** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List ** ** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: ** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ ** ** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral scholarship, kunjungi http://informasi-beasiswa.blogspot.com **Tambahan info ttg kenaikan harga gabah kering di level petani ... salam, Ari Condro Kenaikan harga beras a.l disebabkan oleh inflasi yang menyebabkan faktor biaya untuk produksi beras (pupuk, benih traktor dll) dan pemerintah menaikan HPP (harga pembelian pemerintah). Kenapa pemerintah menaikan HPP? Ya, karena faktor biaya untuk produksi beras naik terkait inflasi. Faktor apa yang menyebabkan inflasi? Pasti sudah tahu jawabnya :) Rabu, 04 Januari 2006 Panen Padi Terjadi Lebih Awal Pemerintah Diminta Menahan Diri untuk Tidak Mengimpor Beras Karawang, Kompas - Panen padi musim pertama tahun ini diperkirakan lebih awal. Musim panen yang maju terjadi akibat musim hujan tepat waktu. Pemerintah diminta menahan diri untuk tidak mengimpor beras dan lebih baik meminta Perum Bulog aktif melakukan pengadaan karena panen segera tiba. Pemantauan Kompas di Kabupaten Karawang, Jawa Barat, Selasa (3/1), menunjukkan, panen mulai terjadi di sawah golongan I atau yang paling pertama mendapat pasokan air irigasi yang berada di Kecamatan Telukjambe. Panen ini akan terus terjadi menuju arah utara yang sebagian besar juga sudah ditanami. Di Kecamatan Rengasdengklok terlihat tanaman padi yang sudah berumur sekitar dua minggu hingga satu bulan. "Kami sudah mulai panen. Desa sebelah sudah mulai panen beberapa hari lalu. Sekarang harga gabah di sawah masih Rp 2.000-Rp 2.070 per kg. Hasilnya lumayan, sekitar empat ton per hektar," kata Wardi, warga Desa Karangmulya, Karawang. Petani lainnya, Saim, mengatakan, meski ada hama, hal itu tidak mengganggu panen secara keseluruhan. Di Jawa Tengah, Gubernur Mardiyanto meminta agar Perum Bulog segera membeli gabah petani agar harga gabah tidak jatuh pada Januari- Februari 2006. Ia juga tetap menolak impor beras karena hal tersebut akan merugikan petani. Sekretaris Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Departemen Pertanian, Sutarto Alimoeso yang dikonfirmasi membenarkan bahwa panen musim rendeng tahun ini lebih awal. Berdasarkan data yang ada, panen tahun ini lebih cepat dibandingkan dengan tahun lalu. Pada pertengahan bulan Desember lalu luas areal pertanaman sudah mencapai 100 persen. Pada musim tanam rendeng sebelumnya terjadi keterlambatan panen hingga Januari. "Pasokan air tahun untuk musim tanam tahun ini lebih baik karena hujan datang lebih awal," kata Sutarto. Januari ini tercatat areal tanam yang sudah bisa panen mencapai 500.000 hektar atau bisa produksi sekitar 1,2 juta ton beras di seluruh Indonesia. Jumlah ini akan meningkat hingga pada Februari nanti mencapai 3,3 juta ton beras. Para petani berharap harga gabah terus membaik hingga sekitar Rp 2.500 per kg di sawah karena petani telah terbebani berbagai pengeluaran menyusul kenaikan harga bahan bakar minyak. Para petani mengakui biaya untuk penanaman padi meningkat pesat. Ongkos traktor naik dari Rp 350.000 jadi Rp 400.000. Ongkos tanam dari Rp 250.000 menjadi Rp 300.000 per kg benih. Harga pupuk, yang menurut harga eceran tertinggi Rp 1.050 per kg, ternyata harus dibeli petani seharga Rp 1.500 per kg. "Kalau harganya rendah, kami tidak mendapat apa-apa. Lihat itu, saya harus mengajak istri saya, kedua orangtua saya, dan juga kedua mertua saya untuk memanen. Kalau saya dapat tiga kuintal, harus dibagi sebanyak itu. Hasil panen tidak akan mencukupi untuk hidup. Saya harus bekerja di pabrik genteng dengan upah untuk menutup kebutuhan," kara Wardi. Jaedi, petani lainnya, juga mengatakan hasil dari panen tidak akan cukup untuk dua bulan. Bantuan langsung tunai (BLT) dari pemerintah Rp 300.000 per tiga bulan juga hanya bisa digunakan untuk kebutuhan hidup satu bulan. Di luar itu, ia harus menjadi buruh tani. Tahan diri Kalangan pengamat tetap meminta agar pemerintah tidak terburu-buru mengimpor beras. Pemerintah dinilai lebih baik melakukan pengadaan dari dalam negeri karena petani sudah mulai panen. "Jangan