[nasional_list] [ppiindia] Polri dan TNI Tumpang Tindih Soal Penanganan Kasus Poso

  • From: "Ambon" <sea@xxxxxxxxxx>
  • To: <"Undisclosed-Recipient:;"@freelists.org>
  • Date: Sun, 13 Nov 2005 11:01:25 +0100

** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral 
scholarship, kunjungi 
http://informasi-beasiswa.blogspot.com 
**http://www.suarapembaruan.com/News/2005/11/12/Nasional/nas08.htm

SUARA PEMBARUAN DAILY 

Polri dan TNI Tumpang Tindih Soal Penanganan Kasus Poso


JAKARTA - Krisis Poso sudah memasuki tahap genting. Pemerintah harus melakukan 
terobosan yang luar biasa, mengingat berbagai upaya telah dilakukan dan 
terbukti gagal. Krisis kekerasan akhir-akhir ini juga berpotensi merusak upaya 
rekonsiliasi yang telah dirintis masyarakat Poso. Ironisnya, tumpang tindih 
pembagian peran dan wewenang otoritas antara Polri dan TNI dalam menindak 
pelaku kekerasan terus terjadi. 

"Krisis Poso bisa jadi lahan subur bagi pihak-pihak tertentu untuk menciptakan 
gangguan keamanan berskala nasional lewat eskalasi kekerasan berlanjut. 
Apalagi, seluruh isu kritis nasional sudah hadir di Poso, konflik komunal 
berwajah SARA, korupsi akut, kekerasan, teror yang brutal dan gagalnya fungsi 
negara menjamin rasa aman semakin kental terasa di Poso," ujar Koordinator 
Kontras, Usman Hamid dalam diskusi membedah kasus Poso di Jakarta, Jumat 
(11/11). 

Menurut Usman, pihaknya mempertanyakan cara penanganan peristiwa pemenggalan 
tiga siswi SMU Kristen Poso. Tindakan Yonif 714 menangkap dan memproses lebih 
jauh lima orang yang disangka terlibat, memperlihatkan lemahnya otoritas 
kepolisian. 

Dikatakan, tindakan penangkapan oleh TNI bukan tidak diperbolehkan. Bukan hanya 
TNI, siapun termasuk warga sipil dibolehkan menangkap pelaku kejahatan saat 
tertangkap tangan. Untuk kemudian diserahkan kepada pihak yang berwajib dan 
berwenang yaitu Polri. Persoalannya, TNI menangkap, memproses lebih jauh mulai 
dari pengolahan TKP hingga penahanan tidak menyerahkan kepada Polri. Sayangnya, 
aparat Polri diam saja dan terkesan enggan mempersoalkan penyimpangan otoritas 
yang dimiliki Polri. 

"Yang memprihatinkan adalah sikap Bupati Poso, Piet Inkiriwang yang menilai 
aksi-aksi teror yang terjadi selama ini di wilayahnya adalah masalah kecil dan 
tidak perlu dibesar-besarkan. Piet menilai, peledakan bom dan pembunuhan, sudah 
biasa terjadi di Indonesia dan tempat lainnya. Sikap ini tidak memperlihatkan 
sikap yang bertanggungjawab dari seorang pemimpin," ujar Usman. 

Ditambahkan, rendahnya kemampuan aparat untuk mengantisipasi peristiwa susulan 
dengan modus dan tujuan serupa jelas menunjukkan kegagalan intelijen dan aparat 
kepolisian. Dalam sebulan ini terjadi penembakan aparat kepolisian, warga sipil 
hingga peledakan angkutan umum bus Omega. Bahkan peristiwa pemenggalan tiga 
pelajar dan penembakan dua pelajar terjadi dalam selang waktu yang sangat 
pendek. "Jadi sangat disesalkan Bupati melontarkan pernyataan seperti itu," 
ujarnya. 

