[nasional_list] [ppiindia] sebuah situs dari yogya

  • From: "Budhisatwati KUSNI" <katingan@xxxxxxxxxxxxxxxx>
  • To: "kmnu2000" <kmnu2000@xxxxxxxxxxxxxxx>, <wanita-muslimah@xxxxxxxxxxxxxxx>, "ppiindia" <ppiindia@xxxxxxxxxxxxxxx>
  • Date: Sat, 19 Nov 2005 07:26:33 +0100

** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral 
scholarship, kunjungi 
http://informasi-beasiswa.blogspot.com **  Notify Blogger about objectionable 
content.
What does this mean?  

BlogThis!
DISKUSI & PEMBELAJARAN KEBUDAYAAN 

About Me
  Name:PEMERHATI & PEMBELAJARAN KEBUDAYAAN 
View my complete profile 

 
  a.. PENGANTAR 
  b.. INDONESIA: BANGSA YANG SEDANG MABOK AGAMA! 
  c.. ANALISIS MENDALAM TENTANG AGAMA, TUHAN DAN NEGARA 
  d.. MAHA KONTRADIKSI PENALARAN DALAM AGAMA ISLAM! 
  e.. YESUS MEREFORMASI AGAMA SECARA TOTAL 
  f.. BEGITU INDAHNYA STRATEGI BEGAWAN POLITIK SOEHARTO DALAM MENAKLUKAN 
BANGSANYA! 
  g.. BOM BALI: CLASH OF CIVILIZATION! 
  h.. KEBUDAYAAN JAWA MENGALAMI KEMUNDURAN YANG SIGNIFIKAN 
  i.. KESAMAAN ANTARA JOHN LENON, KAHLIL GIBRAN DAN YESUS 
 
  a.. November 2005 


Saturday, November 12, 2005
PENGANTAR 

PARA PEMBACA YANG BUDIMAN,
Terima kasih atas kunjungan anda. Debat dan diskusi yang: rasional, dewasa, 
jauh dari emosional dan menang2an, akan sangat mencerdaskan kita semua. Bila 
anda ingin menuliskan tanggapan, silahkan menulis email ke kbdyn@xxxxxxxxxx 
Kami juga menghimbau anda yang cerdas dan bijaksana mau menulis di internet 
untuk sumbang saran bagi kemajuan bangsa indonesia yang terus menerus mengalami 
krisis. Budaya tepo sliro/KKN telah menghambat kedalaman pemberitaan di mass 
media, hal ini tidak terjadi dengan internet. Berita di tv, radio dan koran 
sekedar bagaikan gunung es yang mengapung, tak pernah mengupas secara: tuntas, 
investigatip, dan dalam analisisnya. Dominasi regim ORBA beserta bablasannya 
terhadap mass media dan ketakutan akan kekerasan juga berpengaruh. Sebagai 
contoh: Sydney Jones diusir (karena keterbukaan dan kedalaman analisisnya), 
Munir dihabisin, Jeffry Winters pernah dikerjain di Yogya (dipukuli preman), 
dan Tempo dikerjain oleh Tommy Winata. Budaya jurnalism di Indonesia sangat 
menguntungkan bagi para pelaku kejahatan besar, mereka nyaris tak pernah 
terungkap (kasus Pertamina, kasus rekening polisi, dst.). Beda dengan di negara 
maju: good news is bad news; jadi setiap peristiwa yang buruk pasti di 
investigasi sampai detail; sang pelaku bisa habis riwayat kariernya, atau 
bahkan bunuh diri saking malu (misal di Jepang: harakiri)! Internet, yang bebas 
dan sulit dikontrol, adalah senjata yang sangat ampuh bagi pencerdasan bangsa, 
dan sangat ditakuti oleh oknum pejabat bahkan pemerintah (yang ditaktor). Perlu 
diketahui, regim Soeharto/militer juga dijatuhkan oleh USA dengan salah satu 
cara melalui internet (dalam hal ini: Apakabar net asuhan John McDougall). Isi 
web site ini merupakan sumbangan pemikiran masyarakat cerdik-pandai-bijak dari 
mana saja, terutama dari kota gudeg, Yogyakarta. Terima kasih, mohon situs: 
http://diskusikebudayaan3.blogspot.com/ dan 
http://analisakebudayaan.blogspot.com/
dipopulerkan. Akhir kata, selamat membaca dan menanggapi.
Hormat kami,
Para pengasuh - manusia Yogyawan
Biasa berdiskusi berat, bebas, dan merdeka sambil lesehan di Malioboro.


posted by PEMERHATI & PEMBELAJARAN KEBUDAYAAN | 5:29 AM   

INDONESIA: BANGSA YANG SEDANG MABOK AGAMA! 

1. Pengantar
Siapa tidak risau melihat kenyataan yang terjadi di Indonesia. Ada berbagai 
agama besar dengan umatnya yang besar (terutama Islam), namun kasih sayang, 
ketentraman, kesejahteraan, kebenaran dan keadilan malah nyaris tidak ada. Atau 
justru sebaliknya, kekerasan, kerusuhan, pembunuhan, ketidak adilan, 
kriminalitas, keterbelakangan, kemiskinan, ketidak jujuran, kemunafikan, 
korupsi, kolusi, dan berbagai pelanggaran HAM justru marak terjadi di 
Indonesia; dan barangkali mencapai index prestasi nomor wahid didunia. Kalau 
begini, apanya yang salah? Berikut ini adalah butir-butir analisis yang 
mendalam tentang masalah ini.

3. Keterbatasan Agama
Agama berbasis kitab suci. Dengan demikian, agama mempunyai keterbatasan yang 
cukup mencolok seperti disebutkan dalam kitab-kitab suci Al-Quran dan Injil. 
Misal dalam Al-Quran ditandaskan bahwa apabila semua ajaran Allah SWT 
dituliskan, maka tinta sebanyak samudera rayapun tidak akan mencukupi. Demikian 
pula dengan Injil yang menandaskan apabila semua ajaran Isa Almasih dituliskan 
maka dunia beserta isinya pun tidak akan bisa memuat. Dengan demikian, kedua 
agama terbesar didunia ini menandaskan bahwa Allah adalah Maha Besar atau Maha 
Tak TERBATAS, jadi mana mungkin sesuatu yang Tak Terbatas (Allah, milyaran 
tahun) cukup dijelaskan oleh satu orang saja yang sangat terbatas (para nabi, 
yang umurnya mencpai k.l. 80 tahun)! Jika Allah itu dari minus tak terhingga 
(alpha, tak tahu kapan awalnya) dan berakhir di plus terhingga (omega, tak tahu 
kapan berakhirnya), maka seorang manusia yang hidup di suatu range (daerah) 
umur yang sangat terbatas (katakan 80 tahun) adalah tidak mungkin menjelaskan 
secara tuntas sesuatu yang tak terhingga (milyaran tahun)! Bumi dan universe 
sudah milyaran tahun, dan masih milyaran tahun lagi, maka seribu, sejuta atau 
bahkan semilyar nabi disertai ilmuwan tidak akan pernah selesai mempelajari 
universe dan Tuhan! Jadi, benarlah ayat-ayat diatas, ke "Mahabesaran Tuhan" 
tidak mungkin cukup diwadahi dalam buku setebal/setipis kitab suci. Ke 
"Mahabesaran Tuhan" juga tercermin pada luas dan dalamnya ilmu pengetahuan. 
Ilmuwan di negara modern sudah tidak lagi mencari hanya agama yang terbatas, 
melainkan selalu terus mencari Tuhan beserta rahasiaNya (ilmu pengetahuan) yang 
tak terbatas namun sangat indah untuk terus menerus dieksplorasi.

2. Definisi Mabok Agama
Definisi mabok atau mendem (Jawa) adalah keadaan dimana seseorang 
mengkonsumsi/memahami tentang sesuatu/paham yang melebihi batas 
normal/kewajaran; orang yang mendem menjadi seperti: tidak normal tingkah 
lakunya, tidak wajar cara berpikirnya (bloon, tidak cerdas), dan sulit diajak 
berdiskusi/berdialog. Contoh mabok adalah mabok minuman keras dan mendem gadung 
(di Jawa). Analog definisi ini, maka mabok agama dapat didefinsikan sebagai 
orang (atau kumpulan orang) yang mengkonsumsi/memahami agama secara berlebihan, 
melupakan keterbatasan agama, melupakan penyalah gunaan agama yang lumrah 
terjadi (terutama politisasi agama), dan menganggap bahwa semua persoalan dunia 
dapat diatasi hanya dengan agama saja.


4. Contoh dan Gejala Mabok Agama
Semua negara rupa-rupanya harus mengalami mabok agama dulu. Negara modern 
seperti Eropa baru selesai mabok agama sekitar abad 19 (seratus tahun yl.). 
Ketika agama Kristen masih "tidur lelap", namun mendominasi Eropa, maka Eropa 
mengalami jaman kegelapan dan kemunduran keilmuan luar biasa, baru setelah 
terjadi revolusi dalam penalaran (demokrasi dan logika, renaisance), Eropa 
bagaikan lahir kembali. Sekarang, kaum cerdas-cendekia-ilmuwan Eropa sudah 
tidak tertarik lagi hanya pada agama saja, namun mereka lebih tertarik untuk 
mengetahui rahasia Tuhan secara lebih dalam-luas-tuntas melalui science, 
teknologi dan berbagai agama/kepercayaan (jadi tidak terbatas pada satu agama 
saja). Mereka sudah pada tingkatan kesadaran (kita belum) bahwa sungguh amat 
sangat bodoh dan berdosa bila membatasi Tuhan yang Maha Takterbatas hanya pada 
satu buku tipis, satu nabi, dan satu agama saja. Kesadaran di Eropa ini juga 
dialami oleh intelektual di negara modern yang lain (Jepang, Korea, Taiwan, 
Singapore, Australia, Canada, USA, Rusia, dst.). Saat ini, di negara modern, 
agama sudah tidak boleh lagi diajarkan di sekolah negeri (dari SD sampai 
universitas), mengingat agama itu bersifat sangat personal/privasi, sedangkan 
yang lebih penting untuk diajarkan adalah budi pekerti.
Contoh kasus mabok yang lain, yang serupa akibatnya, adalah kasus mabok UUD'45 
disaat jaman Orde Baru. Saat itu UUD'45 disakralkan, padahal oleh alm. Bung 
Karno sudah diamanatkan bahwa kitab ini terlalu sederhana karena dibuat dimasa 
darurat sehingga perlu direvisi apabila situasi dan kondisi negara sudah 
memungkinkan. Namun oleh regim ORBA justru sebaliknya, melalui berbagai 
penataran P4 (yang mungkin lebih tepat disebut pembodohan sekaligus brain 
washing bangsa) ditandaskan bahwa UUD'45 itu walau tipis namun sakti, kenyal, 
elastis, bisa mengatur segala aspek kehidupan berbangsa dan bernegara, bisa 
diulur dan diungkret sesuai pemesannya/penguasanya; jadi perlu dipertahankan, 
dihormati, dan barangsiapa berkehendak menentang atau mau merubah UUD'45 jutru 
akan digebug! Bagaimana mungkin Indonesia yang lebih dari 13 ribu pulau dan 
lebih 200 juta penduduk dapat di manage dengan baik dengan "kitab suci" negara 
yang disebut UUD'45, yang oleh pembuatnya (BK) sudah diamanatkan 
keterbatasannya (tipis sekali dan isinya bersifat darurat)? Akibat UUD'45 ini, 
jadilah negara RI menjadi carut marut seperti sekarang ini. Demikian pula 
dengan kitab suci, yang oleh Tuhan sendiri telah ditegaskan keterbatasannya, 
jadi ya jangan sekali-kali dipertuhankan (disamakan dengan Tuhan)!

Dijaman kegelapan Eropa, ketika agama mulai ditinggalkan oleh para 
cerdik-cendekia akibat kebekuan dan kekakuannya, beberapa oknum pemuka agama 
mencoba mengkelabui umatnya dengan menandaskan bahwa kitab suci itu serba 
bisa-serba pintar, misalnya saja kitab suci bisa menjelaskan fisika, biologi, 
ekonomi, perbintangan, nuklir, komputer, dst. Hal ini perlu direkayasa demi 
menyelamatkan agama dari bahaya ditinggalkan oleh para penganutnya. Para 
ilmuwan busuk lalu diminta mengarang buku-buku yang isinya, sebenarnya 
mengada-ada serta mereka-reka, tentang keterkaitan fisika, biologi, ekonomi, 
perbintangan, nuklir, komputer, dst., dengan kitab suci; jadi direkayasa bahwa 
seolah-olah kitab suci itu maha bisa, maha kuasa, dan maha luar biasa (tanpa 
pernah membahas keterbatasan kitab suci). Syukurlah masyarakat cerdik-cendekia 
Eropa saat itu tidak terpancing. Mereka tetap menyadari bahwa kitab suci 
ditulis untuk menjelaskan adanya kehidupan yang jauh lebih baik setelah mati 
(surga) beserta cara untuk dapat sampai kesana (surga), jadi kitab suci ditulis 
bukan untuk menjelaskan fisika, biologi, ekonomi, perbintangan, nuklir, 
komputer, dst. Mereka juga belajar dari kebijaksanaan ilmuwan top para pemenang 
hadiah Nobel, yang tidak pernah mengkaitkan kepakaran keilmuannya dengan kitab 
suci! Mereka tidak terpancing dengan iklan kecap nomor 1 dari oknum pemuka 
agama yang menyesatkan, membodohi serta membuat bodoh umat beragama! Saat ini, 
di toko-toko buku di Indonesia, banyak dijumpai buku-buku semacam diatas yang 
menggambarkan kitab suci itu serba bisa-serba pintar, misalnya saja kitab suci 
bisa menjelaskan fisika, biologi, ekonomi, perbintangan, nuklir, komputer, dst. 
Rupanya ada usaha agamisasi (Islamisasi/Kristenisasi) ilmu pengetahuan. 
Pemimpin agama berkonspirasi dengan ilmuwan untuk membodohi umatnya. Sungguh 
sangat menyesatkan nalar, apabila ada siswa yang belajar ilmu fisika atau 
ekonomi dari kitab suci Alqouran atau Injil. Semoga saja umat beragama dapat 
belajar dari sejarah pembodohan umat oleh pemimpin agama yang busuk di jaman 
kegelapan Eropa.
Gejala mabok agama di negara kita juga dapat dirasakan dari aktivitas 
keseharian. Undangan-undangan kegiatan di rumah dan di kantor kebanyakan 
bersifat keagamaan, misalnya dakwah agama atau pendalaman kitab suci. Jarang 
sekali undangan yang bersifat keilmuan yang non agama. Demikian pula, mass 
media seperti televisi, radio, majalah, spanduk, pamlet, selebaran, dan koran 
dipenuhi oleh berita/renungan keagamaan. Sinetron kita juga banyak yang 
bernuansa mistik campur agamis. Lagu-lagu di televisi dan radio juga banyak 
mengandung pesan-pesan agama. Yang sangat menyolok mata adalah cara mengkover 
hari raya Lebaran selama hampir 40 hari, dimulai dari awal puasa, mudik hari H 
Min, saat Lebaran, mudik hari H plus, dan usai lebaran untuk masuk kerja, 
sungguh luar biasa. Apakah pemberitaan semacam ini bermanfaat? Apakah tidak 
menghambur-hamburkan waktu, biaya, dan tenaga? Coba bayangkan bila cara 
mengcover berita pemberantasan KKN semacam hari Lebaran (full selama 40 hari), 
dijamin Indonesia cepat bersih! Jika membandingkan dengan negara modern, hal 
sebaliknyalah yang terjadi, keilmuan, politik,dan bisnis sangat mendominasi, 
agama sangat minim karena agama dianggap urusan pribadi (privasi). Masyarakat 
Jepang dikenal sebagai kecanduan kerja, tiada hari tanpa kerja, istilah 
kerennya: work alcoholic; sedangkan bagi masyarakat Indonesia, tiada hari tanpa 
dibumbui agama, mungkin istilah kerennya: religion alcoholic. Di negara modern 
ada falsafah time is money, di kita agak lain: time is religion! Ada iklan Coca 
Cola begini: Kapan saja, dimana saja, minumlah Coca Cola; di masyarakat kita 
seolah-olah juga punya iklan yang mirip, yaitu: Kapan saja, dimana saja, 
tengguklah hanya agama! Dari pengamatan kegiatan keseharian ini, dapat 
disimpulkan bahwa bangsa Indonesia sedang mabok/mendem agama! Namun perlu 
diketahui, bahwa semua negara yang telah berada ditingkatan modern dipastikan 
pernah mengalami jaman kerajaan, diktator, semi demokratis, demokratis dan 
pasti juga pernah mengalami mabok agama. Cuman sebaiknya kita dapat belajar 
dari sejarah, agar mabok agama tidak berkepanjangan dan tidak mengulangi 
kesalahan yang telah dibuat oleh mereka itu.

