[UntirtaNet] Menunggu Ajal Amerika (gera balik Yan..!)

  • From: ali rohman <rohman_ali@xxxxxxxxxxx>
  • To: untirtanet@xxxxxxxxxxxxx
  • Date: Sun, 8 Sep 2002 22:46:28 -0700 (PDT)

Menunggu Ajal Amerika 
Ekonomi Amerika terus jeblok. Skandal demi skandal terkuak secara mengejutkan. 
Akankah ini akhir dari kejayaan Amerika dan Kapitalisme?" 

"Seorang ekonom senior, Dr. Sjahrir, yang juga penganut penganut aliran ekonomi 
kapitalis Amerika, menulis di harian Kompas (15/7/200), dengan nada sedih. 
"Masa-masa milenia ketiga adalah masa-masa di mana satu-satunya kepastian 
adalah semakin meningkatnya ketidakpastian." Kepedihan Sjahrir bukan melihat 
ketidakpastian Indonesia, akan tetapi karena munculnya megaskandal keuangan di 
Amerika. Sebuah negara yang telah melahirkan teori kapitalisme yang banyak 
dibanggakan orang. 
Hari-hari belakangan ini, mungkin merupakan hari ketidakpastian ekonomi Amerika 
Serikat (AS). Ini, berkaitan dengan terkuaknya sejumlah manipulasi skandal 
keuangan di beberapa perusahaan besar di negeri Paman Sam itu. 
Semua orang tahu, AS adalah negara pengekspor ajaran kapitalisme dunia yang 
sering dipuja banyak orang. AS juga dikenal sebagai negara penyeru teori 
demokrasi dan keterbukaan. Namun, tiba-tiba, teorinya yang telah dibangun 
beratus-ratus tahun itu tiba-tiba goyang setelah banyak ditemukan penyelewengan 
keuangan oleh perusahaan-perusahaan raksasa AS. Sebut saja misalnya: Enron, 
WorldCom, Xerox, Arthur Anderson, Tyco, Vivendi, Merck, dan masih banyak lagi. 
Bagaimana mungkin, sebuah negara yang mengaku paling demokratis dan terbuka itu 
tiba-tiba banyak melakukan kebohongan terhadap publik dengan cara memalsukan 
laporan fiktif? 
Enron, sebuah perusahaan energi terbesar di AS diketahui memanipulasi laporan 
keuangan dengan mencatatkan keuntungan 600 juta dollar AS. Padahal perusahaan 
itu tengah mengalami kerugian. Manipulasi keuntungan disebabkan keinginan 
perusahaan agar harga saham tetap diminati investor. Kasus memalukan ini 
kabarnya juga ikut melibatkan orang dalam Gedung Putih termasuk Wakil Presiden 
AS. Anehnya, manipulasi ini dilakukan oleh Arthur Andersen, sebuah kantor 
akuntan publik tersohor dengan cara melakukan audit palsu terhadap laporan 
keuangn Enron Corp. Andersen kabarnya tidak hanya melakukan manipulasi laporan 
keuangan Enron, akan tetapi hampir semua klien yang berada dalam naungannya. 
Manipulasi yang dilakukan Anderson agar performa klien terlihat lebih bagus di 
mata investor. 
Selain Enron, Tyco juga diketahui melakukan sejumlah manipulasi dengan tidak 
mencantumkan penurunan aset baik di divisi keuangan maupun telekomunikasi. Juga 
WorldCom yang merupakan salah satu perusahaan telekomunikasi terbesar di AS ini 
melakukan manipulasi laporan keuangan dengan tidak mencantumkan pelarian dana 
sebesar US$ 3.8 milyar. Perusahaan ini menyatakan membukukan laba tahun 2001 
padahal sesungguhnya justru menderita kerugian yang cukup besar. Juga Xerox 
Corp. yang diketahui memanipulasi laporan keuangan bulan Juni lalu dengan 
mengaku melakukan kesalahan dalam menerapkan standar akunting sehingga dalam 
