[breaktime-corner] berita militer...Malaysia segera tempatkan system peluncur roket di Sabah!!

  • From: "Saikhu Rochman" <saikhu.rochman@xxxxxxxxxxxxxxxx>
  • To: <tea-corner@xxxxxxxxxxxxx>
  • Date: Fri, 9 Mar 2012 18:17:16 +0800

Astross II Gandakan Kuasa Tempur TD
<http://indonesiandefense.blogspot.com/2012/03/astross-ii-gandakan-kuasa
-tempur-td.html>  



Pembelian Astross II dari Brazil merupakan sebagian dari rancangan
jangka panjang sistem pertahanan Tentera Darat di Malaysia. (photo :
Kosmo)

 

KUALA LUMPUR - Tentera Darat (TD) bakal memiliki satu lagi rejimen
sistem pelancar roket berganda (SPRB) jenis Astros II buatan Brazil
tidak lama lagi bagi menggandakan kuasa tempur negara.

Sebanyak 18 unit SPRB Astross II akan dibeli bagi melengkapkan kekuatan
Briged Artileri Roket yang ketika ini mempunyai dua rejimen roket jenis
yang sama dan sebuah rejimen artileri pengesan.

Rejimen baharu SPRB Astross II itu nanti dijangka ditempatkan di Sabah.

Difahamkan, pembelian aset terbaharu itu telah dipersetujui Tentera
Darat (TD) menerusi belanjawan pertahanan dalam Rancangan Malaysia
Ke-10.

Sumber memberitahu, kontrak perolehan akan dimeterai antara Kementerian
Pertahanan dengan pembekalnya pada Pameran Perkhidmatan Pertahanan Asia
2012 di sini pada April ini.

"Pembelian ini adalah sebahagian daripada rancangan jangka panjang TD
bagi memperkukuhkan kuasa tempur khasnya, Briged Roket.

"Ia juga merupakan strategi bagi memperkasakan sistem pertahanan darat
dengan adanya dua rejimen roket di Semenanjung dan di Sabah atau
Sarawak," ujar sumber tersebut di sini semalam.

 

PT DI Serahkan Pesawat CN-235 Keempat Pesanan Korsel
<http://beritahankam.blogspot.com/2012/03/pt-di-serahkan-pesawat-cn-235-
keempat.html>  

 
<http://4.bp.blogspot.com/-ZsbvcsMHzns/T1ixeQcMJlI/AAAAAAAAY9w/6j_fRrEzt
1w/s1600/CN-235_ZKorea_001.jpg> 
8 Maret 2012, Bandung: PT Dirgantara Indonesia (PTDI) akan menyerahkan
pesawat CN-235 Maritime Patrol Aircraft (MPA) keempat pesanan Korea
Selatan. Serah terima dilakukan di hanggar PTDI Jalan Pajajaran Kota
Bandung, Jumat (9/3).

"Pesawat yang akan diserahkan besok adalah pesawat keempat pesanan Korea
Selatan atau Korean Coast Guard, serah terimanya besok di hanggar
CN-235," kata Kepala Bidang Humas PT Dirgantara Indonesia, Rokhendi di
Bandung, Kamis (8/3).

Penyerahan pesawat versi militer tercanggih buatan PT Dirgantara
Indonesia itu akan dilakukan oleh Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie
Sjamsudin kepada pihak Korea Selatan. Pesawat itu akan langsung
diterbangkan ke pangkalan Korean Coast Guard di Gimpo Korea Selatan oleh
pilot PTDI Kapten Pilot Adi Budi Atmoko dan Co-Pilot wanita Esther G
serta awak pesawat.

Pada 2011, PTDI juga telah menyerahkan pesawat kedua dan ketiga pesanan
Korea Selatan itu yang dilakukan pada Mei dan Deember 2011. Sebelumnya
Korea Selatan memesan empat pesawat intai maritim menengah itu pada
2008, dan yang akan diserahkan Jumat besok merupakan pesawat pesanan
terakhir.

