[apapun] Kota Gunungsitoli, Pintu Gerbang Wisata Kepulauan Nias yang (Tidak) Menikmati Kunjungan Wisatawan

  • From: "GUNAWAN PRAKOSO" <gunawan.prakoso@xxxxxxxxx>
  • To: <apapun@xxxxxxxxxxxxx>
  • Date: Wed, 27 Mar 2013 23:07:01 +0700

Kota Gunungsitoli, Pintu Gerbang Wisata Kepulauan Nias yang (Tidak)
Menikmati Kunjungan Wisatawan

 

 

Kepulauan Nias merupakan salah satu Daerah Tujuan Wisata (DTW) favorit bagi
wisatawan baik domestik maupun luar negeri, terutama bagi penggemar wisata
surfing yang sudah melegenda, atau pencinta eksotisme pantainya yang
mempesona, maupun atraksi budaya dan seni tradisional yang selalu mengundang
decak kagum setiap pengunjungnya.

Pasca pemekaran Kabupaten Nias menjadi 4 (empat) Kabupaten dan 1 Kota,
konsentrasi kunjungan wisatawan sudah terfokus pada daerah tujuan wisata
yang telah masuk dalam teritorial masing-masing daerah otonom. Seperti
halnya Pantai Sorake dan Lagundri
<http://nias-traveler.blogspot.com/2013/02/the-best-magical-waves-of-sorake-
and.html> , serta Perkampungan Tradisional Bawomataluo yang sekarang sedang
dalam proses menjadi desa warisan dunia oleh UNESCO di Kabupaten Nias
Selatan, atau Pulau Asu
<http://nias-traveler.blogspot.com/2013/02/asu-island-paradise-on-earth.html
>  yang dikenal sebagai “Paradise on the Earth” (Surga Dunia) di Kabupaten
Nias Barat yang dulunya berada dalam wilayah Kabupaten Nias.

Description: 13643129881277137804

Bandar Udara Binaka Gunungsitoli, pintu gerbang ke Pulau Nias

Kota Gunungsitoli yang memiliki posisi strategis sebagai Pintu Gerbang
menuju ke-empat Kabupaten lainnya di Pulau Nias karena dua jalur
transportasi vital yakni Bandar Udara Binaka dan Pelabuhan Angin berada
dalam wilayahnya, namun posisi strategis terebut tidaklah mampu
dimaksimalkan dalam hal meraup jumlah kunjungan wisatawan, baik domestik
maupun mancanegara. Sebagai contoh, kunjungan wisatawan mancanegara, ke Kota
Gunungsitoli adalah 151 orang (tahun 2009), 174 orang (tahun 2010), 182
orang (tahun 2011), 212 orang tahun 2012, dan kunjungan wisatawan domestik
22.598 orang (tahun 2009), 22.652 orang (tahun 2010), 22.894 orang (tahun
2011), serta 23.530 orang (tahun 2012). Sementara di Kabupaten Nias Selatan
sendiri wisatawan mancanegara 6.889 orang (tahun 2009), 440 orang (tahun
2010), 1.250 (tahun 2011), dan wisatawan domestik 18.078 orang (tahun 2009),
14.442 orang (2010), 14.475 orang (tahun 2011). Disini terlihat jelas sekali
selisih perbedaan antara kunjungan wisatawan mancanegara di Gunungsitoli dan
Nias Selatan pada tahun 2009 (6.738 orang atau 4.462%), tahun 2010 (266
orang, atau 152%), dan tahun 2011 sekitar 316%.

Description: 1364313106228597520

Pelabuhan Angin Gunungsitoli, Pintu gerbang transportasi laut ke Pulau Nias

Dari data di atas jelas terlihat kesenjangan kunjungan wisatawan (terutama
mancanegara) antara Kota Gunungsitoli dan Kabupaten Nias Selatan. Sangat
disayangkan karena hingga saat ini Kota Gunungsitoli masih belum mampu
mengokohkan posisinya sebagai pintu gerbang wisata dan memaksimalkan
usahanya dalam menjaring para wisatawan mancanegara ini. Seandainya Kota
Gunungsitoli mampu berbenah dan menangkap peluang ini maka secara otomatis
Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan pendapatan masyarakat Kota Gunungsitoli
akan terdongkrak.

Description: 13643149801434545946

 

Rumah Adat Nias di Desa Tumori

Dalam upaya menjaring wisatawan ke Kota Gunungsitoli, perlu adanya upaya
ekstra keras dan berani tampil beda dalam memunculkan hal-hal yang baru
dengan memanfaatkan dan mengembangkan potensi yang sudah ada. Memang kita
akui dan sama-sama meng-amini bahwa pesona wisata pantai dan surfing tidak
bisa kita rebut dari Nias Selatan, Nias Barat dan Nias Utara, namun kita
memiliki potensi dan keunikan dalam hal seni budaya, arsitektur tradisional
dan peninggalan bersejarah yang bisa kita jual. Di sinilah peluang yang
dapat kita tangkap tersebut, sehingga setiap wisatawan dapat merasakan 1
paket spesial bila berkunjung ke Pulau Nias yakni menikmati wisata bahari di
salah satu dari ke-3 kabupaten serta wisata adat dan budaya di Kota
Gunungsitoli.