Sementara itu, di sela-sela Konsultasi Gereja se Indonesia, Sekjen Partai Damai 
Sejahtera, ML Denny Tewu mengaku baru saja mengkonfirmasikan pernyataan Bupati 
Poso yang terkesan meremehkan dan menganggap kecil peristiwa Poso. "Saya sudah 
menghubungi yang bersangkutan dan mendapatkan klarifikasi bahwa dirinya mengaku 
tidak menyatakan pernyataan seperti itu. Dia mengaku justru ingin meminta media 
nasional di Jakarta untuk tidak mendramatisasi serta membuat Poso terkesan 
sangat rawan untuk dikunjungi. Sebagai Kepala Pemerintahan dia tidak ingin 
daerahnya di isolasi dan masyarakatnya dikucilkan," ujarnya. 


Kelola Konflik 

Sedangkan praktisi HAM, Asmara Nababan menegaskan masyarakat harus menyadari 
bahwa suatu masyarakat itu tidak pernah bebas dari konflik. Padahal jika 
konflik itu kalau dikelola dengan baik, justru malah memberikan peluang-peluang 
kemajuan bagi masyarakat itu sendiri. Jadi konflik itu tetap ada. Yang menjadi 
keprihatinan kita adalah konflik yang keluar dari mekanisme-mekanisme 
penyaluran dan menggunakan kekerasan atau melakukan penyelesaian-penyelesaian 
yang melanggar hukum. "Konflik semacam inilah yang sebenarnya memberikan dampak 
buruk bagi satu masyarakat, apakah itu menyangkut solidaritas masyarakat 
ataupun menghambat kemajuan dari masyarakat itu sendiri. Ini yang harus kita 
cermati dan kita cari jalan keluarnya atau resolusi atas konflik yang 
menggunakan kekerasan, juga konflik yang melanggar ketentuan-ketentuan hukum, 
apakah itu hukum kebiasaan maupun hukum positif di masyarakat maupun di satu 
bangsa. Ini yang harus menjadi keprihatinan kita," ujar mantan Sekjen Komnas H
 AM itu. 

Dijelaskan, secara klasik konflik dibagi dua yaitu konflik horizontal dan 
vertikal. Konflik vertikal ketika terjadi konflik antara penguasa dan 
masyarakat, sedangkan konflik horizontal itu antara kolompok masyarakat dengan 
kelompok masyarakat. Pemisahan ini sebenarnya hanya teoritis, dalam prakteknya 
itu saling terkait. Tidak pernah ada yang murni konflik horizontal atau murni 
konflik vertikal. Yang patut kita lihat di dalam konflik horizontal adalah 
bagaimanapun juga tanggung jawab dari negara itu tetap tidak hilang. 

Bila terjadi konflik horizontal maka sebenarnya yang bertanggung jawab 
pertama-tama adalah negara, dalam hal ini Pemerintah. Itu hal pertama yang 
tidak boleh dilupakan. Yang kedua, kalau kita lihat konflik yang ada di 
Indonesia berdasarkan satu pengamatan yang dalam, satu analisis yang dalam akan 
sampai kepada dasar dari konflik itu adalah ketidakadilan. Apakah itu di Papua, 
Aceh, Poso, Maluku, Ambon, dan tempat-tempat lainnya. Pada bottom line-nya atau 
dasar dari konflik itu adalah ketidakadilan, ketidakadilan sosial, 
ketidakadilan ekonomi, ketidakadilan moral, ketidakadilan politik. (E-5) 


Last modified: 12/11/05 

[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Get fast access to your favorite Yahoo! Groups. Make Yahoo! your home page
http://us.click.yahoo.com/dpRU5A/wUILAA/yQLSAA/BRUplB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. http://www.ppi-india.org
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Reading only, http://dear.to/ppi 
4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx
5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx
6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral 
scholarship, kunjungi 
http://informasi-beasiswa.blogspot.com **

Other related posts:

  • » [nasional_list] [ppiindia] Polri dan TNI Tumpang Tindih Soal Penanganan Kasus Poso