[nasional_list] [ppiindia] Kegagalan Keamanan di Poso

  • From: "Ambon" <sea@xxxxxxxxxx>
  • To: <"Undisclosed-Recipient:;"@freelists.org>
  • Date: Fri, 11 Nov 2005 11:09:56 +0100

** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral 
scholarship, kunjungi 
http://informasi-beasiswa.blogspot.com 
**http://www.kompas.com/kompas-cetak/0511/11/opini/2194568.htm

 
Kegagalan Keamanan di Poso 

Arianto Sangaji

Serangan brutal terhadap kemanusiaan kembali terjadi di Poso. Setelah tiga 
siswi SMA Kristen Poso dibunuh secara keji (29/10), dua siswi SLTA ditembak di 
tengah Kota Poso (8/11). Peristiwa ini kian menunjukkan hilangnya rasa aman di 
sana.

Seperti biasa, para pejabat pemerintah memberi reaksi standar. Mereka 
mengunjungi Poso dan memberi pernyataan klise. Sesekali muncul pernyataan tidak 
logis dan terkesan memiliki agenda tersembunyi. Misalnya, mengaitkan pelaku 
dengan G30S/ PKI atau mendesak pemberlakuan darurat militer di Poso. Intinya, 
masyarakat adalah sumber kekerasan.

Padahal, tidak relevan mengaitkan kekerasan Poso dengan etnoreligius. Karena 
dari kasus pembunuhan tiga siswi, salah satu yang diduga sebagai pelaku 
berlatar belakang agama sama dengan korban. Dari sisi korban, dalam penembakan 
misterius, kedua korban yang bersahabat itu adalah penganut agama berbeda.

Perubahan cara pandang ihwal kekerasan Poso menjadi mutlak. Kekerasan perlu 
dilihat sebagai kegagalan aparat keamanan menciptakan rasa aman. Ironisnya, 
kegagalan itu ditandai kehadiran aparat keamanan secara signifikan di sana.

Kehadiran aparat keamanan

Kekerasan Poso, sejak Desember 1998, telah meningkatkan kehadiran aparat 
keamanan. Pertama, merujuk pengerahan pasukan guna operasi pemulihan keamanan. 
Kekerasan diikuti pengerahan pasukan dalam jumlah besar, baik organik maupun 
nonorganik Polri dan TNI AD di Sulawesi Tengah. Jumlah tertinggi pernah 
mencapai 5.000 personel dan terendah sekitar 1.500. Pengerahan pasukan memakai 
sandi operasi tertentu, misalnya, Operasi Sintuwu Maroso yang kini memasuki 
Jilid VII. Teknis operasionalnya, pasukan TNI diperbantukan kepada polisi.

Kedua, pendirian pasukan organik tempur. Kekerasan di Poso telah menambah 
pasukan organik, yakni pembentukan Batalyon Infanteri (Yonif) 714/Sintuwu 
Maroso dengan markas di perbatasan Desa Ronononcu, Kecamatan Poso Kota, dengan 
Desa Maliwuko, Kecamatan Lage. Dua kompi pasukan, Kompi B ditempatkan di Desa 
Malino, Kecamatan Petasia, Kabupaten Morowali, dan Kompi C di Pendolo Kecamatan 
Pamona Selatan. Sebelumnya, di Sulawesi Tengah hanya ada satu batalyon 
infanteri TNI AD, yakni Yonif 711/Raksatama bermarkas di Palu dan Kompi B Yonif 
711/Raksatama berkedudukan di Poso.

Tidak mau kalah dengan TNI AD, Polri juga melakukan hal yang sama. Kini, sebuah 
kompi Brimob ditempatkan di Poso Kota. Sebuah kompi lainnya berlokasi di 
Kecamatan Lembo, Kabupaten Morowali.

Ketiga, pendirian komando- komando teritorial bagi TNI dan kepolisian resor 
bagi Polri. Setelah pemekaran Kabupaten Morowali dan Kabupaten Tojo Una-Una 
dari Kabupaten Poso, Polri juga memekarkan kepolisian resor. Di Morowali, 
Polres terbentuk, 6 Desember 2003, setelah serangan berdarah di Desa Beteleme, 
Kecamatan Lembo, Kabupaten Morowali, 10 Oktober 2003. Di Tojo Una-Una, Polri 
juga membentuk polres, 3 Maret 2005.