pembukuan perusahaan mencatatkan laba US$1.4 milyar selama lima tahun. Atas 
kasus ini sejumlah eksekutif senior mengundurkan diri. 
Insiden ini sangat membuat rakyat AS ?terutama kalangan investor dan pemilik 
modal? sempat shock. Apalagi, diketahui skandal-skandal ekonomi terkuak ibarat 
cendawan di musim hujan. Yang sangat membuat masyarakat AS semakin tidak 
percaya diri adalah di antara megaskandal tersebut justru melibatkan lembaga 
pembuat laporan keuangan seperti Akuntan Publik. Kalau akuntan saja sudah tidak 
dapat dipercaya, siapa lagi yang dijadikan pegangan? 
Akibat skandal ekonomi yang memalukan itu dampaknya memang tidaklah ringan. 
Harga saham di bursa-bursa utama dunia terus jeblok. Termasuk saham utama di 
bursa WallStreet, pusat perdagangan AS. Jatuhnya bursa-bursa saham di AS secara 
drastis ini memang belum pernah dialami sebelumnya. Banyak 
perusahaan-perusahaan besar yang sudah bisa dikategorikan sebagai perusahaan 
yang bangkrut dunia-akhirat, seperti Johnson & Johnson, dimana para investor 
yang kebanyakan Yahudi tiba-tiba gelisah dan terpaksa linglung mengupayakan 
agar perusahaan tersebut bisa meningkat atau dengan segala alasan agar dapat 
keluar dari perusahaan tersebut. Selain Johnson & Johnson, yang dinyatakan 
mulai bangkrut adalah Sun Microsystems, Microsoft, dan AOL Time Warner. Tidak 
ketinggalan pula perusahaan raksasa minuman Coca-cola yang juga dikabarkan 
mulai goyah. 
Selain membuat shock, peristiwa bangkrutnya ekonomi AS ini telah membuat banyak 
pengamat terbengong-bengong. Paul Krugman di harian The New York Times 
(29/01/02), menulis dengan rasa tidak percaya, "Skandal bangkrutnya Enron 
seolah menyadarkan kita, ternyata kita seperti orang yang tidak tahu apa-apa 
soal ekonomi, karena mendadak bisa terjadi kebangkrutan dahsyat di depan mata, 
tanpa bisa mengantisipasi sebelumnya", kutipnya. "Ironis. Kini kita tiba-tiba 
menjadi buta, padahal secara faktual kita justru sedang asyik memasuki era 
globalisasi, liberalisasi, kecanggihan teknologi informasi, dan persaingan 
bebas," tambahnya. Menurut Krugman, bagaimana mungkin dengan segala keunggulan 
liberalisasi dan transparansi AS ternyata masih bisa kecolongan sehingga 
perusahaan energi raksasa sekaliber Enron bisa bangkrut? Sebuah ironi yang amat 
besar. 
Tak hanya Krugman, Presiden AS George Bush, langsung berpidato ibarat seorang 
pastor di gedung WallStreet. Bush mengajak semua kalangan pengusaha AS untuk 
berlaku jujur dan bertanggung jawab. Menurut Bush, umumnya pengusaha AS adalah 
orang yang jujur. Hanya karena segelintir orang yang tidak bertanggungjawab, 
citra kapitalisme ?yang diyakini sebagai satu-satunya alat mencapai 
kesejahteraan? menjadi ikut rusak. Toh pidato Bush tak mampu mengangkat saham 
di bursa Wall Street di New York. 
Beberapa media massa AS bereaksi cukup keras. "Kalau Presiden ingin 
mengembalikan kepercayaan pada korporasi di AS, dia harus terlebih dulu 
mengatur rumahnya sendiri," demikian editorial harian The New York Times. 
Konon, pidato Bush dinilai sangat mengecewakan dan bukan cara tepat untuk 
mengatasi persoalan. 