5. Penutup
Kedunguan manusia telah mengubah ajaran suci Tuhan melalui para nabi justru 
menjadi belenggu/pembatas bagi Tuhan dan umat beragama. Dan sejarah juga sering 
menjadi saksi bagaimana penguasa politik, militer, birokrat, ilmuwan, ekonom 
maupun pemuka agama bahu-membahu mendungukan manusia agar dapat dikuasai oleh 
ambisi-ambisi mereka. Pendunguan manusia ini antara lain dapat dicapai dengan 
mengkondisikan agar masyarakatnya mabok agama. Para oknum agamawan telah 
menjadikan Tuhan bersifat statis-kaku-beku; sebaliknya para ilmuwan selalu 
ingin membebaskan sifat statis-kaku-beku tadi menjadi 
dinamis-fleksibel-uptodate.

Dengan kondisi mabok agama, minimnya anggaran pendidikan, dan maraknya KKN, 
sudah dapat dipastikan bahwa bangsa Indonesia akan terus-menerus mengalami 
krisis kebudayaan dan kemunduran kualitas SDM. Krisis kebudayaan dan kemunduran 
kualitas SDM adalah sumber dari segala sumber berbagai krisis yang sedang 
dialami Indonesia. Dengan berbagai krisis ini, maka negara asing dapat 
"mendominasi dan mengerjain" Indonesia bekerjasama dengan para politisi busuk 
di pusat (Jakarta), yang sedang berkuasa (namun bodoh) dan sedang lupa diri, 
dalam bentuk simbiose mutualistis (kerjasama yang saling menguntungkan)!

Kita yakin bahwa dalang mabok agama ini ada pada tingkatan lokal, regional, 
nasional, bahkan internasional. Mereka ini mempunyai jaringan yang rapi sekali 
bagaikan jaringan multi-level-marketing (MLM), mereka juga mempunyai dana yang 
besarnya trilyunan rupiah. Negara asing mempunyai kepentingan untuk menjadi 
penikmat utama kekayaan alam Indonesia serta ingin menjadikan Indonesia sebagai 
negara boneka. Bagi politisi busuk di Jakarta, kondisi mabok agama sangat 
menguntungkan mereka demi mengalihkan perhatian bangsa dari masalah utama 
(misal KKN) dan masalah penting lainnya (BBM), sekaligus menina 
bobokan/menghinoptis/menggendam bangsa ini agar hidupnya terkonsentrasi, 
terlena dan terbuai hanya oleh masalah agama, selain itu demi memberikan rasa 
nyaman, menerima, dan pasrah (takdir) atas terjadinya kemiskinan dan pemiskinan 
bangsa yang luar biasa kejamnya! 

posted by PEMERHATI & PEMBELAJARAN KEBUDAYAAN | 5:26 AM   

ANALISIS MENDALAM TENTANG AGAMA, TUHAN DAN NEGARA 

Pengantar

Siapa tidak risau melihat kenyataan yang terjadi di Indonesia. Ada berbagai 
agama besar dengan umatnya yang besar (terutama Islam), namun kasih sayang, 
ketentraman, kesejahteraan, kebenaran dan keadilan malah nyaris tidak ada. Atau 
justru sebaliknya, kekerasan, kerusuhan, pembunuhan, ketidak adilan, 
kriminalitas, keterbelakangan, kemiskinan, ketidak jujuran, kemunafikan, 
korupsi, kolusi, dan berbagai pelanggaran HAM justru marak terjadi di 
Indonesia; dan barangkali mencapai index prestasi nomor wahid didunia. Demikian 
pula yang terjadi dengan di negara2 yang kental sekali agamanya, seperti 
negara2 berbasis Nasrani: Amerika Latin (Colombia, Argentina, Chilie, Bolivia, 
Brasil), Philipina; dan negara2 berbasis Islam: negara2 di Timur Tengah (Arab 
Saudi, Mesir, Suriah, Aljasair, Maroko), Sudan, Nigeria, Pakistan, Afganistan, 
dst. Lalu, apanya yang salah? Berikut ini adalah butir2 analisis yang mendalam 
tentang Agama, Tuhan, dan Bangsa yang diharapkan dapat menjadi salah satu 
sumber untuk mengatasi kerisauan diatas.

