[nasional_list] Re: [ppiindia] Hendropriyono Agen CIA?

  • From: "Ambon" <sea@xxxxxxxxxx>
  • To: <ppiindia@xxxxxxxxxxxxxxx>
  • Date: Sun, 20 Nov 2005 17:12:39 +0100

** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral 
scholarship, kunjungi 
http://informasi-beasiswa.blogspot.com **Seandainya anggota, apakah perlu 
menyatakan diri sebagai anggota?

----- Original Message ----- 
From: "farhan kurniawan" <farhankournia@xxxxxxxxx>
To: <ppiindia@xxxxxxxxxxxxxxx>
Sent: Sunday, November 20, 2005 3:48 PM
Subject: [ppiindia] Hendropriyono Agen CIA?


> Minggu, 20 Nov 2005,
> Hendro: Saya Bukan Agen CIA
>
> Bantah Tangkap Teroris Pesanan AS
> JAKARTA - Mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Jenderal (pur) 
> Abdullah Mahmud Hendropriyono benar-benar gerah atas pemberitaan The 
> Washington Post edisi Jumat. Hendro membantah semua isi pemberitaan yang 
> menyebutkan bahwa dirinya melaksanakan order dari Badan Intelijen AS (CIA) 
> dalam perang global melawan terorisme tersebut.
>
> Dia juga membantah bahwa dirinya dan keluarganya disebut mendapatkan 
> keuntungan khusus dari hubungan dengan CIA itu. Dia merasa difitnah dan 
> direndahkan oleh pemberitaan tersebut. Karena itu, mantan Pangdam 
> Jakarta-Raya tersebut berancang-ancang untuk memberikan somasi terhadap 
> koran terbitan AS itu, bahkan sampai proses penuntutan.
>
> Hal itu dikatakan Hendro saat ditemui Jawa Pos di kantornya, Hello 
> (Hendropriyono Law Office), kawasan Jakarta Selatan, sore kemarin. "Saya 
> tidak terima. Saya bukan agen CIA dan saya akan tuntut ke mana pun. Saya 
> merasa dicemarkan dan minta ini (The Post) diusut," katanya. Draf somasi 
> itu kemarin sudah mulai dibuat dan segera dikirim.
>
> Jenderal yang sangat dekat dengan mantan Presiden Megawati Soekarnoputri 
> itu mengatakan, tidak benar ada intervensi dari CIA saat dirinya menjabat 
> kepala BIN mulai 2001 hingga 2004. Bukan hanya itu, Hendro menjamin tidak 
> pernah satu kali pun menandatangani kesepakatan kerja sama (MoU) antara 
> lembaga intelijen negara dan intelijen Paman Sam itu. Kalau pun ada kerja 
> sama, itu sifatnya multilateral antara ASEAN -di mana Indonesia masuk di 
> dalamnya- dengan AS, Australia, dan Pakistan.
>
> "Tak ada intervensi apa pun dari negara asing mana pun. Termasuk dari AS. 
> Karena terorisme di Indonesia ini menghadapi bangsa dan pemerintah kita 
> sendiri. Karena itu, menumpasnya juga kepentingan nasional kita," ujarnya.
>
> Dugaan adanya konspirasi dan intervensi AS dalam aktivitas kontraintelijen 
> di Indonesia, terutama dalam menangkal aksi teror, diungkap harian The 
> Washington Post. Dalam laporannya, koran terbesar di AS itu menulis bahwa 
> CIA telah membentuk pusat operasi atau intelijen antiteror di lebih dari 
> dua lusin negara. Salah satunya di Indonesia.
>
> Dalam laporan tersebut, juga diceritakan bahwa Hendropriyono bersedia 
> bekerja sama dengan AS dalam bidang apa pun. Hendro disebut kerap menjalin 
> kontak dengan mantan Direktur CIA George Tenet, bahkan melalui telepon dan 
> kunjungan dinas.
>
> Sebagai imbalannya, Tenet mengabulkan dua permintaan pribadi 
> Hendropriyono. Yaitu, menyediakan dana pembangunan sekolah intelijen 
> regional International Institute of Intelligence di Batam dan memasukkan 
> kerabatnya ke universitas-universitas unggulan AS. Tenet juga mengatur 
> segala hal untuk memasukkan Hendropriyono ke National War College di Fort 
> McNair.
>
> Untuk membalas semua ini, Hendropriyono membuktikan kesungguhannya dengan 
> menangkap Muhammad Saad Iqbal Madni, warga Mesir yang diduga kuat memiliki 
> hubungan dengan "pengebom sepatu" Inggris yang gagal, Richard C. Reid.
