[nasional_list] [ppiindia] Antrean Kemiskinan

  • From: "Ambon" <sea@xxxxxxxxxx>
  • To: <"Undisclosed-Recipient:;"@freelists.org>
  • Date: Wed, 23 Nov 2005 00:11:35 +0100

** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral 
scholarship, kunjungi 
http://informasi-beasiswa.blogspot.com **REPUBLIKA
Senin, 21 Nopember 2005


Antrean Kemiskinan 

Oleh : Iman Sugema 


Seorang wanita setengah baya bersama anaknya yang masih balita mengantre dua 
liter minyak tanah di sebuah pangkalan sejak pagi tadi. Sudah delapan jam ia 
mencoba menenangkan anaknya yang tampak memerah karena kepanasan. Ia tak kuat 
lagi membeli susu. Sesekali anaknya hanya diberi air bening saja untuk menutupi 
kehausan. Waktu hampir sore dan akhirnya ia mendapatkan minyak yang ia 
butuhkan. Air mata keluar dari pelupuk matanya, dan dari bibirnya keluar puji 
syukur kepada Allah. 

Selepas itu, kata-katanya sungguh mengejutkan, ia melaknat penguasa negeri ini. 
Saya tidak tahu ada berapa juta orang pada saat yang sama yang memberi laknat 
kepada pemerintah. Sungguh hal itu membuat saya merinding. Sederhana saja, ia 
merasa teraniaya dan doa orang teraniaya sudah dijamin kemakbulannya. Teraniaya 
oleh siapa? 

Beberapa menit kemudian saya sampai di pom bensin tol Jagorawi untuk mengisi 
bahan bakar. Tak sampai sepuluh menit, mobil saya sudah terisi penuh premium 
yang cukup untuk mondar-mandir selama dua hari. Kalau saja saya tak melihat 
peristiwa yang menimpa wanita tersebut, niscaya saya akan luput memperhatikan 
betapa tidak adilnya kita memperlakukan kaum duafa. Hari itu telah memberikan 
pelajaran yang paling berharga buat saya.

Dia harus mengantre delapan jam untuk mendapatkan dua liter minyak tanah. Saya 
cukup mengantre sepuluh menit untuk mendapatkan empat puluh liter premium. 
Harga bensin dan solar dijamin sama di pom bensin mana pun. Harga minyak tanah 
dijamin tidak sama, kecuali dalam radius tertentu dari pangkalan Pertamina. 
Sungguh tidak adil.

Sebulan kemudian suami si wanita tersebut mengantre di kantor pos untuk 
mencairkan BLT. Ia datang beramai-ramai dengan tetangganya yang sudah 
mendapatkan KKB. Setelah mendapatkan uang tersebut, yang ia beli ternyata 
adalah sebuah ponsel second seharga Rp 250.000. Sisanya, ia belikan pulsa. 
Tentu hal ini membuat istrinya hanya mampu menangis tersedu-sedu, ia tak habis 
pikir mengapa suaminya tak memikirkan anaknya yang butuh susu tambahan. Itu 
belum seberapa. Temannya ada yang membeli mimpi. Sebagian uang BLT dihabiskan 
untuk membeli togel.

Peristiwa itu mengingatkan saya pada saat mengikuti kuliah ekonomi publik dulu. 
Dosen saya bilang: people become poor, not because they were poor, but because 
of poor policy. Intinya, kemiskinan terjadi karena kebijakan yang salah. 
Kesalahan bisa menyebabkan orang miskin bertambah banyak. Kesalahan juga bisa 
mengakibatkan orang miskin tak mampu menolong dirinya sendiri. 

Mari kita contohkan hal ini dengan kasus BLT dan kenaikan harga BBM. BLT tentu 
saja secara prinsip memiliki tujuan yang sangat mulia karena bertujuan untuk 
sedikit meringankan beban orang miskin akibat kenaikan harga BBM. Tapi 
kebijakan yang baik tidak hanya cukup dinilai dari tujuannya saja. Kalau uang 
BLT dibelikan ponsel, maka beban sehari-hari keluarga miskin akan bertambah 
akibat ia harus beli pulsa. 

Dalam kasus ini pemberian BLT bukannya menurunkan beban hidup, tetapi justru 
menambahnya. Kalau uang BLT dibelikan togel, tentu uang itu hilang percuma. 
Untuk mengatasi hal ini, di Meksiko, BLT hanya boleh dibelanjakan untuk hal-hal 
tertentu saja seperti makanan, pendidikan, dan kesehatan. Itulah yang disebut 
conditional cash transfer. Karena memang tujuannya adalah untuk meringankan 
beban hidup, maka kita harus betul-betul yakin bahwa uang tersebut bermanfaat 
bagi yang menerimanya. 

