** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List ** ** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: ** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ ** ** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral scholarship, kunjungi http://informasi-beasiswa.blogspot.com **http://www.kompas.com/kompas-cetak/0511/16/daerah/2217524.htm Sudah Kerja Rangkap, Upah Tetap Tak Cukup Bandung, Kompas - Di tengah membubungnya harga kebutuhan pokok sehari-hari seiring dengan kenaikan harga bahan bakar minyak nasib buruh kecil umumnya makin memprihatinkan. Meskipun sebagian dari mereka sudah bekerja rangkap, namun jumlah pendapatan yang diterima tidak mampu memenuhi kebutuhan hidup keluarga sehari-hari. Saya tahunya hanya kerja keras. Kalau masih belum cukup, ya kerja lebih keras lagi. Tetapi, kok tidak cukup-cukup walaupun saya sudah bekerja di tiga tempat, papar Maman (63) yang bekerja di bengkel pembuatan tatakan pengangkut lantai keramik di Desa Pataruman, Kecamatan Cihampelas, Kabupaten Bandung, Selasa (15/11). Selain bekerja sebagai pembuat tatakan dari kayu, Maman juga bekerja sebagai hansip dan buruh tani. Ia menghabiskan waktu dari pagi hingga siang untuk menggarap sawah dengan upah Rp 12.500 sehari dan sebagai pembuat tatakan Rp 20.000 per hari. Sementara, upah sebagai hansip tidak dia sebutkan karena jumlahnya sangat kecil. Tetapi, uang segitu tetap tidak cukup. Untuk makan keluarga saja habis Rp 15.000 per hari. Sekarang harga barang naik terus setiap hari, saya jadi tidak bisa menentukan lagi berapa besarnya. Pokoknya tahu-tahu uang habis saja, ungkap Maman yang memiliki dua anak yang masih tinggal bersamanya. Selain untuk makan sehari-hari, ia harus membayar rekening listrik dan kewajiban-kewajiban sosial lain sebagai warga masyarakat, misalnya membayar iuran masjid, mengaji, kerja bakti, serta sumbangan hajatan pernikahan atau khitanan. Pelihara kambing Nana (36) yang memiliki dua anak yang masih kecil berusaha menambah penghasilan. Ia bekerja sejak pukul 08.00 hingga pukul 16.00 di pabrik pembuatan tatakan keramik. Di luar waktu tersebut, ia berusaha menambah penghasilan dengan memelihara kambing untuk dibesarkan dan dijual setelah cukup bobot tubuhnya. Tetapi, tetap saja sulit untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga, ujar Nana yang terus berusaha berhemat meski hidupnya terasa pas-pasan. Adapun Garli (42), pekerja di peternakan bebek di daerah Soreang, Kabupaten Bandung, mengaku menerima upah Rp 700.000 per bulan sesuai produksi telur bebek. Upah itu didapat jika produksi telur bebek mencapai 1.000 butir. Namun, produksi telur sering kali kurang dari itu. Untuk memenuhi kebutuhan keluarga, Garli menyambi sebagai pedagang barang elektronik dan motor agar kebutuhan keluarga tetap bisa terpenuhi. Namun, tetap saja ia merasa kesulitan menafkahi keluarganya ketika harga-harga barang kebutuhan pokok tetap tinggi. Kenaikan harga berbagai kebutuhan pokok akhir-akhir ini telah memukul rakyat kecil, selain membuat ekonomi lesu dan merosotnya daya beli masyarakat. Keluh kesah rakyat kecil itu bisa kita dengar di mana-mana. Sunarto, warga Sukoharjo, Jawa Tengah, yang sehari-hari mencari kardus bekas dari pabrik untuk dijual kembali, mengeluhkan kesulitan hidupnya saat ini. Kesulitan yang sama dikeluhkan Endang, buruh pabrik tekstil di Sukoharjo. Gaji enggak naik, tetapi harga-harga tambah mahal, tuturnya Diungkapkan, dengan upah Rp 400.000 sebulan, ia dulu masih bisa menabung Rp 50.000, setelah menyisihkan sebagian gaji untuk orangtua serta memenuhi kebutuhan makan saat bekerja. Sekarang, makan pakai telur bisa Rp 3.000, dahulu cuma Rp 2.000. Kalau dulu masih bisa menyisihkan untuk beli baju, sekarang mana bisa, ucapnya. Yang kasihan itu yang mesti naik angkutan umum. Kalau saya, masih bisa jalan kaki. Dekat, hanya satu kilometer dari sini, imbuh Martha, buruh lainnya. Di tengah kondisi yang mencekik kehidupan rakyat kecil, muncul semangat kesetiakawanan. Komunitas ojek Bangjo di Alun-Alun Ungaran, Kabupaten Semarang, sepakat tidak akan menaikkan tarif ojeknya kepada pelanggannya. Kami sepakat tak menaikkan tarif karena mayoritas pelanggan kami berasal dari kalangan buruh. Upah buruh tidak bisa serta-merta naik. Kasihan mereka, kalau tarif ojek juga ikut-ikutan naik, ujar Maryono (52), pengojek. (ynt/EKI/KOM/TRA) [Non-text portions of this message have been removed] ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> Get fast access to your favorite Yahoo! Groups. Make Yahoo! your home page http://us.click.yahoo.com/dpRU5A/wUILAA/yQLSAA/BRUplB/TM --------------------------------------------------------------------~-> *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. http://www.ppi-india.org *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Reading only, http://dear.to/ppi 4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx 5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx 6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/ ** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List ** ** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: ** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ ** ** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral scholarship, kunjungi http://informasi-beasiswa.blogspot.com **