terburu-buru impor. Apalagi stok untuk raskin (beras untuk rakyat miskin) masih cukup. Kenapa tidak memberi sedikit kegembiraan kepada petani. Baru dua tahun ini mereka menikmati harga yang layak," kata mantan Menteri Pertanian Bungaran Saragih. "Memang ada beban tambahan buat pemerintah, tetapi itu lebih baik daripada impor, yang berarti kita membelanjakan devisa dan itu dinikmati petani negara lain," ujarnya menambahkan. Menurut Bungaran, polemik sekitar impor beras terjadi karena tidak ada komitmen yang kuat untuk memenuhi kebutuhan pangan nasional dari produksi dalam negeri. "Ini soal komitmen. Prinsipnya, kita tidak impor. Meskipun harga lebih tinggi, tetap membeli dari dalam negeri. Ini bukan hanya soal kesejahteraan petani, tetapi juga ketahanan pangan dan pembangunan ekonomi kita," katanya. Kemampuan Indonesia berswasembada beras telah terbukti pada tahun 2004 dan hingga sekarang. Sepatutnya hal itu bisa dipertahankan, dengan cara pemerintah konsisten dan teguh memegang komitmen. Kepala Pusat Studi Pedesaan dan Kawasan Universitas Gadjah Mada Muchamad Maksum mengatakan, pengamatan lapangan menunjukkan, simpanan beras masih ada di petani. Penyimpanan kolektif dengan fasilitas dana dari Departemen Pertanian juga ada sehingga memungkinkan petani menunda penjualan. "Kalau berbicara cadangan pangan nasional, maka tidak harus tergesa- gesa dan tidak takut dengan angka di bawah satu juta karena tidak ada masalah serius dan panen juga tidak ada masalah. Operasi pasar juga tidak harus segera. Harga beras juga naik karena HPP naik. Pemerintah tidak perlu panik," katanya. Manajer Umum Perum Bulog Divisi Regional Jawa Tengah Sutono mengungkapkan, Pemprov Jawa Tengah melalui Badan Bimas Ketahanan Pangan sudah menawari beras petani sebanyak 60.000 ton kepada Perum Bulog. Pihaknya sampai kini masih menunggu kepastian beras yang akan dijual ke Perum Bulog. Kenaikan harga beras dilaporkan terjadi juga di beberapa daerah setelah pemerintah menaikkan harga pembelian pemerintah (HPP), yakni Rp 2.280 per kg untuk gabah kering giling dan Rp 3.550 per kg untuk beras. Kenaikan harga beras di Pasar Kartasura, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, melonjak sejak sepekan lalu. Kenaikan harga ini menyebabkan jumlah pembeli menurun hingga 25 persen. Pedagang pasar beras di Karawang mengatakan, sejak beberapa hari ini terjadi kenaikan harga untuk berbagi kualitas beras. Mereka mengatakan, pasokan beras ke Karawang, yang selanjutnya dipasarkan ke Jakarta, masih datang dari daerah-daerah pantai utara Jawa Barat. Pasokan dari Jawa Tengah belum stabil. Padahal pada bulan Desember- Februari tahun-tahun sebelumnya sebagian besar pasokan berasal dari Jawa Tengah. "Saat ini pasokan beras berasal dari Subang, Karawang, dan sekitarnya, tetapi jumlahnya sedikit. Sedangkan dari daerah Demak, Pati, atau Kudus, Jawa Tengah, tidak bisa dipastikan. Beberapa daerah itu katanya gagal panen," ujar H Wahyu, salah seorang pedagang grosir di Pasar Induk Beras Johar, Karawang.(D08/HAN/EKI/HLN/MAR/ELY ----- Original Message ----- From: "aris solikhah" <fm_solihah@xxxxxxxxx> Harga beras dilevel petani pascapanen umum jauh lebih murah. Harga mahal karena terlalu banyak jalur distribusinya. Tengkulak, pedagang kecil, besar dll. ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> Clean water saves lives. Help make water safe for our children. http://us.click.yahoo.com/CHhStB/VREMAA/E2hLAA/BRUplB/TM --------------------------------------------------------------------~-> *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. http://groups.yahoo.com/group/ppiindia *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Reading only, http://dear.to/ppi 4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx 5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx 6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/ ** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List ** ** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: ** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ ** ** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral scholarship, kunjungi http://informasi-beasiswa.blogspot.com **