[nasional_list] [ppiindia] Moment of Truth bagi Jenderal Sutanto

  • From: "Ambon" <sea@xxxxxxxxxx>
  • To: <"Undisclosed-Recipient:;"@freelists.org>
  • Date: Wed, 16 Nov 2005 00:49:50 +0100

** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral 
scholarship, kunjungi 
http://informasi-beasiswa.blogspot.com **Selasa, 15 Nopember 2005



Moment of Truth bagi Jenderal Sutanto 
Reza Indragiri Amriel
Alumnus Psikologi Forensik, The University of Melbourne, Australia


''We are made wise not by the recollection of our past, but by the
responsibility for our future.'' (George Bernard Shaw)

'''Mister Clean''. Itulah julukan bagi Jenderal Sutanto. Julukan itu seolah 
mewakili harapan masyarakat akan korps Polri yang bersih, yang harga dirinya 
tak tergadai. Sutanto dipandang sebagai salah satu warga Polri yang bersih dan 
memiliki komitmen kuat, termasuk untuk memutus simbiosis patologis dalam urusan 
uang yang dinilai kerapkali mewarnai hubungan antara polisi dan masyarakat.

Reaksi positif terhadap Sutanto diharapkan akan memunculkan pygmalion effect. 
Segala nilai positif dan kepercayaan publik itu semoga akan diinternalisasi 
Sutanto, guna berkinerja terbaik sesuai dengan harapan masyarakat yang 
terjerembab di tengah supremasi hukum dan dekadensi moral.

Harapan adalah doa. Dan memulai hidup baru dengan sebuah doa, merupakan wujud 
optimisme. Namun, tanpa maksud tenggelam dalam pesimisme, adalah fakta berapa 
kali sudah warga negeri ini harus menelan kecewa akibat performa tak memadai 
yang diperagakan oleh para tokoh yang justru kadung dianggap larger than life, 
menjadi tumpuan semesta harapan karena, konon, memiliki idealisme dan 
profesionalisme tinggi.

Orang suci
Telah sekian banyak nama yang dipandang laksana ''orang suci'' diberi amanah 
memimpin instansi penegakan hukum di Tanah Air. Persoalannya, tidak sedikit 
dari mereka, yang setelah menginjakkan kakinya di kursi jabatan formal, menjadi 
lumpuh tidak hanya karena dihimpit oleh kehidupan nasional yang pelik, tetapi 
juga kebobrokan institusional yang sistemik.

Sutanto adalah polisi antijudi. Begitu salah satu tabiat Sutanto yang paling 
dikenal, sebagai indikasi bahwa ia adalah seorang petarung. Polisi tempur, 
polisi dengan kemampuan kerja lapangan yang tinggi. Persoalannya, pencitraan 
Sutanto selaku polisi tempur antijudi sebenarnya tidak memadai dalam dua hal.

Pertama, karena julukan untuk seseorang merupakan miniatur perlakuan masyarakat 
terhadap individu tersebut, maka penekanan terus-menerus tentang prestasi 
Sutanto selaku musuh para bandar judi --tanpa sadar-- merefleksikan tilik 
pandang publik (termasuk media massa) yang bisa jadi symptomatic, atau maksimal 
schematic, atas diri Sutanto selaku seorang penegak hukum.

Dengan kata lain, dalam konteks penegakan supremasi hukum, dikhawatirkan kali 
ini masyarakat lagi-lagi terbuai dalam kecenderungan mensimplifikasi realita 
serta pada saat yang sama menaruh ekspektasi yang terlalu tinggi, sehingga 
menyumbat kejernihan rasio dan memandang 'hukum' (baca: Sutanto) sebagai 
''instrumen'' yang reaktif dan terdevaluasi dari desain konstruksi yang 
seutuhnya.

Kedua, citra yang dibangun berdasarkan catatan prestasi seseorang tidak 
menjamin kinerja dan penilaian atas diri yang bersangkutan pada masa mendatang. 
Dalam situasi di mana kinerja mendatang tidak sesuai dengan citra yang kadung 
melekat, rekam jejak individu yang sebelumnya begitu positif akan sangat mudah 
terbenam, terlupakan. 

