[nasional_list] [ppiindia] Strategi Neolib Jual Yogya? Re: Jangan usik Yogyaku

  • From: A Nizami <nizaminz@xxxxxxxxx>
  • To: LISI@xxxxxxxxxxxxxxx, ekonomi-nasional@xxxxxxxxxxxxxxx, ppiindia@xxxxxxxxxxxxxxx, sabili@xxxxxxxxxxxxxxx, Indonesia Raya <indonesiaraya@xxxxxxxxxxxxxxx>
  • Date: Mon, 6 Dec 2010 14:55:54 +0800 (SGT)

Kalau saya justru curiga kaum Neolib ingin menguasai BUMD Yogya beserta 
kekayaan alam yang ada di Yogya.

Di Indonesia mereka berhasil membuat pemerintah pusat menjual berbagai BUMN 
seperti Telkom, Indosat, Krakatau Steel, dan nanti menyusul Pertamina. Ada pun 
Chevron, Exxon, Freeport, dsb sudah menguasai 90% migas, emas, perak, dan 
tembaga di Indonesia.

Nah di Yogya, sepertinya kaum Neolib ini masih menemui jalan buntu. Sri Sultan 
bukanlah boneka yang bisa diatur untuk menjual BUMD atau kekayaan alam Yogya. 
Jadi diaturlah agar pemilihan Gubernur jadi "Demokratis".

Kapitalis macam Rothschild dan Rockefeller yang menguasai mesin printer uang, 
nanti akan mendanai gubernur boneka mereka di Pilkada.

Saat ini rakyat Yogya meski sederhana, namun serba cukup. Rakyat kecil bebas 
mencari uang dengan menarik beca/andong di jalan protokol utama seperti 
Malioboro atau berdagang di sepanjang kaki limanya. Itu semua akan sirna saat 
Neolib berkuasa lewat "Demokrasi"...

Gunung Merapi yang selalu aktif dan meletus hawa panas wedhus gembel itu pun 
sebenarnya sangat kaya akan ENERGI PANAS BUMI/GEOTHERMAL. Jika dibangun 
Pembangkit Listrik Geothermal di sana, bisa menerangi seluruh Jawa. Belum lagi 
pantai Selatannya.

Jadi para Kapitalis Asing sekarang sedang mengincar ekonomi dan kekayaan alam 
rakyat Yogya.

===

Belajar Islam sesuai Al Qur'an dan Hadits

http://media-islam.or.id

Milis Ekonomi Nasional: ekonomi-nasional-subscribe@xxxxxxxxxxxxxxx

Haji ONH Plus 2010 Mulai dari US$ 6.500:

http://media-islam.or.id/2010/05/09/paket-haji-onh-plus-2010-mulai-dari-us-6-000/

--- Pada Ming, 5/12/10, Hartati Nurwijaya <tatia30@xxxxxxxxx> menulis:

Dari: Hartati Nurwijaya <tatia30@xxxxxxxxx>
Judul: Re: Bls: Bls: [LISI] Jangan usik Yogyaku
Kepada: LISI@xxxxxxxxxxxxxxx
Tanggal: Minggu, 5 Desember, 2010, 10:37 PM







 



  


    
      
      
      Mas Bambang Yth,



Jenengan itu lebih pinter dan ahli dari saya, mbok ya jangan terlalu "menjilat 

SBY".



Mari kita sama-sama melihat ke depan akan jadi apa DIY?



Seluruh dunia juga tahu siapa SBY dan Partai Demokratnya.



Hasil polling Kompas justru 79% penduduk DIY menolak pemilihan langsung.



Adik Sri Sultan Hamengkubuwono X, Prabukusumo menyatakan niatnya mundur sebagai 

kader Partai Demokrat (PD). Prabu yang kini masih menjabat sebagai Ketua DPD PD 

Yogyakarta menyatakan niatnya akan direalisasikan bila pemerintah benar-benar 

mengajukan draf RUU Keistimewaan Yogyakarta ke DPR.



 Tati Papafragos in Megara Greece 



ITLA member; 0912-0367

http://tatiatravel.com 



________________________________

From: "bambang@xxxxxxxxxxx" <bambang@xxxxxxxxxxx>

To: LISI@xxxxxxxxxxxxxxx

Sent: Mon, December 6, 2010 6:46:53 AM

Subject: Re: Bls: Bls: [LISI] Jangan usik Yogyaku



Setahu saya draf yg disusun tim Sultan dan didukung DPRD Yogya itu langsung 

dikirim ke DPR, bukan ke Kemdagri. Artinya tim Sultan HBX ingin menggunakan 

jalur hak inisiatif DPR. Tapi kelihatannya mandeg di DPR ya? Kalau pemerintah 

saya kira wajib menyiapkan RUU soal DIY begitu ada pernyataan Sultan HBX yang 

tak berkenan jadi gubernur lagi padahal masa jabatannya selesai September 
nanti. 