Dalil 1.
Tuhan itu tidak beragama, jadi Ia berlaku adil bagi semua manusia. Agama adalah 
sekedar sarana untuk mengenalkan Tuhan, namun Tuhan sendiri tidak beragama.
Dalil 2.
Pencapaian puncak pemahaman agama adalah religiositas. Salah satu definisi umum 
tentang religiositas adalah sbb.: sikap hatinurani, batin dan pikiran manusia 
yang selalu diarahkan kepada perbuatan baik, kasih sayang, kebenaran dan 
keadilan. Religiositas setingkat lebih atas daripada agama. Religiositas dapat 
diperoleh tanpa melalui agama, ia diperoleh terutama dari pengalaman hidup. 
Ibarat kuliah, ini adalah Philosophy Degree atau gelar Doktor. Setelah bergelar 
Doktor, maka ilmu lebih penting daripada almamaternya. Kalau baru taraf kuliah, 
seorang mahasiswa masih suka memamerkan identitas2 universitasnya; ia suka 
petentang-petenteng dengan jaket almamaternya. Kalau seorang sarjana yang sudah 
bekerja masih tersekat oleh kotak2 almaternya, dan setiap kekantor pakai jaket 
almamaternya, betapa kantor itu akan menjadi ajang sikut2an antar universitas, 
dan betapa menyedihkan jiwa orang itu (yang terbelenggu oleh almamaternya)! 
Demikian pula dengan agama, intisari agama yaitu Tuhan dengan sifat dasar Nya 
("Maha Adil, Pengasih dan Penyayang") menjadi lebih penting daripada agama itu 
sendiri, atau bahkan agama menjadi tidak dominan lagi sekedar seperti almamater 
saja. Jadi, kalau sudah mumpuni keagamaan seseorang, bukan agamanya yang 
penting, melainkan religiositasnya yang amat sangat penting. Ia tidak lagi 
tersekat-sekat oleh kotak sempit yang disebut agama.
Dalil 3.
Keterbatasan kitab suci. Agama berbasis kitab suci. Dengan demikian, agama 
mempunyai keterbatasan yang cukup mencolok seperti disebutkan dalam kitab-kitab 
suci Al-Quran dan Injil. Misal dalam Al-Quran ditandaskan bahwa apabila semua 
ajaran Allah SWT dituliskan, maka tinta sebanyak samudera rayapun tidak akan 
mencukupi. Demikian pula dengan Injil yang menandaskan apabila semua ajaran Isa 
Almasih dituliskan maka dunia beserta isinya pun tidak akan bisa memuat. 
Dikatakan bahwa Allah adalah Maha Besar atau Maha Tak TERBATAS; mana mungkin 
sesuatu yang Tak Terbatas (Allah, milyaran tahun) cukup dijelaskan oleh satu 
orang saja yang SANGAT TERBATAS (para nabi, yang umurnya mencpai k.l. 80 
tahun)! Jika Allah itu dari minus tak terhingga (alpha, tak tahu kapan awalnya) 
dan berakhir di plus terhingga (omega, tak tahu kapan berakhirnya), maka 
seorang manusia yang hidup di suatu range (daerah) umur yang sangat terbatas 
(katakan 80 tahun) adalah tidak mungkin menjelaskan secara tuntas sesuatu yang 
tak terhingga (milyaran tahun)! Bumi dan universe sudah milyaran tahun, dan 
masih milyaran tahun lagi, maka seribu, sejuta atau bahkan semilyar nabi 
disertai ilmuwan tidak akan pernah selesai mempelajari universe dan Tuhan! 
Jadi, ke "Mahabesaran Tuhan" tidak mungkin cukup diwadahi dalam buku 
setebal/setipis kitab suci. Ke "Mahabesaran Tuhan" juga tercermin pada luas dan 
dalamnya ilmu pengetahuan.
Dalil 4.
Pemahaman akan Tuhan belum selesai dan tidak akan pernah selesai.
Banyak orang bijak berkata: "bukan agama yang dicari, melainkan kitab sucinya 
sebagai sumber agama yang dicari; dan bukan kitab suci yang sangat terbatas itu 
yang dicari melainkan kebenaran atau Tuhan yang selalu dicari". Kitab suci 
(yang tipis sekali) beserta para nabinya adalah sangat terbatas seperti 
ditandaskan sendiri dalam ayat2nya seperti telah diuraikan diatas. Disamping 
itu, para nabi tsb. hidup dimasa lampau dan singkat (puluhan tahun), sedangkan 
Tuhan beserta kebenaranNya adalah tidak terbatas waktu dan tempat serta mengacu 
kemasa depan (s/d saat ini saja, bumi diduga sudah milyaran tahun umurnya!). 
Sebagai gambaran KEMAHABESARAN TUHAN: Seorang ahli komputer merumuskan suatu 
hukum yang disebut hukum Moore; ia menyatakan bahwa setiap delapan belas bulan 
akan terjadi lompatan teknologi dibidang teknologi informasi. Ia benar, 
ternyata komputer berkembang dari XT, AT, .., Pentium 4; demikian pula 
software: dari DOS, Windows 98, ., Windows XP. Manusia pun terus berkembang, 
dari jaman batu s/d jaman ini yang ditandai teknologi informasi dan rekayasa 
genetika. Ilmu Fisika tidak hanya berhenti pada hukum gravitasi Newton, 
melainkan terus berkembang misalnya teori relativitas Einstein, teori big bang, 
teori fusi, cloning, nano technology, dst. Buku ensiklopedi yang berjilid-jilid 
dan tebal sekali, setiap tahun harus di update mengingat hampir setiap hari ada 
penemuan baru di laboratorium riset di seantero dunia. Kalau ilmu pengetahuan, 
komputer berikut softwarenya, dan ensiklopedi beserta manusia penciptanya saja 
berkembang terus menerus dan secara cepat, apalagi Tuhan YME! Oleh sebab itu, 
Tuhan beserta kebenaranNya adalah dinamis, bukan statis, serta lebih banyak 
bergerak mengacu ke masa depan, dan tidak terlampau sering menoleh kebelakang; 
dengan demikian Tuhan adalah bukan milik atau dominasi sesuatu agama (yang 
seolah-olah hanya berbasis sesaat dimasa lampau), melainkan milik ruang dan 
waktu yang tidak terbatas dan tidak terhingga! Agama yang baik akan selalu 
ingin mencari tahu rahasia Tuhan yang belum terkuak; bukannya terus-menerus 
membelenggu, membatasi atau melecehkan Tuhan dengan mengatakan: Untuk 
mempelajari dan menghapalkan ke Maha Besaran Tuhan yang Tak Terbataskan, cukup 
melalui satu buku tipis saja yang disebut kitab suci; Tuhan itu cukup PC XT 
titik (statis) bukan Pentium 5 beserta penerusnya (Pentium X, dinamis, tak tahu 
s/d seri berapa nanti), Tuhan itu cukup DOS bukan Windows XP, Tuhan itu cukup 
jaman dulu dan tidak punya masa depan! Agama yang negatip hanya berkutat pada 
nabi2nya yang sudah dahulu kala, dan menganggap pemahaman terhadap Tuhan sudah 
dianggap selesai, kemudian nabi utamanya begitu dibesar-besarkan seringkali 
melebihi Tuhan itu sendiri; sehingga agama menjadi Maha Tak Terbatas (mengenal 
Tuhan cukup dengan belajar satu agama saja), sedangkan Tuhan menjadi Maha 
Terbatas (cukup dijelaskan oleh satu kitab suci setebal kurang lebih 1000 
halaman); pusat ibadat dan puja-puji lalu diarahkan kepada nabi2nya. Umat 
beragama lalu malas membaca hal2 yang baru terutama science, sehingga menjadi 
terbelakang dalam berbagai segi kebudayaan. Agama ditilik dari sisi organisasi 
dapat berbeda tujuan dengan kitab suci sumber agama itu sendiri. Kitab suci 
sudah menandaskan dan menyadari keterbatasan dirinya (buku setipis itu), dan 
KETIDAK terbatasan Tuhan; sedangkan agama dilihat dari sisi organisasi, terus 
menerus mengatakan "Pelajaran tentang Tuhan sudah selesai, yaitu Kitab suci 
KITA, jadi jangan membaca kitab suci yang LAIN, apalagi pindah agama, tetaplah 
taat-setia kepada agamamu (=KAMI, para pengurus organisasi agama)". Oleh agama 
yang statis-beku-kaku, kita bagaikan diminta untuk terus menerus menggunakan 
komputer XT dengan DOS, dan dilarang mempelajari atau menggunakan komputer 
Pentium 5 dengan WINDOWS XP atau LINUX, kita bagaikan diminta untuk terus 
menerus mempelajari hukum Newton, dan dilarang mempelajari fisika modern. Jadi, 
agama yang kaku-beku-statis justru membatasi Tuhan dan membatasi sesama manusia 
(tersekat-sekat atas nama agama) serta justru dapat menjadi sumber krisis 
kebudayaan. Agama yang baik diharapkan menghasilkan manusia yang religius, 
sekaligus cerdas dan selalu ingin lebih tahu lebih banyak lagi tentang hal yang 
baru (termasuk agama baru). Manusia religius tidak akan terbelenggu oleh agama, 
maka ia tidak takut berdoa di rumah ibadah apapun (sesuai caranya sendiri), 
entah itu kelenteng, mesjid, gereja, pura, vihara, dst.; sebab ia paham bahwa 
Tuhan tidak dapat dibatasi oleh ruang dan waktu. Ia juga akan selalu tertarik 
dan mengikuti perkembangan agama2 baru serta science yang baru.
Dalil 5.
Tuhan itu demokratis, sedangkan agama seringkali otoriter.
Tuhan tidak melarang manusia untuk tidak beragama, karena Tuhan sendiri pada 
dasarnya tidak beragama. Tuhan mengharapkan agar manusia mencapai pemahaman 
tertinggi yang disebut religiositas melalui berbagai sarana seperti agama, 
"agama lokal" (misal Kejawen), dan ilmu pengetahuan. Keotoriteran agama nampak 
pada keinginan mau menangnya sendiri seperti melarang
berbagai hal yang tidak sepaham dan ingin menjadi anak emas dinegara yang 
majemuk/pluralis! Dinegara maju, apa saja boleh dan justru dianjurkan untuk 
diperdebatkan (termasuk keyakinan), asal debatnya bermutu dimana kaki dan 
tangan (kelahi) tidak boleh ikut dipakai dalam adu gagasan! Tuhan itu Maha 
Cerdas, Maha Cerdas pasti suka debat, bukan main sweeping, larang-melarang, dan 
otoriter. Jadi seseorang yang cerdas pasti suka debat, karena debat 
mengakibatkan kemajuan. Memang, ada kemungkinan agama akan ambruk oleh adanya 
demokrasi, rasionalisasi, kebebasan berpendapat dan debat, seperti ambruknya 
gereja Katholik di Eropa pada sekitar abad 18 an. Monopoli dan otoritarian 
ajaran agama oleh pemuka agama menyebabkan posisi mereka tidak tergoyahkan 
dinegara berkembang. Tidak mengherankan bila di Timur Tengah yang penuh 
dikuasai kyai, ulama dan raja, takut setengah mati dengan demokrasi, 
rasionalisasi, dan kebebasan berpendapat. Pemuka agama seringkali memonopoli 
kebenaran dan takut berdebat untuk adu gagasan atau bersaing dengan kebenaran 
yang lain yang lebih modern; umatnya pun selalu di brain wash dengan mengatakan 
bahwa keyakinan tidak boleh diperdebatkan; atau untuk mengunci terjadinya 
perdebatan lalu berkilah: keyakinanmu adalah keyakinanmu, keyakinanku adalah 
keyakinanku! Bukankah ini semua demi kelanggengan kedudukan para pemuka agama 
itu sendiri dan agar umatnya tidak terpikat oleh pengetahuan baru tentang 
Tuhan? Bukankah umat yang besar jumlahnya juga identik dengan income 
(zakat/persembahan) yang besar pula bagi para pemuka agama? Mengapa Tuhan Yang 
Maha Cerdas dianggap bodoh, tak boleh didebat, dan Tuhan diangap takut akan 
demokrasi, rasionalisasi, serta kebebasan berpendapat? Pemuka agama takut 
debat, lalu mereka mengatas namakan Tuhan bahwa Tuhan tidak suka debat, 
keyakinan adalah harga mati - atau sesuatu yang beku, kaku dan statis, buku2 
yang sangat kritis terhadap agama (dan penyalah gunaan agama) dilarang bahkan 
disweeping, aliran kepercayaan yang baru dan lebih modern dimatikan; dengan 
demikian kelompok ini menganggap Tuhan adalah sangat lemah, sehingga perlu 
dibela mati2an
Dalil 6.
Agama adalah sesuatu yang abstrak dan sulit dicerna, oleh sebab itu sebaiknya 
tidak diberikan kepada anak-anak yang belum dewasa (disekolah dasar), apalagi 
dipaksakan sebagai pendidikan agama. Agama adalah persoalan individu dan 
merupakan kebebasan untuk memilih). Agama sebagai pengajaran (knowledge) adalah 
penting dan perlu diajarkan (misalnya keanekaragaman agama beserta ciri mereka 
masing2). Sebaiknya agama sebagai pendidikan (untuk menarik pengikut baru) 
diberikan kepada manusia dewasa, waktu belum dewasa cukup diberikan budi 
pekerti. Kalau sejak kecil sudah dicuci otak dengan agama, maka hasilnya mirip 
Indonesia saat ini. Bukan kekeluargaan atau kasih sayang melainkan kecurigaan, 
'keterkotakan' (SARA), tidak pandai/biasa berdebat, kalau debat cepat marah, 
sulit menerima kekalahan, beku, kaku dan bahkan ini bisa menjadi cikal-bakal 
kekerasan nanti disaat dewasa. Dinegara modern seperi USA, Jepang, Korsel, 
Taiwan, Inggris, Australia, dst., agama memang tidak boleh diberikan pada anak2 
SD/SMP/SMA (sekolah negeri) sebagai pendidikan (kecuali sekolah yang 
berafiliasi dengan agama tertentu), namun sebagai pengajaran (transfer of 
knowledge) yang mengajarkan berbagai agama beserta karakteristiknya 
diperbolehkan, pendidikan agama adalah merupakan tanggung jawab orang tua. 
Untuk anak, yang lebih baik dan lebih penting adalah budi pekerti (hubungan 
horisontal-antar sesama manusia, jadih lebih riel; agama: hubungan vertikal 
dengan Tuhan, lebih abstrak). Budi pekerti mengajarkan sopan-santun, taat 
hukum, menghargai alam dan isinya, keadilan dan hidup bersosial secara baik. 
Benarkah dan pernahkah Nabi Muhammad SAW dan Nabi Isa mengarahkan agama kepada 
anak2? Tidak kan? Oleh sebab itu, para pemuka agama hendaknya mengasihani para 
anak2 dengan tidak membebani otak mereka dengan pengetahuan yang belum saatnya 
(abstraksi yang sulit); dan yang lebih penting dan mendasar adalah: agama 
syarat dengan dogma2 yang beku-kaku, bila diajarkan secara kurang tepat dan 
bijak justru akan membelenggu kecerdasan anak2, bahkan justru anak2 akan mulai 
terkotak-kotak sejak dini, hal ini akan menimbulkan dan menyuburkan falsafah: 
right or wrong for my religion, yang pada akhirnya akan menghasilkan kelompok 
fundamentalis yang merupakan salah satu bahan awal dari terorisme! Selain itu, 
mereka menjadi kurang kritis, pasif, tidak pandai debat, dan kalau debat mudah 
marah (apalagi kalau kalah)! Adalah lebih bijaksana apabila manusia dewasa 
dibiarkan memilih agamanya sendiri , tanpa paksaan, setelah dewasa!
Dalil 7.
Agama bukan jaminan moralitas, kesejahteraan, kedamaian dan keadilan; bahkan 
kadang2 agama justru dapat melunakan moral, etika dan hukum suatu negara 
melalui persepsi yang salah.
Lihat saja, ada berbagai agama besar di Indonesia, namun persaudaraan, 
perdamaian dan keadilan justru tidak ada; yang marak justru kekerasan, 
kerusuhan, KKN dan pelanggaran HAM. Para elit (militer, politik dan birokrat), 
yang notabene berpendidikan tinggi justru merupakan sebab utama kehancuran 
bangsa Indonesia. Yang diatas rajin korupsi namun bebas dan terhormat, yang 
dibawah: begitu menangkap pencuri ayam langsung dibakar begitu saja! Demikian 
pula yang terjadi dengan di negara2 yang kental sekali agamanya, seperti 
negara2 berbasis Nasrani: Amerika Latin (Colombia, Argentina, Chilie, Bolivia, 
Brasil), Philipina; dan negara2 berbasis Islam: negara2 di Timur Tengah (Arab 
Saudi, Mesir, Suriah, Aljasair, Maroko), Sudan, Nigeria, Pakistan, Afganistan, 
dst. TKW kita di Timur Tengah yang sering mengalami penyiksaan dan perkosaan 
juga dapat menjadi salah satu bukti nyata (frekwensi perkosaan tertinggi). 
Mengapa hal ini terjadi? Jawabnya, dalam hal ini, agama seolah-olah menekankan 
dan mengeksploitasi sifat Tuhan yang hanya sebatas Maha Pengasih, Penyayang dan 
Pengampun; sifat Maha AdilNya sengaja dihilangkan/dilupakan. Misalnya saja 
keyakinan bahwa apapun atau berapapun berat dosanya jika: -percaya Yesus 
dosanya akan diampuni dan masuk surga (agama Nasrani); atau - jika berpuasa 
secara benar atau meninggal di Mekah atau malam Laitul Kadar (malam seribu 
bulan dimana surga akan terbuka penuh) maka dosa satu tahun akan diampuni dan 
masuk surga. Dengan konsep mengobral harga "surga" semurah dan semudah itu, 
agama berupaya menarik minat calon pemeluk. Namun akibatnya justru negatip, 
tidak heran bila negara2 dengan agama yang kuat (tapi beku pemahaman) justru 
menjadi sumber KKN dan pelanggaran HAM! Agama justru dapat menjadi sumber 
krisis etika dan moral! Sebagai contoh kongkrit perilaku para agamawan dibumi 
nusantara, para koruptor kelas kakap, yang tinggal diperumahan-perumahan 
elit/eksklusip, adalah donatur penting bagi kegiatan sosial atau keagamaan; 
pemuka agama dan masyarakat disekitarnya tidak pernah mempertanyakan darimana 
para pejabat tinggi negara itu mempunyai dana lebih; atau justru sebaliknya, 
para koruptor ini dijadikan teladan kedermawanan lalu disanjung-sanjung! 
Demikian pula, melalui acara televisi, etika dan moral generasi muda 
terus-menerus dirusak setiap harinya: TV kita hanya memperlihatkan dan 
mementingkan wajah-wajah yang cantik, bagus, rupawan, seksi dan kayaraya, 
darimana asal kekayaan itu diperoleh tidak pernah digubris, tidak pernah 
ditayangkan adanya pejabat yang korup, polisi yang busuk, dan jaksa yang 
kolusi, melalui film2 di TV: Indonesia bak surga karena negara dipenuhi oleh 
manusia2 rupawan yang kayaraya, agamis, jadi negara seolah-olah bersih dari KKN 
dan pelanggaran HAM! Seharusnya sifat Maha Adil lebih ditekankan, agar manusia 
(pejabat) berpihak ke rakyat jelata yang tertindas, dan menuntut para oknum 
pelaku KKN dan pelanggar HAM dimuka hukum. Jadi sebelum hukum horisontal (antar 
sesama manusia) terlunaskan/termaafkan, maka oknum tsb. tidak akan mungkin 
masuk surga (hukum vertikal). Ulama, pastor, begawan, biksu dan pendeta harus 
menandaskan bahwa kejahatan manusia juga harus dipertanggung jawabkan dahulu 
didepan manusia (pengadilan), jadi tidak hanya vertikal melainkan horisontalpun 
penting (sifat Maha Adil itu lebih mengarah ke horisontal atau sesama manusia 
dan ini penting sekali)! Mereka harus rajin ke DPR/DPRD, Kejagung, presiden, 
dst., dalam hal membela kebenaran/moral, tanpa harus berpolitik praktis, mereka 
harus merasa malu dengan daya juang para mahasiswa/LSM dalam hal pembelaan 
moral dan kebenaran! Mereka, para agamawan, juga harus malu kepada seorang 
wanita ceking yang gigih membela manusia melarat dan tertindas, yang bernama 
Wardah Hafidz dan Dita Sari, atau pria ceking-kecil bernama Munir, yang tidak 
takut mengorbankan keamanan, kenyamanan bahkan hidupnya! Mana ada ulama, 
pastur, pendeta atau biksu, yang turun tangan membela tukang becak, penjual 
asongan, buruh, tki/tkw, dst., secara nyata? Mana ada dari mereka yang menuntut 
tuntasnya kasus BLBI, tragedi Mei 98, Trisakti, Priok, Kudatuli, KKN, uang 
hibah haram, pelurusan sejarah 1965, korban cucu-cicit PKI, membela buruh dan 
TKI/TKW, dst.? (seandainya ada, jumlahnya hanyalah minim sekali, kurang dari 
1%, alias satu orang dari seratus pemuka agama!). Sebaliknya, pandanglah negara 
RRC yang komunis, yang justru menampilkan kesejahteraan, kedamaian dan 
keadilan; koruptor kelas kakap diburu s/d liang kuburnya dan kalau ketangkap 
dengan tegas diadili kemudian ditembak mati. Kesejahteraan yang timbul dalam 
agama seringkali hanya terjadi pada para birokrat (pemimpin/pengurus) agama itu 
sendiri (karena zakat/derma). Penegakan hukum (legal formal) lebih menjamin 
tingginya moralitas dan pertumbuhan ekonomi, yang pada akhirnya akan memberikan 
kesejahteraan, kedamaian dan keadilan bagi rakyat, bila dibandingkan dengan 
buaian agama yang memabokan.
Dalil 8.
Agama Harus Menghormati Budaya Setempat.
Semua agama besar di Indonesia berasal dari luar negeri, maka bias budaya pasti 
ada. Artinya, budaya asing mendompleng agama akan masuk dan mempengaruhi budaya 
lokal. Alangkah sedihnya kita, apabila di jalan Malioboro, seorang menyapa 
dengan Amitaba ... (Budha, bhs. Cina), lalu dijawab yang lainnya dengan Assalam 
..... (Islam, bhs. Arab), kemudian ada lagi yang menyahut Syallom .... 
(Kristen, bhs. Yahudi), tak ketinggalan ada yang berkata Hong wilaheng .... 
(Hindu, bhs. Hindi); kemudian ada yang menjawab secara rasional, sopan dan 
nasionalis: Selamat Siang. Demikian pula dengan budaya berpakaian, alangkah 
sedihnya apabila blangkon dan surjan Yogya terdesak oleh pakaian Arab atau sari 
India. Memeluk agama asing haruslah tidak boleh mengorbankan budaya setempat. 
Yang paling menakutkan adalah penjiplakan cara berpikir dan berperilaku, 
misalnya menganggap ilmu pengetahuan dan teknologi itu "setan" yang harus 
dijauhi, dan kekerasan demi pembelaan agama, konsep yang salah "right or wrong 
for my religion" (sisi "wrong" sangat berbahaya bagi kesehatan nurani). Agama 
yang baik semestinya dapat berperan untuk mempengaruhi kebudayaan suatu suku 
atau bangsa kearah yang lebih baik. Alm. Mochtar Lubis dalam bukunya yang best 
seller di tahun 1977 (judul: Manusia Indonesia) mengkritisi secara 
habis-habisan budaya negatip manusia Jawa (sang mayoritas) yang: munafik, 
enggan bertanggung jawab, feodal, percaya takhyul/mistis, berkarakter lemah, 
suka KKN, pelupa, tidak tahu malu, cuek, dst. Dalam konteks negara, agama yang 
baik semestinya bisa menghapus atau menipiskan kelemahan budaya suatu bangsa. 
Namun sayang, di Indonesia, peran agama justru kebalikannya, terbukti bangsa 
ini tidak bisa melepaskan diri dari sumber dari segala sumber krisis yaitu 
krisis moral dan kebudayaan! Bayangkan bila nalar kita tidak kritis diberbagai 
bidang, pinjaman uang (utang) luar negeri yang bersyarat telah membelit kita, 
kurs nilai mata uang yang jauh dari keadilan telah menjajah kita, dan budaya 
asing yang lewat agama telah mendominasi budaya kita, lalu kita mau jadi bangsa 
apa? Adalah sayang sekali, kebanyakan agama yang ada justru meninabobokan 
kemudian secara halus-terselamur menggusur kebudayaan kita!
Dalil 9.
Agama mudah diperalat.
Oleh para elit politik maupun penipu biasa, agama sering diperalat. Kedunguan 
manusia telah mengubah ajaran suci Tuhan melalui para nabi menjadi belenggu 
bagi umat beragama. Dan sejarah juga sering menjadi saksi bagaimana penguasa 
politik, militer, birokrat, ekonomi maupun agama bahu-membahu mendungukan 
manusia agar dapat dikuasai oleh ambisi-ambisi mereka.Kesetiaan dan ketaatan 
hampir seratus persen kepada Tuhan melalui agama disalah gunakan oleh 'manusia 
cerdas tapi jahat'. Antara Agama dan partai politik sudah sulit dibedakan. 
Antara filsafati yang suci bersih dan politik yang hitam kelam bercampur baur. 
Umat beragama bingung, apakah ia sedang mendengarkan sabda Tuhan atau orasi 
politik yang ulung dari seorang Dai (misalnya Dai sejuta umat), atau apakah ia 
sedang ada di mesjid atau sedang ada di kantor partai politik? Awas, jika para 
politisi di Jakarta ahli mempolitisir agama, apalagi para pakar politik Barat 
yang bagaimanapun kita harus akui kualitasnya lebih unggul daripada para 
politisi kita, mereka pasti juga ikut dan lebih pandai menggunakan jurus 
politisasi agama; misalnya saja agar Indonesia terjebak dalam persoalan agama 
atau agar bangsa Indonesia mendem/mabok agama (semuanya mau diselesaikan dengan 
agama!) dengan demikian laju perkembangan IPTEKnya dapat dihambat. Dengan 
politisasi agama, kasih sayang dimanipulasi menjadi kekerasan dan bahkan 
pembunuhan, misalnya jihad bom bunuh diri dimana pelakunya dijanjikan pahala 
yaitu surga. Lihatlah fakta kekerasan dan pembunuhan di negara2 yang agamis 
seperti: Colombia, Argentina, Aljasair, Afganistan, Mesir, Sudan, Pilipina, 
Indonesia, Bosnia, Yugoslavia, dst. Lihatlah bagaimana mantan presiden Suharto 
yang tidak lulus SMA dengan begitu indahnya mempercundangi para akademisi 
(mahasiswa dan dosen yang notabene adalah bergelar profesor/doktor) di UI, ITB, 
UGM, IPB, dst., dengan menaklukan/membelokan reformasi melalui politisasi agama 
(sebagai salah satu strategi save exit yang ampuh; tentang hal ini, harap baca 
artikel yang lain).
Dalil 10.
Agama dapat menghambat kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK).
Lihatlah sejarah Eropa diabad 17 an. Agama Katholik saat itu sering menghukum 
ilmuwan, dengan alasan ilmuwan itu membuat pernyataan yang dianggap 
bertentangan dengan isi Injil. Ilmuwan besar yang dikucilkan antara lain adalah 
Copernicus, Galileo, Columbus, dan Darwin. Pada abad itu ketika agama Katholik 
begitu dominan (namun beku, kaku dan statis), Eropa justru mengalami jaman 
kegelapan. Sekarang, lihatlah perbedaan antara negara Amerika Latin (yang 
dominan agamanya) dan USA serta Kanada (yang dominan religiositasnya dan 
ilmuwannya). Sangat kontras sekali, misalnya saja antara USA dan Meksiko yang 
berbatasan. USA sangat modern, makmur, tentram, sebaliknya Meksiko, padahal 
mereka sama2 pendatang dari Eropa. Negara-negara Islam juga sama saja, katakan 
saja Turki, Bosnia, Albania adalah negara2 Islam paling modern, ternyata masih 
jauh tertinggal dibelakang negara2 Eropa dalam IPTEK, demokrasi dan kemakmuran. 
Selama pemahaman agama itu masih sempit (fanatisme agama, bukan religiositas), 
maka selama itu pula negara akan terjebak dalam hiruk pikuk eforia agama. Kita 
juga dibuat tercengang dengan para ilmuwan negara komunis, misal RRC, mereka 
maju pesat, misal sudah dapat mengirim astronot ke ruang angkasa, lihat pula 
negara kita yang dibanjiri otomotif produk mereka dengan harga yang sangat 
murah (sebab di RRC hampir tidak ada KKN). Berapa ribu jam belajar yang sudah 
dihabiskan oleh anak-anak SD untuk "menghapal" hal yang belum saatnya 
dipelajari (agama beserta bahasa asing dan budayanya)? Bukankah anak2 itu 
ibarat di "brain washing" sehingga daya kreativitas dan daya saing mereka untuk 
tingkat dunia menjadi rendah sekali. Karena cara mengajarnya yang kebanyakan 
doktriner, akibatnya para siswa menjadi kaku, pasip, tidak kreatip, tidak bisa 
debat, gampang marah kalau debat, dan tersekat-sekat. Hasilnya apa? Toh mirip 
P4, PMP, dst. Selain itu, setamat SD, kita masih harus menghabiskan sekian ribu 
jam pelajaran lagi untuk belajar dan mengejar ketertinggalan dalam bahasa 
Inggris, lalu kapan SDM kita bisa maju kalau kita tidak effisien dalam 
menggunakan waktu dalam pendidikan (porsi agama terlampau banyak)?
Dalil 11.
Semakin udara suatu bangsa penuh polusi doa puja-puji kepada Tuhan, semakin 
rusak moral bangsa itu.
Kalau kita amati, seringkali tembok-tembok ditulisi: Ngebut, benjut; Yang 
Kencing disini hanyalah anjing; Daerah bebas narkotik; Dilarang buang sampah 
disini; dst... Dinegara maju yang masyarakatnya sudah mencapai religiositas, 
tulisan2 berisi ancaman dan aturan kasar semacam itu sudah tidak ada lagi, 
sebab aturan itu sudah tertulis dihati sanubari mereka semenjak dini/kecil, 
yaitu melalui pendidikan budi pekerti. Begitu pula dengan masalah agama, 
semakin bumi nusantara ini dipenuhi polusi suara yang keras dan hingar bingar 
tentang agama (Tabliq Aqbar, istigotsah, azan masjid, koor gereja, dsb.), 
kemudian orang2nya semakin gemar memakai atau memajang aksesori keagamaan 
(seringkali hanya untuk "sekedar sembunyi"), semakin menandakan bahwa 
masyarakatnya masih sekedar pandai berdoa dan sekedar bosa-basi agama 
(formalitas), namun tidak pandai melaksanakan ajaran agama. Siang maling atau 
korupsi, malam berdoa atau meditasi; para pegawai negeri yang mengaku abdi 
negara dan abdi masyarakat justru mempraktekan filosufi:"Mengapa harus 
dipermudah, kalau semuanya bisa dipersulit (agar keluar uangnya)?". Ucapan dan 
tindakan bangsa ini ternyata sangat kontras bedanya, alias hipokrit/munafik. 
Lihatlah kelihaian para politisi tua Orde Baru dalam ber "agama", kemudian 
lihatlah "track record" mereka. Alhamdulilah, seratus delapan puluh derajat 
bedanya! Dengan demikian, dapat kita katakan, apa yang terjadi di Indonesia 
adalah pelecehan agama, bukan penghormatan agama, apalagi pengamalan agama! 
Pelecehan agama sama saja dengan pelecehan Tuhan, ini akan menyebabkan 
kehancuran moral suatu bangsa dan murka Tuhan!
Dalil 12.
Agama tidak akan berguna apabila rakyatnya lapar, miskin dan bodoh.
Ada pedoman hidup yang klasik dan bagus: "Kenyang dulu baru ber falsafah". 
Sebaik-baiknya ajaran agama, namun apabila perut umatnya kosong, yang terjadi 
adalah justru kriminalitas: kerusuhan dan kekerasan. Oleh sebab itu, agama 
perlu meniadakan sumber-segala sumber kemiskinan dulu, terutama kemiskinan 
struktural yang disengaja dan sengaja dibiarkan terjadi berkelanjutan oleh para 
politisi busuk; misalnya: gaji yang tidak layak dan tidak adil. Dirut BUMN 
terima 50 juta; sedangkan buruh/pns terendah terima 0,5 juta per bulan; rasio 
1:100! Sistim penggajian yang berbeda antar departemen dan antar BUMN! Sistem 
gaji di Indonesia, yang bagaikan hutan belantara, telah menjadikan gap kekayaan 
yang luar biasa dan menjadikan sumber KKN. Kebodohan akan mengakibatkan 
kesempitan berfikir, kesempitan berfikir dapat disalah gunakan oleh pemuka 
agama yang berjiwa preman, hasil utama didikannya adalah kefanatikan, 
kefanatikan (mengklaim paling suci dan paling berhak atas surga!) akan 
mengakibatkan radikalism agama yang pada akhirnya akan menghasilkan terorisme! 
Kemiskinan dan kebodohan menyebabkan mudahnya umat untuk di cuci otak oleh 
pemuka agama preman, misalnya untuk melaksanakan: jihad (di agama Islam dapat 
berbentuk bom bunuh diri, sekaligus melakukan pembunuhan masal; sedangkan bunuh 
diri secara masal bentuk di agama Nasrani); semuanya dilakukan demi dalih masuk 
surga!

