Bakpao Waluh: Oleh-oleh Khas Malang Description: Description: 1326546352303720543 Bakpao waluh adalah jenis olahan variasi bakpao. Bakpao yang memiliki tekstur yang lembut membuat makanan ini digemari berbagai kalangan. Variasi rasanya banyak, mulai dari coklat, kacang hijau, keju, ayam hingga dari buah waluh atau labu. Di Eropa, buah bernama latin Cucurbita moschata ini dikenal dengan nama pumpkin. Bentuknya bulat dan kulitnya agak keras. Waluh biasanya "muncul" dan laris manis menjelang bulan puasa. Umumnya, si kuning ini disajikan sebagai bahan campuran untuk membuat kolak. Namun, di tangan Deddy, waluh bisa disulap menjadi bakpao nan lezat. Bakpao waluh ini bahkan telah menjelma menjadi oleh-oleh khas Malang yang banyak diburu wisatawan. Dalam perkembangannya, olahan waluh juga tak hanya berupa bakpao, tetapi juga keripik, bakpia, serabi dan brownis. Awalnya, Deddy hanya membuat dan menjual keripik apel. Penjualannya sempat meroket karena banyaknya pesanan. Namun, usaha tersebut dinilainya belum maksimal. Pasalnya, banyak pengusaha-pengusaha lain yang juga mengembangkan bisnis keripik apel, sehingga harganya turun. Ia kemudian melihat peluang bisnis dari melimpahnya panen waluh di daerah sekitarnya. Selama ini, waluh hanya diolah untuk konsumsi sendiri atau dijual untuk bahan campuran saus tomat. "Dulu, satu ton waluh harganya hanya 200 ribu," ujarnya. Inilah yang membuat pemilik RM Joglo GK tersebut berinovasi mengolah makanan dengan bahan dasar waluh. Bakpao salah satunya. Alasannya, bakpao dari waluh sangat unik dan jarang ada yang menjual. Meski kini hampir setiap toko oleh-oleh menjual bakpao waluh, rumah makannya tak pernah sepi. Membuat bakpao waluh tidak sulit. Bahan bakunya adonan tepung bakpao seperti biasa. Hanya saja, adonan ini ditambahkan pasta waluh, yang berasal dari rebusan waluh yang dihaluskan. Adonan ini kemudian dibentuk dan diisi dengan coklat, keju, stroberi, atau ayam, baru selanjutnya dikukus. Hasilnya, terciptalah bakpao waluh yang nikmat. Teksturnya lembut, tetapi lebih padat dari bakpao pada umumnya, karena adonan dasarnya yang berasal dari waluh. Warnanya pun tidak putih, tetapi kuning kecoklatan seperti buah waluh. "Memang berbeda, tapi enak. Makan satu sudah kenyang," komentar Sendang, salah satu wisatawan yang baru kali tersebut merasakan bakpao waluh. Selain bakpao, Deddy juga berinovasi menciptakan aneka olahan berbahan dasar waluh. Ia mulai mencoba membuat keripik waluh, onde-onde, kue mangkok hingga brownis dari waluh. Bahkan ia juga pernah membuat es krim berbahan dasar waluh, meskipun belum berani mengembangkannya sebagai dagangan. Usaha yang dirintis Deddy sempat mengalami kendala sejak ada kasus lumpur Lapindo pada 2006. Ini karena arus wisatawan dari arah Surabaya dan bagian timur Malang menurun drastis. Namun, Deddy tak kekurangan akal. Ia mulai menjalin koneksi dengan biro-biro wisata dari barat dan selatan Malang. Perlahan-lahan usahanya mulai kembali ramai. Masyarakat sekitar dan biro perjalanan wisata mulai memasukkan rumah makannya sebagai tujuan wisata. Maka, tidak hanya olahan waluh yang dijual, makanan dan katering pun ia rambah. "Yang penting kita berusaha mengembangkan peluang bisnis," tambahnya. Setelah mulai berjalan, bisnisnya kembali tersandung masalah. Warung makannya yang terletak di tepi jalan membuat masyarakat sekitar merasa terganggu dengan aktivitas kendaraan, terutama bus, yang membuat lalu lintas padat dan macet. Deddy pun berusaha mencari solusinya. Ia memutuskan memperluas lokasi warungnya, sehingga muat untuk bus-bus wisata berukuran besar. Berbagai fasilitas juga ia sediakan demi kenyamanan pengunjung, seperti mushola, toilet, rumah makan dan pusat belanja. Kini, warung makannya menjadi salah satu tujuan utama untuk mencari oleh-oleh khas Malang. Bagi yang berminat mencicipi bakpao waluh, datang saja ke Jl Raya Karangploso, Malang. Hanya dengan 2500 rupiah, bakpao walang siap dinikmati.