[nasional_list] [ppiindia] Utang Bunga Pemerintah Capai Rp 43,1 Triliun

  • From: "Ambon" <sea@xxxxxxxxxx>
  • To: <"Undisclosed-Recipient:;"@freelists.org>
  • Date: Mon, 14 Nov 2005 00:27:38 +0100

** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral 
scholarship, kunjungi 
http://informasi-beasiswa.blogspot.com 
**http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/2005/1105/14/0101.htm


Ina,"Pemerintah Salah Menghitung Prediksi Utang Luar Negeri"
Utang Bunga Pemerintah Capai Rp 43,1 Triliun 


JAKARTA, (PR).-
Pemerintah Indonesia pada tahun 2005, harus membayar utang bunga pinjaman luar 
negeri sebesar Rp 43,1 triliun. Sebab dalam Laporan Keuangan Pemerintah Pusat 
jumlah utang bunga pemerintah pada tahun 2004 mencapai angka sebesar itu. 

Angka sebesar itu merupakan jumlah utang bunga luar negeri dan biaya-biaya lain 
yang berkaitan dengan utang luar negeri pemerintah dan utang bunga obligasi 
yang akan dibayar pemerintah pada tahun 2005. 

Menurut Ketua ISEI Cabang Bandung Koordinator Jawa Barat, Ina Primiana, 
pembengkakan jumlah utang bunga sebesar itu terjadi karena pemerintah dinilai 
selalu salah menghitung prediksi utang luar negeri pada saat jatuh tempo. 
Demikian dikemukakan Ina saat dihubungi "PR" semalam di Bandung.

Adapun rinciannya, yaitu utang bunga dan kewajiban luar negeri lainnya sebesar 
Rp 22,224 triliun. Utang bunga dan kewajiban luar negeri lainnya terdiri dari 
bunga dan komisi. Jumlah bunga mencapai Rp 22,048 triliun, di antaranya terdiri 
dari bunga utang bilateral Rp 8,074 triliun, bunga obligasi Rp 121,828 miliar, 
bunga kredit komersial Rp 225,694 miliar, bunga kredit ekspor Rp 5,259 triliun, 
dan bunga multilateral Rp 8,306 triliun.

Sementara untuk komisi, terdiri dari komisi bilateral Rp 10,871 miliar, komisi 
kredit ekspor Rp 125,927 miliar, dan komisi kredit komersial Rp 40,127 miliar. 
"Jadi total komisi Rp 176,926 miliar," tulis laporan itu.

Selain itu, utang bunga juga mencakup utang bunga obligasi pemerintah yang 
mencapai Rp 20,829 triliun, di antaranya terdiri dari utang bunga fixed rate 
bonds Rp 5,256 triliun, utang bunga variable rate bonds Rp 1,732 triliun, utang 
bunga obligasi internasional Rp 194,012 miliar.

Sebelumnya, pengamat ekonomi Dradjat Wibowo mengatakan Bunga Sertifikat Bank 
Indonesia (SBI) diperkirakan akan meningkatkan beban pemerintah dalam membayar 
bunga obligasi atau bunga utang dalam negeri. "SBI akan terus naik ke level 17 
- 18 persen (saat ini 12,09 persen). Konsekuensinya, beban bunga utang dalam 
negeri akan naik Rp 10 - Rp 23,1 triliun," kata Dradjat Wibowo. 

Kondisi itu, menurut Dradjat tidak lepas dari tingginya inflasi yang mendorong 
kenaikan suku bunga. Selain itu, katanya, pengaruh depresiasi nilai tukar 
rupiah pada tahun 2006 juga akan mengakibatkan beban bunga utang dalam dan luar 
negeri membengkak drastis. 

Pada APBN 2006, anggaran untuk membayar bunga utang dalam negeri ditetapkan 
sebesar Rp 48,81 triliun, sementara bunga utang luar negeri Rp 28,01 triliun. 
Ditambahkan anggota Komisi XI DPR RI dari Fraksi PAN ini, beban ini akan 
menjadi lebih besar jika pemerintah mengubah obligasi berbunga fixed menjadi 
variable. 

"Karena itu, pemerintah sebaiknya jangan tergesa-gesa mengubah obligasi 
berbunga fixed menjadi variable dalam kondisi seperti ini," katanya. 

Salah menghitung

Sementara itu, Dosen Fakultas Ekonomi Unpad/Ketua ISEI Cabang Bandung 
Koordinator Jawa Barat, Ina Primiana, kepada "PR" mengaku tidak heran dengan 
membengkaknya utang bunga pemerintah tahun 2004 yang mencapai Rp 43,1 triliun. 
Sebab, menurutnya, selama ini pemerintah selalu salah menghitung dalam setiap 
memprediksi besaran utang saat jatuh tempo. 

"Terlebih dengan inflasi sebesar saat ini. Sehingga dampaknya sudah dapat 
dipastikan pemerintah akan kesulitan dalam membayar total utang yang dimiliki. 
Dengan adanya tambahan utang ini, kemampuan finansial negara semakin tidak 
berdaya, dari mana lagi kita menutupnya," ujarnya.

Padahal dengan kondisi niormal pun kita sudah habis-habisan dengan menjual 
sebagian aset-aset negara. "Jika cara ini terus dilakukan untuk membayar utang, 
anak cucu kita nanti kebagian apa, mereka tidak memiliki kebanggaan lagi, sebab 
semua aset yang ada sudah milik asing," tutur Ina. 

Diungkapkan, seharusnya pemerintah kita jauh-jauh hari sudah dapat menghitung 
berapa bunga utang yang akan jatuh tempo, dilihat dari pergerakan nilai tukar 
dan inflasi. Dan hitung-hitungan itu memang harus sudah masuk, sehingga pada 
saatnya apa yang dicanangkan tidak jauh meleset.

Ia juga heran dengan cara kerja pemerintah, padahal, katanya pemerintah sudah 
menghitung-hitung pada saat mengurangi subsidi ke masyarakat. "Itu semua kan 
untuk membayar utang. Seharusnya saat pengurangan subsidi itu sudah bisa 
diketahui dampaknya terhadap nilai tukar dan inflasi yang bisa mendorong bunga 
utang meningkat," tuturnya.

Menurut Ina, pemerintah ke depan harus pandai-pandai mencari celah dalam 
pembayaran utang. Sebab, saat ini sudah sulit untuk mengelak dari pembayaran, 
apalagi sebelumnya kita sudah meminta penundaan utang dari Paris Club. Dan ini 
tergantung dari bagaimana menteri-menteri terkait bisa melakukannya.

"Kalaupun tetap meminta keringanan dari negara donor, ya tergantung dari lobi 
menteri-menteri terkait, bisa tidak dan malu nggak tidak kita bolak-balik 
meminta keringanan dan penundaan pembayaran utang. Memang ini menuntut kerja 
keras pemerintah. Tapi menurut saya ini bertahap bisa dilakukan apalagi potensi 
sumber daya alam kita ssangat besar, " ujarnya. (A-34/tmp)***


[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Get fast access to your favorite Yahoo! Groups. Make Yahoo! your home page
http://us.click.yahoo.com/dpRU5A/wUILAA/yQLSAA/BRUplB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. http://www.ppi-india.org
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Reading only, http://dear.to/ppi 
4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx
5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx
6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral 
scholarship, kunjungi 
http://informasi-beasiswa.blogspot.com **

Other related posts:

  • » [nasional_list] [ppiindia] Utang Bunga Pemerintah Capai Rp 43,1 Triliun