Ini berarti, seperti pepatah George Bernard Shaw di awal tulisan ini, reputasi 
Sutanto nantinya akan lebih ditentukan oleh performanya selama menjabat Kapolri 
ketimbang keberhasilannya pada rentang waktu sebelumnya. Terlepas dari komitmen 
antijudi Sutanto yang masih perlu pembuktian, yang lebih dinanti khalayak luas 
adalah bagaimana sebenarnya pandangan holistik Sutanto tentang penataan 
organisasi dan kerja Polri di pelataran hukum negeri ini. Faktualnya, wacana 
ini yang belum sampai sekarang belum terekspos ke masyarakat.

Dari individu ke organisasi
Belum lagi program perang terhadap perjudian berjalan memuaskan, terkuak kasus 
rekening tidak wajar milik lima belas anggota Polri yang diaudit Pusat 
Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK). Kegemparan 'baru' ini 
merupakan agenda tambahan bagi Sutanto untuk membuktikan kesungguhannya dalam 
membangun institusi Polri yang bersih dan profesional. Dalam konteks ini, perlu 
dicermati lebih mendalam pada waktu-waktu mendatang konsep diri Sutanto sebagai 
bagian dari organisasi Polri, bukan sebagai individu Polri seperti dalam hal 
anti-perjudian. 

Sutanto dihadapkan pada situasi yang mengharuskannya untuk berpikir secara 
konseptual sekaligus mengeksekusi rancangannya tentang pembenahan organisasi 
Polri.Penulis tidak berpretensi mengatakan bahwa Sutanto-sebagai polisi yang 
terkesan berorientasi tempur-tidak memiliki kemampuan yang memadai untuk menata 
organisasi dan kerja Polri. Namun, minimnya data tentang gagasan besar Sutanto 
berkenaan dengan grand design Polri menjadi dasar bagi rekomendasi tentang 
perlunya penguatan jajaran kepemimpinan Polri guna mengimbangi orientasi kerja 
Sutanto yang kiranya lebih terarah pada bidang operasional.

Konkretnya, sesuai filosofi kompetensi, karena Sutanto pada masa-masa silam 
sudah terbukti mumpuni pada urusan-urusan pemberantasan kejahatan, maka ia 
perlu diberikan ruang untuk mengosentrasikan dirinya lebih maksimal lagi pada 
bidang ini. Sebaliknya, pembenahan organisasi dan kerja Polri yang sejauh ini 
tidak terdata sebagai bidang keahlian Sutanto, diserahkan kepada wakil yang 
memang memiliki rekam jejak kuat untuk itu.

Komposisi kepemimpinan Polri yang muncul dari situ adalah kombinasi antara 
''polisi ksatria'' dan ''polisi cendikia''. Analog dengan komposisi Presiden 
dan Wakil Presiden kita saat ini, keduanya saling komplementer, sehingga tidak 
ada istilah ''ban serep'', ''bayang-bayang'', ''simbol pelengkap'', dan 
sejenisnya. Publik, termasuk Sutanto sendiri, perlu realistis bahwa Sutanto 
menghadapi problem yang luar biasa kompleks yang dihadapi Indonesia pada 
umumnya dan Polri pada khususnya. Oleh karena itu, Sutanto menurut hemat 
penulis- tidak perlu sungkan-sungkan untuk melakukan pendistribusian tugas 
sebagai solusi untuk mengatasi andai ada keterbatasannya. Pendistribusian tugas 
itu sekaligus sebagai pendekatan kepemimpinan yang sudah selayaknya diambil 
guna menyadarkan masyarakat untuk kembali menjejak bumi dari harapan-harapan 
mereka yang terlanjur mengangkasa. Wallahu a'lam.




[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Get fast access to your favorite Yahoo! Groups. Make Yahoo! your home page
http://us.click.yahoo.com/dpRU5A/wUILAA/yQLSAA/BRUplB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. http://www.ppi-india.org
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Reading only, http://dear.to/ppi 
4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx
5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx
6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral 
scholarship, kunjungi 
http://informasi-beasiswa.blogspot.com **

Other related posts:

  • » [nasional_list] [ppiindia] Moment of Truth bagi Jenderal Sutanto