Dihantui Dirinya Sendiri 

Ibarat penyakit, pemerintahan AS kini sedang mengidap komplikasi berat. 
Bangrutnya beberapa perusahaan raksasa AS, cukup menambah kegelisahan yang 
diderita rakyatnya. Harap tahu, cara Presiden Bush menangani masalah WTC dan 
Pentagon tempo hari belum sempat mambuat pemerintah dan rakyat AS punya percaya 
diri. 
Tiada hal paling menakutkan bagi AS sepanjang sejarah, selain orang bernama 
Osama bin Ladin, warga Arab Saudi yang kaya raya, yang dituduh sebagai otak 
penyerang dan penebar kebencian terhadap AS di seluruh dunia. Tidak ada trauma 
paling mengerikan di AS selain peristiwa 11 September lalu. 
Meski tragedi itu sudah 10 bulan berlalu, trauma itu masih terus menyelimuti 
kota New York dan hampir seluruh rakyat AS sampai hari ini. Ini dibuktikan 
dengan ditingkatkannya pengamanan superketat ?bahkan sangat mencolok? di 
berbagai penjuru AS, terutama New York. Puluhan aparat keamanan bersenjata 
lengkap selalu siaga di penjuru kota, terutama terhadap orang-orang 
beridentitas Islam atau berjilbab. 
Pemandangan yang paling terasa banyak ditemukan di setiap bandar udara 
(bandara) di negeri Paman Sam itu adalah wajah garang yang pelit senyum dengan 
senjata laras panjang di punggung, serta mata liar yang selalu memandang 
curiga, menjadi pemandangan biasa di AS. Sejak tragedi itu, pengamanan di 
setiap bandara memang super ketat. Alat cukur pun haram masuk ke negeri ini, 
karena semua barang Anda akan diperiksa dengan X-ray. Bahkan termasuk sepatu 
penumpang saja masih menjadi momok yang amat menakutkan. Juga isi kantung, 
dompet, silet, cutter, sampai pembuka botol minuman, semua benda tajam dan 
runcing misalnya pisau saku, kikir kuku jari, alat pembuka surat, alat 
pembersih kuku, stik golf, pemukul bisbol atau cricket, gunting kuku, pinset, 
pisau pencukur adalah barang-barang yang ditakuti pemerintah Amerika. Security 
screening adalah bagian yang mencolok dari rasa takut pemerintah AS terhadap 
semua orang. 
Setelah sepanjang abad ke-20 AS mengekploitasi dunia dengan segala 
keangkuhannya, kini tiba-tiba menjadi si penakut terhadap orang-orang yang dulu 
dijajahnya. Seorang kolumnis Prancis pernah menulis dalam sebuah memoarnya. 
"Dunia harus memikirkan ancaman yang bertindak di luar negara mereka. Amerika 
Serikat sudah sekian lama memperlakukan kemungkinan munculnya balasan atas 
sikapnya sebagai polisi dunia dan Timur Tengah," Kini, ia telah menanggung 
keangkuhan itu". 
Kolumnis Masud Akhtar Shaikh, dalam kolomnya, "The Downfall of America - The 
Last Western Empire" di Yaman Times, (2/11/01), menyampaikan sebuah saran yang 
cukup bijak, "Jika AS tidak belajar banyak, kelak, nasibnya akan menyusul 
seperti saudaranya Soviet." Sebuah negara yang pernah berjaya lalu jatuh dalam 
lubang kehancuran. 