Penutup
Kedunguan manusia telah mengubah ajaran suci Tuhan melalui para nabi menjadi 
belenggu bagi umat beragama. Dan sejarah juga sering menjadi saksi bagaimana 
penguasa politik, militer, birokrat, ekonom maupun pemuka agama bahu-membahu 
mendungukan manusia agar dapat dikuasai oleh ambisi-ambisi mereka.

Singkat kata: "kitab suci semua agama sangat terbatas, Tuhan maha tidak 
terbatas. Pemahaman akan Tuhan belum selesai dan tidak pernah akan selesai. 
Oleh sebab itu, janganlah kita menghina tuhan dengan mereduksi/memperkecil 
kemahabesaran Nya menjadi hanya satu buku yang sangat tipis sekali yang disebut 
kitab suci. Belajar agama harus sampai mencapai tingkat tertinggi yaitu 
religiositas! Manusia yang sudah mencapai derajat religiositas yang tinggi, 
sudah tidak lagi mementingkan wadahnya yaitu agama, melainkan lebih 
mementingkan isi (intisari/makna) suatu ajaran agama, dan ia tidak pernah 
berhenti untuk terus mencari Sang Kebenaran! Dan ia menjadi manusia bebas 
merdeka yang tidak tersekat-sekat lagi. Berbahagialah orang yang tidak beragama 
namun mempunyai religiositas yang tinggi/dalam, sebab ia akan bebas merdeka 
dimana saja, kapan saja, dilingkungan apa saja, sebab Tuhan akan selalu 
menyertai dia! Manusia religius tidak akan pernah: membatasi Tuhan sebatas 
agamanya, membatasi sesamanya atas dasar agamanya; sebab Tuhan adalah milik 
semua orang, baik yang beragama maupun yang tidak beragama - sebagaimana 
matahari diciptakan untuk semua manusia. Tuhan juga bukan masa lampau, 
melainkan lebih mengarah ke masa depan. Fakta sejarah juga telah menandaskan 
bahwa agama dapat diperalat menjadi sumber krisis etika, moral dan kebudayaan 
apabila dipolitisasi!

Sayang sekali, kebebasan beragama di Indonesia termasuk semu, sebab agama2 
baru, yang ternyata banyak sekali jumlahnya, dilarang masuk ke Indonesia (juga 
kebebasan untuk tidak beragama atau berkepercayaan)! Mungkin hal ini 
dikarenakan takut mengganggu kemapanan agama2 yang sudah dahuluan masuk 
Indonesia. Silahkan search (cari tahu) agama baru di internet dengan Google 
dengan cukup mengetikan: new religion. Selain itu, lihatlah format KTP kita, 
KTP hanya memuat agama tertentu; padahal agama terus tumbuh dan berkembang, dan 
religiositas adalah pencapaian terbaik untuk umat manusia; dengan pilihan 
politis demikian, sudah dapat ditebak bahwa visi kedepan bangsa ini telah salah 
secara mendasar! Membatasi pengetahuan akan Tuhan hanya sebatas kitab suci yang 
tipis, dan membatasi manusia untuk mengetahui rahasia Tuhan lebih lanjut lagi 
adalah dosa yang tidak disadari oleh para pemimpin agama saat ini yang 
pemikirannya statis-kaku-beku!!!

Sebagai penutup, Ibu mohon agar artikel ini disebar luaskan kesegenap penjuru 
Nusantara (terutama kepada para pemuka agama, aktivis dan cendekiawan 
keagamaan) dan ke seantero dunia baik secara digital (atau disimpan di archive 
suatu situs internet), suara (dibacakan di radio) maupun secara kertas 
(dicetak/dibukukan), dengan harapan untuk menjadi sumber pembahasan/diskusi 
yang sehat dan sumber riset mengarah ke doktoral (PhD) demi memicu pengertian 
yang lebih mendalam tentang negara, agama, politik dan Tuhan. Uluran tangan 
untuk menterjemahkan artikel ini kedalam bhs. Inggris yang baik untuk kemudian 
di publish secara internasional melalui internet sangat Ibu tunggu2. Dengan 
demikian diharapkan negara Indonesia dan dunia menjadi aman, tenteram dan 
sejahtera. Artikel lain yang berbobot dapat dibaca di 
http://analisakebudayaan.blogspot.com/ dan 
http://diskusikebudayaan3.blogspot.com/. Tanggapan serta karya anda yang 
berbobot sangat dinantikan dan diharapkan oleh Ibu, masyarakat Indonesia dan 
dunia. Saran dan kritik positip (terutama dari para pembaca yang sudah berusia 
diatas 50 tahun dan berjiwa religius) akan Ibu gunakan untuk selalu 
mengupdate/revisi artikel ini. Pembaca yang budiman, Ibu mohon agar anda jangan 
cuek terhadap krisis etika, moral dan kebudayaan yang sedang melanda Indonesia. 
Sekian dan terima kasih.

Dari Ibumu,
Ibu Pertiwi, Ibu Nusantara, Yang sedang berduka hati ...
Email: PertiwiIbuNusantara@xxxxxxxxx


posted by PEMERHATI & PEMBELAJARAN KEBUDAYAAN | 5:24 AM   

MAHA KONTRADIKSI PENALARAN DALAM AGAMA ISLAM! 

