[nasional_list] [ppiindia] Re: Azahari, Goenawan Mohamad dan Teror

  • From: "RM Danardono HADINOTO" <rm_danardono@xxxxxxxx>
  • To: ppiindia@xxxxxxxxxxxxxxx
  • Date: Fri, 25 Nov 2005 13:45:49 -0000

** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral 
scholarship, kunjungi 
http://informasi-beasiswa.blogspot.com **Sangat menarik,mas. 

Menganalisa proses penggalangan kekuasaan, konstitutional maupun non-
konstitutional, dimanapun, kita akan melihat, bahwa tahap pertama, 
yakni to establish the power, juga bagi Hizbut Tahir, bukan masalah 
yang pelik.

Apalagi kalau political landscape yang ada, yang layak disapu bersih, 
ambur adul dan sarat kekotoran akhlak.

Masalahnya, adalah, bagaimana memenuhi amanat penderitaan rakyat, 
kalau meminjam istilah bung Karno. RI merdeka, yes, tapi memenuhi 
amanat? sampai 60an tahun ini, masih meleset.

Ini juga pertanyan yang diajukan dalam kaitan pendirian pemerintah 
baru di Jerman, yang berupakan gabungan antara dua partai besar yang 
selama ini ideologis ber-hadap hadapan: CDU/CSU sebagai wakil pihak 
konservatif dan the haves, dengan SPD sebagai wakil kaum pekerja.

Mereka membentuk kabinet sejak 22 November y.l. Keajaiban, bahwa 
pemerintah macam ini sampai muncul. 

Namun keajaiban yang lebih besar adalah, bagaimana memenuhi tugas? 
Dalam kontext Jerman: pengangguran, deficit dan menurunnnya daya 
kompetisi perusahaan perusahaan Jerman.

Nah, menilik masalah yang dihadapi Jerman, masalah yang dihadapi oleh 
siapapun yang memerintah RI, jauh jauh lebih besar. Mega besar. Bukan 
sekedar Megawati..

Bagi para pengikut Hiszbut Tahir untuk mendirikan negara khafilah 
bukanlah sebuah utopia, ya ini termasuk program yang realistis.

Namun, what to do next? that is the question. Iran telah 
berexperiment dengan pemerintah kaum ulama. Kita lihat, masalah utama 
yang dihadapi 

Ideologi semata, tak pernah mengenyangkan perut rakyat yang lapar. 
Ini telah dialami oleh bapak bapak revolusi Oktober di Rusia. Telah 
dialami oleh Maozedong melalui Long March mereka, dialami Fidel 
Castro.

Ideologi apapun semata, apakah ini duniawi atau surgawi, hanya akan 
meningkatkan romantik para peserta. Namun, perut yang kosong, 
menuntut manifesti juang tersendiri..

Pekik juang Che Guevara memang romantis: Patria o Muerte! 
Pekik juang kaum prajurit surga  dari Hindukusch sampai ke Eufrat dan 
Tigris juga tak kalah romantis. Pekik sebelum meledakkan diri. 
Romantis.

Tetapi, kenyataan, tak pernah romantis. You can easily win the 
battle. But winning the war? The war against hunger?




