** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List ** ** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: ** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ ** ** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral scholarship, kunjungi http://informasi-beasiswa.blogspot.com **http://www.balipost.co.id/BaliPostcetak/2005/11/20/opini.html Mesin-mesin Kematian Betapa tidak masuk akal dan uniknya manusia! Dialah monster, chaos, kontradiksi, keajaiban! Menilai segala sesuatu, bodoh, cacing tanah, tumpukan kebenaran, endapan ketidakpastian dan kesalahan, kebanggaan dan kehinaan alam semesta. Manusia bukan malaikat maupun binatang, namun sayangnya, dia yang seharusnya bertindak seperti malaikat, malah bertindak seperti binatang! (Blaise Pascal) ------------------ PENDAPAT Pascal itu nyantol di benak Rubag setelah membaca koran dan tayangan TV sejak Detasemen 88 Polri berhasil memberangus gembong teroris, Azahari, di Batu, Malang. Rubag sengaja mengabaikan titel akademik Azahari yang konon "Philosophical Doctor/Ph D" itu, mengingat tindakan brutalnya jauh dari niveau intelektual -- malah di bawah niveau Sumanto yang dikenal sebagai kanibalis. Sebab, Sumanto yang buta huruf dan suka menyantap daging manusia itu tidak harus membunuh orang untuk memenuhi tuntutan psikopatiknya, tapi menggali kubur. Keduanya jelek memang, tapi secara primus interpares, Sumanto lebih baik. Azahari yang riwayatnya dituturkan sekilas di media massa, menghabiskan puluhan tahun bergelut dengan ilmu pengetahuan, bahkan pernah jadi dosen perguruan tinggi, seharusnya berperilaku seperti malaikat. Namun bila dia bertabiat sebaliknya, maka pendapat Pascal tentang manusia tidak terlalu berlebihan. Bila terbukti, dia menjadi arsitek bom di beberapa tempat di Indonesia dan sekaligus merancang strateginya, maka uraian Pascal tentang manusia sangat pas ditujukan buat Azahari dan komplotannya. Peledakan bom yang mereka lakukan selama rentang tiga tahun, merupakan kekejaman yang tidak masuk akal. Tragedi yang menyebabkan ratusan nyawa melayang dan kesedihan tak terhingga bagi keluarga yang ditinggalkan serta menimbulkan trauma ribuan orang, lebih cocok dilakukan macan atau serigala daripada manusia. Manusia yang sering disebut sebagai ciptaan Tuhan paling sempurna, oleh Azahari dan komplotannya dimerosotkan jadi kehinaan, bukan kebanggaan alam semesta. Rubag tidak tahu, entah perasaan apa yang ada di hati Bani Yamin bin Husin yang di TV tampak menitikkan airmata setelah menyaksikan mayat kakaknya, Azahari, dengan beberapa lubang bekas tembakan di tubuhnya. Sayang, Bani tidak sempat menyaksikan tubuh-tubuh yang tercerai-berai dan hangus sulit dikenal dari para korban ledakan bom yang dirancang kakaknya. Bani, juga mungkin tidak punya waktu untuk menyetel acara TV pascabom yang berhari-hari menyiarkan suasana duka dari orang-orang yang tiba-tiba menjadi duda, janda, yatim-piatu dan para orangtua yang kehilangan anak-anak tercintanya. Keluarga para korban tersebut sebenarnya jauh lebih sedih dari Bani, karena orang-orang yang beberapa saat sebelumnya masih bisa diajak berbagi suka dan duka, tanpa alasan yang jelas pergi buat selama-lamanya. Bahkan, yang sulit mereka mengerti, Azahari sebagai manusia yang berpendidikan tinggi, menurut Pascal, seharusnya bertindak seperti malaikat, justru bertindak seperti binatang. Menurut penuturan Bani, dia sudah empat tahun tidak bertemu kakaknya karena sejak tahun 2001 Azahari meninggalkan keluarganya. Padahal, kata Bani, mantan dosen Universiti Teknologi Malaysia itu dikenal sebagai orang berperingai baik dan bertanggung jawab pada keluarga. Sebelum Azahari terlibat dalam terorisme, sebuah koran mewartakan bahwa dia menyukai "dugem" sebagai ciri mendukung kapitalisme liberal. Namun sejak 1999, setelah istrinya menderita kanker kerongkongan yang menyebabkannya kehilangan suara pasca-operasi, Azahari mengubah sikapnya dalam menjalankan ajaran agama. Tapi, Bani menyanggah kalau kakaknya menjadi teroris akibat frustrasi atas musibah yang dialami istrinya. Rubag yang sering menonton perbincangan tokok-tokoh agama di TV berkomentar dalam hati, "Juga tidak ada agama yang sudi penganutnya jadi teroris, apalagi