[nasional_list] [ppiindia] Pahlawan tanpa Gaji Cukup

  • From: "Ambon" <sea@xxxxxxxxxx>
  • To: <"Undisclosed-Recipient:;"@freelists.org>
  • Date: Sun, 27 Nov 2005 01:07:16 +0100

** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral 
scholarship, kunjungi 
http://informasi-beasiswa.blogspot.com **REPUBLIKA
Sabtu, 26 Nopember 2005


Pahlawan tanpa Gaji Cukup 
Abdul Madjid
Koordinator Bidang Akademik Program Pascasarjana UMY


Peringatan Hari Guru Nasional pada 25 November tahun ini agak berbeda dari 
tahun-tahun sebelumnya, karena bersamaan dengan maraknya diskusi dan perdebatan 
tentang RUU Guru dan Dosen. Selain itu, para guru yang dikenal sebagai 
''pahlawan tanpa tanda jasa'' sedang berharap cemas menunggu hasil pembahasan 
pemerintah dan DPR tentang RUU yang sempat tertunda selama enam tahun itu. Para 
pendidik yang selama ini dinilai kurang mendapat perhatian sedang berharap RUU 
itu dapat mengubah kesejahteraan dan perlindungan mereka.

Isu mengenai kesejahteraan guru ini dilontarkan bukan tanpa dasar. Moegiadi 
(1990) misalnya, menelaah skala penggajian pegawai di sejumlah negara. Tampak 
ada korelasi antara tingkat kemajuan pendidikan suatu negara dengan penghargaan 
pemerintah dan masyarakat terhadap guru. Tampaknya, semangat ''kesejahteraan 
guru'' ini pulalah yang mendasari RUU ini.

Begitu pentingnya persoalan kesejahteraan guru, maka tema yang diangkat pada 
Hari Guru Nasional tahun ini --yang bertepatan dengan HUT ke-60 Persatuan Guru 
Republik Indonesia (PGRI)-- adalah ''Reposisi Guru dalam Pendidikan Nasional''. 
Pengambilan tema tersebut dimaksudkan agar ada perubahan terhadap posisi guru. 
Selama ini guru hanya dipuji, tetapi tidak diperhatikan nasib dan 
kesejahteraannya. Banyak sekali guru yang harus memikirkan kesejahteraannya 
dengan nyambi sebagai tukang ojek atau profesi lainnya. Hal ini karena 
kurangnya penghargaan dan pemberian tunjangan dari pemerintah kepada profesi 
guru.

Waktunya berbuat
Berbicara mengenai kesejahteraan guru, sebenarnya tidak semata-mata persoalan 
gaji, tapi juga menyangkut kelancaran dalam kenaikan pangkat, rasa aman dalam 
menjalankan tugas, kondisi kerja, kepastian karier dan hubungan antar pribadi. 
Selama ini, aspek-aspek dari kesejahteraan guru tersebut umumnya masih sangat 
jauh dari keadaan ideal.

Pertama, gaji yang sangat rendah, bahkan lebih rendah dari pekerjaan lain 
dengan tingkat pendidikan yang sama atau bahkan dengan pendidikan yang lebih 
rendah. Kedua, kenaikan pangkat yang menjadi hak guru seringkali kurang lancar 
karena terhambat 'tembok' birokrasi yang panjang. Bahkan tidak jarang seorang 
guru harus berulangkali memperbaiki usulannya, sehingga menghabiskan banyak 
energi, waktu dan biaya. Ketiga, rasa aman dalam menjalankan tugas masih belum 
terjamin sepenuhnya karena berbagai perlakuan yang tidak fair terhadap guru 
yang kemudian mengganggu konsentrasinya dalam menjalankan tugas. Bahkan, 
berbagai perlakuan tidak adil sering dialami para guru, utamanya guru SD/MI 
yang populasinya merupakan yang paling besar.

Keempat, kondisi kerja di lingkungan sekolah buruk, sempit, dan sumpek, yang 
mengakibatkan guru merasa tidak nyaman dan tidak betah berada di sekolah. Sudah 
teramat banyak berita, baik dari media massa yang menginformasikan kondisi 
sekolah yang atapnya bocor, perabot dan gedungnya rusak berat, dan sebagainya. 

Kelima, karier guru terhambat oleh hal-hal yang di luar kemampuan 
profesionalnya. Seperti perbedaan agama, golongan, suku dan ras, bahkan 
perbedaan partai politik. Keenam, hubungan antarpribadi di tempat kerja guru 
(sekolah) lebih menyerupai hubungan hierarkis seperti lazimnya dalam lingkungan 
birokrasi, bukan hubungan kolegial yang didasarkan atas profesionalisme.

Dari sekian banyak aspek kesejahteraan guru tersebut, gaji yang rendah 
merupakan persoalan yang mendominasi pembicaraan tentang guru. Kesejahteraan 
guru merupakan agenda mendesak ditangani untuk meningkatkan motivasi kerja guru 
dan meningkatkan status sosial guru di mata masyarakat.

Keluhan tentang rendahnya gaji guru sudah dikemukakan berulangkali pada setiap 
pembicaraan tentang pendidikan, tetapi belum mendapatkan tanggapan serius untuk 
perbaikan. Sejak BJ Habibie menjadi presiden, hingga Megawati, selalu ada janji 
untuk melakukan perbaikan kesejahteraan/gaji guru, tetapi hasilnya belum 
signifikan. 

Dari hasil kajian di beberapa negara, rendahnya gaji guru merupakan penyebab 
utama tingginya angka bolos kerja karena mencari penghasilan tambahan atau 
tidak cukup uang untuk memenuhi kebutuhan minimal. Becermin dari pengalaman 
negara-negara maju, trigger (pemicu) utama mutu pendidikan adalah kesejahteraan 
guru (Supriadi, 1998). Persoalannya kemudian, kompleksitas kondisi guru di 
Indonesia tidak akan selesai hanya dengan dibicarakan di berbagai forum 
diskusi, seminar, lokakarya, bahkan di gedung DPR sekalipun.

''Mulailah dengan berbuat. Hentikan bicara dan berbantah-bantah tentang kami. 
Apa yang Anda bicarakan hanya menambah kesedihan, beban, dan perasaan kami,'' 
demikian kata-kata yang pernah saya baca dalam sebuah kolom surat pembaca 
harian Suara Karya beberapa waktu lalu.

Komitmen pemerintah
Alasan klise yang selama ini sering dikemukakan pemerintah soal kesejahteraan 
guru adalah terbatasnya dana. Selain itu, kenaikan gaji guru sedikit saja sudah 
memiliki implikasi anggaran yang besar, karena populasi guru yang besar.

Sebenarnya, argumentasi semacam ini patut dipertanyakan. Sebab persoalan 
rendahnya gaji guru sebenarnya tidak semata-mata karena pemerintah tidak 
memiliki dana yang cukup, tetapi lebih mencerminkan kurangnya komitmen dan 
kemauan politik. Mengapa demikian? Setidaknya ada tiga alasan.

Pertama, dalam keadaan negara sedang makmur sekalipun (sebelum krisis ekonomi), 
perhatian terhadap kesejahteraan guru masih sangat kurang. Kedua, kalau memang 
anggaran/dana tidak mencukupi, pertanyaannya mengapa pemerintah dan DPR bisa 
menaikkan anggaran sekretariat negara sedemikian fantastis? Mengapa gaji dan 
anggaran DPR dapat dinaikan demikian tinggi?

Ketiga, dalam kenyataanya, berdasarkan laporan Bank Dunia tahun 1990, di 
sejumlah negara berkembang di Asia, Afrika, dan Amerika Latin, pemerintah dapat 
memberikan imbalan yang lebih baik (dibandingkan dengan gaji pada sektor lain) 
kepada para guru, sekalipun tingkat pendapatan per kapitanya lebih rendah atau 
sama dengan Indonesia. Itu karena pemerintahnya memiliki kemauan politik untuk 
meningkatkan kesejahteraan guru.

Tampaknya, berdasarkan pengalaman ini pulalah, meskipun draf RUU itu telah 
bertahun-tahun disusun dan dibahas, serta akan diundangkan dalam waktu dekat, 
tapi banyak guru menanggapinya dengan sikap dingin. Sikap ini muncul mungkin 
karena adanya keraguan terhadap komitmen pelaksanaan undang-undang tersebut. 
Pelaksanaan UU Sisdiknas saja, yang mencakup lingkup pendidikan secara makro 
belum/tidak bisa dilaksanakan secara maksimal, apalagi RUU Guru dan Dosen, yang 
hanya menyangkut sebagian dari isi UU Sisdiknas tersebut.

Begitu pentingnya komitmen dan kemauan pemerintah dalam meningkatkan 
kesejahteraan guru, sampai-sampai Ketua PGRI, Muhammad Surya, meminta kepada 
pasangan SBY-JK, untuk memfokuskan perhatian pada nasib guru dalam tahun 
pertama kepemimpinannya. ''Jangan lagi ada alasan tidak ada uang untuk guru dan 
pendidikan. Ini harus dimulai. Tanpa ada political will, sampai kiamat juga 
tidak bakal ada duit,'' tegas Surya sesaat setelah pasangan SBY-JK terpilih. 


Semoga peringatan Hari Guru Nasional tahun ini, yang bersamaan dengan 
peringatan HUT PGRI ke-60, betul-betul membawa perubahan berarti bagi nasib 
guru. Sehingga reposisi guru benar-benar terjadi, sesuai tema Hari Guru 
Nasional. Selain itu, predikat guru yang selama ini dikenal sebagai ''pahlawan 
tanpa tanda jasa'' dalam hymne guru, perlu diusulkan untuk diubah dengan 
kata-kata yang lebih sesuai. Wallahu a'lam bisshawab.


[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Give at-risk students the materials they need to succeed at DonorsChoose.org!
http://us.click.yahoo.com/wlSUMA/LpQLAA/E2hLAA/BRUplB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. http://www.ppi-india.org
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Reading only, http://dear.to/ppi 
4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx
5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx
6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral 
scholarship, kunjungi 
http://informasi-beasiswa.blogspot.com **

Other related posts:

  • » [nasional_list] [ppiindia] Pahlawan tanpa Gaji Cukup