** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List ** ** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: ** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ ** ** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral scholarship, kunjungi http://informasi-beasiswa.blogspot.com **http://www.kompas.com/kompas-cetak/0511/17/humaniora/2219535.htm Dicari, Peneliti yang Inovatif Bagaikan hidup di menara gading. Demikian perumpamaan yang biasa digunakan bagi para cendekiawan yang berkutat di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Ada banyak karya penelitian yang dihasilkan di berbagai perguruan tinggi di Tanah Air, namun hanya segelintir yang dapat diaplikasikan di dunia nyata. Sosok ilmuwan yang mampu membumikan karyanya hingga akhirnya bermanfaat bagi masyarakat dan bisa diaplikasikan dalam dunia industri memang masih langka. Seiring pesatnya perkembangan bioteknologi di dunia, perlu ada upaya nyata untuk mendorong lahirnya para peneliti yang inovatif dan berwawasan global. Untuk mengembangkan wawasan diri, puluhan peneliti muda dengan karier cemerlang dari berbagai negara di Asia Pasifik mengikuti kamp kepemimpinan di bidang bioteknologi di Hotel Far Eastern di Taipei, Taiwan, akhir September silam. Pelatihan itu diprakarsai oleh Novartis, perusahaan multinasional yang bergerak di bidang farmasi. Pelatihan diikuti 36 peserta dari Australia, Hongkong, Indonesia, Jepang, Korea Selatan, Filipina, Polandia, Singapura, Taiwan, dan Thailand. Dari jumlah itu, 51 persen berjenis kelamin perempuan. Sementara tingkat pendidikan peserta bervariasi, mulai dari sarjana strata satu, lulusan program pascasarjana, doktor dan pascadoktor, 74 persen di antaranya berlatar belakang bioteknologi. Berbeda dengan forum ilmiah pada umumnya. Dalam kamp itu jangan bayangkan suasana pertemuan antarpara peneliti berlangsung serius dan membuat dahi berkernyit. Kendati diisi berbagai topik ilmiah, interaksi antarpeserta justru diwarnai keceriaan, bahkan tak jarang mereka saling melempar lelucon. Selama masa karantina, para peserta mengikuti seminar mengenai perkembangan bioteknologi di Asia Pasifik yang dihadiri sejumlah pemimpin lembaga penelitian bioteknologi dari beberapa negara. Mereka juga berdiskusi tentang berbagai permasalahan di bidang iptek di Asia Pasifik, masing-masing peserta mempresentasikan perkembangan bioteknologi di negaranya. Untuk mencairkan suasana, para peserta juga diwajibkan menyajikan atraksi asal negara masing-masing. Mereka juga berusaha membangun kerja sama antartim dan mengenali pribadi tiap peserta. Setiap peserta memberikan komentar mengenai sosok rekannya yang lain agar lebih mengenal antarsatu dengan yang lain. Beberapa peserta yang semula tampak malu-malu lambat laun mulai berani mengekspresikan diri. Kesan introvert tidak tampak dalam diri para peneliti muda itu. Mereka tak ada bedanya dengan kaum muda pada umumnya yang enerjik, suka bergaul dan bercanda satu sama lain di sela-sela padatnya aktivitas selama kegiatan. Direktur Novartis Wilayah Asia Pasifik, Stefan Ziegler, menyatakan, kalangan pelaku industri sudah seharusnya mendukung pengembangan bioteknologi di tingkat lokal. Pihaknya yakin keberadaan para ilmuwan berbakat berwawasan global akan dapat mengembangkan berbagai inovasi di bidang bioteknologi hingga mampu menciptakan formula baru. Untuk melahirkan pemimpin masa depan di bidang bioteknologi, perlu ada kerja sama yang intensif antara kalangan pelaku industri dengan perguruan tinggi maupun lembaga penelitian lainnya, kata Stefan. Pendidikan tentang bioteknologi ini perlu ditanamkan kepada siswa sejak usia dini dengan melibatkan pihak swasta. Menurut penuturan Ong Choon Kiat, peneliti dari Pusat Kanker Nasional Singapura, bertemu dengan sesama peneliti muda di kawasan Asia Pasifik telah membuka wawasannya mengenai perkembangan bioteknologi di dunia. Berbeda dengan forum ilmiah yang biasa saya ikuti, dalam pelatihan ini kami dilatih untuk membangun kerja sama dan memperluas jaringan internasional, ujarnya. Jika semula ia hanya berkutat pada berbagai penelitian di bidang bioteknologi, terutama mengenai penyakit kanker, kini Ong mulai memahami bagaimana pentingnya membangun relasi dan mengaplikasikan karya penelitiannya dalam dunia industri. Hasil penelitian harus ada tindak lanjutnya di dunia nyata. Ini yang harus dipahami agar kita bisa bersaing di pasar global, kata Ong Choon Kiat. Dewajani Purnomosari, peneliti dan