** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List ** ** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: ** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ ** ** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral scholarship, kunjungi http://informasi-beasiswa.blogspot.com **Catatan Sastra Seorang Awam MEMBACA PUISI-PUISI KATHIRINA SUSANNA PENYAIR KOTA KINIBALU, SABAH 13. Ony Basalin adalah salah seorang budayawan Sabah yang menaruh banyak perhatian terhadap sastra lisan Dayak di negara bagian Sabah. Bahkan dalam pengungkapan dirinya, Ony banyak menggunakan bentuk-bentuk [genre] sastra lama seperti pantun, genre sastra klasik yang sangat hidup di Sabah dan secara sadar dibimbing perkembangan dan pengembangannya oleh pemerintah negara bagian Sabah, misalnya dengan penyelenggaraan pekan pantun seperti yang baru-baru ini dilangsungkan di kalangan siswa-siswa Sekolah Menengah. Salah satu ciri dari sastra lisan, selain pemeliharaan puitisitas, kukira, seperti yang terdapat pada pantun atau mantera, adalah pengungkapan yang langsung dan sederhana. Sastra lisan tidak pernah menjadi puisi-puisi gelap yang terdapat pada puisi-puisi yang disebut puisi modern. Ciri ini pun barangkali terdapat pada haiku atau puisi-puisi Tiongkok Klasik. Kesederhanaan dan ungkapan langsung sebagaimana yang terdapat di hati nurani. Dua ciri inilah yang kudapatkan telah menandai puisi-puisi Kathirina yang entah sadar atau tidak terpengaruh oleh konsep puisi-puisi sastra lisan Dayak. Berbeda dengan Ony Basalin, barangkali Kathirina kurang intensif mempelajari sastra lisan Dayak, tapi karena ia berasal dari etnik ini juga dan dibesarkan oleh lingkungan budaya etnik Dayak juga, secara tidak sadar Kathirina telah dipengaruhi olehnya dalam cara pengungkapan diri. Pada etnik Dayak kehidupan berpuisi jauh lebih kuat dibandingkan dengan kehidupan berprosa --salah satu ciri dari masyarakat yang tergantung banyak pada alam serta agraris . Ciri ini, kukira menunjukkan peranan bangunan dasar [basic structure] pada bangunan atas [super structure]. Ketika berbicara tentang kesederhanaan dan puitisitas, aku serta-merta teringat pada penyair kelahiran Aceh, alm. Agam Wispi, penyair yang hidup-mati dari puisi. Wispi mengatakan dalam filem dokumenter otobiografis yang dibuat oleh Yayasan Lontar pimpinan John McGlynn, Jakarta, bahwa puisi yang indah itu adalah puisi yang sederhana dan gampang dimengerti. Menjadi sederhana tidaklah gampang. Karena dalam sederhana terkandung keindahan dan dalam keindahan terkandung kebenaran. Untuk mencapai indah diperlukan kegiatan perenungan dan pencarian tak kepalang. Ini pun adalah salah satu ciri dari puisi-puisi Kathirina. Jika Kathirina menyadari ciri-ciri ini padanya, dan mengembangkannya secara sadar dengan mengkaji sastra lisan, sastra modern berbagai negeri, tidak hanya sebatas puisi-puisi Usman Awang alm, penyair terkemuka Malaysia, bisa diharapkan bahwa Kathirina bisa memadukan unsur lokal dan global dalam karya-karyanya. Puisi memang tidak mempunyai batas negara, etnik dan agam a. Mengurung diri pada batas-batas ini hanya membuat diri sebagai penyair yang ketinggalan zaman, tertinggal dan membuat diri tertinggal secara sukarela dan secara tidak sadar. Ketertinggalan karena kecupetan cakrawala pandang diri semata, penyair yang tak obah bagaikan "katak di bawah tempurung". Kalau ada penyair yang mengatakan secara otoproklamasi sebagai "presiden penyair" seperti yang terjadi di Indonesia, kukira, penyair model ini pun secara hakiki tidak lain dari penyair model "katak di bawah tempurung" juga adanya. "Katak di bawah tempurung" merasa dirinya besar alias ditandai oleh keangkuhan. Ciri keangkuhan ini tidak terdapat pada Kathirina bahkan ia merasa dirinya tetap dan masih sebagai pelajar awal dalam dunia sastra-seni, sikap rendah hati yang merupakan modal penting untuk maju sekalipun ia pernah meraih hadiah pengakuan dari dunia sastra Sabah. Berbeda dengan sikap yang merasa diri sudah jadi penulis handal dan dengan gampang melecehkan orang lain. Menjadi sastrawan handal dan diakui dunia -- yang semestinya dijadikan standar -- adalah suatu proses jatuh-bangun dan kerja keras. Aku sering geli sendiri menyaksikan ulah otoproklamasi sementara penyair tapi tanpa disertai dengan produktivitas dan kualitas yang tak lepas dari studi, perbandingan dan percobaan. Dalam hal ini bakat menjadi faktor pelengkap dari usaha kerja keras yang menegasi segala keangkuhan jika ia dijadikan dasar mencari pengakuan dunia. Ya, standar dunialah