** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List ** ** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: ** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ ** ** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral scholarship, kunjungi http://informasi-beasiswa.blogspot.com **http://www.republika.co.id/kolom_detail.asp?id=230478&kat_id=19 Kamis, 12 Januari 2006 Transformative Learning Oleh : Azyumardi Azra Hari-hari ini, pekan-pekan ini, dan bahkan tahun-tahun ini, Indonesia seolah tidak pernah lepas dari bencana. Mulai dari bencana alam sejak dari gempa bumi, banjir, tsunami, banjir bandang, dan longsor. Lalu 'bencana sosial', sejak dari kelaparan, busung lapar, flu burung, wabah formalin, dan banyak lagi. Semua bencana ini sambung menyambung, sementara bencana yang lebih awal belum sepenuhnya bisa diatasi berbagai dampaknya, bencana-bencana lain segera menyusul, dengan dampak-dampak kemanusiaan dan sosial yang tidak terhitung. Mencoba berefleksi dan mengambil hikmah dari berbagai bencana itu, sebagian orang menyatakan bahwa alam marah kepada kita. Bahkan yang lebih menakutkan, bencana-bencana itu datang karena Tuhan murka atas dosa-dosa kita. Bagi saya yang sangat meyakini Allah SWT itu maha pengasih (ar-rahman) dan maha penyayang (ar-rahim), agak sulit memahami kalau ada kemurkaan Tuhan yang tidak putus-putus itu. Kasih dan sayang Allah jauh lebih besar, luas tidak bertepi, daripada kemarahan dan kemurkaannya. Dalam perspektif transformative learning (pembelajaran dan pendidikan transformatif) bencana-bencana semacam itu, antara lain, karena keintiman antara manusia dan alam lingkungannya telah hilang. Manusia kehilangan rasa hormatnya terhadap alam; dimensi sakralnya tidak lagi dihargai. Akibatnya, alam menjadi terancam dalam berbagai manifestasinya. Bumi dan lingkungan hidup lainnya menjadi komoditas, kumpulan barang-barang yang dapat dan bahkan harus diperjualbelikan; digarap, diubah fungsi-fungsinya semau hati manusia. Sejak dari lereng bukit dan gunung sampai ke pinggir kali dan pesisir pantai, tidak ada lagi kawasan yang tidak dijarah anak manusia. Gejala ini lebih parah terjadi di Indonesia. Sebagian orang berpendapat, penjarahan alam itu disebabkan oleh tidak adanya penegakan hukum; dan lebih parah, bukan tidak jarang aparat hukum dan lembaga publik baik langsung ataupun tidak terlibat dalam pelanggaran. Sebagian lagi menyatakan, penjarahan alam lingkungan itu disebabkan beban demografis berat, yang berakumulasi dengan kemiskinan. Lalu, kemiskinan membuat banyak orang tidak bisa mendapat pendidikan memadai. Tetapi, kita juga lihat banyak orang berpendidikan yang melakukan tindakan sewenang-wenang terhadap alam. Dalam konteks terakhir ini, dan dari perspektif transformative learning, pendidikan modern yang kini sudah menjadi konvensional, gagal memberikan pandangan dunia yang kosmologis dalam dunia pendidikan, di mana manusia dan alam merupakan kesatuan (Edmund O'Sullivan, Transformative Learning: Educational Vision for the 21st Century, 2001). Pendidikan modern lebih berorientasi untuk mencapai progress, khususnya dalam bidang ekonomi, dengan mengorbankan perspektif kosmologis tentang kesatuan manusia dan alam lingkungannya. Gagasan tentang kemajuan ekonomi (economic progress), disadari atau tidak, menguasai paradigma dan konsepsi pendidikan modern. Karena itulah pendidikan modern lebih berorientasi pada pengembangan kognisi daripada yang lain-lain. Pengembangan ranah kognisi bukan tidak penting; tetapi tidak pada tempatnya mengabaikan ranah-ranah lainnya. Dan ini terlihat, ketika ranah afeksi dan psiko-motorik nyaris terabaikan. Kalaupun ada, posisinya sangat marjinal dalam proses-proses pembelajaran dan pendidikan. Di negeri kita, mata pelajaran agama merupakan pelajaran wajib -- yang bersama pelajaran humaniora lainnya-- diharapkan dapat mengembangkan afeksi peserta didik. Apalagi agama-agama umumnya mengajarkan pandangan kosmologis yang terpadu dan menyatu. Tetapi, sayangnya, mata pelajaran agama dan mata pelajaran humaniora lainnya, juga tergelincir ke dalam penekanan yang kuat hanya pada ranah kognisi; yang lebih dipentingkan hafalan, bukan kelekatan pada ajaran-ajaran dan pengamalannya dalam kehidupan sehari. Pengajaran agama jadinya lebih formalistis dan simbolis daripada yang lain-lain. Karena itu, kita agaknya perlu memikirkan ulang paradigma dan proses-proses pembelajaran dan pendidikan kita. Beberapa usulan pendidikan transformatif perlu mendapat pertimbangan untuk diterapkan dalam proses pembelajaran: Pertama, pengujian dan perenungan misteri alam raya; kedua, penanaman dan penguatan proses pembuatan makna; ketiga, penanaman dan pemberdayaan konsep tentang kesatuan dan integrasi alam dengan kemanusiaan; keempat, penanaman dan penguatan mitos-mitos kultural yang didasarkan pada kepercayaan tentang kapasitas manusia berpartisipasi dalam penciptaan dunia yang berkeadilan, kasih sayang, kepedulian, dan kegembiraan; kelima, penanaman dan pemberdayaan cita ideal tentang masyarakat yang saling berkaitan di dalam tradisi demokratis; keenam, penanaman sikap tanggung jawab untuk mengatasi ketidakadilan dan penindasan. [Non-text portions of this message have been removed] *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. http://groups.yahoo.com/group/ppiindia *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Reading only, http://dear.to/ppi 4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx 5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx 6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/ ** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List ** ** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: ** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ ** ** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral scholarship, kunjungi http://informasi-beasiswa.blogspot.com **