[breaktime-corner] Bakpao Waluh: Oleh-oleh Khas Malang

  • From: "gunawan prakoso" <gunawan.prakoso@xxxxxxxxx>
  • To: <tea-corner@xxxxxxxxxxxxx>
  • Date: Sun, 15 Jan 2012 21:16:05 +0700

Bakpao Waluh: Oleh-oleh Khas Malang


Description: Description: 1326546352303720543

Bakpao waluh adalah jenis olahan variasi bakpao. Bakpao yang memiliki
tekstur yang lembut membuat makanan ini digemari berbagai kalangan. Variasi
rasanya banyak, mulai dari coklat, kacang hijau, keju, ayam hingga dari buah
waluh atau labu.

Di Eropa, buah bernama latin Cucurbita moschata ini dikenal dengan nama
pumpkin. Bentuknya bulat dan kulitnya agak keras. Waluh biasanya "muncul"
dan laris manis menjelang bulan puasa. Umumnya, si kuning ini disajikan
sebagai bahan campuran untuk membuat kolak.

Namun, di tangan Deddy, waluh bisa disulap menjadi bakpao nan lezat. Bakpao
waluh ini bahkan telah menjelma menjadi oleh-oleh khas Malang yang banyak
diburu wisatawan. Dalam perkembangannya, olahan waluh juga tak hanya berupa
bakpao, tetapi juga keripik, bakpia, serabi dan brownis.

Awalnya, Deddy hanya membuat dan menjual keripik apel. Penjualannya sempat
meroket karena banyaknya pesanan. Namun, usaha tersebut dinilainya belum
maksimal. Pasalnya, banyak pengusaha-pengusaha lain yang juga mengembangkan
bisnis keripik apel, sehingga harganya turun.

Ia kemudian melihat peluang bisnis dari melimpahnya panen waluh di daerah
sekitarnya. Selama ini, waluh hanya diolah untuk konsumsi sendiri atau
dijual untuk bahan campuran saus tomat. "Dulu, satu ton waluh harganya hanya
200 ribu," ujarnya.

Inilah yang membuat pemilik RM Joglo GK tersebut berinovasi mengolah makanan
dengan bahan dasar waluh. Bakpao salah satunya. Alasannya, bakpao dari waluh
sangat unik dan jarang ada yang menjual. Meski kini hampir setiap toko
oleh-oleh menjual bakpao waluh, rumah makannya tak pernah sepi.

Membuat bakpao waluh tidak sulit. Bahan bakunya adonan tepung bakpao seperti
biasa. Hanya saja, adonan ini ditambahkan pasta waluh, yang berasal dari
rebusan waluh yang dihaluskan. Adonan ini kemudian dibentuk dan diisi dengan
coklat, keju, stroberi, atau ayam, baru selanjutnya dikukus.

Hasilnya, terciptalah bakpao waluh yang nikmat. Teksturnya lembut, tetapi
lebih padat dari bakpao pada umumnya, karena adonan dasarnya yang berasal
dari waluh. Warnanya pun tidak putih, tetapi kuning kecoklatan seperti buah
waluh. "Memang berbeda, tapi enak. Makan satu sudah kenyang," komentar
Sendang, salah satu wisatawan yang baru kali tersebut merasakan bakpao
waluh.

Selain bakpao, Deddy juga berinovasi menciptakan aneka olahan berbahan dasar
waluh. Ia mulai mencoba membuat keripik waluh, onde-onde, kue mangkok hingga
brownis dari waluh. Bahkan ia juga pernah membuat es krim berbahan dasar
waluh, meskipun belum berani mengembangkannya sebagai dagangan.

Usaha yang dirintis Deddy sempat mengalami kendala sejak ada kasus lumpur
Lapindo pada 2006. Ini karena arus wisatawan dari arah Surabaya dan bagian
timur Malang menurun drastis. Namun, Deddy tak kekurangan akal. Ia mulai
menjalin koneksi dengan biro-biro wisata dari barat dan selatan Malang.

Perlahan-lahan usahanya mulai kembali ramai. Masyarakat sekitar dan biro
perjalanan wisata mulai memasukkan rumah makannya sebagai tujuan wisata.
Maka, tidak hanya olahan waluh yang dijual, makanan dan katering pun ia
rambah. "Yang penting kita berusaha mengembangkan peluang bisnis,"
tambahnya.

Setelah mulai berjalan, bisnisnya kembali tersandung masalah. Warung
makannya yang terletak di tepi jalan membuat masyarakat sekitar merasa
terganggu dengan aktivitas kendaraan, terutama bus, yang membuat lalu lintas
padat dan macet. Deddy pun berusaha mencari solusinya.

Ia memutuskan memperluas lokasi warungnya, sehingga muat untuk bus-bus
wisata berukuran besar. Berbagai fasilitas juga ia sediakan demi kenyamanan
pengunjung, seperti mushola, toilet, rumah makan dan pusat belanja.

Kini, warung makannya menjadi salah satu tujuan utama untuk mencari
oleh-oleh khas Malang. Bagi yang berminat mencicipi bakpao waluh, datang
saja ke Jl Raya Karangploso, Malang. Hanya dengan 2500 rupiah, bakpao walang
siap dinikmati.

 

JPEG image

Other related posts:

  • » [breaktime-corner] Bakpao Waluh: Oleh-oleh Khas Malang - gunawan prakoso