membunuh orang mengatasnamakan agama atau Tuhan." *** MORTIMER Adler mengatakan bahwa manusia adalah organisme hidup seperti hewan, namun dia berbeda dari hewan karena punya keistimewaan yakni memiliki jiwa dan intelek, yang daya dan kinerjanya tidak hanya dikaitkan semata-mata dengan tindakan otak. Bagi Adler, ada sesuatu yang imaterial pada manusia yang bersifat spiritual yakni hati. Bagi Rubag, rupa-rupanya Azahari yang mengalami kekecewaan atau cedera pada hati akibat derita yang dialami istrinya, lalu mengandalkan otaknya yang "cerdas" untuk membagi-bagikan kepedihan hatinya pada orang sebanyak-banyaknya. Bom adalah sarana yang digunakan untuk membagi kesedihan itu. Agar perilaku menyimpangnya ada yang mendukung, maka dia bersembunyi di balik agama dan berupaya menciptakan musuh yang juga menjadi musuh pendukungnya. Jadi, kalau tidak ada "udang di balik batu", mustahil orang yang sebelumnya biasa bergelimang kemewahan budaya kapitalis, seketika memusuhi Mc World. Kebetulan, rekan senegaranya, Noordin M Top yang piawai beragitasi mendukung upayanya merekrut pendukung dengan narasi tentang surga dan neraka, seakan-akan dia pernah menginjakkan kaki di dunia akhirat serta sempat bernegosiasi dengan Tuhan. Kehebatan Noordin dalam mencuci otak para calon bomber yang siap mati demi surga yang dijanjikannya, terbukti lewat rekaman video yang disiarkan beberapa TV swasta baru-baru ini. Tiga bomber berusia muda dan seorang pria bertopeng muncul di TV dengan agitasi berapi-api. Orang-orang Amerika, Inggris, Australia dan Italia serta penguasa dan pengusaha kafir adalah target yang akan mereka bunuh. Ternyata video itu direkam untuk persiapan serangan bom di Jimbaran dan Kuta, 1 Oktober lalu. Tragisnya, tiga potongan kepala yang ditemukan di TKP dan diduga pelaku bom bunuh diri, ternyata kepala ketiga anak muda yang terekam di video, sedangkan Noordin ngacir menyembunyikan diri seperti tikus. Di sini terbukti bahwa para agitator hanya menyarankan agar orang-orang yang direkrut siap mati, sedangkan mereka sendiri lari sebagai pengecut. Mungkin saja Azahari akan berupaya lari bila tiga peluru kalah cepat singgah di tubuhnya. Ketakutannya akan kematian, terbukti dari kelambanan tangannya menarik picu bom yang melilit di tubuhnya. Tolstoy benar, bahwa karena tidak meramalkan kematian yang tak terhindarkan, binatang tidak takut terhadap kematian, sedangkan manusia sering takut pada kematian. Hanya orang mati yang tidak takut kematian. Kematian Azahari, seperti pendapat sementara orang, bukan jaminan akan meredanya terorisme di Indonesia. Seperti komunisme, terorisme pun tumbuh subur di atas ladang kemelaratan yang diduga akibat ketidakadilan. Di kalangan teroris, yang kebanyakan pelaku lapangannya terdiri dari orang-orang miskin, tidak terdidik dan merasa tertindas, akan muncul keputusan apokaliptik di benak mereka, bahwa dibanding mati kelaparan atau bunuh diri, lebih baik mati bersama orang lain. Frustrasi itu akan menjadi kredo bila dibumbui orang-orang seperti Azahari yang juga frustrasi karena sebab yang lain, sehingga para bomber yang sebenarnya manusia, berubah jadi mesin-mesin kematian. Bagi mereka, kematian merupakan hijrah ke kehidupan yang lebih baik dan berkah yang menyenangkan. Duh... * [Non-text portions of this message have been removed] ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> Help save the life of a child. Support St. Jude Children's Research Hospital. http://us.click.yahoo.com/cRr2eB/lbOLAA/E2hLAA/BRUplB/TM --------------------------------------------------------------------~-> *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. http://www.ppi-india.org *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Reading only, http://dear.to/ppi 4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx 5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx 6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/ ** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List ** ** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: ** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ ** ** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral scholarship, kunjungi http://informasi-beasiswa.blogspot.com **