Tiga proffesor dari luar negeri, Indonesianis, berdiskusi panjang lebar tentang 
agama, kebudayaan, nalar dan Tuhan sambil lesehan di Malioboro, Yogyakarta. 
Mereka adalah dari Jepang, Inggris, dan Australia. Pemandunya adalah kami2 - 
manusia Yogya yang sudah lanjut (diatas 60 tahun). Gaya bahasa para 
Indonesianis ini menarik (dialek dan pemilihan kata sering lucu). Sebagai 
ilmuwan yang sudah tua dan sudah makan asam garam dunia, mereka ingin 
memberikan sumbang saran pemikiran. Intisari pembicaraan mengatakan bahwa Islam 
akan dapat menguasai dunia apabila dapat menjelaskan secara logik/nalar 
ajaran2nya kepada para calon pemeluknya, terutama kepada para 
cendekiawan/scientiests yang kebanyakan sudah tidak peduli dengan agama. 
Tantangan ini kiranya juga dapat diberlakukan bagi agama lain. Apabila 
kelemahan dalam penalaran seperti tersebut dibawah ini bisa diatasi maka Islam 
memang layak menjadi agama nomor satu didunia. Menurut mereka, dinegara modern, 
apa saja dapat diperdebatkan atau didiskusikan, termasuk agama, sebab debat dan 
adu argumentasi akan meningkatkan inteligensia (IQ) dan EQ, asalkan kaki, 
tangan dan emosi (kelahi) tidak boleh disertakan dalam debat! Berikut ini 
intisari diskusi ketiga ilmuwan tsb. dan yang kami pandu.
1. Muhammad mengaku menerima kitab suci dari langit secara langsung ("tiban"), 
padahal bukti-buktinya (kitab) tidak ada. Seandainya kitab suci itu ada, 
seperti apakah maha karya Tuhan itu - semaha indah seperti apa, apakah tulisan 
tangan, atau sudah pakai komputer dengan Microsoft Word dan dicetak dengan 
laser printer?
2. Bukankah semua ilmu pengetahuan dan teknologi dari hal yang sangat 
sederhana, misalnya: dalam matematika: satu tambah satu = dua, dalam Fisika: 
hukum Pascal, Archimedes, bejana berhubungan, dalam ekonomi: hukum permintaan, 
dst., sampai dengan yang amat canggih (atom, komputer, genetik, DNA), semuanya 
adalah jerih payah manusia selama ribuan tahun di laboratorium-laboratorium, 
dan tidak ada yang bersifat "tiban". Sejarah membuktikan bahwa Tuhan belum 
pernah menurunkan hukum2 atau kaidah2 ilmu pengetahuan dan teknologi dari 
langit secara langsung (tiban), misalnya dalam bentuk Kitab Suci Ilmu 
Pengetahuan dan Teknologi!
3. Seandainya ada klaim dari seorang nabi tertentu yang menyatakan Tuhan telah 
menurunkan kitab maha suci bernama X langsung dari surga (tiban), dapatkah ia 
membuktikan keberadaan kitab itu? Catatan tambahan penulis: Tanpa ada bukti 
adanya kitab tiban itu, bukankah ini bagaikan Soeharto (mantan presiden RI) 
yang mengaku menerima Supersemar (yang sampai saat ini belum diketemukan 
aslinya), kemudian menggunakan surat kayal itu untuk berkuasa dan memperdaya 
bangsanya (k.l. 200 juta dan yang s/d saat ini belum sadar tertipu!). Menurut 
kaum Moslem, Alqouran yang ada adalah hanya salinan dari yang asli (tiban), 
yang ternyata isinya mirip kitab suci orang Yahudi dan Kristen dengan 
tambahan-tambahan yang sulit diterima akal seperti terbukti dibawah ini dan 
menurut ahli bahasa banyak kesalahan bahasanya (lihat artikel di 
http://www.faithfreedom.org/ ATAU http://indonesia.faithfreedom.org/forum). 
Bukankah klaim kitab suci tiban (Alqouran) ini tidak nalar?
4. Alqouran/Muhammad mengajarkan hukum dan aturan yang bersifat: mudah usang 
dimakan oleh jaman, statis, beku, tidak adil, bias gender, sulit diterapkan, 
berlaku lokal/regional (setempat), kurang menghormati hak asasi manusia, 
sadistik, ruwet serta banyak ayat2 yang tidak rasional dan ambigu/bias. Berikut 
ini penjelasan hukum-hukum itu, misalnya saja: cara berpakaian (jilbab); 
hukuman yang bersifat sadisme dan membuat cacat, misal potong tangan, penggal 
kepala dan dilempari batu; cara berpuasa yang tidak adil dan tidak rasional 
berdasarkan terbit-tenggelamnya matahari tanpa mengingat pembagian waktu 
dibelahan bumi yang berbeda-beda, ingat dikutub-kutub bumi, dimusim dingin 
matahari hanya muncul kurang dari 2 jam; pria boleh poligami, wanita tidak 
boleh poliandri (rasio laki: perempuan disuatu daerah tidak menentu); sex 
dianggap kotor, sehabis melakukan hubungan sex, pelaku wajib keramas; cara 
berdoa yang rumit; wanita baru mens dianggap kotor dan wanita dianggap sumber 
napsu berahi maka badan wanita harus dibungkus dari ujung kaki s/d kepala, 
cukup kelihatan mata saja; wanita mempunyai hak waris lebih sedikit, ini 
sungguh sangat bias gender dan tidak adil; bias binatang: binatang anjing yang 
mempunyai kecerdasan tinggi dan penyayang manusia (mampu berteman dengan sangat 
akrab, dan sangat bermanfaat bagi manusia) di najiskan, misal tidak boleh kena 
air liurnya; babi yang sangat mudah diternakan dan dagingnya sangat lezat (yang 
menjadi sumber daging utama dinegara non Moslem) di haramkan; cara membunuh 
hewan yang kurang berperikehewanan (digorok lehernya); orang pindah agama 
diancam hukuman mati (ini melanggar sifat Tuhan yang Maha Demokratis dan 
menghormati hak asasi); mengklaim paling benar dan mengatakan kafir pada 
kelompok lain, kemudian menambahkan ajaran jihad yang bila dipadukan (kafir dan 
jihad) dapat dipakai sebagai alat politik yang ampuh; dan sebagainya. 
Hukum2/aturan2 yang semacam ini bukankah justru melecehkan Sang Pembuat 
(=Tuhan) karena mencerminkan bahwa sang pembuat kok sebegitu tolol, padahal 
katanya Tuhan itu Maha Cerdas, mengapa aturannya kok sebegitu mudah usang, 
bersifat lokal/regional dan irasional, serta banyak mengandung kekerasan dan 
kekejaman? Jadi, siapa yang tolol: Muhammad atau Tuhannya Muhammad? Bila 
Muhammad yang tolol, bukankah yang percaya kepada Muhammad lebih tolol lagi?
5. Alqouran/Muhammad memuat logika yang saling kontradiksi. Dikatakan bahwa 
Allah adalah Maha Besar; namun Muhammad mengaku sebagai nabi terakhir. Mana 
mungkin sesuatu yang Tak Terbatas (Allah, milyaran tahun) cukup dijelaskan oleh 
satu orang saja yang SANGAT TERBATAS (Muhammad, k.l. 80 tahun)! Setelah 
Muhammad ternyata masih banyak nabi bermunculan, silahkan cari di internet 
dengan mengetik: New Religion di www.google.com; contoh nabi lain misalnya 
Yoseph Smith pendiri gereja Mormon di tahun 800 (k.l 400 thn setelah Muhammad). 
Jika Allah itu dari minus tak terhingga (tak tahu kapan awalnya = alpha) dan 
berakhir di plus terhingga (tak tahu kapan berakhirnya = omega), maka seorang 
manusia yang hidup di suatu range (daerah) umur yang sangat terbatas (katakan 
75 tahun) adalah tidak mungkin menjelaskan sesuatu yang tak terhingga (milyaran 
tahun)! Bumi dan universe sudah milyaran tahun, dan masih milyaran tahun lagi, 
maka seribu, sejuta atau bahkan semilyar nabi disertai ilmuwan tidak akan 
pernah selesai mempelajari universe dan Tuhan! Sesuatu Yang Maha Takterbatas 
(Tuhan) diklaim cukup dijelaskan oleh hanya seorang manusia yang amat sangat 
terbatas (Muhammad) dalam sebuah buku yang sangat terbatas pula/tipis 
(Alqouran) adalah maha kontradiksi!
6. Karena Alqouran tidak memakai perumpamaan2, maka ayat2nya yang mudah usang 
dan tertinggal jaman seringkali membingungkan umatnya (karena bias, misal: 
haram-halal, kafir, bunga bank, dst.). Contoh lain yang sangat aktual adalah 
ayat-ayat yang diungkapkan oleh banyak penulis di forum internet, misalnya 
tentang ayat2 yang mendasari: bunuh diri dan membunuh orang lain, jihad, dan 
mengkafirkan keyakinan lain, yang semuanya ini menjadi dasar suburnya 
terorisme. Karena ayat2 itu boleh dikata menjadi sumber terorisme, maka tanpa 
dapat di update, bahaya terorisme didunia ini akan selalu mengancam. Selain 
itu, klaim bahwa Muhammad adalah nabi terakhir mengakibatkan agama Islam 
menemui jalan buntu untuk mereformasi aturan2 (kitab suci) yang sudah usang dan 
tertinggal jaman. Kalau tidak ada nabi baru setelah Muhammad, lalu melalui 
siapa bila Tuhan ingin mereformasi kitab suci Nya? Menurut petuah orang bijak: 
Pakaian dijahit untuk manusia, jadi bukan manusia dijahit untuk pakaian. Maka, 
kalau ukuran manusianya berkembang seiring waktu, pakaian sering kali menjadi 
sesak, maka jahitannya perlu disesuaikan, bukan manusianya dikecilkan/dioperasi 
agar pas dengan pakaiannya. Mirip dengan kebijakan diatas, agama itu untuk 
manusia, bukan manusia untuk agama; jadi kalau ada ayat2 yang sudah tidak layak 
lagi atau sangat membingungkan, maka kitab suci tsb. harus di update. Bukan 
manusianya dipasung untuk tetap menerima ayat yang sudah sulit diterima akal, 
dan juga bukan Tuhannya yang dimasukan kejalan buntu (karena tak ada Nabi baru 
lagi), serta bukan Tuhannya selalu dipenjarakan kemasa lalu. Bukankah dengan 
pernyataan Muhammad seperti itu justru menandaskan bahwa Islam adalah agama 
masa lalu yang tidak punya masa depan lagi? Bukankah hal ini mengakibatkan 
perpecahan dan/atau pertumpahan darah diantara sesama umat Islam sendiri yang 
menginginkan reformasi Islam, misal antara Suni, Ahmadiah dan Siah, antara 
Muhammadiah dan NU, antara kolot dan liberal, dst.? Dimana mereka juga akan 
saling klaim lebih Islami, dan mungkin akan disertai 
kekerasan/pembunuhan/pertempuran? Sungguh sulit dimengerti dan dipercaya oleh 
nalar, bahwa seorang manusia justru berani membatasi Tuhannya dengan mengaku 
bahwa ia adalah nabi terakhir!
7. Kontradiksi logika lain dalam Alqouran/Muhammad adalah adanya ayat yang 
menandaskan bahwa agama Islam adalah agama terakhir yang sempurna, tanpa cacat 
cela; namun dalam ayat yang lain ditandaskan bahwa Alqouran hanya bagaikan 
setitik pasir dipantai dibandingkan Tuhan! Salah satu ayat Alqouran dengan 
tegas menandaskan bahwa apabila semua ajaran Allah dituliskan, maka tinta satu 
samudrapun tidak akan cukup! Jadi Alqouran dan Islam adalah amat sangat maha 
terbatas sekali, dan Tuhan adalah amat sangat Maha Tak Terbatas! Dengan 
demikian, klaim bahwa Islam adalah agama yang sempurna merupakan kontradiksi 
yang luar biasa! Klaim agama yang sempurna ini juga merendahkan martabat Tuhan 
mengingat sesuatu yang Maha Sempurna dan Tak Terbatas kok cukup ditulis dan 
diwadahi hanya dalam buku setipis Alqouran (yang kurang dari 1000 halaman). 
Ibarat seorang professor yang hanya dianggap sebagai seorang kanak2! Klaim ini 
juga menyiratkan bahwa Tuhan itu seolah-olah beragama Islam; hal ini adalah 
maha kayal sekali; bagaimana Sang Maha Cerdas dan Maha Sempurna dapat diwadahi 
pada sesuatu yang maha sempit, maha terbatas, dan maha tidak nalar?
8. Jika Tuhan itu ada, maka Ia pasti sesuatu yang sangat dinamis bukan statis; 
mengingat aturan2 dalam Alqouran seperti dibahas diatas ternyata bersifat kaku, 
beku, dan statis (dan banyak yang sudah ketinggalan jaman) maka ini merupakan 
kontradiksi logika yang parah juga. Ini juga merendahkan martabat Tuhan yang 
Maha Dinamis dan Maha Sempurna.
9. Secara umum dikatakan bahwa Tuhan itu menghormati hak asasi manusia (HAM). 
Namun hal ini tidak tercermin dalam Islam. Pindah agama dapat dikenai hukuman 
mati; kawin campur antara wanita Muslim dengan pria agama lain tidak 
diperkenankan; mengkritik agama atau berbeda pendapat dengan lembaga tertinggi 
agama dapat di fatwa hukuman mati. Kalau demikian, bolehkah dikatakan: 
"Tuhannya Islam" melanggar HAM?
10. Pria Muslim dapat menikah dengan wanita non Muslim, tapi sebaliknya tidak 
berlaku. Pria boleh nikah lebih dari satu istri (poligami), tapi sebaliknya 
tidak berlaku. Pria boleh jadi imam, tapi sebaliknya tidak berlaku. Pria 
mendapatkan warisan yang lebih banyak dari pada wanita, dst. Kalau demikian, 
bolehkah dikatakan: "Tuhannya Islam" sangat bias gender dan tidak adil?
11. Demikian pula dengan adanya ayat yang mengkafirkan 
keyakinan/pendapat/ajaran lain. Alqouran tidak mengenal agama selain Islam 
(3:85). Alqouran mengutuk orang yang tidak percaya Islam agar masuk neraka 
(5:10), dan mengelompokan mereka sebagai najis/kotor (9:28); Alqouran juga 
memerintahkan untuk memerangi mereka sampai tidak ada agama selain Islam 
didunia ini (2:193); Alqouran juga memerintahkan untuk membantai atau menyalib 
atau memotong tangan dan kaki pada orang yang tidak percaya Islam dan mengusir 
mereka keluar daerah dengan cara yang memalukan! Nampak bahwa Islam tidak 
seiring dengan sifat Tuhan yang menghormati pluralisme dan penuh kasih sayang. 
Berapa ratusan fatwa ulama Islam telah diterbitkan untuk melanggar HAM? Ini 
merupakan kontradiksi logika yang hebat.
12. Bila melihat latar belakang kehidupan Muhammad, adalah sulit sekali untuk 
dapat menerima bahwa ia adalah seorang yang suci. Peri kehidupan sexnya dengan 
banyak pelayan wanitanya/harem dan terlebih lagi dengan Aisha, gadis yang baru 
9 tahun umurnya, sangat mengherankan dan mengerikan. Hubungan sex antara pria 
umur 54 th (Muhammad) dan Aisha (9 th) bila terjadi saat ini akan disebut kasus 
pedophili, dan pelakunya (yang dewasa) dapat dituntut hukuman penjara. Hal ini 
juga merupakan kontradiksi logika yang luar biasa (seorang nabi melakukan 
pedophili).
13. Dalam kariernya, Muhammad melakukan: 47 pertempuran, pembantaian orang 
Yahudi, pemenggalan kepala masal (dimana Muhammad hadir), dan pembunuhan 
terencana tokoh Arab yang menjadi lawan politiknya di Medina. Perangainya yang 
suka kekerasan sangat mewarnai berbagai ayat yang mentolerir kekerasan dalam 
Alqouran, sebagai contoh ayat2: (2:191), (9:123), (9:5), (8:65 ), (25:52), 
(66:9), (47:4) dan (9:29). Ini merupakan kontradiksi yang menarik, seorang nabi 
kok gemar kekerasan dan bersifat sadis! Menurut para ilmuwan diatas, Muhammad 
lebih tepat bila disebut politisi daripada nabi. Hal ini juga mengindikasikan 
bahwa Alqouran lebih mencerminkan watak Muhammad yang keras dan sadis dari pada 
watak Tuhan yang penuh kasih sayang!
14. Pengakuan resmi dan pemberian kedudukan yang amat luar biasa tingginya 
dalam Alqouran terhadap Yesus, yang dikenal sebagai Isa, yaitu sebagai: nabi 
Ulul Azmi (nabi yang memiliki keunggulan dibandingkan nabi-nabi yang lain), 
bahkan Isa juga diberikan atribut yang indah yaitu sebagai pemuka manusia baik 
di Bumi maupun di Langit (sebagai referensi tambahan: Alwi Shihab, mantan 
menteri dan petinggi NU, harian Kompas tertanggal 18 Desember 2003), serta 
pernyataan bahwa nabi Isa lah yang akan menjadi hakim paling adil di akhir 
jaman nanti membuat Alqouran kehilangan kekuatan magis dan super naturalnya 
(apalagi bila hal ini sering diungkapkan ke publik, maka lebih baik jarang 
diungkapkan). Bila Isa adalah hakim di akhir jaman (kiamat) dan sangat 
dihormati, maka sudah selayaknya Isa dihormati, dan ajaran Isa semestinya 
diajarkan dalam Islam; namun ternyata justru tidak diajarkan dan Isa 
diperlakukan bagaikan musuh. Ini juga merupakan suatu kontradiksi yang hebat, 
seorang nabi yang terunggul justru dimusuhi!
15. Konsep ke esaan Tuhan dalam Islam terlalu sederhana untuk melukiskan ke 
Maha Besaran Tuhan. Dalam agama Hindu, Tuhan digambarkan dengan indah sekali 
sebagai kekuatan 3 dewa: perusak, pemelihara, dan pencipta. Dalam agama 
Kristen, Tuhan digambarkan sebagai Tri Tunggal: Bapa, Putra dan Roh Kudus; 
sebagai gambaran: air dapat berupa fase cair, uap dan padat (es), atau 
sekaligus ketiga fase itu hadir bersama, namun ia tetap satu yaitu air. Untuk 
lebih memperjelas lagi, sebagai ilustrasi: dalam Islam seolah-olah manusia yang 
esa itu ya manusia, titik. Agama lain menggali manusia lebih jauh lagi, 
misalnya ternyata manusia yang satu itu terdiri atas roh, pikiran dan jiwa, 
dimana ketiganya bisa dirasakan kehadirannya, namun tetap menyatu (esa) dalam 
diri manusia. Semua konsep tentang ke Esaan Tuhan ini (dan juga IPTEK) 
dirumuskan oleh manusia, tidak ada yang jatuh dari langit (tiban), jadi mungkin 
dapat saja salah, mengingat manusia belum selesai atau tidak akan pernah 
selesai memahami Tuhan! Sayang sekali, ada sementara orang yang 
pengetahuannya/konsepnya tentang Tuhan hanya sedikit dan sederhana sekali, 
namun justru memarahi atau bahkan mengkafirkan manusia lain yang pengetahuannya 
tentang Tuhan justru lebih banyak! Ini bagaikan ilmuwan Blaise Pascal memarahi 
ilmuwan Einstein! Ini juga kontradiksi nalar.
16. Dengan banyaknya ayat2 yang kontradiksi dengan nalar, maka cara 
menyebarluaskan agama Islam adalah dengan sistim pendidikan yang memaksa dan 
searah (doktriner, menghindari debat dan diskusi), serta harus dimulai sejak 
kecil (pengajaran disertai hal2 yang tidak nalar dan menakut-nakuti anak kecil: 
misal dibakar dan ditusuk saat dineraka, mau masuk surga ditanyai agamanya apa, 
dst.); dan direkayasa berbagai aturan yang bertentangan dengan nalar dan HAM 
untuk melindungi agama Islam, misalnya: melarang kawin campur dan melarang 
pindah agama, mewajibkan hukum syariah untuk suatu daerah/negara, sistim 
pendidikan yang porsi jamnya banyak dihabiskan untuk agama, ancaman kekerasan 
s/d pembunuhan bagi yang mengkritisi Islam, dsb. Tidak mengherankan bila sampai 
dengan detik ini belum ada negara Islam yang demokratis dikarenakan banyaknya 
kontradiksi logika dalam Islam! Padahal sifat Tuhan adalah logis dan 
demokratis, ini adalah kontradiksi nalar lagi!
17. Muhammad/Alqouran mengajarkan penyembahan berhala yaitu batu besar yang 
disebut Ka'bah yang harus disembah dan menjadi kiblat doa umat Islam. Benarkah 
Tuhan menginginkan agar Ia disamakan dengan sekedar batu besar? Ataukah ini 
keinginan Muhammad? Sungguh tidak nalar.
18. Muhammad/Alqouran mendesain penjajahan kebudayaan bagi negara penganut 
Islam dengan cara: mengharuskan menggunakan bahasa Arab dan meniru cara 
berpakaian, berdoa, berseni, dan bernegara (politik, hukum dan perbankan). 
Dengan strategi ini, otomatis kebudayaan Arab akan mewabah, sebaliknya 
kebudayaan/keyakinan setempat akan tertindas. Benarkah Tuhan menginginkan 
bahasa dan kebudayaan Arab yang levelnya masih jauh tertinggal dibanding 
beberapa kebudayaan lain sebagai 'terpilih internasional'? Atau ini sekedar 
keinginan Muhammad? Sungguh tidak nalar.
19. Muhammad/Alqouran mengajarkan bahwa ada bulan suci yaitu Ramadhan (bias 
waktu), ada tempat suci yang disebut Mekah (bias tempat), kemudian 
menyatukannya dengan ajaran bahwa wajib bagi umat Islam untuk pergi naik haji 
ke Mekah dengan diberi imbalan kepastian naik surga atau pengampunan dosa 
setahun. Dengan demikian, umat Islam tergerak untuk bolak-balik naik haji ke 
Mekah walau membutuhkan biaya banyak dan kalau perlu harus menjadi miskin (bagi 
yang ekonomi menengah/lemah). Benarkah Tuhan menginginkan DiriNya atau SurgaNya 
dijual semurah itu? Benarkah Tuhan menginginkan ajaranNya menjadi mesin pencuci 
dosa (ada money laundry, ada sin laundry)? Bukankah bagi para pelaku KKN, 
aturan ini sangat menentramkan dan menyenangkan? Bukankah ini suatu bentuk 
ketidak adilan karena yang kaya bagaikan mampu membeli surga sedangkan yang 
miskin lalu tidak mampu membeli surga (katanya Tuhan Maha Adil)? Bukankah bagi 
negara diluar Arab, hal ini mengakibatkan terkurasnya devisa/uang setempat, 
pemiskinan masyarakat lokal, dan menumbuh suburkan pelaku KKN? Sedangkan bagi 
negara Arab, agama dibuat kedok sebagai penghasil "devisa pariwisata". Benarkah 
Tuhan menginginkan hal setolol ini, menguras negara miskin, memakmurkan negara 
kaya?
20. Last but not least, dengan karakteristik Alqouran yang: tiban, isi kitab 
yang banyak bertentangan dengan logika, bias lokasi, sangat terbatas oleh isi, 
ruang dan waktu, bias gender, bias binatang, bias tapsir, kurang mencerminkan 
kecerdasan Tuhan, kurang mencerminkan sifat kasih sayang Tuhan (banyak 
sadismenya), dan sama sekali tidak mencerminkan ke Maha Besaran Tuhan, dst., 
maka dapat disimpulkan bahwa Alqouran justru bertentangan dengan Tuhan itu 
sendiri!!!
Sebagai penutup, para prof. tsb. menyarankan agar:
· Untuk anak2, agar pendidikan budi pekerti lebih dipentingkan daripada agama 
(abstraksi anak2 tentang Tuhan belum mampu)
· Agama adalah kebebasan, maka sebaiknya dipilih setelah dewasa (bukan kanak2). 
Memilih agama jangan hanya karena umatnya banyak (jutaan atau milyaran), 
melainkan karena mutunya. Emas itu lebih sedikit daripada loyang/besi, doktor 
itu lebih sedikit daripada lulusan SMU. Jumlah umat yang banyak namun mempunyai 
mental seperti kumpulan domba atau kumpulan ikan adalah justru memprihatinkan; 
sebab setiap domba adalah peserta sekaligus pemimpin pada saat yang sama, 
masing-masing saling tergantung satu sama lain. Kumpulan ikan juga berkeliaran 
dengan cara yang sama. Tapi manusia adalah lain, kita tidak selayaknya 
mengikuti yang lain secara membabi buta! Kita punya hati nurani dan nalar!
· Agama masih tetap diperlukan oleh banyak manusia sebagai salah satu pintu 
masuk untuk mengenal Tuhan, namun agama apapun seharusnya tidak boleh 
bertentangan dengan nalar/logika.
· Dinegara modern, manusia sudah tidak mencari atau berhenti pada suatu agama 
beserta kitab sucinya yang sangat terbatas, melainkan terus mencari Tuhan Yang 
Maha Tak Terbatas! Manusia modern berpendapat bahwa agama yang sangat terbatas 
itu telah dipakai untuk: membatasi Tuhan demi kepentingan duniawi semata dan 
juga membatasi (mengkotak-kotakan) manusia!
· Pada umumnya, agama akan tumbuh dan berkembang dengan baik dinegara yang 
miskin, tidak stabil dan terbelakang (pendidikan rendah, SDM masih bernalar 
rendah). Di negeri semacam ini, agama seringkali menjelma menjadi kekuatan 
politik yang hebat, dan seringkali berubah wajah sekedar menjadi alat kekuasaan 
belaka serta menjadi alat perusak kerukunan bangsa!
· Penyebaran agama seringkali ditumpangi kebudayaan asal agama itu; bila tidak 
hati2, maka perkembangan suatu agama dapat memusnahkan atau 
melemahkan/melecehkan kebudayaan lokal setempat.
· Cara suatu bangsa memahami dan mempraktekan agama/Tuhan mencerminkan tingkat 
penalaran bangsa itu sendiri.
· Beberapa oknum pemuka agama mencoba mengkelabui umatnya dengan menandaskan 
bahwa kitab sucinya serba bisa-serba pintar, misalnya bisa menjelaskan fisika, 
biologi, ekonomi, perbintangan, nuklir, komputer, dst. Para ilmuwan busuk lalu 
diminta mengarang buku2 yang isinya, sebenarnya mengada-ada serta mereka-reka, 
seolah-olah kitab suci itu maha bisa, maha kuasa, dan maha luar biasa; padahal 
sebaliknya maha terbatas (baca point 7 diatas)! Ingat, tak ada seorang ilmuwan 
top pemenang hadiah Nobel yang mengkaitkan kepakaran keilmuannya dengan kitab 
suci, sebab kitab suci ditulis untuk menjelaskan adanya kehidupan yang jauh 
lebih baik setelah mati (surga) beserta cara untuk dapat sampai kesana (surga), 
jadi kitab suci ditulis bukan untuk menjelaskan fisika, biologi, ekonomi, 
perbintangan, nuklir, komputer, dst. Gejala rekayasa ini dapat dipahami 
mengingat sejarah agama Kristen/Katholik yang mulai ditinggalkan oleh para 
ilmuwan akibat kebekuan dan kekakuannya; maka untuk menghindari nasib serupa 
(ditinggalkan umatnya) dari agama lain, misal Islam, perlu dikarang ke maha 
hebatan kitab suci (Alqouran) yang mampu apa saja! Dan gerakan ini biasa 
disebut Islamisasi Ilmu Pengetahuan. Harap hati2 dengan kecap nomor 1 dari 
oknum pemuka agama ini! Sungguh dapat dikatakan bahwa para oknum pemuka agama 
ini telah: menyesatkan, membodohi serta membuat bodoh umatnya!
Manusia modern dengan intelektual tinggi sudah sulit mempercayai agama (yang 
sangat terbatas), namun lebih percaya akan adanya Tuhan (yang Maha Tak 
Terbatas); namun bila ditanyakan mana yang lebih sulit diterima akal apakah 
Muhammad atau Yesus, maka pada umumnya jawaban mereka adalah: Muhammad, dengan 
alasan:
- sebegitu banyaknya bias/kerancuan dalam Alqouran
- sebegitu statis, kaku, dan beku hukum2 dalam Alqouran
- sebegitu banyak ayat2 yang mengandung sadisme dalam Alqouran
- sebegitu terbatasnya Alqouran
- sebegitu buruk perangai Muhammad (perilaku dalam sex dan kekejamannya)
- keberangasan dan keberanian dalam mengkafirkan kepercayaan lain
- klaim yang berlebihan bahwa Islam adalah agama terakhir yang sempurna
- klaim bahwa Muhammad adalah nabi terakhir
- klaim bahwa Tuhan (yang tak terbatas) seperti menganut agama (yang sangat 
terbatas), yaitu Islam, berakibat bahwa Tuhan adalah justru penganut/murid 
Muhammad; dan ini mempunyai konswekuensi bahwa Alqouran dan Tuhan yang dimaksud 
dalam ayat2 Alqouran adalah rekayasa Muhammad sendiri.
Kepositipan Yesus adalah: (silahkan baca artikel yang lain)
- tidak mendirikan agama
- ajarannya tidak statis, kaku, dan beku, karena memakai perumpamaan
- ajarannya tidak banyak bias
- mengakui keterbatasan kitab suci, tidak mengklaim sebagai nabi terakhir, 
sebaliknya menekankan bahwa Tuhan yang Maha Besar itu tidak mungkin cukup 
dibahas oleh satu nabi-satu kitab suci saja, maka s/d akhir jaman masih akan 
banyak nabi2 baru lagi
- tidak pernah menghujat orang/kepercayaan lain sebagai kafir
- surga adalah milik siapa saja (beragama dan tidak beragama) asal mempunyai 
religiositas yang baik.
***
ITULAHLAH BERBAGAI TANTANGAN YANG PALING MEMBAHAYAKAN BAGI UMAT ISLAM (DAN JUGA 
AGAMA LAIN). Artikel lain yang sangat dalam, lugas, bagus, dan mencerdaskan 
dapat dilihat di: http://www.faithfreedom.org/ dan 
http://indonesia.faithfreedom.org/. Silahkan dikunjungi dan selamat membaca. 
Mohon artikel ini dapat disebar luaskan.
Bila tidak keberatan, mohon bantuan agar artikel diatas diterjemahkan kedalam 
bhs. Inggris untuk di publish secara internasional; kemudian mohon cantumkan 
nama pengarangnya adalah: Haryo Mataram, dari Yogyakarta, pengelola situs: 
http://diskusikebudayaan3.blogspot.com/. Selain itu harap dikunjungi pula situs 
sangat berbobot di: http://analisakebudayaan.blogspot.com/. Mari kita biasakan 
berdiskusi dan berdebat secara sehat, demi peningkatan EQ kita. Kritik dan 
saran anda yang positip sangat ditunggu, demi revisi artikel ini. Terima kasih. 
. 

