[nasional_list] [ppiindia] Catatan Sastra Seorang Awam:MEMBACA PUISI-PUISI KATHIRINA SUSANNA [13]

  • From: "Budhisatwati KUSNI" <katingan@xxxxxxxxxxxxxxxx>
  • To: "kmnu2000" <kmnu2000@xxxxxxxxxxxxxxx>, <wanita-muslimah@xxxxxxxxxxxxxxx>, "ppiindia" <ppiindia@xxxxxxxxxxxxxxx>
  • Date: Sat, 26 Nov 2005 12:18:32 +0100

** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral 
scholarship, kunjungi 
http://informasi-beasiswa.blogspot.com **Catatan Sastra Seorang Awam



  MEMBACA PUISI-PUISI KATHIRINA SUSANNA 
  PENYAIR KOTA KINIBALU, SABAH

  13.


  Ony Basalin adalah salah seorang budayawan Sabah yang menaruh banyak 
perhatian terhadap sastra lisan Dayak di negara bagian Sabah. Bahkan dalam 
pengungkapan dirinya, Ony banyak menggunakan bentuk-bentuk [genre] sastra lama 
seperti pantun, genre sastra klasik yang sangat hidup di Sabah dan secara sadar 
dibimbing perkembangan dan pengembangannya oleh pemerintah negara bagian Sabah, 
misalnya dengan penyelenggaraan pekan pantun seperti yang baru-baru ini 
dilangsungkan di kalangan siswa-siswa Sekolah     Menengah. 

  Salah satu ciri dari sastra lisan, selain pemeliharaan puitisitas,  kukira, 
seperti yang terdapat pada pantun atau mantera, adalah  pengungkapan yang 
langsung dan sederhana. Sastra lisan tidak pernah menjadi puisi-puisi gelap 
yang terdapat pada puisi-puisi yang disebut puisi modern. Ciri ini pun 
barangkali terdapat pada haiku  atau puisi-puisi Tiongkok Klasik. Kesederhanaan 
dan ungkapan langsung  sebagaimana yang terdapat di hati nurani. Dua ciri 
inilah yang kudapatkan telah menandai puisi-puisi Kathirina yang entah sadar 
atau tidak terpengaruh oleh konsep puisi-puisi sastra lisan Dayak. 

  Berbeda dengan Ony Basalin, barangkali Kathirina kurang intensif mempelajari 
sastra lisan Dayak, tapi karena ia berasal dari etnik ini juga dan dibesarkan 
oleh lingkungan budaya etnik Dayak juga, secara tidak sadar Kathirina telah 
dipengaruhi olehnya dalam  cara pengungkapan diri. 

  Pada etnik Dayak kehidupan berpuisi jauh lebih kuat dibandingkan dengan 
kehidupan berprosa --salah satu ciri dari masyarakat yang tergantung banyak 
pada alam serta agraris . Ciri ini, kukira menunjukkan peranan bangunan dasar 
[basic structure] pada bangunan atas [super structure].

  Ketika berbicara tentang kesederhanaan dan puitisitas, aku serta-merta 
teringat pada penyair kelahiran Aceh, alm. Agam Wispi, penyair yang hidup-mati 
dari puisi. Wispi mengatakan dalam filem dokumenter otobiografis yang dibuat 
oleh Yayasan Lontar pimpinan John McGlynn, Jakarta, bahwa puisi yang indah itu 
adalah puisi yang sederhana dan gampang dimengerti. Menjadi sederhana tidaklah 
gampang. Karena dalam sederhana terkandung keindahan dan dalam keindahan 
terkandung kebenaran. Untuk mencapai indah diperlukan kegiatan perenungan dan 
pencarian tak kepalang. Ini pun adalah salah satu ciri dari puisi-puisi 
Kathirina. Jika Kathirina menyadari ciri-ciri ini padanya, dan mengembangkannya 
secara sadar dengan mengkaji sastra lisan, sastra modern berbagai negeri, tidak 
hanya sebatas puisi-puisi Usman Awang alm, penyair terkemuka Malaysia, bisa 
diharapkan bahwa Kathirina bisa memadukan unsur lokal dan global dalam 
karya-karyanya. Puisi memang tidak mempunyai batas negara, etnik dan agam
 a. Mengurung diri pada batas-batas ini hanya membuat diri sebagai penyair yang 
ketinggalan zaman, tertinggal dan membuat diri tertinggal secara sukarela dan 
secara tidak sadar. Ketertinggalan karena kecupetan cakrawala pandang diri 
semata, penyair yang tak obah bagaikan "katak di bawah tempurung". Kalau ada 
penyair yang mengatakan secara otoproklamasi sebagai "presiden penyair" seperti 
yang terjadi di Indonesia, kukira, penyair model ini pun secara hakiki tidak 
lain dari  penyair model "katak di bawah tempurung" juga adanya. "Katak di 
bawah tempurung" merasa dirinya besar alias ditandai oleh keangkuhan.  Ciri 
keangkuhan ini tidak terdapat pada Kathirina bahkan ia merasa dirinya tetap dan 
masih sebagai pelajar awal dalam dunia sastra-seni, sikap rendah hati yang 
merupakan modal penting untuk maju sekalipun ia pernah meraih hadiah pengakuan 
dari dunia sastra Sabah. Berbeda dengan sikap yang merasa diri sudah jadi 
penulis handal dan dengan gampang melecehkan orang lain. Menjadi
  sastrawan handal dan diakui dunia -- yang semestinya dijadikan standar -- 
adalah suatu proses jatuh-bangun dan kerja keras. Aku sering geli sendiri 
menyaksikan ulah otoproklamasi sementara penyair tapi tanpa disertai dengan 
produktivitas dan kualitas yang tak lepas dari studi, perbandingan dan 
percobaan. Dalam hal ini bakat menjadi faktor pelengkap dari usaha kerja keras 
yang menegasi segala keangkuhan jika ia dijadikan dasar mencari pengakuan 
dunia. Ya, standar dunialah yang kukira paling layak dijadikan patokan dalam 
bekerja, termasuk di dunia sastra. Dunia dalam arti standar tinggi, bukan 
standar "ecek-ecek". Standar yang dikenakan pada diri sendiri akan melahirkan 
karya yang sesuai dengan standar tuntutan diri itu juga seperti kata pepatah 
tetua kita bahwa "buah tak akan jatuh jauh dari pohonnya". Karya adalah buah 
dari sastrawan, si pohon.

