** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List ** ** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: ** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ ** ** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral scholarship, kunjungi http://informasi-beasiswa.blogspot.com **http://www.balipost.co.id/balipostcetak/2005/11/24/b1.htm Dari Warung Global Interaktif Bali Post Ke LN hanya Buang-buang Uang Rakyat-- Partai-partai di Dewan mesti Ciptakan Citra Baik PROMOSI perdagangan ke Vietnam merupakan suatu misi yang tidak misi (berisi). Rombongan promosi perdagangan "Bajra Sandhi" dari Bali yang berkekuatan 90 orang dan bertolak menuju Vietnam dengan menghabiskan dana Rp 1,2 milyar yang diambilkan dari APBD Bali 2005 diboikot Fraksi Partai Golkar. Boikot tersebut melalui instruksi yang melarang anggotanya ke luar negeri. Alasan pelarangan itu karena promosi perdagangan hanya buang-buang uang dan diyakini tak mempunyai dampak positif bagi kepentingan dan perbaikan perekonomian Bali. Memboikot program seperti ini sangat bagus di tengah ketidakpercayaan rakyat terhadap wakil-wakilnya di DPRD. Karena promosi perdagangan ini mubazir dan hanya menghabiskan uang rakyat di tengah tekanan ekonomi yang hebat. Kalau dibiarkan terus-menerus maka kepercayaan rakyat akan hilang, semestinya saat ini langkah yang ditempuh partai-partai di dewan adalah pencitraan partai dan anggota dewan yang baik. Demikian yang terungkap dalam acara Warung Global di Radio Global FM 96,5 yang direlai oleh Radio Genta Bali dan Radi o Singaraja FM, Rabu (23/11) kemarin. Berikut rangkuman selengkapnya. ------------------------------------------ Sudira di Gianyar menyatakan langkah Fraksi Partai Golkar dengan memboikot dan melarang anggotanya ikut merupakan langkah yang sangat tepat, mengingat besarnya anggaran sampai Rp 1,2 milyar. Dia pun bertanya, kenapa kunjungan-kunjungan seperti ini sampai menelan dana milyaran rupiah, kenapa dana yang sebesar itu tidak dialihkan ke daerah-daerah yang sangat memerlukan seperti Nusa Penida, Karangasem atau beberapa tempat lainnya? Apa yang diambil dewan ini hanya untuk menghabiskan anggaran pada tahun 2005. Dia mengaku tidak yakin akan hasil yang didapat oleh mereka yang ke Vietnam. Menurut Natri Udiani di Denpasar, secara pribadi boleh saja berpromosi ke luar negeri, tetapi ke mana kita mesti berpromosi hal ini perlu dipikirkan, jangan malah ke Vietnam yang termasuk negara miskin. Semestinya pangsa pasar yang harus ditempuh yakni ke Amerika atau negara maju lainnya. Dia juga menyalahkan fraksi yang memboikot ke Vietnam, kenapa hal-hal seperti ini dulu, seperti studi banding ke negara lain tidak boikot? Apakah hanya mau mencari ketenaran saja? Menurut dia, promosi yang dilakukan saat ini salah sasaran, intinya jalan-jalan. Kita sebagai masyarakat harus menuntut ketika mereka tiba, minta laporan dari hasil promosi. Bagi Agung di Gianyar, kapan lagi mereka punya kesempatan untuk ke luar negeri? Tinggal beberapa tahun lagi apalagi menjelang tutup tahun ada sisa anggaran. Sejalan juga dengan sikap Fraksi Golkar, dia juga tidak menyalahkan mereka yang jalan-jalan karena memang orientasinya aji mumpung karena tidak mungkin mereka dalam pemilu yang akan datang terpilih lagi. Arta Jaya Astawa di Singaraja tidak setuju dalam hal keberangkatan ke Vietnam. Perlu diketahui tugas DPRD adalah menindaklanjuti aspirasi masyarakat, apa yang menjadi kepentingan masyarakat antisipasinya yang perlu ditindaklanjuti yang ada relevansinya dengan tugas-tugas perjalanan dinasnya. Kalau studi banding yang dilakukan selama ini sekadar ada target-target, perlu diperhatikan karena kondisi ekonomi kita sedang tertatih-tatih, perlu ada efisiensi APBD. Sisa anggaran bisa dialihkan untuk kepentingan rakyat, bukan malah dihabiskan. Sementara itu, Dewa Kakiang Manik di Tabanan menyatakan masyarakat Bali sebenarnya masih banyak yang memerlukan dana terutama di sektor pertanian, kesehatan atau pendidikan. Dogler di Gianyar menilai langkah dewan ke Vietnam momennya sedang tidak tepat di tengah kondisi ekonomi masyarakat kita yang sedang susah. Walaupun sudah dianggarkan di APBD apakah tidak sebaiknya uang itu dikembalikan ke hal-hal yang lebih menyentuh persoalan masyarakat. Menurut dia, Vietnam sudah maju sekarang dari Indonesia, apa pun yang mereka dapatkan di sana dari dulu tampaknya masyarakat belum melihat hasilnya secara nyata. Semestinya paradigma bahwa sisa anggaran harus dihabiskan, mesti diubah. Wayan Bracuk di Nusa Penida sependapat Fraksi Golkar memboikot kunjungan dewan ke Vietnam, artinya partai ini sudah mulai memperhatikan rakyat kecil. Dia berharap pula setelah memboikot agendanya juga agar tetap jalan. Made Karya di Mengwi menyatakan misi perdagangan yang dibawa ke Vietnam perlu dipertanyakan, misi yang jelas apa yang dijual? Kalau sudah di Vietnam dan tiba di Bali apa hasil yang didapat, berapa besar Vietnam akan membeli produk kita kalau berbicara Bali dan sistem pertanian dan alamnya serta jumlah penduduk. Sehingga nantinya misi yang mereka bawa dari Vietnam bisa memberi sisi-sisi positif bagi rakyat Bali. Apakah misi ke Vietnam ini