posted by PEMERHATI & PEMBELAJARAN KEBUDAYAAN | 5:20 AM   

Friday, November 11, 2005
YESUS MEREFORMASI AGAMA SECARA TOTAL 

Abstrak - Yesus/Isa memang manusia luar biasa, Ia tidak mendirikan agama, 
melainkan mengajarkan religiositas, humanism dan universalism. Ia datang untuk 
mengajarkan pada manusia antara lain bahwa ada kehidupan yang lebih baik 
setelah mati (surga) dan bagaimana cara menuju surga, serta sekaligus 
membuktikan bagaimana hidup setelah mati itu. Ia menandaskan bahwa surga adalah 
hak bagi setiap manusia, baik beragama maupun tidak beragama. Yesus juga 
mengindikasikan bahwa musuh utama Tuhan YME adalah justru para pemuka agama 
yang sering menyalah gunakan agama untuk kepentingan dirinya atau kelompok 
tertentu. Ia juga mereformasi aturan-aturan kaku-beku-statis agama seperti 
halal-haram makanan dan bekerja di hari Minggu. Ia juga mengajarkan bahwa Tuhan 
YME itu Maha Cerdas, maka ajaran agama harus tidak bertentangan dengan nalar, 
logika, ataupun akal sehat. DARI RIWAYAT HIDUP DAN AJARAN YANG DISAMPAIKANNYA, 
YESUS SUNGGUH SANG PEMBRONTAK, PEMBRONTAK AKAN KEBEKUAN AGAMA/BERAGAMA! JADI, 
YESUS TELAH MEREFORMASI AGAMA SECARA TOTAL!


MANUSIA SUPERKAH?

Manusia Yesus memang sungguh luar biasa, Ia diakui sebagai manusia terbesar di 
dua agama terbesar didunia: Kristen dan Islam. Di Islam, Yesus yang dikenal 
sebagai nabi Isa juga diberi kehormatan yang amat luar biasa tingginya, yaitu: 
nabi Ulul Azmi (nabi yang memiliki keunggulan dibandingkan nabi-nabi yang 
lain), bahkan Isa diberikan atribut yang indah yaitu sebagai pemuka manusia 
baik di Bumi maupun di Langit (referensi: Alwi Shihab, petinggi NU, harian 
Kompas tertanggal 18 Desember 2003). Kitab suci Al-quran juga menyatakan bahwa 
nabi Isa lah yang akan menjadi hakim adil di akhir jaman nanti (hal ini jarang 
diungkapkan).Di Kristen, Ia bahkan diakui sebagai Tuhan yang memanusia (dalam 
cerita pewayangan, Yesus mirip Semar, seorang Dewa yang menyamar menjadi 
manusia dan yang memilih jadi TKW, alias abdi manusia). Dari segi Kejawen 
(kepercayaan/keyakinan Jawa), manusia Yesus juga identik dengan paham 
manunggaling Kawulo-Gusti (menyatunya manusia dengan sifat-sifat Tuhan). Dengan 
atribut Yesus yang demikian indah dan luar biasa, maka tidak mengherankan layar 
perak (film) tidak pernah berhenti membuat film tentang kehidupan Beliau, film 
yang terakhir berjudul "The Passion of Christ".

