** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List ** ** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: ** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ ** ** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral scholarship, kunjungi http://informasi-beasiswa.blogspot.com **SUARA KARYA Koordinator Koalisi Anti Utang Kusfiardi Utang LN, Awal Sumber Krisis Minggu, 8 Januari 2006 Persoalan utang luar negeri kembali menjadi wacana publik ketika Menneg PPN/Kepala Bappenas Paskah Suzetta melontarkan keinginan agar utang luar negeri Indonesia dihapus. Tetapi di sisi lain, Pemerintah Indonesia kelihatannya belum memperlihatkan komitmen yang jelas dalam hal tersebut. Alih-alih mengambil langkah penting, isu tersebut malah sempat memunculkan perbedaan pendapat di tubuh Kabinet Indonesia Bersatu (KIB), khususnya di tim ekonomi. Menurut data LSM Koalisi Anti Utang (KAU), Indonesia memeroleh total komitmen utang luar negeri sebesar 365 miliar dolar AS. Namun yang dicairkan baru 162 miliar dolar AS atau hanya 30%-nya saja. Utang tersebut bahkan semakin memberatkan Pemerintah Indonesia. Berikut petikan wawancara wartawan Harian Umum Suara Karya, Mangku bersama fotografer Muhammad Reza dengan Koordinator KAU, Kusfiardi di kantornya akhir pekan ini. Anda aktif di Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Koalisi Anti Utang, apa pertimbangannya? Prosesnya berlangsung sejak saya kuliah. Saya juga bergabung dengan organisasi kemahasiswaan serta aktif berdiskusi tentang berbagai hal. Dari sini saya melihat banyak persoalan yang dihadapi bangsa Indonesia. Saya melihat, problem tersebut harus dihadapi. Dari sini akhirnya saya sering terbiasa merespon kebijakan pemerintah. Kebetulan saya bertemu dengan pakar ekonomi dari UGM Revrisond Baswir yang ketika itu memiliki LSM. Lalu saya bergabung di sana mendalami persoalan-persoalan ekonomi- politik, pembangunan dan juga masalah utang luar negeri. Saya berpendapat hal tersebut merupakan pilihan yang harus dijalani karena harus ada imbangan dalam situasi negara seperti sekarang. Bukan bermaksud arogan mampu menyelesaikan masalah, tetapi bersama-sama yang lain ingin bekerja sama menyelesaikan masalah. Lalu mengapa memilih persoalan utang luar negeri? Semakin saya perdalam masalah utang luar negeri, kian jelas persoalan bangsa ini awalnya dari utang luar negeri yang berujung bencana kemanusiaan dan pembangunan. Dari konstruksi utang yang ada, sudah ada motif korupsi. Di Amerika Serikat, misalnya, ada perusahaan komputer mampu berproduksi dalam jumlah besar. Di negara asalnya komputer itu sudah terjual tetapi persediaan produksi yang ada tetap harus dijual. Lalu, produsen tersebut mendatangi pemerintah Amerika Serikat, IMF atau Bank Dunia. Dalam pertemuan tersebut pasti sudah ada janji-janji komisi. Dari sini disain pembuatan utang luar negeri tercipta. Kemudian diimplementasikan, misalnya, ke Indonesia dengan program, misalnya, yang disebut komputerisasi sekolah. Setelah barang tersebut di kirim ke Indonesia, baru ketahuan tidak semua sekolah di Indonesia memiliki jaringan listrik tetapi komputernya ada. Dari modus semacam ini pemerintah Indonesia yang mendapat citra negatif. Selanjutnya ada suara-suara sumbang di luar neg eri, Pemerintah Indonesia buruk, DPR-nya korup. Tetapi sebenarnya trigger korupsinya bukan di sini. Ini yang membuat saya mendalami persoalan utang luar negeri. Temuan Anda lainnya? Saya juga mendapat gambaran konkret dalam melihat penyusunan APBN. Kreditur pemerintah Indonesia sebenarnya telah mengambil alih kebijakan penyusunan APBN. Itu dilakukan dalam pertemuan tahunan CGI. Misalnya, penyusunan APBN 2006 