tepat sasaran atau tepat guna? Ledang Asmara di Denpasar memuji langkah partai-partai seperti Golkar ini sangat bagus di tengah ketidakpercayaan rakyat atas wakilnya di DPRD. Promosi perdagangan ini program yang mubazir dan hanya menghabiskan uang rakyat di tengah tekanan ekonomi hebat, dengan enak-enaknya mereka berangkat ke Vietnam untuk suatu misi yang tidak misi (berisi-red). Kalau dibiarkan terus-menerus maka kepercayaan rakyat akan hilang. Semestinya saat ini langkah yang ditempuh partai-partai di dewan adalah pencitraan partai dan anggota dewan yang baik. Tut De di Tabanan merasa sedih dengan apa yang dilakukan dewan saat ini, kenapa memakai istilah ''Bajra Sandhi" bagi orang-orang seperti mereka, apakah ada relevansinya Bajra Sandhi dengan politik aji mumpung? Dia berpendapat Bajra Sandhi adalah sesuatu yang sakral dan indah yang ada hubungannya dengan dharma, tetapi yang berangkat ini bertolak belakang. Sementara itu Jujur di Sanglah ''bahagia'' mereka punya keinginan untuk memajukan Bali walaupun dalam kondisi ekonomi seperti sekarang, mereka harus refreshing karena bekerja selama satu tahun untuk memajukan rakyat. Agung Purnawijaya di Gianyar mendoakan mudah-mudahan ketika mereka datang memberi dampak positif bagi pembangunan Bali. Semestinya kita merasa malu karena di tahun 80-an banyak orang Vietnam yang termasuk manusia perahu hingga kini mampu maju, kenapa kita studi banding ke sana? Kalau untuk promosi perdagangan dia sedikit mendukung, namun apakah masyarakat Vietnam akan banyak yang tertarik ke Bali dan membeli produk Bali? Mestinya sebelum berangkat dilakukan kajian-kajian terlebih dulu karena akan menggunakan dana banyak. Putu Suarjana di Singaraja menyatakan kita tidak boleh apriori terlebih dalam situasi sekarang. Yang perlu diperhatikan adalah perhatian dari anggota dewan terhadap Bali, tetapi perlu dipikirkan konteksnya. Mereka membawa misi perdagangan, kita perlu pertanyakan apakah Vietnam termasuk pasar potensial? Apa produk yang dipasarkan dan rewardnya apa? Jangan sampai studi banding hanya menghabiskan anggaran saja, tetapi konteksnya harus betul-betul uang yang dikeluarkan menghasilkan sesuatu yang positif. Ireng di Bajera mempertanykan 90 orang kekuatannya ke Vietnam untuk sebuah misi perdagangan. Kekuatan 90 orang perlu dipertanyakan, inilah salah satu yang dipikirkan yakni menghabiskan dana sampai milyaran. Lebih baik dana yang besar seperti itu digunakan di bali kepada sektor-sektor yang membutuhkan semisal pertanian dan lain-lain. Rincug di Nusa Dua menilai, itulah pekerjaan wakil kita yang selalu menghabiskan uang rakyat dan dipastikan nantinya tidak ada hasil yang positif. Kadek Mako di Kedewatan menambahkan, dari dulu dirinya merekomendasikan dokter THT kepada anggota dewan tetapi tidak mempan juga. Menurutnya, dulu dewan kita THT-nya agak penyakitan, ternyata tidak mempan akhirnya ke mana saja studi banding tidak ada kenyataannya yang baik bagi masyarakat kebanyakan, karena selama ini ketika studi banding usai tidak ada yang mempublikasikan hasilnya. Tidak ada kata lain selain ke Vietnam mereka jalan-jalan. Wayan Mud di Tabanan menyatakan selama ini anggota dewan yang sering ke luar negeri tanpa alasan jelas. Semestinya anggota dewan yang melakukan studi banding bukan sebanyak itu, yang berangkat yang akan menghabiskan uang saja. Sementara Wily di Mengwi menilai anggota dewan sekarang gebrakannya hanya berkunjung ke negara lain, menghabiskan uang saja. Kalau mereka datang harus dipertanyakan hasilnya. Dewa Winaya di Tabanan mengungkapkan, langkah bepergian sedemikian banyaknya sekarang tidak zamannya lagi, sebab rakyat sedang dalam krisis kepercayaan dan tidak akan ada hasilnya. Lebih baik mulat sarira, studi banding sebaiknya dilakukan beberapa saja dan bisa dilakukan di Bali cukup dengan mendengar keluhan-keluhan dan aspirasi rakyat. Menurut Binawan di Tabanan, jika melakukan promosi semestinya diambil oleh bidang-bidang yang pantas menanganinya, kalau studi banding untuk apa? Sebelum berangkat ke luar negeri semestinya ada kajian-kajian, target dan hasil nantinya yang didapat. Apalagi berangkat 90 orang, itu seperti jalan-jalan saja bukan misi perdagangan. * wisnu [Non-text portions of this message have been removed] ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> Help save the life of a child. Support St. Jude Children's Research Hospital. http://us.click.yahoo.com/cRr2eB/lbOLAA/E2hLAA/BRUplB/TM --------------------------------------------------------------------~-> *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. http://www.ppi-india.org *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Reading only, http://dear.to/ppi 4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx 5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx 6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/ ** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List ** ** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: ** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ ** ** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral scholarship, kunjungi http://informasi-beasiswa.blogspot.com **