REFORMASI AGAMA YANG DILAKUKAN

1. Ibarat Maha Guru (Profesor Doktor) Cinta Kasih, Yesus mengajar dengan sistim 
pendidikan modern. Beliau mengajar teori (kognitip), memberi contoh sikap hidup 
yang sesuai ajaran Nya (afektip), kemudian menugaskan para mahasiswa (murid) 
Nya untuk praktek untuk kemudian di evaluasi (psikomotorik). Ini bagaikan 
sistim pendidikan yang modern dan berbasis kompetensi!
2. Yesus mengajar dengan penuh percaya diri dan penuh kewenangan dari Atas, Ia 
menganggap para mahasiswa Nya sebagai subjek pendidikan, bukan objek 
pendidikan. Kitab suci menyiratkan bahwa proses belajar-mengajar yang ia 
laksanakan penuh diskusi dan perdebatan/argumentasi; komunikasi yang terjadi 
dua arah, bukan satu arah, bukan brain washing. Yesus sungguh menyiratkan bahwa 
Tuhan itu Maha Cerdas, Sang Maha Cerdas pasti menyukai perdebatan/argumentasi. 
Ibarat di universitas, dosen yang baik pasti menyukai mahasiswa yang kritis, 
bukan mahasiswa yang duduk, diam, dan mengangguk-angguk! Banyak pemuka agama 
sekarang, mengajar agama dengan metode cuci otak (brain washing); dan supaya 
pemuka agama selalu "menangan", mereka menandaskan bhw keyakinan adalah harga 
mati, lalu membuat pagar: aku adalah aku, kamu adalah kamu, keyakinan tidak 
bisa diperdebatkan, titik; padahal dinegara maju dan modern debat dan adu 
argumentasi adalah alat penting untuk kemajuan pengetahuan termasuk 
agama/keyakinan. Para siswa hanya disuruh menganggukan kepala sambil berkata 
amien. amien.amien; ini sangat membahayakan kecerdasan manusia, sekaligus 
meremehkan Tuhan (dianggap bodoh, tak suka debat)!
3. Yesus mengarahkan pelajaran Nya kepada manusia dewasa, bukan kanak-kanak! 
Beliau sadar bahwa anak-anak belum mampu mencerna abstraksi Tuhan dan surga. 
Catatan: Di negara modern yang masih mengakui agama seperti Eropa, USA, Jepang, 
Korea, Australia, Singapore, dst., disekolah negeri agama tidak boleh 
diajarkan! Agama adalah kebebasan, tanggung jawab orang tua, bukan negara atau 
sekolah. Dinegara maju, yang diajarkan dan ditekankan adalah budi pekerti. Budi 
pekerti mengajarkan sopan-santun, taat hukum, menghargai alam dan isinya, 
keadilan dan hidup bersosial secara baik.
4. Yesus mengajarkan religiositas, bukan agama. Salah satu definisi umum 
tentang religiositas adalah sbb.: sikap hatinurani, batin dan pikiran manusia 
yang selalu diarahkan kepada perbuatan baik, kasih sayang, kebenaran dan 
keadilan. Religiositas dapat diperoleh tanpa melalui agama, ia diperoleh 
terutama dari pengalaman hidup.
5. Yesus menandaskan bahwa surga adalah hak semua orang, beragama atau tidak, 
asal dalam perjalanan hidupnya melakukan kebaikan/kebajikan (RELIGIUS). Dalam 
berbagai contoh perumpamaan, Beliau menyingkapkan bahwa justru orang yang 
dianggap kafir oleh orang Yahudi ternyata malah menjadi penghuni surga, 
sedangkan yang beragama namun munafik justru menjadi penghuni neraka! Yesus 
tidak pernah menghakimi keyakinan orang/bangsa lain, misalnya dengan 
mengatakan/menuduh "kafir". Bagi Beliau, mengkafirkan orang atau golongan lain 
adalah dosa besar!
6. Yesus tidak membebani manusia dengan aturan yang bodoh, beku, kaku, statis, 
tidak adil dan mudah usang dimakan jaman, misalnya: cara berpakaian, hukum 
kekerasan: rajam-potongtangan-cungkilmata, cara berpuasa yang irasional (misal: 
dikutub bumi, dimusim tertentu, matahari hanya terbit selama kurang dari 2 
jam), dst.
7. Yesus tidak bias gender dan bias binatang.
8. Yesus adalah jenius. Agar ajaran Yesus tetap fleksibel dan relevan, maka 
secara genius Ia menggunakan banyak perumpamaan/parabel dalam mengajar 
murid2Nya. Ingat, hukum2 agama yang mudah usang, statis, kaku-beku, bias gender 
dan berlaku lokal/regional hanya akan menyusahkan manusia di masa depan dalam 
menginterpretasi kembali, serta mengindentifikasikan bahwa si pembuat hukum 
adalah tidak bijak, tidak cerdas dan tidak punya visi kedepan. Apalagi kalau 
suatu ajaran agama mengklaim nabinya adalah sebagai nabi terakhir, sehingga 
Tuhanpun jadi sulit mereformasi agama tsb., hal mana akan dapat membuat umat 
pemeluk agama terpecah belah didalam usaha mereformasi ajaran agamanya.
9. Yesus menandaskan bahwa Tuhan itu Maha Takterbatas, maka Beliau menyatakan 
bahwa Tuhan akan selalu menyertai manusia dan menurunkan roh kebenaran s/d 
akhir zaman. Yesus tidak mengklaim bahwa Ia adalah nabi terakhir, melainkan 
meramalkan akan masih banyak nabi2 yang diturunkan Tuhan mengingat sifat Tuhan 
yang dinamis dan Maha Takterbatas; bumi dan universe sudah milyaran tahun, dan 
masih akan berlangsung milyaran tahun lagi, maka seribu, sejuta atau bahkan 
semilyar nabi disertai ilmuwan tidak akan pernah selesai mempelajari universe 
dan Tuhan! Namun Beliau juga mengingatkan dan meramalkan adanya kemungkinan 
nabi2 palsu dan penyalah gunaan ajaran Nya!

Catatan: point 5, 6, 7 dan 8 menunjukan ke maha jeniusan Yesus, dan sifat 
ajarannya yang universal dan religius.

INDIKASI MUSUH UTAMA TUHAN

Sangat menarik sekali apa yang tertulis didalam kitab suci. Di dalamnya, Yesus 
mengindentifikasi musuh utama Tuhan YME atau Sang Kebenaran. Menurut Yesus 
musuh utama Tuhan YME adalah justru para pemuka agama itu sendiri. Sebut saja 
mereka itu "pemuka agama hitam", istilah hitam dipinjam dari istilah 
konglomerat hitam, yang telah menghancurkan bangsa Indonesia bersama kaum 
politisi busuk, dan birokrat keranjang sampah. Indentifikasi ini sungguh 
pengungkapan rahasia yang maha luar biasa! Beberapa alasan penting mengapa 
Yesus menganggap pemuka agama hitam justru MUSUH UTAMA TUHAN adalah:

1. Mereka telah menghentikan ke Maha Takterbataskan Tuhan atau membuat Tuhan 
menjadi sangat terbatas.
2. Mereka telah menghentikan ke inginan tahu manusia akan keindahan rahasia 
Tuhan
3. Mereka telah mem brain washing anak2 dengan konsep bahwa Tuhan itu bersifat: 
statis-beku-kaku dan sudah selesai dipelajari oleh para nabi yang lampau, 
sehingga tak dimungkinkan lagi adanya nabi baru.
4. Mereka telah memanipulasi KITAB SUCI menjadi agama yang stagnan untuk tujuan 
duniawi saja, yaitu uang dan kekuasaan, terutama melalui politik.
5. Mereka telah membuat dunia ini terpecah-belah akibat penyalah gunaan agama.

KISAH MENARIK

Kisah penelanjangan kejahatan para pemuka agama Yahudi oleh Yesus berakibat 
tragis. Kaum ulama Yahudi lalu memberikan hadiah uang (money politics) kepada 
salah satu murid Yesus, yaitu Yudas, untuk berkhianat dan menyerahkan Yesus ke 
prajurit Romawi. Kepada para penguasa Romawi, para pemuka agama Yahudi 
menggunakan politisasi agama, misal mereka menandaskan bahwa ajaran Yesus akan 
membahayakan kemapanan agama Yahudi dan kemapanan negara Romawi! Pada akhirnya, 
Yesus wafat disalibkan oleh para konspirator jahat negara Yahudi saat itu 
(ulama, birokrat, politisi, dan militer/tentara Romawi). Kisah Yesus selalu 
menarik dan indah untuk diikuti, karena mengandung: cinta-kasih, kasih-sayang, 
filsafat, teologi, humanism, religiositas, futuristik (masa depan agama), dan 
politik. Maka tidak mengherankan berbagai judul film tentang Yesus telah 
dihasilkan, dan ini akan terus berlanjut. Contoh-contoh judul film a.l.: King 
of Kings, Yesus from Nasareth, dan The Passion of Christ.
Silahkan mencobai film-film itu, penulis pastikan hati anda akan tersentuh dan 
tergetar oleh sesuatu perasaan spiritual yang amat sangat luar biasa dalamnya!

PENUTUP

Agama tetap perlu karena agama adalah tempat belajar tentang Tuhan. Agama yang 
baik, akan dengan rendah hati selalu mengajarkan pada umatnya bahwa Tuhan yang 
Maha Tak Terbatas itu tidak pernah selesai untuk dipelajari; jadi adalah tidak 
cukup untuk: mengerti, mendalami dan memahami Tuhan dengan cukup satu nabi dan 
satu kitab suci! Para ilmuwan didunia modern sudah menjadi malas beragama 
karena agama telah menghentikan ilmu pengetahuan tentang Tuhan (yang semestinya 
sangat indah dan menarik kalau terus ditindak lanjuti). Mereka lebih suka hidup 
secara religius dan terus-menerus melakukan penelitian tentang universe dan 
Tuhan, lepas dari batasan dan kungkungan kaum agamawan yang sering kali justru 
sangat mematikan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan ke Maha Perkasaan 
Tuhan!!!

***
· Mohon artikel diatas disebar luaskan demi mendobrak kefanatikan kaum agamawan.
· Artikel2 lain yang luas, dalam, lugas, dan mencerdaskan ada di web site: 
http://diskusikebudayaan3.blogspot.com/ & 
http://analisakebudayaan.blogspot.com/.

posted by PEMERHATI & PEMBELAJARAN KEBUDAYAAN | 11:48 PM   

BEGITU INDAHNYA STRATEGI BEGAWAN POLITIK SOEHARTO DALAM MENAKLUKAN BANGSANYA! 

PENGANTAR

Keterlibatan AS dalam kupdeta militer yang merangkap di tahun 1965 di Indonesia 
sudah banyak ditulis. Bung Karno (BK) yang mempunyai visi jauh kedepan sudah 
menetapkan bahwa Indonesia adalah non blok, mandiri (berdikari), dan tidak mau 
tergantung pada utang luar negeri ("Go to hell with your aids!"). Sayang 
sekali, Soeharto dkk. melakukan konspirasi dengan USA (via CIA) menusuk 
bangsanya sendiri. Negara-negara sahabat Bung Karno, sperti RRC dan India, yang 
mempunyai prinsip serupa dengan BK dan tidak mempunyai pengkianat negara 
semacam Soeharto Cs., saat ini menjadi bangsa yang sehat, normal, bahkan 
adidaya! Presiden SBY baru-baru ini terpaksa mengulangi langkah BK lagi dengan 
mengunjungi RRC. Jadi, ditahun 1965, Indonesia dijadikan lapangan pertempuran 
antara USA dkk vs. Rusia dkk., yang menang USA (kapitalis); sebaliknya di 
Vietnam, yang menang Rusia (komunis).

Pada tahun 1995 an, Soeharto menyadari kesalahannya, disamping sudah terdesak 
oleh kaum reformis, ia pun ingin banting stir ingin lepas dari USA. Cara 
teraman adalah menggunakan politisasi agama. Dibawah ini akan dijelaskan 
bagaimana begawan politik Soeharto dengan seni yang indah dan tinggi sekali 
memperdaya bangsanya melalui politisasi agama Islam. Dengan strategi safety 
exit ini bangsa Indonesia bagaikan dimasukan kepihak Timur Tengah dalam 
menghadapi dunia barat! Dengan demikian, Indonesia seolah-olah ingin dilepaskan 
dari mulut harimau (USA dkk.), namun dimasukan mulut buaya (Arab/Timur Tengah). 
Regim Soeharto memang selamat-sehat walafiat; namun dengan hasil sampingan: 
Indonesia masuk sekaligus dua mulut: harimau dan buaya! Indonesia saat ini 
(2005) adalah kembali menjadi ajang pertempuran antara: Barat lawan Timur 
Tengah, antara kaum sekuler dan kaum Islam, antara modernitas dan kekolotan 
agama. SELAMAT MEMBACA...

***

Bila anda seorang intelektual Muslim yang dewasa dan rasional, maka setelah 
membaca fakta2 sejarah dibawah ini, lalu merenungkannya secara mendalam, 
barangkali anda tidak akan emosi dan marah, bahkan justru akan menitikan air 
mata kepedihan dan mengucapkan terima kasih kepada penulisnya atas fakta, 
kritik dan saran yang terkandung didalamnya. Kegeniusan regim Soeharto dalam 
memanipulasi agama harus dibeberkan dengan jelas-tuntas. Sama sekali tidak ada 
maksud negatip dari hati penulis, kecuali keinginan mengungkapkan keprihatinan 
hati nurani penulis. Kecintaan penulis yang tulus dan dalam kepada Tuhan YME 
serta negara RI menjadi sumber utama inspirasi untuk menulis artikel ini. 
Berikut ini fakta2 sejarah nyata tersebut:

