** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List ** ** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: ** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ ** ** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral scholarship, kunjungi http://informasi-beasiswa.blogspot.com **REPUBLIKA Senin, 21 Nopember 2005 Antrean Kemiskinan Oleh : Iman Sugema Seorang wanita setengah baya bersama anaknya yang masih balita mengantre dua liter minyak tanah di sebuah pangkalan sejak pagi tadi. Sudah delapan jam ia mencoba menenangkan anaknya yang tampak memerah karena kepanasan. Ia tak kuat lagi membeli susu. Sesekali anaknya hanya diberi air bening saja untuk menutupi kehausan. Waktu hampir sore dan akhirnya ia mendapatkan minyak yang ia butuhkan. Air mata keluar dari pelupuk matanya, dan dari bibirnya keluar puji syukur kepada Allah. Selepas itu, kata-katanya sungguh mengejutkan, ia melaknat penguasa negeri ini. Saya tidak tahu ada berapa juta orang pada saat yang sama yang memberi laknat kepada pemerintah. Sungguh hal itu membuat saya merinding. Sederhana saja, ia merasa teraniaya dan doa orang teraniaya sudah dijamin kemakbulannya. Teraniaya oleh siapa? Beberapa menit kemudian saya sampai di pom bensin tol Jagorawi untuk mengisi bahan bakar. Tak sampai sepuluh menit, mobil saya sudah terisi penuh premium yang cukup untuk mondar-mandir selama dua hari. Kalau saja saya tak melihat peristiwa yang menimpa wanita tersebut, niscaya saya akan luput memperhatikan betapa tidak adilnya kita memperlakukan kaum duafa. Hari itu telah memberikan pelajaran yang paling berharga buat saya. Dia harus mengantre delapan jam untuk mendapatkan dua liter minyak tanah. Saya cukup mengantre sepuluh menit untuk mendapatkan empat puluh liter premium. Harga bensin dan solar dijamin sama di pom bensin mana pun. Harga minyak tanah dijamin tidak sama, kecuali dalam radius tertentu dari pangkalan Pertamina. Sungguh tidak adil. Sebulan kemudian suami si wanita tersebut mengantre di kantor pos untuk mencairkan BLT. Ia datang beramai-ramai dengan tetangganya yang sudah mendapatkan KKB. Setelah mendapatkan uang tersebut, yang ia beli ternyata adalah sebuah ponsel second seharga Rp 250.000. Sisanya, ia belikan pulsa. Tentu hal ini membuat istrinya hanya mampu menangis tersedu-sedu, ia tak habis pikir mengapa suaminya tak memikirkan anaknya yang butuh susu tambahan. Itu belum seberapa. Temannya ada yang membeli mimpi. Sebagian uang BLT dihabiskan untuk membeli togel. Peristiwa itu mengingatkan saya pada saat mengikuti kuliah ekonomi publik dulu. Dosen saya bilang: people become poor, not because they were poor, but because of poor policy. Intinya, kemiskinan terjadi karena kebijakan yang salah. Kesalahan bisa menyebabkan orang miskin bertambah banyak. Kesalahan juga bisa mengakibatkan orang miskin tak mampu menolong dirinya sendiri. Mari kita contohkan hal ini dengan kasus BLT dan kenaikan harga BBM. BLT tentu saja secara prinsip memiliki tujuan yang sangat mulia karena bertujuan untuk sedikit meringankan beban orang miskin akibat kenaikan harga BBM. Tapi kebijakan yang baik tidak hanya cukup dinilai dari tujuannya saja. Kalau uang BLT dibelikan ponsel, maka beban sehari-hari keluarga miskin akan bertambah akibat ia harus beli pulsa. Dalam kasus ini pemberian BLT bukannya menurunkan beban hidup, tetapi justru menambahnya. Kalau uang BLT dibelikan togel, tentu uang itu hilang percuma. Untuk mengatasi hal ini, di Meksiko, BLT hanya boleh dibelanjakan untuk hal-hal tertentu saja seperti makanan, pendidikan, dan kesehatan. Itulah yang disebut conditional cash transfer. Karena memang tujuannya adalah untuk meringankan beban hidup, maka kita harus betul-betul yakin bahwa uang tersebut bermanfaat bagi yang menerimanya. Yang menjadi masalah apakah kita siap untuk memperbaiki mekanisme ini secara menyeluruh sebelum