[nasional_list] [ppiindia] Re: opini tentang impor beras dari suara karya Jumat

  • From: A Nizami <nizaminz@xxxxxxxxx>
  • To: ekonomi-nasional@xxxxxxxxxxxxxxx, lisi <lisi@xxxxxxxxxxxxxxx>, ppiindia@xxxxxxxxxxxxxxx
  • Date: Thu, 5 Jan 2006 19:24:01 -0800 (PST)

** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral 
scholarship, kunjungi 
http://informasi-beasiswa.blogspot.com **Berarti jurnalis Suara Karya tsb 
prinsipnya bagus.
Meski Ketuanya ngotot impor beras, namun jurnalis yang
seharusnya jadi corong partainya tetap teguh berpihak
pada rakyat.

Berita media massa menyatakan harga gabah dari petani
tidak naik, yaitu Rp 1.500/kg. Sementara di pasar
harga beras sudah naik jadi Rp 3.600/kg. Ini sangat
memberatkan masyarakat.

Saya khawatir kenaikan harga beras di pasar ini
direkayasa pihak tertentu untuk menggolkan impor
beras.

Saya harap yang punya akses ke pak Anton bisa
menyampaikan agar Deptan bisa membeli gabah dari
petani seharga Rp 1.500/kg dan menjualnya seharga Rp
2.500/kg ke pedagang pasar/masyarakat miskin.

Memang Bulog di bawah Deperindag dan cenderung
melakukan impor beras. Saya harap Deptan bisa
menandinginya dengan menggerakkan para petani dan LSM2
hingga dapat dilakukan pembelian beras dari para
petani dengan harga yang sama dan menjualnya ke
masyarakat dgn harga yang lebih murah dari sekarang.

--- Agung Wibowo <agungsmile@xxxxx> wrote:

