** Mailing List Nasional Indonesia PPI India Forum ** Index Persepsi Korupsi Indonesia: Mengapa begitu penting? Oleh: Todung Mulya Lubis Kalau selama ini TI mengeluarkan Corruption Perception Index yang mencakup banyak negara di dunia, kita bisa melihat posisi Indonesia diantara banyak negara yang korup. Celakanya , Indonesia termasuk negara paling korup di dunia. Kita betul-betul malu apalagi dari tahun ke tahun peringkat Indonesia tak mengalami perbaikan. Artinya, korupsi di negeri ini tetap dianggap sebagai endemic, systemic and widespread . Kalau Indonesia masuk dalam kategori negara terkorup pertanyaan yang muncul adalah: apakah benar? Bagaimana persepsi orang-orang di Indonesia khususnya pengusaha yang berinteraksi dengan pemerintah? TI-Indonesia mengajukan pertanyaan tentang persepsi korupsi dari dalam negeri, dan berfikir bahwa akan sangat baik jika kita mengetahui keadaan korupsi di berbagai provinsi dan kota terutama dalam era desentralisasi ini. Sejauh mana 'good governance' dan 'good corporate governance' dijalankan sehingga bisa menekan angka korupsi? Dalam kaitan inilah TI-Indonesia melakukan survey membuat Index Persepsi Korupsi Indonesia . Kita perlu mengetahui persepsi dalam negeri dan mengkaitkannya dengan persepsi luar negeri: apakah ada korelasinya? Ternyata persepsi dalam negeri dan luar negeri mengenai korupsi di Indonesia sangat banyak persamaannya. Tak ada IPK mencapai angka 6 Survey yang diadakan oleh TI Indonesia mencakup 21 kota dengan mewawancarai 1305 pebisnis yang terdiri dari 1117 pebisnis lokal dan 118 pebisnis multinasional. Dari survey tersebut kita melihat bahwa dalam sektor layanan umum dari 21 lembaga terdaftar, layanan Pos dianggap sebagai lembaga yang relative terbaik (6.4). Sedangkan Pengadilan dan Kejaksaan dianggap sebagai terendah (3.7). Penilaian dilakukan dengan skala 0-10 dengan catatan 10 untuk yang bersih/tidak korup dan 0 untuk yang paling kotor/korup. Lembaga lain yang dianggap relative bersih adalah BPOM, Telepon, Militer dan Listrik pada tingkat pusat sementara pada tingkat daerah lembaga yang dianggap bersih adalah Kesehatan Masyarakat dan Pendidikan. Diantara lembaga yang dianggap bersih/kurang korup hanya lembaga Pos yang mencapai angka 6, instansi lainnya tak ada yang mencapai angka 6. Jadi bisa disimpulkan bahwa dalam persepsi para pebisnis tingkat korupsi di instansi-instansi pemerintah, pusat dan daerah, masih sangat parah. Belum banyak perbaikan yang telah terjadi disamping kampanye anti korupsi yang cukup gencar dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat. Persepsi bahwa interaksi yang sarat korupsi menurut hasil survey yang dilakukan terjadi banyak di Bea Cukai (67%), Polisi (70%), Militer (55%), Pengadilan (53% dan Partai Politik (54%). Kelihatannya persepsi publik tentang lembaga tersebut diatas sama dengan persepsi terhadap korupsi di negara-negara korup lainnya. Dari 21 kota yang di survey, kita melihat bahwa Wonosobo muncul sebagai kota yang relative kurang korup (5.63) disusul oleh Banjarmasin (5.39), Makasar (5.31), Cilegon (5.28), Kotabaru (5.23) dan Manado (5.12). Sementara kota yang dianggap lebih korup adalah Jakarta (3.87) disusul dengan Surabaya ((3.93), Medan (4.09), Semarang (4.17) dan Batam (4.32). Kita lihat disini bahwa korupsi sangat banyak terjadi di kota-kota besar. Karena peredaran uang dan keputusan-keputusan banyak di buat di kota besar. Tidak mengejutkan jika survey menghendaki agar perbaikan-perbaikan terutama harus dilakukan pada lembaga pengadilan, kejaksaan, pajak, polisi dan DPRD. Sekaligus survey juga memilih KPK sebagai lembaga yang harus diperkuat dan diberdayakan. Persepsi bukanlah realitas? Persepsi memang bukanlah realitas. Tetapi betapa sukarnya membantah realitas jika persepsi korupsi ini dilahirkan dari kesimpulan survey dari pebisnis-pebisnis yang berinteraksi dengan korupsi setiap hari. Setidaknya jika kita membaca laporan BPK setiap tahun maka kita akan melihat dahsyatnya kebocoran yang terjadi di semua lembaga pemerintahan. Lolosnya koruptor dari jerat hukum menunjukkan betapa beralasan untuk bercuriga bahwa korupsi memainkan andil. Rendahnya pemasukan pajak menunjukkan betapa kongkalikong berperan. Banjirnya Jakarta menunjukkan bahwa fasilitas publik tak memadai. Kemana uang rakyat selama ini? Adalah menarik melihat jawaban-jawaban para pelaku bisnis dalam survey yang dilakukan oleh TI Indonesia. Pertama, ada sikap mendua terhadap korupsi karena sebagian menganggap itu kultur dan ungkapan terima kasih. Kedua, pebisnis multinasional rata-rata menolak korupsi sementara pebisnis lokal masih toleran terhadap korupsi. Ketiga, rendahnya gaji tidak dianggap sebagai alasan suburnya korupsi karena mereka yang gajinya tinggi seperti pegawai BPPN ditengarai juga terlibat korupsi. Keempat, adanya kecurigaan terhadap pemerintah yang tidak transparan dan akuntabel. Akhirnya memang ada semacam sikap skeptis walaupun optimisme juga terdengar tetapi menarik untuk mengutip sebuah jawaban yang mengatakan bahwa " The system is such that you can't avoid corruption". Betapa menyedihkan! Full-text at http://www.ti.or.id/bhs_ind/lampiran_berita/publikasi_ipk_ind_2004.zip -- http://www.ti.or.id/bhs_ind/berita_press_release_ipk2004.htm http://kalla-watch.blogspot.com Ungkapkan opini Anda di: http://mediacare.blogspot.com __________________________________________________ Do You Yahoo!? Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around http://mail.yahoo.com [Non-text portions of this message have been removed] ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> Give the gift of life to a sick child. Support St. Jude Children's Research Hospital's 'Thanks & Giving.' http://us.click.yahoo.com/lGEjbB/6WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM --------------------------------------------------------------------~-> *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.uni.cc *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx 5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx 6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/ ** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List ** ** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: ** http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ ** ** Website resmi http://www.ppi-india.uni.cc **