dibahas dalam pertemuan CGI 2005 yang berlangsung pada 20-21 Januari. Padahal DPR baru membahas APBN pada Agustus 2006. Jadi, ada waktu yang hilang. Lalu seringkali APBN tidak tepat sasaran dan tidak pro-rakyat. Persoalan pilihan tersebut juga masih ditambah bahwa saya merasa tidak cocok untuk meneruskan pekerjaan. Jadi, saya pikir saya harus memilih tetapi bukan sekadar pilihan jika tanpa disertai keyakinan. Saya akhirnya Bismillah saja. Anda sempat bekerja di bidang apa sebelum aktif di LSM? Bidang Multimedia. Dengan kata lain aktif di LSM karena panggilan hidup dan idealisme? Bukan sekadar panggilan hidup, tetapi pilihan. Saya yakin kalau kita bekerja serius di mana pun pasti ada manfaatnya. Paling tidak, manfaat tersebut buat kita sendiri. Ya, akan lebih bagus kalau mendatangkan manfaat juga bagi orang lain. Jadi pertimbangan saya, apa yang saya kerjakan harus ada multiplier effect-nya. Bukan kita saja yang menikmati. Sebuah negara yang sudah maju saluran-saluran demokrasinya, bukankah kurang membutuhkan kehadiran LSM? Pendapat demikian ada benarnya. Hanya harus kita catat demokratisasi kita adalah lebih ke wilayah politik dan liberal. Dalam hal ini, masih ada syarat yang belum dipenuhi. Kalau memang liberal seharusnya ada kesamaan akses seluruh anggota masyarakat. Misalnya, akses informasi, akses pengetahuan, dan juga pendidikan serta kesehatan. Syarat tersebut tidak dipenuhi Indonesia. Makanya, politik uang kerap mewarnai demokrasi di Indonesia. Soalnya masyarakat tidak melihat sebagai proses yang bisa menentukan kehidupan. Sebenarnya inilah pentingnya sistematisasi masalah. Misalnya, apakah benar saat ini yang menjadi concern kita semua adalah demokrasi politik semata atau kita perlu mengawinkan dengan demokrasi ekonomi. Sehingga, dalam bentuk perkawinan dua demokrasi itu terjadi peningkatan taraf hidup yang lebih rata dalam arti lebih luas. Apakah Anda bermaksud mengatakan bahwa publik tetap mengharapkan kehadiran LSM? Saya tidak berani mengklaim publik tetap mengharapkan kehadiran LSM. Kita hanya menganggap bagian dari masyarakat. Menurut saya, saat ini tidak tepat mengumbar pernyataan sebagai yang mewakili rakyat karena bisa berbahaya. Sebaiknya kita semua bekerja pada suatu persoalan dengan pendekatan sistematis dan komprehensif. Dengan demikian tidak ada pihak yang saling menyalahkan satu dengan lainnya tetapi bekerja saling melengkapi. Hasilnya akan ada yang lebih konkret untuk bangsa ke depan. Aktivis LSM biasanya mempunyai pengalaman buruk terhadap penguasa. Anda pernah mengalaminya? Level saya belum seperti almarhum Munir. Sebenarnya hal tersebut merupakan bagian dari risiko yang bisa diminimalkan tanpa harus melemahkan posisi. Asumsinya jangan menganggap orang tidak setuju dengan ide kita. Karena, pola pikir orang berdasarkan informasi yang berseliweran. Yang paling penting, dengan pikiran terbuka kita berupaya mengomunikasikan ide kepada pihak lain. Komitmen kita adalah perbaikan bangsa bukan persoalan eksistensi bahwa kita adalah benar. Semua pihak harus sadar dengan basis kompetensi masing-masing. Kalau kita bekerja sendiri-sendiri tidak akan cukup memperbaiki keadaan. Tetapi kalau mampu bekerja bareng akan lebih terstruktur dan cepat mencapai tujuan. Bagaimana pandangan rezim penguasa terhadap aktivis LSM? Apakah sudah berubah? Teman-teman LSM melihat memang ada perubahan. Kita mempunyai kemampuan untuk melihat perubahan. Tetapi ada hal lain, kita juga belum mampu mengatasi persoalan lain, yaitu persoalan ekonomi. Presiden selalu berganti tetapi posisi menteri keuangan tidak pernah ganti. Rezim yang menguasai ekonomi hanya orang-orang tersebut tidak pernah