Korea Selatan sejak 1994 tercatat telah menggunakan dua skuadron pesawat
CN-235 untuk memperkuat angkatan udaranya. Korea Selatan merupakan
negara yang paling banyak membeli pesawat CN-235 buatan PTDI. Selain
pesawat CN-235/MPA juga sebelumnya membeli pesawat angkut militer, sipil
bahkan versi VIP dan VVIP.

Sementara itu spesifikasi khusus CN-235 MPA antara lain dilengkapi
instrumen radar khusus, forward looking infra red (FLIR-penjejak
berbasis infra merah tinjauan bawah), ESM, instrumen identification
friend or foe (IFF-pengenal wahana kawan atau musuh), navigasi taktik,
sistem komputer taktis, kamera pengintai udara, dan beberapa yang lain.
Dua mesin CT7-9C yang masing-masing berkekuatan 1.750 daya kuda dipasang
di kedua pilon mesin di bentang sayapnya.

Secara fisik, CN-235 MPA ini berukuran lebih panjang dan memiliki
struktur lebih kuat ketimbang seri sipil CN-235. Di bagian hidung di
bawah jendela kokpit, terdapat tonjolan berisikan berbagai instrumen
khusus itu. Struktur pesawat terbang juga diperkuat karena
operasionalisasi CN-235 MPA lebih dominan di wilayah maritim yang
berpotensi korosif terhadap metal penyusun pesawat terbang itu.

Kasad: Tawaran Jerman Cukup Menjanjikan Soal Leopard
<http://beritahankam.blogspot.com/2012/03/kasad-tawaran-jerman-cukup-men
janjikan.html>  

 
<http://3.bp.blogspot.com/-mMhJjKqRio8/T1hzpUtvUoI/AAAAAAAAY9Y/9eaX0wSFU
H0/s1600/KMW_LEOPARD2A4MCAN_01.jpg> Leopard 2A4CAN. (Foto: KMW)

8 Maret 2012, Jakarta: Kepala Staf Angkatan darat (Kasad) Jenderal TNI
Pramono Edhie Wibowo menilai tawaran dari Jerman lebih menjanjikan
dibandingkan Belanda mengenai rencana pembelian tank tempur utama (Main
Battle Tank/MBT) Leopard 2A6.

"Tawaran Jerman cukup menjanjikan untuk mengisi kekosangan. Apalagi
Belanda masih ada permasalahan dari parlemen," kata Pramono di Mabes AD,
Jakarta, Kamis.

Selain dapat melakukan "transfer of technology" (TOT), Jerman juga
menawarkan "joint production" untuk pembuatan beberapa bagian tank
seberat 60 ton tersebut, dengan menggandeng PT Pindad.

Bahkan, lanjut dia, Jerman menantang kesiapan industri pertahanan dalam
negeri. Prinsipnya dalam merawat teknologi tinggi itu perlu persiapan
matang, dan membutuhkan waktu cukup lama untuk mempelajarinya.

"Ini tak bisa dalam tiga tahun kita memproduksinya. Tidak sederhana
teknologinya," ucapnya seraya mengaku pihaknya berencana membeli Tank
Leoprad dari Jerman.

Menurut Pramono, belum satu suaranya pemerintah Belanda dengan parlemen
membuatnya harus bersikap tegas, terlebih tidak adanya perbedaan harga
dengan yang ditawarkan Belanda.

Oleh karena itu, pihaknya mengusahakan agar anggaran 280 juta dolar AS
mampu mendapat 100 Tank Leopard.

Namun, kalau pihaknya sudah "deal" dengan Jerman, dan pemerintah Belanda
setuju menjual Leopard, maka TNI AD akan membeli dari keduanya.

"Adapun mekanisme pembelian dilakukan langsung antarpemerintah
(goverment to goverment)," ujarnya.

Pramono tidak menyangkal Tank Leopard 2A6 adalah hasil "retrofit 2A4"
alias pengembangan teknologi terbaru karena cetak baru teknologi Leopard
serupa sudah tidak diproduksi lagi.

Ia pun yakin Tank Leopard dari negara Eropa tidak membawa konsekuensi
apapun, terlebih hingga terancam bakal terkena embargo.