>
> Hendropriyono juga mengizinkan CIA membawa Madni ke Mesir untuk menjalani 
> proses interogasi. Bukan hanya itu. Hendropriyono pun membekuk Omar 
> al-Farouq, yang diyakini sebagai pemimpin Al Qaidah di Asia Tenggara.
>
> "Itu semua dusta. Saya tak mau difitnah pendusta. Yang ada itu kerja sama, 
> bukan intervensi. Misalnya, tukar menukar informasi (compare notes) dan 
> saling bantu untuk kepentingan negeri masing-masing. Ada juga yang 
> tukar-menukar tahanan, tapi kita tidak melakukan ini," lanjutnya.
>
> Soal pusat intelijen antiteror yang dinamakan CTIC (Counter Terrorist 
> Intelligence Centers) dan tersebar di negara-negara Eropa, Timur Tengah, 
> dan Asia dibenarkan Hendro yang pernah mendengar soal ini. Indonesia juga 
> mempunyai badan antiteror sendiri yang bentuknya bermacam-macam dan 
> bersifat mandiri. Intelijen Indonesia tidak bekerja di bawah CTIC.
>
> Hendro menjamin tidak ada satu pun mereka yang ditangkap di Indonesia yang 
> merupakan pesanan asing, termasuk AS. Hendro juga membantah jika banyak 
> orang Indonesia ditahan BIN karena dipesan AS. Yang ada hanyalah beberapa 
> penangkapan terkait WNA yang membuat onar di tanah air. Dia lalu 
> mencontohkan dengan menyebut nama Omar al-Farouq.
>
> Menurut dia, penangkapan al-Farouq -yang baru saja kabur dari penjara 
> Baghram, milik AS di Afghanistan itu- karena dia terlibat kegiatan 
> training camp di Poso, Sulteng. BIN sendiri awalnya tak punya identitas 
> apa pun soal dia dan baru belakangan dikenali terlibat jaringan Al Qaidah.
>
> "Kita tak kenal Al Qaidah. Pokoknya orang ini bikin gara-gara di Ambon 
> lalu di Poso sebagaimana dokumen dan informasi yang kita dapatkan," 
> tambahnya. Setelah ditangkap, cerita Hendropriyono, al-Farouq ditawarkan 
> pada siapa yang tahu dia sebenarnya. Pokoknya, yang penting dia keluar dan 
> yang tahu imigrasi. "Setelah ternyata (diambil) AS, ya terserah."
>
> Soal Madni juga dibenarkan Hendro. Namun, dia menegaskan bahwa itu bukan 
> permintaan AS, melainkan kerja sama intelijen dengan Mesir. Hal semacam 
> ini adalah biasa dalam dunia intelijen. Hanya Hendro mengaku lupa di mana 
> penangkapan Madni ini dilakukan dan kapan. Yang jelas tempatnya bukan di 
> Poso.
>
> "Pokoknya, saat itu kita tangkap, kita serahkan ke imigrasi dan 
> dikeluarkan. Prosedural deportasi biasa. Lalu diambil sama Mesir, bukan 
> urusan kita. (Juga) bukan ke AS," jelasnya.
>
> AS, menurut Hendro, tidak pernah sama sekali meminta penangkapan tokoh 
> teroris di Indonesia. Negara adidaya itu hanya pernah bertanya tentang 
> Al-Jawahir yang informasi awalnya ada di Aceh. Tapi, karena tidak ketemu, 
> BIN tidak bisa menyerahkan yang bersangkutan.
>
> Soal diterimanya uang segar dari CIA untuk BIN ditepis Hendropriyono. 
> Sepengetahuannya, yang mendapatkan banyak kucuran adalah Polri. Itu pun 
> dalam konteks government to government (G to G). BIN memang sempat sedikit 
> kebagian, tapi bukan hanya dari AS. Dana tersebut digunakan untuk 
> pembangunan sekolah intelijen regional di Batam.
>
> Kini sekolah itu dikelola Universitas Indonesia. Sayangnya, Hendropriyono 
> mengaku lupa jumlah dana yang diterima BIN karena sifatnya langsung dari 
> instansi ke instansi.
>
> Lalu, menurut Anda, mengapa koran sekaliber The Post menurunkan berita 
> semacam itu? "Mereka melancarkan berbagai gosip dan isu karena perang 
> terorisme ini perang psikologi, bukan fisik. Kenapa mesti ke saya, karena 
> saya dulu terang-terangan menunjuk di Poso ada teror dan seterusnya. 
> Makanya, saya dijadikan sasaran pokok. Tapi, saya tidak gentar," jawabnya.
>