ganti. Saya tidak tahu apakah orang-orang partai politik belum bisa menjangkau hal tersebut. Rezim terdahulu memandang LSM negatif. Apakah regim sekarang juga begitu? Secara prinsip sebenarnya masih ada tendensi seperti itu. Misalnya, kerap melakukan fait accompli. Kita juga mengenal LSM plat merah. Ada juga LSM yang benar-benar di luar pemerintah. Seringkali LSM plat merah tersebut dijadikan parameter kerja LSM secara keseluruhan. Seharusnya tidak menggeneralisasi persoalan. Lebih baik melihat persoalan saja. Sebut saja, Koalisi Anti Utang (KAU) itu LSM seperti apa karena akan lebih jelas bagi masyarakat. Selama ini ada berita negatif soal LSM di surat kabar. Setelah dicek, itu adalah perilaku LSM plat merah. Bukankah pemerintah mempunyai alasan menilai negatif LSM karena kerap menjual isu bangsa? Bagi saya, itu tuduhan-tuduhan yang tidak perlu. Semua pihak sebaiknya melihat saja pada pokok rujukan bangsa Indonesia, yaitu UUD '45. Adakah LSM yang menyimpang dari UUD '45. Persoalan HAM, demokrasi serta pemenuhan hak dasar adalah amanat UUD '45. Justru orang pemerintahan atau pejabat yang menyelewengkan UUD dengan berbagai alasan. Menurut Anda, apa yang terjadi jika Indonesia gagal dalam soal utang luar negeri? Kita akan menghadapi wabah kemanusiaan. Ada banyak orang Indonesia yang kelaparan dan terkena penyakit. Kondisi paling parah, angka kejahatan naik karena orang butuh makan untuk mempertahankan hidup. Secara normatif, ini tidak dibenarkan namun kita juga harus melihat persoalan strukturalnya bukan problem individualnya. Beban utang bukan hanya persoalan bayar-membayar kewajiban tapi ada ongkos sosialnya. Lalu, pemerintah menaikkan harga BBM yang bisa berakibat masyarakat berhenti melakukan konsumsi dan bukan sekadar rakyat mencari makanan substitusi. Ini adalah bom waktu. Suatu ketika mungkin kita akan menghadapi wabah busung lapar atau rakyat Indonesia kelaparan. Hal tersebut adalah awal orang berhenti melakukan konsumsi karena harga barang mahal. Pernah merasa putus asa karena yang diperjuangkan gagal? Insya Allah, saya selalu berpikir positif. Sekecil apa pun, saya selalu menghargai keberhasilan. Setidaknya kita sekarang sudah melihat pemerintah mulai berani membicarakan soal penghapusan utang.*** Data Kegiatan Nama : Kusfiardi Lahir: Pekanbaru, 7 Februari 1973. - Tahun 2000 menjadi Koordinator Koalisi Anti Utang (KAU). - Tahun 1998 bekerja di Institute for Development and Econo- mics Analysist (IDEA) Yogyakarta. - Tahun 1994-1996 aktif dalam Ikatan Senat Mahasiswa Fakultas Ekonomi Indonesia (Ismei). - Tahun 1994-1996: Dewan Permusyawaratan Mahasiswa Universita Islam Indonesia (UII). - Tahun 1992-1994: Senat Mahasiswa Fakultas Ekonomi UII. [Non-text portions of this message have been removed] ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> Clean water saves lives. Help make water safe for our children. http://us.click.yahoo.com/CHhStB/VREMAA/E2hLAA/BRUplB/TM --------------------------------------------------------------------~-> *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. http://groups.yahoo.com/group/ppiindia *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Reading only, http://dear.to/ppi 4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx 5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx 6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/ ** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List ** ** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: ** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ ** ** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral scholarship, kunjungi http://informasi-beasiswa.blogspot.com **