>   Siapa ngomong apa? Korannya Golkar ini ngomong
> soal penolakan impor beras, padahal sang ketua
> Golkar adalah orang yang paling ngotot impor beras!
>    
>   Agung
>    
>   
> http://www.suarakarya-online.com/news.html?id=131955
> 
>   Beda Petani Indonesia
> dengan Jepang-Eropa 
> 
> 
>   Jumat, 6 Januari 2006
> Bertolak belakang dengan petani di Indonesia, betapa
> enaknya menjadi petani di Jepang dan Eropa. Atas
> nama kesejahteraan petani, pemerintah Jepang dari
> dulu hingga kini menutup rapat-rapat pintu bagi
> beras dari luar negeri. Tak sebutir beras asing pun
> boleh masuk ke pasar Jepang.     
>    Juga demi kesejahteraan petani di benua Eropa,
> pemerintah di masing-masing negara memberi
> perlindungan maksimal terhadap semua produk
> pertanian dari serbuan produk impor. Masih tersimpan
> di benak banyak orang, bagaimana gigihnya juru
> runding Uni Eropa di forum World Trade Organization
> (WTO) menolak tuntutan puluhan negara berkembang,
> plus Amerika Serikat dan negara-negara di Amerika
> Selatan, agar Eropa menghilangkan atau setidaknya
> menurunkan subsidi ke sektor pertaniannya.   
>   
>    Untuk melindungi petani mereka, Uni Eropa bahkan
> pasang badan untuk menerima tuduhan sebagai pihak
> yang menggagalkan keinginan bangsa-bangsa di dunia
> membentuk rezim perdagangan baru. Bayangkan, betapa
> nyamannya hidup sebagai petani di Jepang dan Eropa. 
>  
>   
>    Bagaimana di Indonesia? Jawabnya gamblang saja:
> betapa tidak enaknya menjadi petani di negara ini.
> Alih-alih dilindungi, yang didapatkan petani kita
> dari waktu ke waktu tak lebih dari penganiayaan demi
> penganiayaan. Keberpihakan kepada mereka hanya
> sebatas kata-kata di ruang rapat serta pernyataan,
> iming-iming dan janji-janji yang disuarakan dengan
> lantang untuk konsumsi publik. Puluhan tahun sudah
> petani Indonesia diiming-imingi dengan ratusan janji
> bagi perbaikan derajat hidup mereka. Realisasinya?
> Nol!   
>   
>    Bukannya kesejahteraan yang mereka dapatkan,
> melainkan meningkatnya derajat kemiskinan mereka.
> Jutaan petani tak lagi punya ladang karena sudah
> dibeli orang kota. Nasib mereka berujung pada status
> sebagai buruh tani.   
>   
>    Sekarang saja, ketika petani Indonesia punya
> kesempatan menikmati hasil jerih payah mereka berkat
> menguatnya harga beras, sedang berproses upaya
> menurunkan harga dengan beras impor. Sangat berani
> dan tega, karena keputusan mendatangkan 132.000 ton
> beras dari Vietnam itu diambil di tengah kuatnya
> arus penolakan, tak hanya dari petani, tetapi juga
> dari elemen masyarakat lainnya, plus DPR dan
> sejumlah gubernur.   
>   
>    Situasinya benar-benar kontradiktif. Di depan DPR
> beberapa waktu lalu, Presiden berpidato bahwa
> Indonesia dalam status surplus beras. Selain berasal
> dari sisa panen tahun lalu, stok beras dalam negeri
> akan bertambah dengan panen baru yang jatuh sekitar
> Maret-April 2006.   
>   
>    Bukannya menghaturkan terima kasih kepada petani,
> tapi pemerintah justru ingin menghilangkan
> kesempatan petani menikmati hasil jerih payahnya.
> Apa alasan hakiki dari keputusan impor beras itu
> tidak pernah diketahui. Masyarakat dibiarkan
> menerima kebijakan tidak masuk akal itu.   
>   
>    Bulog menolak membeli beras petani karena
> harganya terlalu tinggi. Tidak bersediakah Presiden
> memerintahkan atau memaksa Bulog melaksanakan fungsi
> sosialnya untuk membeli beras petani di negara ini
> agar mereka bisa bahagia sejenak? Kalau pemerintah
> ngotot impor beras, apa makna eksistensi Bulog bagi
> rakyat di negara ini? Sangat tidak masuk di akal
> banyak orang bahwa Perum Bulog, yang notabene adalah
> alat negara dan instrumen pemerintah, berperilaku
> sebagai pedagang menghadapi petani di negaranya
> sendiri.   
>   
>    Mudah-mudahan benar bahwa atas nama kepentingan
> konsumen dan pengamanan stok pangan, impor beras
> menjadi pilihan tak terhindarkan. Namun, jika
> realisasi impor semata-mata untuk menekan harga
> beras produk petani dalam negeri, apalagi jika impor
> itu hanya untuk mengejar fee, itu kebijakan tak
> bermoral.   
>   
>    Untuk sekali ini saja, bersedialah mendengarkan
> jerit tangis petani kita. Petani tidak bersedia
> menjual ke Perum Bulog karena harganya tidak
> menarik, bukan karena pasokan berkurang. Dari
> beberapa daerah di Jawa Timur, Jawa Barat, hingga
> Sumatera Selatan (Sumsel), petani menyatakan menolak
> impor beras itu. Kalau produk impor itu masuk,
> bagaimana dengan prospek beras dari petani kita yang
> akan panen serentak pada Maret-April 2006. Stok
> dalam negeri pasti cukup. Sesungguh-sungguhnya,
> beras impor tidak diperlukan sekarang ini.*** 
> 
> 
> 
>                       
> ---------------------------------
> Yahoo! Photos
>  Ring in the New Year with Photo Calendars. Add
> photos, events, holidays, whatever.


Tertarik masalah Ekonomi? Mari bergabung ke milis Ekonomi Nasional
Kirim email ke: ekonomi-nasional-subscribe@xxxxxxxxxxxxxxx


                
__________________________________________ 
Yahoo! DSL ? Something to write home about. 
Just $16.99/mo. or less. 
dsl.yahoo.com 



------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Clean water saves lives.  Help make water safe for our children.
http://us.click.yahoo.com/CHhStB/VREMAA/E2hLAA/BRUplB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. 
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Reading only, http://dear.to/ppi 
4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx
5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx
6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral 
scholarship, kunjungi 
http://informasi-beasiswa.blogspot.com **

Other related posts: