikap kami yang hadir di dalam Temu Seru Indah, dan aku sengaja tidak menukikinya karena tahu benar bahwa masalah besar begini, tidak akan mungkin terselesaikan dalam temu beberapa jam.Tapi yang sama kami ,rasakan masalah diskriminasi politik serta pencerabutan hak-hak sipil jutaan orang termasuk sebagian dari kami, merupakan tindakan pemerintah yang tidak manusiawi. Yang penting bagiku, bahwa kami sudah bertemu dan sudah berbicara serta mengangkat masalah, hal ini saja sudah sangat berarti. Apalagi pertemuan ini bagiku adalah pertemuan pertama dan kurasakan sangat intensif.Barangkali bagi kawan-kawan seniman yang tinggal di Indonesia bukan hal baru karena mereka punya kesempatan berkumpul secara teratur di rumah Pram seperti 21 Agustus 2005 -- yang tak bisa kuhadiri karena harus ke daerah-daerah. Dalam waktu begitu sempit, aku harus memilih dan membaginya secermat mungkin.Memilih mana yang mendesak dan pokok,mana yang tidak.Dari segi ini, Temu Serua Indah malam ini kuanggap salah satu yang pokok maka kubela benar agar jangan sampai gagal. Makin larut malam gerimis, percakapan makin serius, berpindah dari satu tema ke tema lain. Kami hanya mengutuk waktu yang cepat berlalu dan menyempitkan ruang kesempatan berbincang santai.Amrus Natalsja kemudian mengentengahkan soal baru yang disebutnya sebagai "patner kreatif". Paris,Nopember 2005 ------------------ JJ. Kusni [Non-text portions of this message have been removed] ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> Get fast access to your favorite Yahoo! Groups. Make Yahoo! your home page http://us.click.yahoo.com/dpRU5A/wUILAA/yQLSAA/BRUplB/TM --------------------------------------------------------------------~-> *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. http://www.ppi-india.org *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Reading only, http://dear.to/ppi 4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx 5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx 6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/ ** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List ** ** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: ** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ ** ** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral scholarship, kunjungi http://informasi-beasiswa.blogspot.com **