Akhir Masa Keemasan 

Perjalanan sejarah selalu dihiasi oleh gambaran jatuh bangunnya kejayaan sebuah 
rejim dan peradaban. Pada akhirnya pula, sejarah selalu membuktikan sebuah 
peradaban dan kerajaan jatuh tersungkur. Seperti sebuah diktum, "Setiap ada 
tanjakan, pasti ada pula turunan." Diktum ini agaknya sangat cocok dengan 
kondisi negara adidaya Amerika saat ini. 
Selama hampir lebih dari 200 juta tahun AS mengalami masa kejayaannya dengan 
menyebut diri sebagai negara `Super Power'. Sampai masa itu, kurang lebih satu 
abad, dia telah membuktikan kejatuhannya sebagai sebuah peradaban besar. 
Kekuatan dunia yang telah lama pergi tidak lain adalah tersungkurna kekuasaan 
Komunisme Soviet. 
Kini, setelah mengalami ketakutan akan datangnya teroris, skandal demi skandal 
terus berdatangan. Sementara krisis dalam negeri juga turut andil untuk 
memperparah keadaan. Sebagai catatan jumlah pengangguran di AS hingga kini 
terus meningkat. Dari 3,9% menjadi 5,4% dalam waktu kurang dari satu tahun. 
Angka ini dikabarkan akan terus meroket sepanjang krisis ini. Direktur Fed 
(Bank Sentral AS), baru-baru ini mengatakan bahwa krisis di AS akan berlangsung 
dalam jangka waktu yang panjang. Di Jepang, negeri yang digembar-gemborkan 
mampu memberikan jaminan pekerjaan seumur hidup kepada rakyatnya, mulai 
dihamburi para penganggur. Tercatat pengangguran telah melonjak hingga 6%, 
dengan jumlah orang yang kehilangan pekerjaan sebanyak 3,6 juta orang. 
Beberapa perusahaan raksasa juga oleng, seperti Motorola-Eropa, Ericson, 
Goodyear, British Airways. Bahkan kantor berita Reuter pun telah mem-PHK 
karyawannya. Krisis AS kali ini menyerang mayoritas sektor usaha negeri-negeri 
maju seperti elektronik, otomotif, penerbangan, asuransi, traveling, dan 
lain-lain. Tingkat pengangguran di AS kali ini tertinggi sejak April 1994. 
Menurut Voice of America, sekitar 113 ribu orang kehilangan pekerjaan akibat 
krisis ekonomi. 
AS kini tak seperti dulu lagi. Bencana demi bencana terus melanda. Mungkinkah 
sebuah negara adidaya dan perkasa kemudian mati karena selalu dihantui perasaan 
takutnya sendiri yang berkepanjangan? Wallahu A'lam.? (Cha) 

 "untirtanet@xxxxxxxxxxxxxx" wrote:Tadinamah lamun bisa nguruskeun masang 
Listrik di Majalengka Kota, kabeneran saya boga proyek peternakan hayam,tapi 
pas rek masang listrik, pihak PLN na rek 'KKN'.... cenah, lamun hayang gancang 
kudu mayar sakitu...lamun normal bisa berbulan-bulan......masih aya keneh 
singhoreng nukitu nya??yayan. ----- Original Message ----- From: ali rohman To: 
untirtanet@xxxxxxxxxxxxx Sent: Friday, September 06, 2002 12:33 AMSubject: 
[UntirtaNet] Re: for Ali rohman

Masih,...dinas na di Kadipaten.... 
Minta tulung naon.....tah..........? 
 System Administrator wrote: Li,
Baturan maneh masih di PLN Majalengka henteu?
yayan.
==============================================================(C)opyright 
1999-2002 UntirtaNet
Milis ini dikelola oleh alumni Universitas Tirtayasa Banten - Indonesia
dan terbuka untuk semua Civitas Academica Universitas Tirtayasa Banten
Untuk berlangganan, kirim email ke: untirtanet@xxxxxxxxxxxxx,
dengan Subject 'Subscribe' atau lansung ke
//www.freelists.org/cgi-bin/list?list_id=untirtanet
Untuk kirim pesan: untirtanet@xxxxxxxxxxxxx
Please visit our Homepage: http://www.untirtanet.org


---------------------------------
Do You Yahoo!?
Yahoo! Finance - Get real-time stock quotes


---------------------------------
Do You Yahoo!?
Yahoo! Finance - Get real-time stock quotes

Other related posts: