[nasional_list] [ppiindia] Transformative Learning

  • From: "Ambon" <sea@xxxxxxxxxx>
  • To: <"Undisclosed-Recipient:;"@freelists.org>
  • Date: Sat, 14 Jan 2006 02:07:16 +0100

** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral 
scholarship, kunjungi 
http://informasi-beasiswa.blogspot.com 
**http://www.republika.co.id/kolom_detail.asp?id=230478&kat_id=19

Kamis, 12 Januari 2006

Transformative Learning 
Oleh :
 Azyumardi Azra 


Hari-hari ini, pekan-pekan ini, dan bahkan tahun-tahun ini, Indonesia seolah 
tidak pernah lepas dari bencana. Mulai dari bencana alam sejak dari gempa bumi, 
banjir, tsunami, banjir bandang, dan longsor. Lalu 'bencana sosial', sejak dari 
kelaparan, busung lapar, flu burung, wabah formalin, dan banyak lagi. Semua 
bencana ini sambung menyambung, sementara bencana yang lebih awal belum 
sepenuhnya bisa diatasi berbagai dampaknya, bencana-bencana lain segera 
menyusul, dengan dampak-dampak kemanusiaan dan sosial yang tidak terhitung.

Mencoba berefleksi dan mengambil hikmah dari berbagai bencana itu, sebagian 
orang menyatakan bahwa alam marah kepada kita. Bahkan yang lebih menakutkan, 
bencana-bencana itu datang karena Tuhan murka atas dosa-dosa kita. Bagi saya 
yang sangat meyakini Allah SWT itu maha pengasih (ar-rahman) dan maha penyayang 
(ar-rahim), agak sulit memahami kalau ada kemurkaan Tuhan yang tidak 
putus-putus itu. Kasih dan sayang Allah jauh lebih besar, luas tidak bertepi, 
daripada kemarahan dan kemurkaannya.

Dalam perspektif transformative learning (pembelajaran dan pendidikan 
transformatif) bencana-bencana semacam itu, antara lain, karena keintiman 
antara manusia dan alam lingkungannya telah hilang. Manusia kehilangan rasa 
hormatnya terhadap alam; dimensi sakralnya tidak lagi dihargai. Akibatnya, alam 
menjadi terancam dalam berbagai manifestasinya. Bumi dan lingkungan hidup 
lainnya menjadi komoditas, kumpulan barang-barang yang dapat dan bahkan harus 
diperjualbelikan; digarap, diubah fungsi-fungsinya semau hati manusia. Sejak 
dari lereng bukit dan gunung sampai ke pinggir kali dan pesisir pantai, tidak 
ada lagi kawasan yang tidak dijarah anak manusia.

Gejala ini lebih parah terjadi di Indonesia. Sebagian orang berpendapat, 
penjarahan alam itu disebabkan oleh tidak adanya penegakan hukum; dan lebih 
parah, bukan tidak jarang aparat hukum dan lembaga publik baik langsung ataupun 
tidak terlibat dalam pelanggaran. Sebagian lagi menyatakan, penjarahan alam 
lingkungan itu disebabkan beban demografis berat, yang berakumulasi dengan 
kemiskinan. Lalu, kemiskinan membuat banyak orang tidak bisa mendapat 
pendidikan memadai. Tetapi, kita juga lihat banyak orang berpendidikan yang 
melakukan tindakan sewenang-wenang terhadap alam. 

Dalam konteks terakhir ini, dan dari perspektif transformative learning, 
pendidikan modern yang kini sudah menjadi konvensional, gagal memberikan 
pandangan dunia yang kosmologis dalam dunia pendidikan, di mana manusia dan 
alam merupakan kesatuan (Edmund O'Sullivan, Transformative Learning: 
Educational Vision for the 21st Century, 2001). Pendidikan modern lebih 
berorientasi untuk mencapai progress, khususnya dalam bidang ekonomi, dengan 
mengorbankan perspektif kosmologis tentang kesatuan manusia dan alam 
lingkungannya.

Gagasan tentang kemajuan ekonomi (economic progress), disadari atau tidak, 
menguasai paradigma dan konsepsi pendidikan modern. Karena itulah pendidikan 
modern lebih berorientasi pada pengembangan kognisi daripada yang lain-lain. 
Pengembangan ranah kognisi bukan tidak penting; tetapi tidak pada tempatnya 
mengabaikan ranah-ranah lainnya. Dan ini terlihat, ketika ranah afeksi dan 
psiko-motorik nyaris terabaikan. Kalaupun ada, posisinya sangat marjinal dalam 
proses-proses pembelajaran dan pendidikan.

Di negeri kita, mata pelajaran agama merupakan pelajaran wajib -- yang bersama 
pelajaran humaniora lainnya-- diharapkan dapat mengembangkan afeksi peserta 
didik. Apalagi agama-agama umumnya mengajarkan pandangan kosmologis yang 
terpadu dan menyatu. Tetapi, sayangnya, mata pelajaran agama dan mata pelajaran 
humaniora lainnya, juga tergelincir ke dalam penekanan yang kuat hanya pada 
ranah kognisi; yang lebih dipentingkan hafalan, bukan kelekatan pada 
ajaran-ajaran dan pengamalannya dalam kehidupan sehari. Pengajaran agama 
jadinya lebih formalistis dan simbolis daripada yang lain-lain.

Karena itu, kita agaknya perlu memikirkan ulang paradigma dan proses-proses 
pembelajaran dan pendidikan kita. Beberapa usulan pendidikan transformatif 
perlu mendapat pertimbangan untuk diterapkan dalam proses pembelajaran: 
Pertama, pengujian dan perenungan misteri alam raya; kedua, penanaman dan 
penguatan proses pembuatan makna; ketiga, penanaman dan pemberdayaan konsep 
tentang kesatuan dan integrasi alam dengan kemanusiaan; keempat, penanaman dan 
penguatan mitos-mitos kultural yang didasarkan pada kepercayaan tentang 
kapasitas manusia berpartisipasi dalam penciptaan dunia yang berkeadilan, kasih 
sayang, kepedulian, dan kegembiraan; kelima, penanaman dan pemberdayaan cita 
ideal tentang masyarakat yang saling berkaitan di dalam tradisi demokratis; 
keenam, penanaman sikap tanggung jawab untuk mengatasi ketidakadilan dan 
penindasan.


[Non-text portions of this message have been removed]



***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. 
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Reading only, http://dear.to/ppi 
4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx
5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx
6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral 
scholarship, kunjungi 
http://informasi-beasiswa.blogspot.com **

Other related posts:

  • » [nasional_list] [ppiindia] Transformative Learning