yang kukira paling layak dijadikan patokan dalam bekerja, termasuk di dunia sastra. Dunia dalam arti standar tinggi, bukan standar "ecek-ecek". Standar yang dikenakan pada diri sendiri akan melahirkan karya yang sesuai dengan standar tuntutan diri itu juga seperti kata pepatah tetua kita bahwa "buah tak akan jatuh jauh dari pohonnya". Karya adalah buah dari sastrawan, si pohon. Dengan standar dunia ini , sastrawan menjadi manusia yang terbuka bagi segala masukan. Bukan hanya melihat ke Barat atau ke Timur tapi ke segala penjuru untuk bisa menakar kadar diri . Juga melihat di mana ia dilahirkan. Ada kecenderungan kita hanya melihat ke Barat tapi sedikitpun tidak tahu kampung-halaman. Seakan-akan Barat adalah segala-galanya dan kampung-halaman sama dengan ketinggalan zaman. Lebih konyol lagi jika oleh hilangnya orientasi, sastrawan jadi budak uang yang diciptakan oleh manusia. Manusia jadi budak ciptaannya sendiri. Jika demikian, kita akan melihat adanya sastrawan yang merosotkan dan bahkan menjual diri? Hebatnya tidak sedikit dengan penjualan diri dan pemerosotan diri bahkan menganggap diri sebagai pembaharu. Berdasarkan pengalaman pahit-getirnya, nampak padaku bahwa Kathirina bukan dari jenis sastrawan begini. Ia menjadi sangat berhati-hati dan setia pada akarnya. Menajamkan mata melihat gejala -- hal penting bagi karya seorang sastrawan termasuk penyair. Sastrawan atau penyair bukanlah manusia sejenis bunglon tapi manusia berprinsip. Dari sastrawan tipe inilah kukira bisa diharapkan sumbangan-sumbangan manusiawi dan bukan dari sastrawan yang melacurkan kemanusiaan. Ferdinand Celine yang pro fasis memang dicatat dalam sejarah sastra Perancis, sebagai tanda kejujuran ilmiah, tapi sejarah kemanusiaan mencatatnya barangkali sebagai titik hitam di halaman sejarah sastra Perancis. Sejarah sastra Perancis mencatatnya karena ia memang ada secara nyata. Yang nyata tetap ada tidak bisa dihapuskan atas dasar suka dan tidak suka. Pencatatan nama Celine, juga mencerminkan penghormatan hak atas perbedaan. Agaknya di Indonesia, orang kurang berani menghadapi kenyataan sebagaimana adanya. Dan bagaimana Kathirina? Sebagai penyair dan anak manusia ia mencoba menyimpulkan pengalamannya yang berliku, kemudian menghadapi kenyataan sebagaimana adanya kenyataan itu. Jika ia menangis karena kepahitan, maka tangisnya adalah tangis kejujuran bahwa ia sakit dan disakiti kenyataan yang kadang berada di luar kendali keinginannya. Tapi justru tangis ini membuatnya makin sadar akan garangnya hidup dan mengeraskan tulang-belulangnya untuk mencintai hidup dengan segala konsekwensinya karena seperti dikatakan oleh Louis Aragon, penyair dan romanis Perancis: "hidup lebih sulit dari pada mati". Kathirina nampaknyua !memilih hidup dan barangkali seperti Chairil Anwar ia pun ingin "hidup seribu tahun lagi" dan "sekali berarti sudah itu mati". Sikap ini kubaca dari puisi-puisinya yang merupakan proses pergulatan nilai pada diri penyair Kota Kinibalu ini. Dalam hal ini, ia tidak menggantungkan dir i pada langit karena sebagai anak Dayak, sadar atau tidak ia masih diresapi oleh pandangan dan sikap budaya :"rengan tingang nyanak jata" [anak enggang putera-puteri naga], konsep hidup dan mati manusia Dayak, yang menunjukkan peranan dan pengaruh budaya lokal pada orang-orang lokal. Sayangnya, budaya lokal sering tidak diindahkan. Bahkan dikenal selayaknya pun tidak! Modern seakan identik dengan Barat, bukan pada masalah tanggap zaman dan apresiatif. Kathirina agaknya menyadari masalah ini. Paris,Nopember 2005. ---------------- JJ. Kusni [Non-text portions of this message have been removed] ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> Help save the life of a child. Support St. Jude Children's Research Hospital. http://us.click.yahoo.com/cRr2eB/lbOLAA/E2hLAA/BRUplB/TM --------------------------------------------------------------------~-> *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. http://www.ppi-india.org *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Reading only, http://dear.to/ppi 4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx 5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx 6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/ ** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List ** ** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: ** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ ** ** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral scholarship, kunjungi http://informasi-beasiswa.blogspot.com **