** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List ** ** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: ** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ ** ** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral scholarship, kunjungi http://informasi-beasiswa.blogspot.com **http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/2005/1105/14/0101.htm Ina,"Pemerintah Salah Menghitung Prediksi Utang Luar Negeri" Utang Bunga Pemerintah Capai Rp 43,1 Triliun JAKARTA, (PR).- Pemerintah Indonesia pada tahun 2005, harus membayar utang bunga pinjaman luar negeri sebesar Rp 43,1 triliun. Sebab dalam Laporan Keuangan Pemerintah Pusat jumlah utang bunga pemerintah pada tahun 2004 mencapai angka sebesar itu. Angka sebesar itu merupakan jumlah utang bunga luar negeri dan biaya-biaya lain yang berkaitan dengan utang luar negeri pemerintah dan utang bunga obligasi yang akan dibayar pemerintah pada tahun 2005. Menurut Ketua ISEI Cabang Bandung Koordinator Jawa Barat, Ina Primiana, pembengkakan jumlah utang bunga sebesar itu terjadi karena pemerintah dinilai selalu salah menghitung prediksi utang luar negeri pada saat jatuh tempo. Demikian dikemukakan Ina saat dihubungi "PR" semalam di Bandung. Adapun rinciannya, yaitu utang bunga dan kewajiban luar negeri lainnya sebesar Rp 22,224 triliun. Utang bunga dan kewajiban luar negeri lainnya terdiri dari bunga dan komisi. Jumlah bunga mencapai Rp 22,048 triliun, di antaranya terdiri dari bunga utang bilateral Rp 8,074 triliun, bunga obligasi Rp 121,828 miliar, bunga kredit komersial Rp 225,694 miliar, bunga kredit ekspor Rp 5,259 triliun, dan bunga multilateral Rp 8,306 triliun. Sementara untuk komisi, terdiri dari komisi bilateral Rp 10,871 miliar, komisi kredit ekspor Rp 125,927 miliar, dan komisi kredit komersial Rp 40,127 miliar. "Jadi total komisi Rp 176,926 miliar," tulis laporan itu. Selain itu, utang bunga juga mencakup utang bunga obligasi pemerintah yang mencapai Rp 20,829 triliun, di antaranya terdiri dari utang bunga fixed rate bonds Rp 5,256 triliun, utang bunga variable rate bonds Rp 1,732 triliun, utang bunga obligasi internasional Rp 194,012 miliar. Sebelumnya, pengamat ekonomi Dradjat Wibowo mengatakan Bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) diperkirakan akan meningkatkan beban pemerintah dalam membayar bunga obligasi atau bunga utang dalam negeri. "SBI akan terus naik ke level 17 - 18 persen (saat ini 12,09 persen). Konsekuensinya, beban bunga utang dalam negeri akan naik Rp 10 - Rp 23,1 triliun," kata Dradjat Wibowo. Kondisi itu, menurut Dradjat tidak lepas dari tingginya inflasi yang mendorong kenaikan suku bunga. Selain itu, katanya, pengaruh depresiasi nilai tukar rupiah pada tahun 2006 juga akan mengakibatkan beban bunga utang dalam dan luar negeri membengkak drastis. Pada APBN 2006, anggaran untuk membayar bunga utang dalam negeri ditetapkan sebesar Rp 48,81 triliun, sementara bunga utang luar negeri Rp 28,01 triliun. Ditambahkan anggota Komisi XI DPR RI dari Fraksi PAN ini, beban ini akan menjadi lebih besar jika pemerintah mengubah obligasi berbunga fixed menjadi variable. "Karena itu, pemerintah sebaiknya jangan tergesa-gesa mengubah obligasi berbunga fixed menjadi variable dalam kondisi seperti ini," katanya. Salah menghitung Sementara itu, Dosen Fakultas Ekonomi Unpad/Ketua ISEI Cabang Bandung Koordinator Jawa Barat, Ina Primiana, kepada "PR" mengaku tidak heran dengan membengkaknya utang bunga pemerintah tahun 2004 yang mencapai Rp 43,1 triliun. Sebab, menurutnya, selama ini pemerintah selalu salah menghitung dalam setiap memprediksi besaran utang saat jatuh tempo. "Terlebih dengan inflasi sebesar saat ini. Sehingga dampaknya sudah dapat dipastikan pemerintah akan kesulitan dalam membayar total utang yang dimiliki. Dengan adanya tambahan utang ini, kemampuan finansial negara semakin tidak berdaya, dari mana lagi kita menutupnya," ujarnya. Padahal dengan kondisi niormal pun kita sudah habis-habisan dengan menjual sebagian aset-aset negara. "Jika cara ini terus dilakukan untuk membayar utang, anak cucu kita nanti kebagian apa, mereka tidak memiliki kebanggaan lagi, sebab semua aset yang ada sudah milik asing," tutur Ina. Diungkapkan, seharusnya pemerintah kita jauh-jauh hari sudah dapat menghitung berapa bunga utang yang akan jatuh tempo, dilihat dari pergerakan nilai tukar dan inflasi. Dan hitung-hitungan itu memang harus sudah masuk, sehingga pada saatnya apa yang dicanangkan tidak jauh meleset. Ia juga heran dengan cara kerja pemerintah, padahal, katanya pemerintah sudah menghitung-hitung pada saat mengurangi subsidi ke masyarakat. "Itu semua kan untuk membayar utang. Seharusnya saat pengurangan subsidi itu sudah bisa diketahui dampaknya terhadap nilai tukar dan inflasi yang bisa mendorong bunga utang meningkat," tuturnya. Menurut Ina, pemerintah ke depan harus pandai-pandai mencari celah dalam pembayaran utang. Sebab, saat ini sudah sulit untuk mengelak dari pembayaran, apalagi sebelumnya kita sudah meminta penundaan utang dari Paris Club. Dan ini tergantung dari bagaimana menteri-menteri terkait bisa melakukannya. "Kalaupun tetap meminta keringanan dari negara donor, ya tergantung dari lobi menteri-menteri terkait, bisa tidak dan malu nggak tidak kita bolak-balik meminta keringanan dan penundaan pembayaran utang. Memang ini menuntut kerja keras pemerintah. Tapi menurut saya ini bertahap bisa dilakukan apalagi potensi sumber daya alam kita ssangat besar, " ujarnya. (A-34/tmp)*** [Non-text portions of this message have been removed] ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> Get fast access to your favorite Yahoo! Groups. Make Yahoo! your home page http://us.click.yahoo.com/dpRU5A/wUILAA/yQLSAA/BRUplB/TM --------------------------------------------------------------------~-> *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. http://www.ppi-india.org *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Reading only, http://dear.to/ppi 4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx 5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx 6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/ ** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List ** ** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: ** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ ** ** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral scholarship, kunjungi http://informasi-beasiswa.blogspot.com **