Jadi ini muasalnya kan macetnya draf tim Sultan HBX di DPR plus pernyataan 

ketidak berkenannya beliau jadi gubernur lagi. Lantas peran SBY dimana kok 

disalahkan? 



Powered by Telkomsel BlackBerry®



-----Original Message-----

From: prastowo prastowo <sesawi04@xxxxxxxxx>

Sender: LISI@xxxxxxxxxxxxxxx

Date: Mon, 6 Dec 2010 12:09:11 

To: <LISI@xxxxxxxxxxxxxxx>

Reply-To: LISI@xxxxxxxxxxxxxxx

Subject: Bls: Bls: [LISI] Jangan usik Yogyaku



Saya setuju itu Mas, dan SBY pun ternyata tak bisa mendorong ini dg political 

will-nya, di periode lalu. Kalau merujuk ke Kompas, seharusnya RUU Keistimewaan 

ini asal usulnya bukan sekedar karena Sultan ingin mundur karena digagas sejak 

15 April 2002, terkatung-katung, hingga saat ini. Bahwa Sultan ingin mundur 

tentu saja perlu diantisipasi.Kini ada beberapa draft, dari DPRD DIY, DPD, dan 

Fisip UGM. Sebaiknya semua dibuka dan didiskusikan secara terbuka dan jernih. 

Sultan sendiri tampaknya sekarang mendukung draft DPD, jangan2 alasan Sultan di 

2007 itu pun wujud kekecewaan terhadap sikap Pusat?



Lepas dari itu, saya sependapat bahwa diskusi harus dibuat lebih bermutu, jgn 

hanya soal penetapan vs pemilihan. Pendidikan politik utk rakyat Jogja (dan 

Indonesia) perlu diberikan scr baik, krn kesan yg ditangkap orang Jogja adalah 

isu ini kental politisasi. 



salam



________________________________

Dari: "bambang@xxxxxxxxxxx" <bambang@xxxxxxxxxxx>

Kepada: LISI@xxxxxxxxxxxxxxx

Terkirim: Ming, 5 Desember, 2010 19:35:17

Judul: Re: Bls: [LISI] Jangan usik Yogyaku



  

Membahas RUU yg tak ada kepentingan kaum berduit selalu lama mas. RUU KIP 

contohnya hampir satu dekade. Tapi ini kan soal di DPR. Kalau kepentingan 

pemerintah pemicunya kan pernyataan Sultan HBX tak ingin jadi Gubernur DIY lagi 

karena akan berkiprah di ranah politik nasional. Karena masa jabatan beliau 

berakhir September tahun depan maka harus ada UU baru tentang gubernur DIY 

karena Sultan HBX tak berkenan jadi gubernur lagi kan? 



Powered by Telkomsel BlackBerry® 



-----Original Message----- 

From: prastowo prastowo <sesawi04@xxxxxxxxx> 

Sender: LISI@xxxxxxxxxxxxxxx 

Date: Mon, 6 Dec 2010 11:19:04 

To: <LISI@xxxxxxxxxxxxxxx> 

Reply-To: LISI@xxxxxxxxxxxxxxx 

Subject: Bls: [LISI] Jangan usik Yogyaku 



Saya kira menyalahkan SBY juga tidak sepenuhnya keliru, solanya dia sebagai 

pemimpin tertinggi di eksekutif tidak menyegerakan proses ini diselesaikan 

secara profesional, tapi menjadi terkesan terjadi politisasi (bdk. tulisan Asvi 

Warman Adam di Koran Tempo hari ini ). Sebagai ketua dewan pembina, mungkin 
juga 



kurang mampu mengarahkan sikap yang konstruktif dan jelas di parlemen melalui 

fraksinya. Atau partainya tidak mencoba menawarkan diskursus yg rasional, malah 

menyalahkan publik yang menyalahpahami pidato Pak SBY. 