Yang menjadi masalah apakah kita siap untuk memperbaiki mekanisme ini secara 
menyeluruh sebelum penyaluran BLT yang kedua? Telah terjadi konflik yang 
terpendam di antara orang miskin atau yang merasa miskin. Kebijakan yang 
tadinya dimaksudkan untuk mengatasi ketidakadilan antara orang miskin dan orang 
kaya, ternyata memicu rasa ketidakadilan di kalangan bawah. 

Tentu itu karena BLT banyak salah sasaran. Akibatnya banyak korban jiwa dan 
kantor lurah yang dirusak. Bisa diperkirakan bahwa pada penyaluran yang kedua, 
konflik horizontal akan semakin marak. Mereka yang masih bersabar karena tidak 
kebagian di penyaluran pertama, akan lebih berang pada saat penyaluran kedua 
bila mendapati dirinya tak kunjung dapat BLT.

Masalahnya bertambah lebih rumit lagi karena inflasi yang terjadi ternyata 
melebihi yang diperkirakan oleh pemerintah. Inflasi year on year telah mencapai 
17,89 persen. Dengan kondisi seperti ini, jumlah orang miskin tentunya tidak 
lagi sama dengan yang telah diperkirakan BPS semula yakni; 40 juta orang miskin 
dan 22 juta hampir miskin. Berbagai studi yang dilakukan oleh UNIDO dan Smeru 
menunjukan bahwa jumlah orang miskin sangat sensitif terhadap inflasi. Kita 
tunggu saja data BPS yang akan terbit dalam waktu dekat ini untuk 
mengkonfirmasi mengenai hal ini. Intinya, akan lebih banyak orang yang merasa 
hidupnya lebih sulit dibanding dengan sebelumnya, sementara pendapatan mereka 
tidak kunjung meningkat.

Kesalahan memang telah terjadi ketika keputusan kenaikan harga BBM tersebut 
dirancang. Adalah sangat mengherankan bahwa ketika itu tim ekonomi berpendapat 
bahwa kenaikan harga BBM yang tinggi akan lebih ringan dampaknya dibanding 
kenaikan harga BBM yang dicicil. Saya teringat dengan sasaran IMF dan Bank 
Dunia kepada pemerintah Soeharto di tahun 1997 yang lalu untuk menaikkan suku 
bunga secara drastis dan akibatnya sektor perbankan rontok. Sekarang, sudah 
banyak industri yang rontok tak tahan menanggung peningkatan biaya produksi. 
Akibatnya, PHK akan meluas dan kemiskinan semakin membengkak. Dalam kacamata 
public policy, hal tersebut menunjukkan telah hilangnya kehati-hatian dalam 
perancangan kebijakan publik yang menyebabkan penderitaan masyarakat banyak.

Kini setelah semua itu terjadi, apa yang kita harapkan dari pemerintah? 
Pertama, tentu kita mengharapkan pemerintah memiliki lebih banyak empati 
tentang kesulitan yang dihadapi oleh masyarakat dan dunia usaha. Kedua, kita 
mengharapkan agar pengambilan keputusan didasarkan atas pertimbangan manfaat 
dan biaya yang terukur. Kenaikan harga BBM yang lalu menunjukkan bahwa tim 
ekonomi telah meremehkan dampak sosial ekonominya. Ketiga, politik anggaran 
harus diubah orientasinya menjadi lebih pro terhadap penciptaan lapangan kerja 
dan pengurangan kemiskinan. Dalam situasi yang serba sulit seperti ini, 
efisiensi dan efektivitas anggaran harus menjadi perhatian utama. Presiden 
beberapa waktu yang lalu telah menginstruksikan penghematan anggaran di 
lingkungan istana. Kok, para menterinya nggak ikutan ya? 




[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Help save the life of a child. Support St. Jude Children's Research Hospital.
http://us.click.yahoo.com/cRr2eB/lbOLAA/E2hLAA/BRUplB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. http://www.ppi-india.org
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Reading only, http://dear.to/ppi 
4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx
5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx
6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral 
scholarship, kunjungi 
http://informasi-beasiswa.blogspot.com **

Other related posts:

  • » [nasional_list] [ppiindia] Antrean Kemiskinan