dosen Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada (UGM), juga menyatakan banyak informasi bioteknologi yang bisa diserap dalam pertemuan dengan para peneliti dari berbagai negara itu. Membangun jaringan antarpeneliti dan institusi penelitian sangat diperlukan untuk memperlancar akses informasi mengenai perkembangan terkini bioteknologi, tuturnya. Sayangnya, sejauh ini perkembangan bioteknologi di Indonesia dinilai masih sangat lamban. Hingga kini belum ada penelitian lanjutan mengenai pangan transgenik untuk mengatasi kekurangan pangan karena minimnya dukungan dari pemerintah dan masih diperdebatkan dampaknya bagi kelestarian lingkungan. Para peneliti berwawasan global diperlukan agar ada aplikasi produk pangan hasil inovasi di bidang bioteknologi dalam dunia industri untuk memenuhi kebutuhan pangan di dunia, khususnya di Indonesia. Apalagi sebagai negara yang memiliki keanekaragaman hayati tinggi, Indonesia berpeluang mengembangkan bioteknologi, kata Dewajani. Industri bioteknologi memang terbilang sangat dinamis dengan tingkat persaingan tinggi. Karena itu, menurut Louisa Wong Rousseau, Direktur Kelompok Perusahaan Bo Le Associates, industri ini memerlukan para peneliti yang mampu menghasilkan karya-karya inovatif sehingga dapat diaplikasikan dalam dunia industri. Industri bioteknologi membutuhkan berbagai inovasi produk dalam bidang pemeliharaan kesehatan manusia dan terapi untuk membantu penyembuhan berbagai penyakit dalam, kata Louisa. Di AS dan beberapa negara di Eropa, sejumlah produk bioteknologi masih mengundang perdebatan publik berkaitan dengan etika medis. Sementara di sejumlah negara di Asia, seperti China, Korea Selatan, dan Singapura, pemerintah setempat memberikan subsidi dan menolerir berbagai inovasi bioteknologi untuk mendorong pertumbuhan industri ini dalam jangka panjang. Di Asia, industri ini cenderung mengembangkan produk pangan di samping industri kimia dan produk hewan. Seiring pesatnya pertumbuhan industri ini, perusahaan bioteknologi kian gencar merekrut pekerja terampil maupun tenaga ahli. Posisi pekerjaan yang paling dicari adalah teknisi di bidang bioteknologi dan peneliti. Diperkirakan, lebih dari 800.000 tenaga kerja terserap dalam sektor bioteknologi di Asia pada tahun 2007 nanti. Kalangan pelaku industri kini banyak mempekerjakan para lulusan teknik, kimia, biologi, matematika. Untuk posisi setingkat manajer, ada pelatihan khusus di bidang ilmu biologi, di antaranya genetik, biologi molekuler, biokimia, virologi, maupun teknik kimia. Hal ini terutama sejak bioteknologi berkembang ke dalam banyak cabang dibandingkan ilmu lainnya. Untuk mendapatkan tenaga ahli yang inovatif, banyak perusahaan mencari para ahli bioteknologi ke berbagai negara di dunia, kendati harus mengeluarkan biaya tinggi, ujar Louisa. Peneliti itu harus berwawasan global tetapi mampu bertindak di tingkat lokal, memiliki banyak kemampuan, multikultural dan dapat mengatur perbedaan zona waktu. Tenaga ahli bersangkutan juga harus memahami, perpindahan tempat kerja merupakan syarat sukses. Ini sering kali terjadi pada menit-menit terakhir dan tidak ada pilihan. Memang hal ini membutuhkan dukungan keluarga dan fleksibilitas gaya hidup, kata Louisa. Peluang karier sebagai peneliti di bidang bioteknologi kian terbuka lebar. Kini tinggal mengukur daya saing para peneliti di Tanah Air di era global ini. Dan, sudah saatnya peneliti kita keluar dari menara gading agar bisa membumi dan memberi kontribusi nyata bagi masyarakat. [Non-text portions of this message have been removed] ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> Give at-risk students the materials they need to succeed at DonorsChoose.org! http://us.click.yahoo.com/wlSUMA/LpQLAA/E2hLAA/BRUplB/TM --------------------------------------------------------------------~-> *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. http://www.ppi-india.org *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Reading only, http://dear.to/ppi 4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx 5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx 6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/ ** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List ** ** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: ** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ ** ** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral scholarship, kunjungi http://informasi-beasiswa.blogspot.com **