** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List ** ** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: ** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ ** ** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral scholarship, kunjungi http://informasi-beasiswa.blogspot.com **http://www.suarapembaruan.com/News/2005/11/12/Nasional/nas08.htm SUARA PEMBARUAN DAILY Polri dan TNI Tumpang Tindih Soal Penanganan Kasus Poso JAKARTA - Krisis Poso sudah memasuki tahap genting. Pemerintah harus melakukan terobosan yang luar biasa, mengingat berbagai upaya telah dilakukan dan terbukti gagal. Krisis kekerasan akhir-akhir ini juga berpotensi merusak upaya rekonsiliasi yang telah dirintis masyarakat Poso. Ironisnya, tumpang tindih pembagian peran dan wewenang otoritas antara Polri dan TNI dalam menindak pelaku kekerasan terus terjadi. "Krisis Poso bisa jadi lahan subur bagi pihak-pihak tertentu untuk menciptakan gangguan keamanan berskala nasional lewat eskalasi kekerasan berlanjut. Apalagi, seluruh isu kritis nasional sudah hadir di Poso, konflik komunal berwajah SARA, korupsi akut, kekerasan, teror yang brutal dan gagalnya fungsi negara menjamin rasa aman semakin kental terasa di Poso," ujar Koordinator Kontras, Usman Hamid dalam diskusi membedah kasus Poso di Jakarta, Jumat (11/11). Menurut Usman, pihaknya mempertanyakan cara penanganan peristiwa pemenggalan tiga siswi SMU Kristen Poso. Tindakan Yonif 714 menangkap dan memproses lebih jauh lima orang yang disangka terlibat, memperlihatkan lemahnya otoritas kepolisian. Dikatakan, tindakan penangkapan oleh TNI bukan tidak diperbolehkan. Bukan hanya TNI, siapun termasuk warga sipil dibolehkan menangkap pelaku kejahatan saat tertangkap tangan. Untuk kemudian diserahkan kepada pihak yang berwajib dan berwenang yaitu Polri. Persoalannya, TNI menangkap, memproses lebih jauh mulai dari pengolahan TKP hingga penahanan tidak menyerahkan kepada Polri. Sayangnya, aparat Polri diam saja dan terkesan enggan mempersoalkan penyimpangan otoritas yang dimiliki Polri. "Yang memprihatinkan adalah sikap Bupati Poso, Piet Inkiriwang yang menilai aksi-aksi teror yang terjadi selama ini di wilayahnya adalah masalah kecil dan tidak perlu dibesar-besarkan. Piet menilai, peledakan bom dan pembunuhan, sudah biasa terjadi di Indonesia dan tempat lainnya. Sikap ini tidak memperlihatkan sikap yang bertanggungjawab dari seorang pemimpin," ujar Usman. Ditambahkan, rendahnya kemampuan aparat untuk mengantisipasi peristiwa susulan dengan modus dan tujuan serupa jelas menunjukkan kegagalan intelijen dan aparat kepolisian. Dalam sebulan ini terjadi penembakan aparat kepolisian, warga sipil hingga peledakan angkutan umum bus Omega. Bahkan peristiwa pemenggalan tiga pelajar dan penembakan dua pelajar terjadi dalam selang waktu yang sangat pendek. "Jadi sangat disesalkan Bupati melontarkan pernyataan seperti itu," ujarnya. Sementara itu, di sela-sela Konsultasi Gereja se Indonesia, Sekjen Partai Damai Sejahtera, ML Denny Tewu mengaku baru saja mengkonfirmasikan pernyataan Bupati Poso yang terkesan meremehkan dan menganggap kecil peristiwa Poso. "Saya sudah menghubungi yang bersangkutan dan mendapatkan klarifikasi bahwa dirinya mengaku tidak menyatakan pernyataan seperti itu. Dia mengaku justru ingin meminta media nasional di Jakarta untuk tidak mendramatisasi serta membuat Poso terkesan sangat rawan untuk dikunjungi. Sebagai Kepala Pemerintahan dia tidak ingin daerahnya di isolasi dan masyarakatnya dikucilkan," ujarnya. Kelola Konflik Sedangkan praktisi HAM, Asmara Nababan menegaskan masyarakat harus menyadari bahwa suatu masyarakat itu tidak pernah bebas dari konflik. Padahal jika konflik itu kalau dikelola dengan baik, justru malah memberikan peluang-peluang kemajuan bagi masyarakat itu sendiri. Jadi konflik itu tetap ada. Yang menjadi keprihatinan kita adalah konflik yang keluar dari mekanisme-mekanisme penyaluran dan menggunakan kekerasan atau melakukan penyelesaian-penyelesaian yang melanggar hukum. "Konflik semacam inilah yang sebenarnya memberikan dampak buruk bagi satu masyarakat, apakah itu menyangkut solidaritas masyarakat ataupun menghambat kemajuan dari masyarakat itu sendiri. Ini yang harus kita cermati dan kita cari jalan keluarnya atau resolusi atas konflik yang menggunakan kekerasan, juga konflik yang melanggar ketentuan-ketentuan hukum, apakah itu hukum kebiasaan maupun hukum positif di masyarakat maupun di satu bangsa. Ini yang harus menjadi keprihatinan kita," ujar mantan Sekjen Komnas H AM itu. Dijelaskan, secara klasik konflik dibagi dua yaitu konflik horizontal dan vertikal. Konflik vertikal ketika terjadi konflik antara penguasa dan masyarakat, sedangkan konflik horizontal itu antara kolompok masyarakat dengan kelompok masyarakat. Pemisahan ini sebenarnya hanya teoritis, dalam prakteknya itu saling terkait. Tidak pernah ada yang murni konflik horizontal atau murni konflik vertikal. Yang patut kita lihat di dalam konflik horizontal adalah bagaimanapun juga tanggung jawab dari negara itu tetap tidak hilang. Bila terjadi konflik horizontal maka sebenarnya yang bertanggung jawab pertama-tama adalah negara, dalam hal ini Pemerintah. Itu hal pertama yang tidak boleh dilupakan. Yang kedua, kalau kita lihat konflik yang ada di Indonesia berdasarkan satu pengamatan yang dalam, satu analisis yang dalam akan sampai kepada dasar dari konflik itu adalah ketidakadilan. Apakah itu di Papua, Aceh, Poso, Maluku, Ambon, dan tempat-tempat lainnya. Pada bottom line-nya atau dasar dari konflik itu adalah ketidakadilan, ketidakadilan sosial, ketidakadilan ekonomi, ketidakadilan moral, ketidakadilan politik. (E-5) Last modified: 12/11/05 [Non-text portions of this message have been removed] ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> Get fast access to your favorite Yahoo! Groups. Make Yahoo! your home page http://us.click.yahoo.com/dpRU5A/wUILAA/yQLSAA/BRUplB/TM --------------------------------------------------------------------~-> *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. http://www.ppi-india.org *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Reading only, http://dear.to/ppi 4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx 5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx 6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/ ** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List ** ** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: ** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ ** ** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral scholarship, kunjungi http://informasi-beasiswa.blogspot.com **