Jika boleh tahu, berapa tahun RUU ini terkatung-katung, dan mengapa baru 

sekadang dihidupkan lagi dg balutan kontroversi? Sebagai warganegara, tentu 

sah-sah saja bercuriga dan kecewa, boleh jadi karena sudah terlampau lelah oleh 

berbagai ketidakjelasan. 



salam 



pras 



________________________________ 

Dari: "bambang@xxxxxxxxxxx" <bambang@xxxxxxxxxxx> 

Kepada: LISI@xxxxxxxxxxxxxxx 

Terkirim: Ming, 5 Desember, 2010 15:16:43 

Judul: Re: [LISI] Jangan usik Yogyaku 



Lho RUU ini kan dibuat antara lain karena Sultan HB X menyatakan tak ingin jadi 

gubernur lagi padahal masa jabatannya berakhir September tahun depan. Lha kalau 

begitu siapa gubernur Yogya berikut dan apa dasar pemilihannya? Nah harus buat 

UU kan? Kok jadi salah SBY ya? 



Powered by Telkomsel BlackBerry® 



-----Original Message----- 

From: Hartati Nurwijaya <tatia30@xxxxxxxxx> 

Sender: LISI@xxxxxxxxxxxxxxx 

Date: Sun, 5 Dec 2010 11:21:58 

To: mediacare<mediacare@xxxxxxxxxxxxxxx>; <penulislepas@xxxxxxxxxxxxxxx>; 

penulisbestseller<penulisbestseller@xxxxxxxxxxxxxxx> 



Reply-To: LISI@xxxxxxxxxxxxxxx 

Cc: alumni sospol<alumni_fisipol_ugm@xxxxxxxxxxxxxxx>; <lisi@xxxxxxxxxxxxxxx> 

Subject: [LISI] Jangan usik Yogyaku 



Sedang berusaha membuat kedua putraku yang berusia 6 dan 5 tahun untuk terlelap 



tidur. Hal yang masih mengusik kepalaku adalah Kraton dan Kanjeng Sultan HBX. 

Kedua orangtua saya memang bukan orang Yogya. Tapi saya merasa lebih Yogya dari 

orang asli Yogya, sebab aku dilahirkan di RS PKU Yogya. Ayah membuka usaha 

pabrik batik ‘Anwar”  tahun 60-an di Jalan Rotowijayan Jero Beteng sangat dekat 

dengan pasar Ngasem dan hanya beberapa langkah menuju Kraton. Bahkan pernah 

Mamaku berkisah sering melihat Raden Arjuna (nama kecil Kanjeng Sultan HB 

X) bermain bersama anak lain di luar Kraton. 



Walau kami bukan dari keluarga darah biru atau yang diberi gelar, tapi aku 
masih 



ingat Mbok pembantu yang bekerja menolong Mama saat kami masih kecil; jika dia 

lewat di depan kami dia pasti ndodok jongkok mlampah jalan di depan kami.  
Walau 



sudah dilarang Mama dan Ayah, si Mbok tetap dengan caranya ’sangat santun’ tapi 

bukan feodal.  Konotasi feodal lebih menunjukkan memaksakan kehendak dengan 

penindasan. 



Bukan hanya soal sopan santun, walau jenjang strata sosial di Yogya hampir 
mirip 



sistem kasta di India. Tapi justru di Yogya tidak tampak perbedaan jenjang 

status sosial itu. Hal ini karena Sultan HB sangat dekat dengan penduduk Yogya. 

Raja yang sangat demokratis, penyayang,  peduli dan tidak feodal. Buktinya di 

Jakarta becak sudah lenyap sejak puluhan tahun lampau. Di Yogya abang tukang 

becak masih kita temukan di mana-mana. Saat Sekaten; siapa saja bisa berjualan 

di alun-alun lor tanpa harus bingung harus bayar pajak. 



Alun-alun lor membebaskan semua pedagang kecil berjualan di 

sekitarnya. Pemandangan yang sangat langka bagi sebuah Kraton ada penjual 

Bakmi, penjual galundeng, tahu pong, ronde, dll. Hal yang menunjukkan cinta 

kasih seorang Sultan kepada rakyatnya. Buktinya adalah  Pak Pele (sebutan untuk 

penjual Mie yang kepalanya mirip Pele pemain sepak bola asal Brazil) yang sudah 

puluhan tahun berjualan bakmi di pojok kanan Kraton di alun-alun lor. 



Dua tahun lalu aku kembali ke Yogya untuk launching buku Hidangan Favorit Ala 

Mediterania; sempat aku ingin menemui Pak Pele.  Sayang hanya putra-putrinya 

saja yang berjualan. Katanya Pak Pele sudah sakit-sakitan.  Memang tidak 
membuat 



aku kaget jika Mbok penjual gudeg di Wijilan juga ’sedho’ yang kabarnya aku 
baca 



dari sebuah milis kuliner. Jika Sultan berkehendak, di Yogya tidak perlu 

mengikuti pemerintah pusat memungut pajak bagi pedagang kecil. Duit pajak yang 

digelapkan Gayus dkk, kini rakyat kecil yang diminta bayar. Sebelumnya 
kebijakan 



fiscal, semua dipaksakan harus punya NPWP kalau tidak bayar Rp2,5 juta fiscal. 

