SBY dan Putin dari Sisi Lain Description: 13627282761114233987 Coba lihat itu, dalam tinggi fisik SBY mengalahkan Putin, padahal SBY Presiden negara berkembang. Namun dalam ketegasan, SBY kalah jauh dengan Putin. Ilustrasi: dnberita.com SBY sebagai presiden yang menarik untuk terus ditulis, walau banyak yang tak suka pada SBY, terutama lawan-lawan politiknya dan partai opoisi, yang sampai saat ini"bos"nya tak pernah mengakui kekalahannya, padahal sudah dua kali KO, kalah telak dalam Pilpres 2004 dan 2009, dan karena penasarannya, tahun 2014 masih juga mencalonkan diri lagi, padahal suaminya si"bos' opsisi sudah legowo dan menyarankan untuk mundur dari pencalonan Pilpres 2014. Mungkin kalau SBY dibolehkan dalam konstitusi, boleh maju lagi, SBY masih menjadi pilihan yang utama, dan kalau "bos' oposisi itu maju melawan SBY lagi, yakin kedudukan menjadi tambaha telak, tiga nol! Oya, tulisan ini untuk melihat SBY dan Putin, bukan SBY dengan si"bos" di partai oposisi, tak ada yang menarik buat ditulis, kok pengantarnya beda, maaf, kebablasan. Loh kenapa SBY dengan Putin, bukan SBY dengan presiden yang lainnya, mari kita lihat, karena antara SBY dan Putin ternyata punya banyak kesaman dan banyak juga perbedaannnya. Perbedaan yang paling unik antara SBY dan Putin adalah kalau SBY kemana-mana dalam perjalanan dinasnya, istrinya "ngintilin" terus, jadi situ ada SBY di situ pula ada ibu Ani, padahal yang dinas itu presidennya, bukan istrinya. Beda sekali dengan Putin, orang-orang hampir tak mengenal siapa istrinya Putin, mengapa? Dalam perjalan dinasnya atau kunjungan kerjanya, baik di dalam atau ke luar negeri, Putin tak membawa-bawa istrinya, atau istrinya tak "ngintilin" terus. Jadi jelas sekali mana dinas, mana kehidupan pribadi, yang memang seharusnya dipisahkan. Karena beda dana untuk perjalanan dinas dengan dana dari pengeluaran sendiri. SBY salah satu jenderal yang presiden, santun, sabar ini bagi yang pro penilaiannya, bagi yang kontra SBY adalah presiden yang "lelet" lambat, pengeluh. Terlepas dari yang pro dan yang kontra mari kita lihat SBY dari sisi lain, mari bandingkan dengan presiden Rusia, Putin, loh apa hubungannya SBY dengan Putin? Ada dan banyak, mengapa? Karena diakui atau tidak Rusia adalah negara yang punya jasa besar ketika terjadi pembebasan Irian Barat, sakarang Papua, dari penjajahan Belanda. Rusia, dulu Uni Soviet, telah membantu Indonesia tanpa imbalan macam-macam, jangan lupa Papu adaah pulau yang kaya dengan sumber daya alam, ketika papu bebas dari Belanda, Rusia tak minta apa-apa, justru yang masuk adalah Amerika Serikat dengan PT Preportnya di Tembagapura, yang isinya emas, bukan tembaga. Dan jangan lupa juga, persahabatan Indonesia Rusia sudah berjalan 60 tahun, tak pernah putus, walau pernah "sepi" setelah ada peristiwa G 30 S PKI di jaman Orba, Namun setelah Orba bubar hubungan Indonesia Rusia semakin erat. Jadi jelas hubungan kedua kepala negara Indonesia dan Rusia, yaitu SBY dan Putin itu erat, lalu apanya yang menarik untuk diangkat, dimana perbedaan kesamaan diantara keduanya? Bisa kita mulai dari perbedaannya dulu, dan ini diakui atau tidak SBY punya kelebihan sendiri terhadap Putin, apa itu? SBY secara fisik lebih tinggi dari Putin, ini membanggakan bagi Indonesia, negara yang berkembang punya Presiden yang tak kalah ketinggian fisiknya dengan negara maju, seperti Rusia. Dan kalau SBY berdiri dengan Putin, Putin hampir sebahunya SBY, ini tak dapat dipungkiri. Putin relatif mudah menjadi Presiden Rusia, karena wilayah Rusia yang hampir seluruhnya daratan yang sangat luas, bahkan terluas di dunia, sehingga dari ujung Barat sampai ujung Timur Rusia mengalami perbedaan waktu tak kurang dari 11 jam! Jadi bisa anda bayangkan luasnya negara Rusia, yang kalau di ujung baratnya jam 1 siang, di ujung Timurnya sudah jam 11 malam! Nah dengan luas seperti ini, cenderung karena hampir seluruhnya daratan penduduknya relatif homogen, jadi lebih mudah mengurus, ketimbang mengurus Indonesia mempunyai