Di pihak TNI AD, setelah pemekaran Kabupaten Morowali dari Kabupaten Poso, 
pemekaran kodim di sana tinggal menunggu waktu. Sebagai persiapan, Wakil 
Komandan Kodim (Wadandim) 1307 Poso tidak lagi berkedudukan di kota Poso, 
tetapi di Kolonodale, Kabupaten Morowali. Sebuah markas kodim telah disiapkan.

Dengan demikian, kekerasan Poso juga â??memberi keuntunganâ?? bagi aparat 
keamanan. Ibarat â??sekali mendayung, dua tiga pulau terlewatiâ??, pengerahan 
pasukan untuk pemulihan keamanan sebenarnya merupakan konsolidasi aparat 
keamanan untuk menancapkan kakinya di daerah.

Ironi

Ironisnya, peningkatan aparat keamanan tidak berbanding lurus dengan 
peningkatan rasa aman. Kekerasan terus terjadi. Di luar, ratusan korban tewas 
sebelum Deklarasi Malino, Desember 2001, saya mencatat telah terjadi 59 kasus 
penembakan misterius yang menewaskan 40 orang dan mencederai 36 orang, 11 kasus 
mutilasi, dan 47 kasus peledakan bom yang menewaskan 33 orang dan mencederai 
122 lainnya.

Di luar itu, aparat keamanan kerap menjadi bagian dari sejumlah tindak 
kekerasan. Penculikan dan pembunuhan terhadap warga Toyado, awal Desember 2001, 
merupakan salah satu contoh. Contoh lain adalah penyiksaan terhadap warga yang 
dituduh, tetapi tidak terbukti melakukan kekerasan. Belum lagi, kasus kekerasan 
seksual terhadap perempuan.

Terakhir, tumbuhnya kegiatan kriminal ekonomi yang dilakukan aparat keamanan. 
Dari kekerasan Poso, tercatat berlangsung kasus illegal logging, trafficking 
senjata api dan amunisi, bisnis pengawalan, pungutan di pos-pos pemeriksaan, 
backing perjudian, dan terlibat jejaring korupsi dana kemanusiaan, yang 
melibatkan oknum aparat keamanan.

Solusi

Salah satu solusi terhadap kekerasan Poso adalah evaluasi terhadap aparat 
keamanan. Pertama, meninjau kinerja aparat keamanan dalam menciptakan rasa 
aman, terutama menilai aneka operasi pemulihan keamanan yang telah dan sedang 
berlangsung. Penilaian menyeluruh harus mencakup kekuatan pasukan, 
kepemimpinan, metode operasi, pembiayaan, dan dampak yang ditimbulkan.

Kedua, evaluasi juga menyentuh hubungan kesatuan aparat keamanan. Tidak bisa 
dimungkiri, pemisahan Polri dari TNI masih menyisakan banyak pekerjaan rumah. 
Ketidakjelasan regulasi dalam perbantuan TNI kepada Polri adalah masalah 
institusional yang berpengaruh terhadap efektivitas operasi pemulihan keamanan 
di lapangan. Selain itu, soal-soal yang sarat conflict of interest, seperti 
tarik-menarik tentang darurat militer atau tertib sipil, dan pendirian 
detasemen antiteror di lingkungan TNI AD.

Arianto Sangaji, Direktur Yayasan Tanah Merdeka, di Palu


[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Get fast access to your favorite Yahoo! Groups. Make Yahoo! your home page
http://us.click.yahoo.com/dpRU5A/wUILAA/yQLSAA/BRUplB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. http://www.ppi-india.org
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Reading only, http://dear.to/ppi 
4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx
5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx
6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral 
scholarship, kunjungi 
http://informasi-beasiswa.blogspot.com **

Other related posts:

  • » [nasional_list] [ppiindia] Kegagalan Keamanan di Poso