"Tidak ada alasan untuk mengembargo kalau kondisi Indonesia seperti
sekarang," tutur Pramono.

64 Pesawat Terbang akan Meriahkan HUT ke-66 TNI-AU 

 
<http://2.bp.blogspot.com/-rSkgG_LGxyo/T1hvUcqaXaI/AAAAAAAAY80/PmQxctkd6
cM/s1600/Sukhoi-Hnd.jpg> (Foto: Dispenau)

8 Maret 2012, Jakarta: Peringatan hari ulang tahun ke-66 TNI-AU pada 9
April nanti akan lebih meriah ketimbang biasanya. Demonstrasi statik,
dinamis, terbang formasi, hingga aerobatik akan dilakukan 64 pesawat
terbang dari berbagai skuadron udara mereka.

"Ke-66 pesawat terbang berbagai tipe itu akan berpartisipasi. Selain
pesawat terbang, 2.500 personel terdiri dari dua brigade dan tujuh
batalion upacara akan berparade serta defile. Masyarakat umum bisa
menyaksikan semua hal itu dari dekat," kata Kepala Dinas Penerangan
TNI-AU, Marsekal Pertama TNI Yunus Azman, di Pangkalan Udara Utama
TNI-AU Halim Perdanakusuma, Jakarta, Kamis.

Perencanaan ketat sudah dilakukan sejak sebulan lalu. Unsur udara dan
darat telah disiapkan sedemikian rupa sehingga bisa saling menguatkan
makna peringatan hari jadi TNI-AU kali ini.

Sejak 1 April, katanya, pesawat-pesawat terbang yang terlibat telah
hadir di apron Terminal Haji, sisi lain Pangkalan Udara Utama Halim
Perdanakusuma itu.

Terminal inilah yang akan dipergunakan menjadi lokasi persiapan utama
unsur-unsur pesawat terbang, di sini pula akan dilakukan peragaan statis
pesawat-pesawat terbang yang tidak mengudara. Direncanakan, yang menjadi
inspektur upacara adalah Kepala Staf TNI-AU, Marsekal TNI Imam Sufaat.

Jenis dan tipe pesawat terbang yang ada dalam daftar arsenal TNI-AU akan
dilibatkan semua. Terdiri dari F-5E/F Tiger (tiga unit), Hawk 100/200
(10), F-16 A/B Blok 15 Fighting Falcon (enam), Sukhoi Su-27 dan Su-30
Flanker (enam), 11 C-130 Hercules (sembilan untuk terjun statik, satu
latihan terjun bebas, dan 1 tanker udara), dan B-737 200/400
Surveillance.

Masih ditambah CN-235/235 MPA (dua), C-212 Aviocar (dua), KT-1B Wong Bee
(delapan, akan menjadi Jupiter Aerobatic Team), helikopter NAS-332/330
Super Puma dan Puma (empat), helikopter EC-120 Colibri, helikopter
Bolkow-Blohm, dan Cessna dari Akademi TNI-AU (dua).

"Manuver-manuver yang akan diperagarakan semuanya manuver yang biasa
dilakukan pesawat militer. Itu sebabnya tidak ada kalangan sipil yang
bisa ikut dalam pesawat-pesawat terbang itu," kata Azman. 

 

Kementerian Pertahanan Tak Harus Laporkan Pembelian Alutsista ke Publik

 

Tak adanya transparansi pembelian alutsista menimbulkan saling tuding
antara Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro dengan Komisi 1 DPR dan
ICW, soal isu keganjilan pengadaan pesawat tempur Sukhoi.

Hampir mustahil pengadaan alat utama sistem senjata (alutsista) di
berbagai negara dilakukan murni antarpemerintah atau G to G (government
to government). Alasan utamanya karena sebagian besar negara tidak lagi
menjadi pemilik dari produsen senjata.

Demikian yang diungkapkan pengamat militer dan kebijakan luar negeri
dari Universitas Indonesia, Andi Widjajanto, kepada VOA, Rabu sore.

Penunjukan pihak ketiga, menurut Andi, adalah langkah wajar, seperti
yang dilakukan pemerintah Indonesia dengan Rosoboronexport; agen
penjualan resmi yang ditunjuk pemerintah Rusia untuk pembelian enam
pesawat Sukhoi.

"Tidak ada pemahaman bersama tentang proses pengadaan alutsista, tidak
ada transparansi data tentang nilai kontrak, dan tentang
komponen-komponen yang diatur dalam kontrak tersebut sehingga
interpretasinya relatif sederhana," ujar Andi Widjajanto.

 

Mengenai tudingan Indonesian Corruption Watch (ICW) soal pemerintah yang
tidak transparan, Andi mengatakan berdasarkan UU proses pembelian
senjata termasuk hal yang dikecualikan.

 

Andi menambahkan, "Dalam UU Kebebasan Informasi Publik proses pengadaan
senjata memang termasuk dalam hal-hal yang dikecualikan. Kementerian
Pertahanan tidak wajib mempublikasikan, bahkan harus menerapkan prinsip
kehati-hatian."

Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro membantah telah melakukan
penggelembungan anggaran dalam pembelian enam pesawat Sukhoi. Soal
perbedaan harga pesawat yang jauh berbeda, Purnomo mengatakan itu akibat
inflasi di Rusia.

"Yang akan kita lakukan adalah membangun skuadron kekuatan tempur kita,
yaitu skuadron Sukhoi jumlahnya 16. Kita punya 10 sekarang, jadi masih
kurang 6. Enam itulah yang kita beli. Dulu pembelian pertama tahun 2007,
lalu sekarang ada kontrak tahun 2012 tentu harganya berbeda. Beli
makanan pun tahun 2007 dan 2012 berbeda. Tapi perbedaannya tidak banyak,
karena perbedaan itu hanya untuk meng-cover inflasi. Jadi tidak ada
perbedaan signifikan yang mengesankan mark-up (penggelembungan angka),"
jelas Purnomo.

 

Sedangkan mengenai perbedaan harga kontrak antara Indonesia dengan
Vietnam, Purnomo menegaskan itu karena perbedaan kebutuhan dan
spesifikasi pesawat.

"Hati-hati kalau melihat nilai kontrak, karena nilai kontrak kita dengan
Vietnam mungkin berbeda. Kalau di kita kontraknya selain beli Sukhoi
juga beli peralatan lain. Mesin yang kita dapatkan itu tidak enam sesuai
jumlah pesawat, tetapi 12. Jadi tolong jangan dibandingkan apple to
apple (persis sama) karena yang dibeli Vietnam mungkin lain dengan yang
kita beli. Beli mobilpun kadang-kadang peralatannya beda, velg-nya
racing yang satu bukan velg racing, jadi harganya beda," ungkap Purnomo.

 

Sebelumnya, Wakil Koordinator ICW Adnan Topan Husodo menuding
Kementerian Pertahanan lebih memilih menggunakan skema kredit komersial
atau kredit ekspor, yang jangka pengembaliannya cepat, dikenakan
biaya-biaya bank, dan bunganya lebih tinggi berdasarkan rate pasar.
Padahal pemerintah Rusia telah menyediakan fasilitas kredit untuk
pembelian alutsista Indonesia senilai 1 milliar dolar Amerika.

Adnan menilai ada indikasi ketidakwajaran, di mana Indonesia membeli
satu Sukhoi dengan harga 83 juta dolar Amerika. Sementara jika
dibandingkan dengan harga resmi yang dipublikasikan Rosoboronexport, per
Agustus 2011, harga Sukhoi 30 MK sebesar 60-70 juta dolar Amerika per
unit.

China Siap Ekspor Besar-besaran JF-17

Wikimedia Commons Pesawat tempur buatan China dan Pakistan JF-17
Thunder. 

Dalam lima tahun mendatang, China berniat menjual hingga 300 unit
pesawat tempur JF-17 Thunder ke beberapa negara di Afrika dan Timur
Tengah. Pesawat itu diminati karena harganya murah, dengan teknologi
yang tak jauh beda dengan pesawat buatan Barat atau Rusia. 

Demikian ditegaskan Presiden China National Aero-Technology Import and
Export Corporation (CATIC) Ma Zhiping, seperti dikutip majalah
pertahanan Jane's Defence Weekly edisi 22 Februari 2012. JF-17 Thunder
(atau disebut juga FC-1 Xiaolong) dibuat bersama oleh Chengdu Aerospace
Corporation (CAC) dari China dan Pakisan Aeronautical Complex (PAC) dari
Pakistan. 

Ma mengatakan, kemampuan JF-17 setara dengan F-16 Fighting Falcon buatan
Lockheed Martin dari AS, tetapi dengan harga yang jauh lebih murah.
Beberapa pengamat memperkirakan harga JF-17 hanya sepertiga dari harga
F-16. 

Hingga saat ini China belum memasukkan pesawat bermesin tunggal itu
dalam kompetisi kontrak pembelian pesawat tempur di negara lain. Besar
kemungkinan penjualan pesawat akan dilakukan dalam bentuk penjualan
militer langsung (direct military sale) antarnegara. 

Beberapa negara yang sudah menyatakan minat untuk membeli pesawat tempur
ini, antara lain, adalah Sudan, Azerbaijan, Zimbabwe, dan Serbia.
Sementara Banglades, Iran, dan Nigeria disebut-sebut sebagai calon
pembeli potensial. 

Pihak PAC dan AU Pakistan saat ini sedang mengembangkan desain JF-17
Block 2, yang akan dilengkapi kemampuan mengisi bahan bakar di udara dan
mengembangkan versi dua tempat duduk.

Indonesia Pasar Potensial F-35

jsf.mil Pesawat tempur generasi kelima F-35 

Kontraktor utama pembuat pesawat F-35 Lightning II, Lockheed Martin,
melirik Indonesia sebagai salah satu negara pasar potensial untuk
penjualan pesawat generasi kelima berteknologi stealth tersebut.

Demikian diungkapkan majalah pertahanan Jane's Defence Weekly (JDW)
edisi 22 Februari 2012. Direktur pencarian pelanggan internasional
Lockheed Martin, Dave Scott, mengatakan, kepercayaan komunitas
internasional terhadap pesawat yang dibuat dalam program Joint Strike
Fighter (JSF) itu makin tumbuh setelah Jepang memutuskan membeli F-35
akhir tahun lalu.

Selain Jepang, negara yang dipandang sebagai calon pelanggan potensial
pesawat berkemampuan mengelak dari deteksi radar itu adalah Korea
Selatan, yang sudah mengajukan permohonan proposal penawaran, dan
Singapura, yang menjadi salah satu partisipan kerja sama keamanan JSF.

Di luar kedua negara itu, Lockheed Martin melihat Indonesia dan Thailand
juga menjadi pasar potensial. Kedua negara tersebut saat ini tengah
mencari calon pengganti armada pesawat F-16 Fighting Falcon mereka yang
sudah mulai tua.

"F-35 adalah pesawat pengganti untuk pesawat F-16, F-18, A-10, Mirage,
dan pesawat jet tempur generasi keempat lainnya. Jadi, logis jika
melihat ke semua basis pelanggan kami yang saat ini mengoperasikan
pesawat (generasi) itu dan mengatakan mereka akan menjadi pelanggan
potensial F-35," tutur Scott.

Program JSF saat ini masih menghadapi berbagai masalah teknis, penundaan
produksi, dan pembengkakan biaya pengembangan, serta sudah mencatat
rekor sebagai program pengembangan senjata termahal dalam sejarah
Pentagon. Dalam kesepakatan dengan Jepang, satu unit pesawat ini
dihargai tak kurang dari 120 juta dollar AS (Rp 1,1 triliun).

 

 

JPEG image

JPEG image

JPEG image

JPEG image

JPEG image

JPEG image

Other related posts:

  • » [breaktime-corner] berita militer...Malaysia segera tempatkan system peluncur roket di Sabah!! - Saikhu Rochman