> Hendropriyono justru menyayangkan sikap The Post yang seharusnya lebih 
> cerdas dalam menurunkan berita. Koran tersebut, menurut dia, juga tidak 
> mengonfirmasi dirinya atas berbagai tuduhan pahit itu.
>
> Lantas, apa langkah yang akan dilakukan? Jenderal kelahiran Jogjakarta 
> 1945 itu menjawab, "Dalam waktu dekat, saya akan melakukan somasi. Karena, 
> di situ menyinggung persoalan pribadi saat dikatakan bahwa saya punya 
> kerabat yang kuliah dan sekolah di AS dengan meminta tolong pejabat 
> intelijen AS. Semua ini tidak benar."
>
> Mantan Menaker itu memang membenarkan bahwa menantunya, Letkol Andika 
> Perkasa, saat ini menempuh pendidikan PhD di Negeri Paman Sam. Tepatnya, 
> di George Washington University mengambil jurusan public administration 
> mulai tahun ajaran 2004 lalu. Namun, dia menegaskan tak ada hubungannya 
> dengan balas budi AS.
>
> "Dia lulus murni. Ujian benaran dan setengah mati," ujarnya. Untuk 
> memperkuat bukti bahwa Andika memang masuk dengan kepandaiannya, 
> Hendropriyono telah meminta Andika untuk mengumpulkan berbagai bahan yang 
> menunjukkan bahwa dia memang benar-benar lulus tanpa dibantu orang lain.
>
> Hal lain yang dibantah lulusan AMN angkatan 67 itu adalah bagian yang 
> menyebutkan bahwa dia pernah masuk National War College di Fort McNair. 
> Menurut dia, hal tersebut tidak benar karena dia waktu itu mengambil Sesko 
> pada 1979 di Fort Leavenworth. Itu pun yang mengirimkan Indonesia, bukan 
> diundang AS, bersama-sama dengan beberapa rekan yang lain, seperti Mayjen 
> (pur) Yunus Yosfiah.
>
> "Tak ada juga itu Tenet bisa telepon-teleponan dengan saya. Kita bertemu 
> cuma satu kali dan waktu itu dengan intelijen dari negara lain. Waktu itu, 
> di Washington sekitar tahun 2002. Demi Allah, juga tak ada keuntungan 
> pribadi pada diri saya (dengan hubungan ini)," jelasnya. Mulai 1979 hingga 
> sekarang, Hendropriyono mengaku baru dua kali ke AS. (naz)
>
> http://www.jawapos.co.id/index.php?act=detail&id=5909
>
>
>
>
>
> The Mind Advances by Evolution, not by Revolution ---*****
>
> ---------------------------------
> Yahoo! FareChase - Search multiple travel sites in one click.
>
> [Non-text portions of this message have been removed]
>
>
>
>
> ***************************************************************************
> Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia 
> yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. http://www.ppi-india.org
> ***************************************************************************
> __________________________________________________________________________
> Mohon Perhatian:
>
> 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
> 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
> 3. Reading only, http://dear.to/ppi
> 4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx
> 5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx
> 6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx
>
> Yahoo! Groups Links
>
>
>
>
>
> 



------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
DonorsChoose.org helps at-risk students succeed. Fund a student project today!
http://us.click.yahoo.com/LeSULA/FpQLAA/E2hLAA/BRUplB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. http://www.ppi-india.org
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Reading only, http://dear.to/ppi 
4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx
5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx
6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral 
scholarship, kunjungi 
http://informasi-beasiswa.blogspot.com **

Other related posts:

  • » [nasional_list] Re: [ppiindia] Hendropriyono Agen CIA?