Salam

danardono








--- In ppiindia@xxxxxxxxxxxxxxx, Satrio Arismunandar 
<satrioarismunandar@xxxx> wrote:
>
> Di bawah ini tulisan teman saya, Farid Gaban, mantan
> wartawan Tempo dan Republika. Saya kutip dari milis
> Pantau, buat menambah wawasan. Thx.
> 
> Satrio
> ====================================================
> 
> Salam,
> 
> Aksi teror yang membunuh banyak orang tak berdosa
> adalah tindakan
> laknat, khususnya dalam konteks politik Indonesia.
> 
> Masalahnya, kita tidak tahu persis (kecuali kita
> percaya 100% pada
> polisi/BIN) siapa sebenarnya mastermind dari aksi ini.
> 
> Menurut polisi/BIN (yang juga dipercaya Goenawan
> Mohamad), aksi teror
> ini dilakukan dan didalangi oleh militan Islam dengan
> MOTIF: "yang
> ingin mendirikan Kekahalifahan di Asia Tenggara".
> 
> Jika benar itu motifnya, saya menemukan gap yang besar
> antara aksi
> dengan goal akhirnya.
> 
> - Bagaimana membunuh dan melukai ratusan orang pada
> Bom Bali I bisa
> menjadi jalan mewujudkan imperium Islam Asia Tenggara?
> 
> - Bagaimana membunuh puluhan orang--sebagian besar
> Muslim--di depan
> Kedutaan Australia, di Hotel Marriott dan di Jimbaran
> bisa mencapai
> tujuan akhir itu?
> 
> - Bagaimana merusakkan ekonomi Indonesia dan
> menciptakan ketegangan
> antar-agama di sini bisa meretas jalan ke imperium
> itu?
> 
> - Bagaimana menciptakan ketergantungan yang lebih
> besar Indonesia
> terhadap "negeri teror" seperti Amerika dan Australia
> bisa mencapai
> tujuan itu?
> 
> - Aksi-aksi teror di Indonesia telah menjadi dalih
> kehadiran kembali
> pasukan Amerika ke Asia Tenggara (mereka pergi setelah
> jatuhnya Rezim
> Ferdinand Marcos di Filipina). Bagaimana memancing
> kehadiran Amerika
> ke kawasan ini bisa menjadi jalan menuju imperium
> Islam Asia Tenggara?
> 
> Radityo dan teman-teman,
> 
> "Mendirikan Kekhalifahan di Asia Tenggara" adalah
> sebuah motif
> politik. Cita-cita ke arah itu membutuhkan gerakan dan
> leverage
> politik--serta menuntut prasyarat bahwa siapapun yang
> menginginkannya
> haruslah punya infrastruktur politik dan bersifat
> terbuka.
> 
> Tersangka dalang bom di Indonesia versi polisi--dari
> Azahari, Noordin,
> Al Faruk hingga Hambali--tidak pernah dikenal dalam
> gerakan Islam di
> Indonesia.
> 
> Dan fakta itu saja sudah makin mengaburkan kaitan
> antara aksi dan
> motif. Bagaimana cita-cita ingin mendirikan imperium
> Islam Asia
> Tenggara bisa diwujudkan dengan hanya mengandalkan
> gerakan bawah tanah
> yang tanpa bentuk. (Sekali lagi jika kita percaya
> cerita versi polisi)
> 
> Kita mengenal organisasi seperti Hizbut Tahrir.
> Organisasi ini
> bercita-cita tak hanya mendirikan kekhalifahan di Asia
> Tenggara, tapi
> di seluruh dunia. Mereka menyatakan itu secara
> terbuka, mereka
> menggalang demonstrasi terbuka meski damai, mereka
> merekrut anggota
> secara terbuka melalui pengajian dan pidato akbar.
> 
> Di tengah ruwetnya situasi politik Indonesia masa
> kini, dan di tengah
> kegagalan pemerintahan sekuler dalam mengatasi soal
> ekonomi dan
> kenegaraan, gerakan Hizbut Tahrir punya peluang untuk
> memperluas basis
> dan pengaruh. 
> 
> Lepas dari kita setuju atau menolak ide kekhalifahan
> yang
> dibawakannya, gerakan damai Hizbut Tahrir justru jauh
> lebih efektif
> dan makin efektif jika mereka berhasil meyakinkan
> banyak orang tentang
> busuknya pemerintahan sekuler sekarang.
> 
> Apa moral ceritanya? 
> 
> Siapapun orang Islam yang ingin mewujudkan cita-cita
> pemerintahan
> Islam kini menemukan kebebasan politik mereka untuk
> menyuarakan secara
> terbuka (berbeda dengan di masa Orde Baru).
> 
> Jemaah Islamiyah (versi polisi) adalah anomali. Teror
> yang bermotif
> politik hanya muncul di negeri represif (seperti Irak