Lalu kini muncul kebijakan baru bebas  fiscal tetapi harus bayar pajak buat 

oleh-oleh dari luar negeri. Tentu saja seperti biasa peraturan ini berlaku buat 

rakyat biasa. Kalau pejabat atau Presiden dan keluarganya memborong pasti bebas 

bea. 



Yogya memang unik, terlebih istana raja yang disebut Kraton.  Karena 

membolehkan rakyat biasa, memotong jalan melewati halaman Kraton depan dan 

belakang. Saya ingat, ketika kami tinggal di Jl. Mantrigawen Lor ingin ke pasar 

Ngasem. Daripada mubeng (keliling) , maka jalan pintas yang terdekat adalah 

melewati halaman Kraton.  Syaratnya tidak banyak; yang naik sepeda ontel atau 

pun sepeda motor harus turun dan jalan kaki. Mungkin inilah satu-satunya Istana 

Raja di dunia ini yang membolehkan rakyat biasa lewat di dalam Kratonnya. Jika 

dibandingkan Buckingham Palace di London atau pun Istana Penguasa Dubai Syech 

Maktoum; hanya boleh lihat dari luar pagar dan jauh sekali. 



Kota-kota kuno di Eropa dilindungi oleh UNESCO,  dijaga keasliannya. Sebaliknya 

oleh SBY yang bukan orang Yogya, mau merubah Yogya. Belum reda awan di bukit 

Merapi, belum kering isak tangis keluarga korban Merapi, tiba-tiba SBY ingin 

mengadakan perubahan di Yogya. Jangan usik Yogyaku. Biarkan si Mbok penjual 
mata 



kebo, gudangan tetap berjualan di Beringhardjo. Jangan jadikan Yogya menjadi 

seperti Jakarta dibawah feodalisme berkedok demokrasi. Saya yakin jika bukan 

Kanjeng Sultan Gubernur DIY, sudah pasti banyak muncul Mall dan gedung PMA. 

Bahkan mungkin juga sekolah internasional yang menjamur seperti di Jakarta. 



Apa pun dibalik keinginan SBY yang memaksakan kehendaknya. Sesuai pidato BJ 

Habibie di ultah ICMI bahwa pemimpin sekarang sangat feodal.  Kraton dan Istana 

di tanah air memang peninggalan zaman feodal. Tetapi Kraton Yopgya 

justru memperlihatkan sikap Raja yang demokratis dan peduli rakyat kecil. 

Sejarah perjuangan Sultan HB IX membela kemerdekaan RI. Sejarah  ini yang 

dilupakan oleh SBY dan penasihatnya. 



Saya mendukung dengan doa dan semoga Kanjeng Sultan tetap dapat memimpin DIY 
dan 



Yogyaku tetap seperti apa adanya. Jangan usik Yogyaku, karena aku ingin 

mengunjungi Sekaten bersama ketiga anakku. Akan aku perlihatkan pada mereka 
kota 



kelahiranku. Juga memperlihatkan mereka cara bertutur kata orang Yogya yang 

santun. Melihat Kraton yang sederhana dekat dengan rakyat kecil. 



Megara, 5 Desember 2010Tati Papafragos in Megara Greece 



ITLA member; 0912-0367 

http://tatiatravel.com 



[Non-text portions of this message have been removed] 



------------------------------------ 



=========================================================================== 

Lingkar Ilmuwan Sosial Indonesia (LISI) adalah forum untuk menggagas dan 

mempertukarkan ide-ide baru serta mengembangkan ilmu pengetahuan sosial. Dalam 

LISI, topik-topik diskusi ditinjau dan dianalisis dari beragam perspektif yang 

memungkinkan proses pembelajaran secara kolektif demi pengembangan wawasan 

anggota dan masyarakat Indonesia umumnya. 



=========================================================================== 

1. Untuk berhenti berlangganan, kirimkan e-mail kosong ke: 

LISI-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx 

2. Untuk berlangganan, kirimkan e-mail kosong ke: 

LISI-subscribe@xxxxxxxxxxxxxxx 

3. Untuk menghindari penyebaran virus, pengiriman attachment file 

tidak dimungkinkan melalui milis ini. 

4. Bahasa Resmi LISI: Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris. 

5. Netters LISI diminta sebisa mungkin menghindari "posting a la chating". 

---------------------------------------------------------- 

Dear LISIers...."you may disagree with somebody's way of thinking...but please 

be careful of what you are writing in order not to hurt somebody's 

feelings...".. The moderator is always wishing you an enjoyable and inspiring 

discussion with LISI...:-) Selamat beradu argumentasi di tataran logika....:-) 



----------------------------------------------------------Yahoo! Groups Links 



[Non-text portions of this message have been removed] 



------------------------------------ 



=========================================================================== 

Lingkar Ilmuwan Sosial Indonesia (LISI) adalah forum untuk menggagas dan 

mempertukarkan ide-ide baru serta mengembangkan ilmu pengetahuan sosial. Dalam 

LISI, topik-topik diskusi ditinjau dan dianalisis dari beragam perspektif yang 

memungkinkan proses pembelajaran secara kolektif demi pengembangan wawasan 

anggota dan masyarakat Indonesia umumnya. 



=========================================================================== 

1. Untuk berhenti berlangganan, kirimkan e-mail kosong ke: 

LISI-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx 

2. Untuk berlangganan, kirimkan e-mail kosong ke: 

LISI-subscribe@xxxxxxxxxxxxxxx 

3. Untuk menghindari penyebaran virus, pengiriman attachment file 

tidak dimungkinkan melalui milis ini. 

4. Bahasa Resmi LISI: Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris. 

5. Netters LISI diminta sebisa mungkin menghindari "posting a la chating". 

---------------------------------------------------------- 

Dear LISIers...."you may disagree with somebody's way of thinking...but please 

be careful of what you are writing in order not to hurt somebody's 

feelings...".. The moderator is always wishing you an enjoyable and inspiring 

discussion with LISI...:-) Selamat beradu argumentasi di tataran logika....:-) 



----------------------------------------------------------Yahoo! Groups Links 



[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------------------



===========================================================================

Lingkar Ilmuwan Sosial Indonesia (LISI) adalah forum untuk menggagas dan 

mempertukarkan ide-ide baru serta mengembangkan ilmu pengetahuan sosial. Dalam 

LISI, topik-topik diskusi ditinjau dan dianalisis dari beragam perspektif yang 

memungkinkan proses pembelajaran secara kolektif demi pengembangan wawasan 

anggota dan masyarakat Indonesia umumnya.

===========================================================================

1. Untuk berhenti berlangganan, kirimkan e-mail kosong ke:

  LISI-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx

2. Untuk berlangganan, kirimkan e-mail kosong ke:

  LISI-subscribe@xxxxxxxxxxxxxxx

3. Untuk menghindari penyebaran virus, pengiriman attachment file 

  tidak dimungkinkan melalui milis ini.

4. Bahasa Resmi LISI: Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris.

5. Netters LISI diminta sebisa mungkin menghindari "posting a la chating".

----------------------------------------------------------

Dear LISIers...."you may disagree with somebody's way of thinking...but please 

be careful of what you are writing in order not to hurt somebody's 

feelings...".. The moderator is always wishing you an enjoyable and inspiring 

discussion with LISI...:-) Selamat beradu argumentasi di tataran logika....:-)

----------------------------------------------------------Yahoo!

 Groups Links



------------------------------------



===========================================================================

Lingkar Ilmuwan Sosial Indonesia (LISI) adalah forum untuk menggagas dan 

mempertukarkan ide-ide baru serta mengembangkan ilmu pengetahuan sosial. Dalam 

LISI, topik-topik diskusi ditinjau dan dianalisis dari beragam perspektif yang 

memungkinkan proses pembelajaran secara kolektif demi pengembangan wawasan 

anggota dan masyarakat Indonesia umumnya.

===========================================================================

1. Untuk berhenti berlangganan, kirimkan e-mail kosong ke:

  LISI-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx

2. Untuk berlangganan, kirimkan e-mail kosong ke:

  LISI-subscribe@xxxxxxxxxxxxxxx

3. Untuk menghindari penyebaran virus, pengiriman attachment file 

  tidak dimungkinkan melalui milis ini.

4. Bahasa Resmi LISI: Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris.

5. Netters LISI diminta sebisa mungkin menghindari "posting a la chating".

----------------------------------------------------------

Dear LISIers...."you may disagree with somebody's way of thinking...but please 

be careful of what you are writing in order not to hurt somebody's 

feelings...".. The moderator is always wishing you an enjoyable and inspiring 

discussion with LISI...:-) Selamat beradu argumentasi di tataran logika....:-)

----------------------------------------------------------Yahoo!

 Groups Links



[Non-text portions of this message have been removed]





    
     

    
    


 



  







[Non-text portions of this message have been removed]

Other related posts:

  • » [nasional_list] [ppiindia] Strategi Neolib Jual Yogya? Re: Jangan usik Yogyaku - A Nizami