** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List ** ** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: ** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ ** ** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral scholarship, kunjungi http://informasi-beasiswa.blogspot.com **http://www.sinarharapan.co.id/berita/0511/28/opi01.html "Reshuffle" atau Perampingan? Oleh Teguh Boediyana Senjata atau "pusaka" (untuk menggambarkan otoritas atau kewenangan) apakah yang dimiliki para menteri yang duduk dalam Kabinet Indonesia Bersatu dalam rangka menjalankan peran dan fungsinya? Kalau kita melihat dalam struktur organisasi kepemerintahan sekarang ini, cukup banyak lembaga departemen ataupun kementerian yang dibentuk oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) untuk menunjang program-program pembangunan yang dirancang dan dijanjikan pada saat kampanye lalu. Kita asumsikan bahwa semua organisasi yang dibentuk tersebut memang esensial untuk menjamin keberhasilan pembangunan dan mencapai apa yang menjadi tujuan dan target pemerintahan SBY. Namun demikian tidak ada salahnya apabila kita juga mencoba melihat sejauh mana dan "senjata pusaka" apa yang dimiliki oleh masing-masing tokoh dalam pemerintahan ini. Kewenangan-kewenangan yang dimiliki diibaratkan sebagai pusaka atau senjata sakti itu. Memasuki era yang sudah semakin rasional ini kita lihat bahwa banyak pusaka yang tidak dimiliki oleh para ttokoh di pemerintahan sekarang ini. Pernahkah anda berfikir apa sebenarnya kewenangan seorang Menteri Perindustrian pada era sekarang ini? Apa pula kewenangan yang masih melekat di Menteri Perdagangan? Apakah kewenangan-kewenangan yang mereka miliki tadi masih sepadan dengan gerbong birokrasi dan struktur organisasi departemennya yang sangat gemuk? Ketidakjelasan Otoritas Kita lihat juga Menteri Komunikasi dan Informasi yang sekarang ini sebagian tugasnya sering diambil oleh menteri lain dengan model Iklan Layanan Umum di berbagai mass media elektronik. Menteri Koperasi dan UKM kalau kita lihat secara cermat ternyata kewenangan yang dimiliki adalah menerbitkan Badan Hukum Koperasi. Demikian juga Departemen Pertanian yang begitu besar, kewenangan utamanya adalah pada hal yang berkaitan SPS (Sanitary Phyto Sanitary ) yang diwujudkan dalam fungsi badan karantina. Sebagai akibat berkurangnya dan ketidakjelasan atas otoritas atau kewenangan sebagai instrumen organik yang harusnya mutlak dimiliki oleh pimpinan lembaga seperti departemen atau kementerian, maka lahirlah program-program yang hampir sama seperti studi banding, pameran, pelatihan, studi atau kajian. Pameran atau eksibisi merupakan kegiatan yang paling banyak diminati oleh departemen atau kementrian karena pelaksanaannya dapat diserahkan oleh event organizer swasta. Sering terjadi masing-masing unit eselon I di berbagai departemen atau kementerian melakukan pameran sendiri baik di dalam ataupun di luar negeri. Pelatihan untuk usaha kecil tidak lagi dilaksanakan oleh kementrian yang bersangkutan, tetapi juga oleh departemen atau kementerian yang lain. Namun demikian di antara berbagai institusi yang kewenangannya sudah mereduksi, kita lihat masih banyak juga departemen atau kementerian, atau lembaga dengan kewenangan yang masih jelas seperti Bank Indonesia, Departemen Keuangan, Mahkamah Agung dsb. Yang menjadi pertanyaan apakah gerbong-gerbong birokrasi di bawahnya memang sudah efisien dan sesuai dengan peran dan fungsinya atau masih ada kecenderungan in-efisiensi. "Reshuffle" Bertolak dari hal di atas, terdapat kaitan yang erat dengan isu yang hangat di tanah air saat ini yakni reshuffle (perombakan) kabinet. Presiden saat ini sedang melakukan evaluasi kinerja para menteri (meskipun kita tidak tahu parameter apa yang akan digunakan Presiden untuk melakukan pengukuran). Dengan berbagai latar belakang kepentingan, banyak pihak menuntut reshuffle. Terlepas dari kepentingan sementara pihak dengan usulan reshuffle, tampaknya perlu Presiden melakukan kajian ulang keberadaan sementara kementerian atau departemen didasarkan pada ketidakjelasan kewenangan ataupun otoritas yang dimiliki karena perkembangan jaman dimana pemerintah tidak lagi mutlak sebagai regulator. Lebih tepatnya, Presiden setelah melakukan evaluasi mestinya berani melakukan perampingan dari kabinet yang ada sekarang ini. Harus kita ingat bahwa banyaknya institusi pemerintah yang kaya struktur miskin fungsi adalah suatu pemborosan dan menjadi beban rakyat. Salah satu alasan kebijakan naiknya harga minyak adalah karena beban APBN yang sangat berat karena subsidi yang harus ditanggung negara. Pada sisi lain kalau pemerintah juga melakukan pemborosan dengan adanya beban bangunan birokrasi yang tidak efisien, berarti sama saja dana rakyat harus membayar dengan mahal. Kebijakan pemerintah menggalakkan pajak kepada rakyat pada saatnya nanti akan membangunkan kesadaran rakyat untuk berani bertanya untuk apa pajak yang dibayarkan. Kita memahami kesulitan dari Presiden dalam mengambil keputusan soal reshuffle ini karena muatannya bukan soal rasionalitas tetapi juga ada muatan politik serta berbagai kepentingan. Namun demikian Presiden juga harus mempertimbangkan untuk mempunyai keberanian dan kemampuan mengukur kinerja dengan menetapkan output yang jelas dan terukur dari masing-masing menteri dan memilahkan dari hasil swadaya masyarakat sendiri. Tampaknya perlu suatu metode yang sederhana, dan mudah diketahui oleh masyarakat tentang kinerja lembaga pemerintah dengan serapan APBN yang digunakan. Dengan cara seperti ini, mungkin kepentingan berbagai pihak untuk masuk dalam jajaran Kabinet Indonesia Bersatu akan dapat diakomodasi, tapi pada sisi lain rakyat juga tahu apa keluaran (output)) dari mereka. Dengan demikian pertanyaan reshuffle atau perampingan untuk kabinet dapat dijawab oleh Presiden SBY dan Wakil Presiden Jusuf Kalla. Penulis adalah pengamat masalah sosial politik. Mantan birokrat [Non-text portions of this message have been removed] ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> Help save the life of a child. Support St. Jude Children's Research Hospital. http://us.click.yahoo.com/cRr2eB/lbOLAA/E2hLAA/BRUplB/TM --------------------------------------------------------------------~-> *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. http://www.ppi-india.org *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Reading only, http://dear.to/ppi 4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx 5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx 6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/ ** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List ** ** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: ** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ ** ** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral scholarship, kunjungi http://informasi-beasiswa.blogspot.com **