Bercermin dari kota Medan yang juga merupakan pintu gerbang dan tempat
transit wisatawan asing menuju daerah tujuan wisata di Sumatera Utara (Pulau
Nias, Danau Toba, Berastagi, Langkat) yang sebenarnya tidak memiliki objek
wisata yang ditawarkan untuk menggaet wisatawan agar tinggal beberapa hari
di sana. Namun Pemko Medan menyadari hal ini dan menjual potensi wisata kota
tua (bangunan kuno, istana maimun dan mesjid raya) sebagai ikon wisatanya
serta menjalin kerjasama (bahkan mengharuskan) agen-agen travel dalam
menggiring wisatawan untuk singgah dan berbelanja di kota Medan sebelum
melanjutkan perjalanannya ke DTW lainnya.

Berdasarkan pengalaman penulis yang saat ini sedang melanjutkan studi di
Daerah Istimewa Yogyakarta, daerah yang merupakan Ikon dan barometer
pariwisata nasional dan bahkan dunia, salah satu program yang dilakukan
dalam menggaet wisatawan adalah dengan memaksimalkan potensi budayanya. Hal
ini dilakukan dengan melakukan pertunjukan budaya secara rutin dan masuk
dalam kalender wisata nasional. Seperti Pertujunkan Gamelan setiap hari
Kamis, Pementasan Wayang Kulit Semalam Suntuk setiap minggu kedua dan
keempat, Pagelaran Drama dan Sendratari Ramayana serta pertunjukan rutin
lainnya.

Description: 13643137041233395369

 

Para Gadis Nias yang Cantik Dalam Balutan Busana Tradisional Nias dari
Sanggar SMKN1 Gunungsitoli Pada Sebuah Acara Penyambutan Tamu (Doc: Foto
Pribadi)

Gunungsitoli Kaya Potensi Seni Budaya dan Adat

Sebenarnya Kota Gunungsitoli sangat kaya akan potensi seni budaya dan adat,
memiliki Lembaga Budaya Nias (LBN) Kota Gunungsitoli yang telah dibentuk
sejak bulan Maret 2012, dan 45 Sanggar Seni Budaya yang beberapa diantaranya
telah mendapatkan bantuan pengembangan dan pembinaan melalui Dinas
Pariwisata Kebudayaan Pemuda dan Olahraga Kota Gunungsitoli, serta objek
wisata rumah adat di Desa Tumöri
<http://nias-traveler.blogspot.com/2013/02/tumori-traditional-settlement-tra
ces-of.html> , Sihare’ö Siwahili, Lölölakha, Gua Tögi Ndrawa
<http://yafaowoloo.wordpress.com/2012/11/17/togi-ndrawa-gua-dengan-peninggal
an-arkeologi-di-gunungsitoli/>  serta Museum Pusaka Nias
<http://nias-traveler.blogspot.com/2013/02/pastor-johannes-hammerle-with-nia
s.html>  yang menyimpan kurang lebih 6.000 koleksi peninggalan bersejarah
nenek moyang orang Nias dari masa lampau. Sebuah paket wisata budaya yang
memiliki nilai jual yang sangat tinggi bila dikemas dalam sebuah paket
wisata yang menarik.

Seandainya sangar-sanggar seni dan budaya yang telah dibentuk dan dibina ini
dapat dberdayakan untuk menampilkan atraksi seni budaya rutin seperti halnya
yang dilakukan pemerintah DIY dalam menjual potensi budaya yang dimilikinya.
Bisa jadi atraksinya sekali atau dua kali seminggu dengan penampilan
bergantian dari masing-masing sanggar baik yang berasal dari sekolah maupun
desa . Banyak nilai positif yang dapat diambil dalam menampilkan atraksi
rutin ini, antara lain sanggar-sanggar yang telah dibina oleh Disparbupora
Gunungsitoli dapat diberdayakan sehingga masing-masing sanggar termotivasi
dan memberikan output dari bantuan pembinaan dan pengembangan yang telah
diberikan, meningkatkan kegairahan anak-anak muda Nias dalam mempelajari dan
melestarikan budaya daerah, adanya hiburan rutin di Kota Gunungsitoli, mampu
menarik minat para wisatawan (baik domestik maupun mancanegara) untuk
berkunjung ke Kota Gunungsitoli sekaligus sebagai bahan promosi seni dan
budaya Nias.

Perlu Kerjasama Antar Pemerintah Kabupaten/ Kota

Kerjasama antara ke-empat kabupaten dan 1 kota juga sangat dibutuhkan karena
saling memiliki keterikatan dan hubungan timbal-balik. Kebutuhan akan Badan
Promosi Wisata Nias (Nias Tourism Board) yang melingkupi seluruh
pemerintahan yang ada di Kepulauan Nias yang digagas pasca seminar
internasional “Kebangkitan Kepariwisataan Kepulauan Nias” di Kota
Gunungsitoli pada bulan Mei 2010 perlu ditindaklanjuti karena hal ini sangat
berperan dalam “Menjual” potensi wisata Kepulauan Nias secara keseluruhan ke
luar. Pembenahan dan pemberdayaan sarana, prasarana serta SDM yang menunjang
kesuksesan industri pariwisata ini juga sangat dibutuhkan termasuk kerjasama
dengan agen-agen perjalanan dan insan perhotelan yang merupakan ujung tombak
promosi pariwisata.

 

JPEG image

JPEG image

JPEG image

JPEG image

Other related posts:

  • » [apapun] Kota Gunungsitoli, Pintu Gerbang Wisata Kepulauan Nias yang (Tidak) Menikmati Kunjungan Wisatawan - GUNAWAN PRAKOSO