pulau terbanyak di dunia, tak kurang dari 17.000 an pulau. Dari posisi ini SBY lagi-lagi punya kelebihan sendiri ketimbang Putin, jangan-jangan kalau Putin yang menjadi presiden di Indonesia bisa-bisa gaya KGBnya akan dilakukan, apa lagi melihat kondisi atau situasi setealh reformasi di Indonesia, terjadi kebebasan yang kebablasan, dengan kekuatannya Putin akan segera memadamkan kebebasan yang kebablasan tadi, dan ternyata berhasil dipakai di Rusia, walau hal ini dikecam oleh Barat, ya siapa lagi kalau bukan AS yang mengatasanamakan HAM. Description: 1362731602137520510 Putin dan istrinya, Lyudmila, di Taj Mahal, Agra, India. Foto: twitsnaps.com Perbedaan yang lain, misalnya, di jaman SBY yang kebetulan jaman reformasi, dimana TNI dan POLRI dipisahkan, sehingga terlihat "persaingan" yang tidak sehat dan terjadi kecemburuan sosial, terutama setelah Polisi diberi bantuan yang sangat besar dalam rangka memberantar terorisme oleh "sang paman" yang jauh di sana. Di era SBY, TNI dan POLRI sering baku hantam. Nah bedanya dengan Putin di Rusia, yang namanya tentara dan Polisinya Rusia, tak terdengar adanya baku hantam, apa lagi sampai bakar-bakaran gedung dan menyerang satu sama lain! Perbedaan lainnya, SBY yang terlalu hati-hati, terkesan lambat, sehingga seringkali mengambil keputusannya tidak segera, tidak cepat! Sehingga suatu kasus menjadi berlarut-larut, karena tidak segera ditangani. Dan ini terlihat ketika SBY berhadapan dengan "anak macanya" sendiri. Beda dengan Putin, dengan ketegasannya, jangankan di dalam negeri, di luar negeri pun, Putin dikenal tegas! AS akan mikir beribu kali kalau sudah berhadapan dengan Putin. Jadi berhadapan dengan AS pun terjadi perbedaan yang sangat, antara Putin dengan SBY, dan memang susah buat dibandingkan, Putin berani kepada AS, karena punya nuklir! Jangan coba-coba menyerang Rusia, nuklir akan bicara! Beda dengan SBY, yang mau tak mau, karena Indonesia punya hutang dan Indonesia perlu membangun, ya apa boleh buat, SBY terpaksa harus merunduk pada AS! Bila tidak, jangan-jangan AS akan melakukan embargo senjata, seperti di jaman Orba dulu, dengan alasan HAM di Timor Timur. SBY tak akan bisa selantang Putin atau kalau dibandingkan dengan negara berkembang lainnya, Iran. SBY tak akan bisa selantang Ahmad Dinedjad, karena program nuklir terus berjalan. Indonesia harus punya nuklir, namun yang ini memang gawat, banyak yang tak setuju. Kita kembali ke SBY dan Putin, ada yang unik antara SBY dan Putin ternyata punya kesamaan yang banyak, SBY dan Putin sama-sama sebagai kepala negara di mana rakyatnya sama-sama sedang gelisah akibat globalisasi diberbagai bidang, yang kalau tak ditangani hati-hati, bisa-bisa industri-industri dalam negeri habis "dilalap" oleh industri-industri asing, yang kaya dengan modal. Dan pasar-pasar tradisioinil tergilas habis oleh mall-mall. Kesamaannya yang lain, SBY dan Putin, sama-sama tentara. Jadi dua kepala negara ini adalah bekas militer yang keduanya sama-sama jatuh bangun ketika menjadi prajurit. SBY dan Putin sama-sama tak dikenal sebelumnya, sama-sama tentara yang tunduk pada atasan masing-masing. Tapi "suratan tangan" bagi SBY dan Putin hampir sama, sama-sama bisa muncul setelah adanya reformasi di negara-masing-masing. Kalau Uni Soviet tak bubar, Putin tak akan pernah ada, dan tetap jadi serdadu! Begitu juga SBY, kalau Orba tidak bubar, SBY akan tentap jadi tentara, karena memang cita-citanya menjadi Panglima. Jadi nasib atau "suratan tangan" yang menyebabkan keduanya kini menjadi presiden. Putin telah dua kali menjadi presiden Rusia, kemudian istirahat menjadi PM Rusia, dan pemilu tahun yang lalu Putin terpilih lagi menjadi presiden Rusia untuk ketiga kalinya dan konstitusi Rusia membolehkan hal tersebut. Nah bedanya dengan SBY, SBY tak bisa lagi menjadi presiden yang ketiga kalinya, kalau bisa, ya harus merubah konstitusi dulu, dan ini tak mudah. Dan ini semoga tak terjadi, kalau ini dilakukan, jangan-jangan akan lahir Orba versi baru.. oh tidak!