> sekarang,
> Palestina, Chehnya atau Irlandia dan Basque untuk
> menyebut contoh
> non-muslim). Di Indonesia setelah reformasi, teror bom
> dengan motif
> Islam tidak ada gunanya. 
> 
> Sebaliknya, justru di era demokrasi sekarang,
> organisasi seperti
> Hizbut Tahrir lah yang menjadi ancaman politik/sosial
> serius tak hanya
> bagi non muslim, tapi juga politisi Islam seperti PAN,
> PKB, bahkan
> PKS. (Juga bagi kaum sekuler yang tergabung dalam
> Jaringan Islam Liberal).
> 
> Juga ancaman serius bagi hegemoni Amerika di kawasan
> Asia Tenggara.
> Kehadiran kembali pangkalan Amerika di Asia Tenggara
> punya "bonus"
> lain bagi Amerika: menangkal hegemoni China yang
> belakangan ini
> menguat bersama kedigdayaan ekonominya.
> 
> Tidakkah kita bisa mengambil SPEKULASI dari sudut
> pandang lain:
> 
> - teror diciptakan untuk memberi label buruk kepada
> kata
> "kekhalifahan" (sekali lagi, lepas dari apakah kita
> setuju atau
> menolak ide itu).
> 
> - teror diciptakan untuk memberi label buruk pada "bom
> bunuh diri" 
> ala Irak dan Palestina (yang sekarang menjadi trend
> dan membuat
> Amerika kewalahan)
> 
> - teror diciptakan untuk memberi dalih (pretext)
> perbaikan hubungan
> militer/keamanan Indonesia-Amerika-Australia dan
> penguatan kembali
> hegemoni mereka di kawasan ini.
> 
> Harap ditangkap dengan teliti. Saya mengatakan tiga
> kemungkinan tadi
> sebagai SPEKULASI. Sama seperti hipotesis, spekulasi
> harus diuji.
> 
> Salah satu cara mengujinya adalah dengan melakukan
> verifikasi atas
> detil, klaim dan teori yang disodorkan polisi.
> 
> Saya juga ingin mengajak kita semua menelisik
> orang-orang yang dalam
> beberapa pekan terakhir ini muncul di video polisi
> sebagai pelaku
> teror bom dan orang-orang yang ditangkapi di berbagai
> daerah.
> 
> Amati mereka: siapa, bagaimana latar belakang ekonomi
> dan sosialnya,
> pernah sekolah di manakah mereka, siapa orangtuanya,
> jika dari
> pesantren mana pesantrennya?
> 
> Saya belum meneliti secara sangat seksama. Tapi, dari
> data yang saya
> kumpulkan, kesimpulan sementara: sebagian besar mereka
> datang dari
> keluarga miskin di pedesaan.
> 
> Apa artinya? Ini adalah orang-orang yang rentan secara
> ekonomi, sosial
> dan bahkan hukum. Jika benar seperti kata polisi
> mereka ini pelaku dan
> anggota komplotan, kita bisa mengambil spekulasi bahwa
> mereka sekadar
> alat.
> 
> Siapakah yang memperalat mereka? Untuk tujuan apa?
> 
> Itulah pertanyaan besarnya. Dan jawaban versi polisi:
> Azahari.
> 
> Kembali ke kasus yang lebih spesifik, kasus Azahari
> (muncul, buron dan
> matinya) memiliki aspek berlapis-lapis. Dan harus kita
> lihat secara
> keseluruhan.
> 
> 1. Apakah Azahari sudah mati?
> 
> Kita bisa mengambil kesimpulan Azahari sudah mati.
> Spekulasi ini punya
> dasar yang kuat, karena adanya pernyataan keluarga. 
> 
> 
> 
> 
> 
>       
>               
> __________________________________ 
> Yahoo! Mail - PC Magazine Editors' Choice 2005 
> http://mail.yahoo.com
>






------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
DonorsChoose.org helps at-risk students succeed. Fund a student project today!
http://us.click.yahoo.com/LeSULA/FpQLAA/E2hLAA/BRUplB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. http://www.ppi-india.org
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Reading only, http://dear.to/ppi 
4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx
5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx
6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral 
scholarship, kunjungi 
http://informasi-beasiswa.blogspot.com **

Other related posts:

  • » [nasional_list] [ppiindia] Re: Azahari, Goenawan Mohamad dan Teror