  Dengan standar dunia ini , sastrawan menjadi manusia yang terbuka bagi segala 
masukan. Bukan hanya melihat ke Barat atau ke Timur tapi ke segala penjuru 
untuk bisa menakar kadar diri . Juga melihat di mana ia dilahirkan. Ada 
kecenderungan kita hanya melihat ke Barat tapi sedikitpun tidak tahu 
kampung-halaman. Seakan-akan Barat adalah segala-galanya dan kampung-halaman 
sama dengan ketinggalan zaman. Lebih konyol lagi jika oleh hilangnya orientasi, 
sastrawan jadi budak uang yang diciptakan oleh manusia. Manusia jadi budak 
ciptaannya sendiri. Jika demikian, kita akan melihat adanya sastrawan yang 
merosotkan dan bahkan menjual diri? Hebatnya tidak sedikit dengan penjualan 
diri dan pemerosotan diri bahkan menganggap diri sebagai pembaharu.

  Berdasarkan pengalaman pahit-getirnya, nampak padaku bahwa Kathirina bukan 
dari jenis sastrawan begini. Ia menjadi sangat berhati-hati dan setia pada 
akarnya. Menajamkan mata melihat gejala -- hal penting bagi karya seorang 
sastrawan termasuk penyair. Sastrawan atau penyair bukanlah manusia sejenis 
bunglon tapi manusia berprinsip. Dari sastrawan tipe inilah kukira bisa 
diharapkan sumbangan-sumbangan manusiawi dan bukan dari sastrawan yang 
melacurkan kemanusiaan. Ferdinand Celine yang pro fasis memang dicatat dalam 
sejarah sastra Perancis, sebagai tanda kejujuran ilmiah, tapi sejarah 
kemanusiaan mencatatnya barangkali sebagai titik hitam di halaman sejarah 
sastra Perancis. Sejarah sastra Perancis mencatatnya karena ia memang ada 
secara nyata. Yang nyata tetap ada tidak bisa dihapuskan atas dasar suka dan 
tidak suka. Pencatatan nama Celine, juga mencerminkan penghormatan hak atas 
perbedaan. 

  Agaknya di Indonesia, orang kurang berani menghadapi kenyataan sebagaimana 
adanya. Dan bagaimana Kathirina? Sebagai penyair dan anak manusia ia mencoba 
menyimpulkan pengalamannya yang berliku, kemudian menghadapi kenyataan 
sebagaimana adanya kenyataan itu.  Jika ia menangis karena kepahitan, maka 
tangisnya adalah tangis kejujuran bahwa ia sakit dan disakiti kenyataan yang 
kadang berada di luar kendali keinginannya. Tapi justru tangis ini membuatnya 
makin sadar akan garangnya hidup dan mengeraskan tulang-belulangnya untuk 
mencintai hidup dengan segala konsekwensinya karena seperti dikatakan oleh 
Louis Aragon, penyair dan romanis  Perancis: "hidup lebih sulit dari pada 
mati". Kathirina nampaknyua !memilih hidup dan barangkali seperti Chairil Anwar 
ia pun ingin "hidup seribu tahun lagi" dan  "sekali berarti sudah itu mati". 
Sikap ini kubaca dari puisi-puisinya yang merupakan proses pergulatan nilai 
pada diri penyair Kota Kinibalu ini. Dalam hal ini, ia tidak menggantungkan dir
 i pada langit karena sebagai anak Dayak, sadar atau tidak ia masih diresapi 
oleh pandangan dan sikap budaya :"rengan tingang nyanak jata" [anak enggang 
putera-puteri naga], konsep hidup dan mati manusia Dayak, yang menunjukkan 
peranan dan pengaruh budaya lokal pada orang-orang lokal. Sayangnya, budaya 
lokal sering tidak diindahkan. Bahkan dikenal selayaknya pun tidak! Modern 
seakan identik dengan Barat,  bukan pada masalah tanggap zaman dan apresiatif. 
Kathirina agaknya menyadari masalah ini.

  Paris,Nopember 2005.
  ----------------
  JJ. Kusni









[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Help save the life of a child. Support St. Jude Children's Research Hospital.
http://us.click.yahoo.com/cRr2eB/lbOLAA/E2hLAA/BRUplB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. http://www.ppi-india.org
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Reading only, http://dear.to/ppi 
4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx
5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx
6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral 
scholarship, kunjungi 
http://informasi-beasiswa.blogspot.com **

Other related posts:

  • » [nasional_list] [ppiindia] Catatan Sastra Seorang Awam:MEMBACA PUISI-PUISI KATHIRINA SUSANNA [13]