penyaluran BLT yang kedua? Telah terjadi konflik yang terpendam di antara orang miskin atau yang merasa miskin. Kebijakan yang tadinya dimaksudkan untuk mengatasi ketidakadilan antara orang miskin dan orang kaya, ternyata memicu rasa ketidakadilan di kalangan bawah. Tentu itu karena BLT banyak salah sasaran. Akibatnya banyak korban jiwa dan kantor lurah yang dirusak. Bisa diperkirakan bahwa pada penyaluran yang kedua, konflik horizontal akan semakin marak. Mereka yang masih bersabar karena tidak kebagian di penyaluran pertama, akan lebih berang pada saat penyaluran kedua bila mendapati dirinya tak kunjung dapat BLT. Masalahnya bertambah lebih rumit lagi karena inflasi yang terjadi ternyata melebihi yang diperkirakan oleh pemerintah. Inflasi year on year telah mencapai 17,89 persen. Dengan kondisi seperti ini, jumlah orang miskin tentunya tidak lagi sama dengan yang telah diperkirakan BPS semula yakni; 40 juta orang miskin dan 22 juta hampir miskin. Berbagai studi yang dilakukan oleh UNIDO dan Smeru menunjukan bahwa jumlah orang miskin sangat sensitif terhadap inflasi. Kita tunggu saja data BPS yang akan terbit dalam waktu dekat ini untuk mengkonfirmasi mengenai hal ini. Intinya, akan lebih banyak orang yang merasa hidupnya lebih sulit dibanding dengan sebelumnya, sementara pendapatan mereka tidak kunjung meningkat. Kesalahan memang telah terjadi ketika keputusan kenaikan harga BBM tersebut dirancang. Adalah sangat mengherankan bahwa ketika itu tim ekonomi berpendapat bahwa kenaikan harga BBM yang tinggi akan lebih ringan dampaknya dibanding kenaikan harga BBM yang dicicil. Saya teringat dengan sasaran IMF dan Bank Dunia kepada pemerintah Soeharto di tahun 1997 yang lalu untuk menaikkan suku bunga secara drastis dan akibatnya sektor perbankan rontok. Sekarang, sudah banyak industri yang rontok tak tahan menanggung peningkatan biaya produksi. Akibatnya, PHK akan meluas dan kemiskinan semakin membengkak. Dalam kacamata public policy, hal tersebut menunjukkan telah hilangnya kehati-hatian dalam perancangan kebijakan publik yang menyebabkan penderitaan masyarakat banyak. Kini setelah semua itu terjadi, apa yang kita harapkan dari pemerintah? Pertama, tentu kita mengharapkan pemerintah memiliki lebih banyak empati tentang kesulitan yang dihadapi oleh masyarakat dan dunia usaha. Kedua, kita mengharapkan agar pengambilan keputusan didasarkan atas pertimbangan manfaat dan biaya yang terukur. Kenaikan harga BBM yang lalu menunjukkan bahwa tim ekonomi telah meremehkan dampak sosial ekonominya. Ketiga, politik anggaran harus diubah orientasinya menjadi lebih pro terhadap penciptaan lapangan kerja dan pengurangan kemiskinan. Dalam situasi yang serba sulit seperti ini, efisiensi dan efektivitas anggaran harus menjadi perhatian utama. Presiden beberapa waktu yang lalu telah menginstruksikan penghematan anggaran di lingkungan istana. Kok, para menterinya nggak ikutan ya? [Non-text portions of this message have been removed] ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> Help save the life of a child. Support St. Jude Children's Research Hospital. http://us.click.yahoo.com/cRr2eB/lbOLAA/E2hLAA/BRUplB/TM --------------------------------------------------------------------~-> *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. http://www.ppi-india.org *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Reading only, http://dear.to/ppi 4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx 5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx 6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/ ** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List ** ** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: ** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ ** ** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral scholarship, kunjungi http://informasi-beasiswa.blogspot.com **