- Jendral Soeharto beserta para jendral TNI AD telah memprovokasi/mendalangi 
massa NU (umat Islam, terutama di Jatim) untuk membantai ratusan ribu massa PKI 
yang tak berdosa dan tidak tahu menahu tentang politik di desa2, ditahun 1965, 
hal ini dilakukan untuk menutupi coup detat angkatan darat sekaligus untuk 
mengkambinghitamkan PKI. Pembunuhan yang lebih kejam lagi adalah "pembunuhan 
kemanusiaan" terhadap anak cucu para anggota PKI yang tidak tahu menahu dan 
tidak terlibat politik dengan cara merintangi perkembangan kepribadian, emosi 
dan bisnis mereka (alat2 pembunuh yang diciptakan misalnya: litsus dan S.K 
bebas G30S). Operator pembunuhan nasional ini adalah pasukan KOPASUS/RPKAD 
dibawah pimpinan Sarwo Edhi (mertua presiden SBY). Baru Gus Dur saja (saat itu 
sebagai presiden) yang meminta maaf. Disini agama dipakai untuk memprovokasi 
masa dan membantai bangsanya sendiri!
- Dijaman Soeharto (Orba): agama diperalat untuk menggaet suara pemilih disaat 
Pemilu, misalnya saja penyalahgunaan dai Zainudin MZ yang sengaja sering 
ditampilkan di TV, kemudian sengaja digelari "Dai Sejuta Umat" agar rakyat 
mudah terpikat. Setelah populer, dai ini dibawa safari Ramadhan oleh menteri 
Harmoko untuk menipu rakyat demi kemenangan GOLKAR. Memenangkan suara pemilu 
suatu daerah diuamakan melalui para ulamannya. Semenjak regim ORBA s/d saat ini 
para kyai dan ulama terus diperebutkan oleh politikus untuk menjadi sekedar 
alat politik. Oleh regim Suharto, para ulama busuk ini dibuatkan wadah yang 
dinamai MUI. Oleh orang bijak, kata MUI lebih tepat kalau diterjemahkan sebagai 
Majelis Ulama Istana (atau alat penguasa). Saat ini adalah sulit untuk 
membedakan antara ceramah agama dan ceramah politik seorang ulama. Baru Gus Dur 
saja (saat itu sebagai presiden) yang berani memarahi para ulama di MUI dan 
saat itu disiarkan secara langsung di TVRI! Gus Dur menandaskan bahwa para 
ulama ini adalah para pengejar harta dan kekuasaan. Sampai dengan saat ini MUI 
diberikan income yang sangat besar sekali yaitu melalui labelisasi halal/haram 
semua makanan (semestinya Badan POM). Sebagai pembanding, Probo Sutejo, paman 
Soeharto, berawal dari guru SMA, diberikan kekuasaan labelisasi cengkeh, maka 
jadilah ia trilyuner; Probo mampu menyuap Rp. 16 milyar ke pada hakim agung di 
MA! Disini agama kembali dipakai untuk menipu rakyatnya.
- Ketika regim militer sudah terdesak oleh kaum intelektual kampus, maka 
Habibie bersama para Jendral (Hartono, Ahmad Tirtosudiro, mbak Tutut, dsb.) 
mendirikan ICMI di Universitas Brawijaya Malang guna menarik simpati dan 
mengelabui kaum intelektual. Masuk ICMI adalah kunci jabatan birokrasi yang 
tinggi (saat itu). Tak heran, saat itu, banyak Profesor dan Doktor terpikat 
masuk ICMI terbius tuk menduduki jabatan birokratis yang tinggi. Hal ini paling 
tidak menandakan adanya: kebutaan politik dan tingginya napsu manusiawi (harta 
dan kedudukan) para ilmuwan Muslim. Disini agama dipakai untuk membius dan 
mengelabui cendekiawannya sendiri demi save exit regim ORBA.
- Seiring dengan ICMI, Suharto juga mengganti para menterinya yang semula 
berwajah Nasionalis menjadi bernuansa Arab-Islami demi mengambil hati umat 
Islam guna menyelamatkan regim militer dan ORBA. Para menteri keturunan Arab 
tsb. adalah: Marie Muhamad, Ali Alatas, Saleh Affif, Fuad Hasan, Bedu Amang, 
Fuad Bawazir, dsb. Kemudian mbak Tutut Suharto yang cantik dan seksi ke Mekah 
naik haji, dan sepulangnya dari Arab, beliau memakai jilbab. Bob Hasan pun 
berganti nama menjadi Muhamad Hassan. Sebelumnya Suharto telah mengobral uang 
rakyat sebanyak 700 trilyun rupiah ke etnis Tionghoa yang nakal lewat BLBI 
(banyak Chinese yang baik, namun Suharto yang jahat lebih suka memilih 
konglomerat hitam). Dengan demikian, regim ORBA ingin berganti baju, yang dulu: 
militeristik, pro nasionalis (dengan think-thank CSIS), dekat dengan Tionghoa, 
dekat dengan USA/IMF, dan terkesan menindas Islam, menjadi pro Islam atau 
bahkan ingin mengesankan diri sebagai pembela Islam, menjauhi Tionghoa dan 
Barat. Regim ORBA saat itu memang sudah diambang kejatuhan, maka strategi 
terjitu adalah politisasi agama. Disini agama dipakai untuk: meninggikan etnik 
keturunan (Arab), menipu para cendekiawan Muslim, meremehkan suku dan budaya 
asli bangsa sendiri (Jawa), memprovokasi anti Barat, dan menipu rakyatnya 
sendiri!
- Seminggu sebelum tragedi Mei 1998 (yaitu pembantaian/perkosaan umat Tionghoa 
di Jakarta dan Solo, yang didalangi Wiranto dan Prabowo dengan operator RPKAD 
dan Pemuda Pancasila) para provokator telah diinstruksikan untuk menulisi 
rumah2 penduduk dengan kata2 bernuansa SARA yaitu:"Milik Pribumi Muslim". 
Dengan demikian, para oknum jendral AD tsb. berusaha mengadu domba Islam dengan 
etnis Tionghoa. Nampak bahwa regim Suharto/militer ingin mengalihkan tanggung 
jawab salah urus negara kepada etnis Tionghoa dan ingin membuat citra bahwa 
umat Muslim marah kepada Tionghoa. Padahal hampir semua bisnis militer, 
politisi dan pejabat tinggi kebanyakan dijalankan oleh konglomerat hitam 
Tionghoa (sekali lagi, di Indonesia tercinta ini jauh lebih banyak Tionghoa 
yang baik daripada yang "hitam"). Manusia Jawa lalu merasa: dianaktirikan 
(dibunuhi dijaman 1965) dan Tionghoa dianak emaskan (diberi BLBI 700 trilyun); 
sebaliknya manusia Tionghoa merasa: dianaktirikan (dibunuh dan diperkosa saat 
tragedi Mei 98, penindasan budaya, serta adanya persyaratan SKBRI) dan pribumi 
dianak emaskan (misalnya: diberi kesempatan lebih besar menjadi PNS); kemudian 
menjelang reformasi, keturunan Arab dianak emaskan. Dimulai semenjak regim 
Suharto, hubungan pribumi dan Tionghoa menjadi tidak harmonis bahkan cenderung 
saling curiga; demikian pula antara Jawa dan non luar Jawa (adanya sentralisasi 
mengakibatkan luar Jawa jauh tertinggal). Disini agama dipakai untuk adu domba, 
divide et' impera (pemecah belah), kerusuhan, perkosaan bahkan pembantaian 
etnis.
- Ketika Akbar Tanjung diadili masalah penyelewengan dana Bulog, ia berdalih 
bahwa uang itu telah disalurkan ke yayasan Islam yang disebut Rudhatul Janah 
guna mengentaskan kemiskinan; padahal uang itu dipakai untuk mendirikan 
berbagai partai politik agar PDIP saat itu tidak menang mutlak. (Bila saat itu 
tetap hanya ada tiga partai, PDIP menang mutlak, pastilah regim ORBA sudah 
musnah!) Agama kok begitu mudahnya diselewengkan/diperalat untuk menyelamatkan 
regim Orde Baru (= pembangkrut bangsa).
- Ketika terjadi reformasi, Suharto dengan tenang, aman, nyaman dan tentram 
tetap bercengkerama di jl. Cendana bersama anak cucunya, ini sungguh luar 
biasa! Para politisi dan profesor dari Luar Negeri sampai tidak habis herannya, 
mereka meminta bangsa Indonesia untuk secara cerdas menganalisa hal ini 
mengingat fakta sejarah mengatakan bahwa semua presiden yang direformasi pasti 
lari terbirit-birit ke Luar Negeri untuk menyelamatkan diri (agar tidak 
terbunuh), misalnya Marcos, Shah Iran, Mobutu Seseseko, Jean Betrand Aristi, 
dst. Sayang, bangsa ini baru terlelap tidur sehingga otaknya tidak mampu 
menganalisanya. Para kaum supercerdas politik (pengamat politik luar negeri, 
akademisi kampus) mengatakan bahwa disamping Suharto mendapat jaminan keamanan 
dari kelompoknya (TNI AD lewat Jendral Wiranto dan Prabowo), Suharto juga 
mendapat jaminan keamanan dari salah seorang tokoh reformasi yang berhasil 
diselundupkannya. hebat bukan? Dalam politik, cara terbaik melumpuhkan lawan 
adalah strategi penyusupan (ingat dimasa ORBA: berapa kali PDI disusupi dan 
dipecah belah dari dalam). Siapakah diantara ketiga tokoh reformasi (Mega, Gus 
Dur, dan Amien Rais) yang merupakan tokoh selundupan itu? Ia adalah Doktor 
Amien Rais, warga keturunan Arab asal Solo, sahabat lama Prabowo jauh hari 
sebelum reformasi (Prabowo = menantu Suharto); jadi regim Suharto sudah lama 
mempersiapankan strategi penyusupan Reformasi. Amien Rais, kader brilian ICMI, 
kemudian pura-pura bentrok dengan ICMI, keluar dari ICMI dan menyelundup 
sebagai tokoh reformasi. Ketika kaum intelektual kampus dan para mahasiswa 
ingin menurunkan Habibie (Hbb), Amin selalu melindungi Regim ORBA dengan 
himbauannya agar Hbb diberi kesempatan tuk memimpin reformasi dan Amin sanggup 
menjadi sparing partnernya apabila Hbb menyeleweng. Ketika PDIP menang pemilu 
(tidak bisa menang mutlak, karena partai peserta Pemilu disengaja banyak 
sekali), regim ORBA masih merasa takut sekali apabila Megawati menjadi presiden 
(siapa tahu Mgw akan balas dendam thd regim Suharto); maka perlu kelicikan 
untuk menjegal Mega, Amien menjadi dalangnya dengan membentuk poros tengah yang 
bernuansa Islami dan dengan jargon "Wanita belum bisa diterima oleh ulama Islam 
sebagai presiden". Maka Gus Dur yang dianggap kurang berbahaya terhadap regim 
ORBA dinaikan menjadi presiden (walau dari persyaratan kesehatan jasmani jelas2 
tidak mungkin ia menjadi presiden sebab buta; namun saat itu hanya Gus Dur yang 
dapat menandingi kepopuleran Megawati). Ketika dalam perjalanannya sebagai 
presiden, Gus Dur ternyata dianggap membahayakan regim Orba, maka Amin Rais 
kembali beraksi lagi melalui MPR/DPR dan berhasil menjatuhkan Gus Dur. Gebrakan 
gus Dur yang membahayakan regim Orba misalnya adalah: membubarkan Deppen dan 
menetralkan LKBN serta TVRI (senjata informasi paling canggih regim Orba, 
pembius dan pembodoh rakyat), pemulihan hak kebudayaan etnis Tionghoa, serta 
diangkatnya Baharudin Lopa menjadi Jaksa Agung, yang kemudian ditengah masa 
jabatannya, ia dihabisi oleh Regim ORBA (regim Orba yang pakar dalam bunuh 
membunuh dan adu domba juga menghabisi Munir-Kontras serta jendral bersih dan 
cerdas Agus Wirahadikusumah). Ditahun 2004, Gus Dur ngotot ingin jadi calon 
presiden lagi; namun karena tidak dibutuhkan lagi oleh regim ORBA, maka cacat 
matanya dipermasalahkan, kali ini tidak ada lagi yang membelanya! Megawati yang 
sudah bisa dijinakan dan mulai dekat dengan militer akhirnya direstui tuk jadi 
presiden. Kemudian, dalam salah satu pidatonya, Amin Rais menandaskan untuk 
tidak mengungkit-ungkit lagi Soeharto dengan alasan usia dan sakit; padahal 
Soeharto dkk. itu kunci keadilan, kunci KKN, kunci masalah dan pelurusan 
sejarah, kunci uang yang ada di bank2 L.N; Soeharto adalah sumber dari segala 
sumber malapetaka Indonesia (bagaikan Hitler bagi jerman); jadi sebaiknya 
Soeharto diadili dulu, mengakui bersalah, barulah diampuni. Dalam gerakan 
zig-zag si reforman palsu ini (Amin Rais), ia banyak mendapat dukungan dan 
restu dari HMI, KAHMI, Muhammadiyah, dan MUI. Sampai dengan saat ini Amien Rais 
beserta HMI, Muhammadiyah, dan MUI tidak pernah lagi mengusik Suharto, akhirnya 
Suharto dan regimnya ternyata selamat. Saat ini, masyarakat luas telah menerima 
bahwa telah terjadi reformasi, padahal belum! Regim ORBA adalah ibarat 
rangkaian seratus gerbong kereta api Argo Bromo, kemudian melalui reformasi 
semu, yang turun baru satu masinis saja, yaitu Soeharto, sedangkan lainnya 
masih mendominasi tatanan bisnis, birokrasi dan perpolitikan di Indonesia 
(terutama oknum petinggi militer/polri). Persamaan mathematik reformasi di 
Indonesia sungguh kayal dan irasional, persamaan itu adalah: Orde Reformasi = 
Orde Baru cukup dikurangi satu Soeharto saja!!! Dengan demikian, kita bangsa 
Indonesia patut menjadi sangat heran: Agama kok dipakai untuk mencegah 
emansipasi wanita (menjegal Megawati) dan membodohi bangsanya sendiri demi 
keselamatan regim ORBA yang sudah membangkrutkan bangsa dan membelokan 
reformasi! Para oknum Jendral AD sungguh hebat, ditangan mereka: Islam ternyata 
hanya menjadi sekedar alat mainan belaka!
- Ditahun 1965, Soeharto dkk. melakukan konspirasi dengan USA (via CIA+mafia 
Berkeley/UI) menusuk bangsanya sendiri (Bung Karno). Saat itu, Indonesia 
dijadikan lapangan pertempuran antara USA dkk vs. Rusia dkk., yang menang USA 
(kapitalis); sebaliknya di Vietnam, yang menang Rusia (komunis). Regim militer 
dibawah Soeharto bersama USA dkk. sebagai pemenang, boleh dikata telah 
menikmati sepertiga kekayaan negara ini sejak 1965! Dari gas alam di Aceh s/d 
Free Port di Irian; dari Sabang hingga Merauke. Suku Dayak, Irian, Pakan Baru, 
Aceh, dst., sebagai pemilik kekayaan, hanya gigit jari! Selain itu, USA dkk. 
telah membuat bangsa ini terjebak pada hutang yang maha luarbiasa besarnya! 
Ketika regim ORBA/militer sudah diambang kejatuhan, maka strategi terjitu 
adalah politisasi agama (dalam hal ini agama Islam). Suharto mulai sadar bahwa 
negara RI telah ia gadaikan ke USA dkk., dan telah diperas habis2an oleh 
mereka. Dengan strategi save exit ini bangsa Indonesia bagaikan dimasukan 
kepihak Timur Tengah dalam menghadapi dunia barat! Namun USA yang cerdas 
(banyak mempunyai pemenang hadiah Nobel dan banyak manusia cerdas Yahudi) dapat 
menggulung regim Soeharto melalui nilai kurs dollar yang luar biasa tingginya 
dan internet (apakabar.net). Dengan demikian, Indonesia seolah-olah ingin 
dilepaskan dari mulut harimau (USA dkk.), namun dimasukan mulut buaya 
(Arab/Timur Tengah). Akhirnya, regim Soeharto memang selamat-sehat walafiat; 
namun dengan hasil sampingan: Indonesia masuk sekaligus dua mulut: harimau dan 
buaya! Indonesia saat ini (2005) adalah kembali menjadi ajang pertempuran 
antara: Barat lawan Timur Tengah, antara kaum sekuler dan kaum Islam, antara 
modernitas dan kekolotan agama. Indonesia yang kaya sumber alam, strategis 
posisi geopolitiknya, dan merupakan pasar yang besar bagi industri asing 
(karena jumlah penduduk > 200 juta) memang menarik untuk diperebutkan, pumpung 
bangsanya masih bodoh dan mendem agama! Tarik2an antara USA melawan negara2 
ARAB untuk mendominasi pemerintahan SBY sangat kentara sekali (bagi yang paham 
politik)! Agama kok dipakai untuk menjebloskan bangsanya ke mulut negara lain!
- Begitu negara Timur Tengah (Arab, Iran, Syria, Libia, dst.) mendapatkan angin 
dari regim ORBA, maka Indonesia dilanda badai gurun Sahara yang berupa badai 
budaya Timur Tengah. Bangsa Indonesia lalu dibikin mabok/mendem agama, 
masyarakat dininabobokan dengan anggapan bahwa semua persoalan bangsa/dunia 
dapat diatasi hanya dengan agama saja. Masyarakat Jepang dikenal sebagai 
kecanduan kerja, tiada hari tanpa kerja, istilah kerennya: work alcoholic; 
sedangkan bagi masyarakat Indonesia, tiada hari tanpa dibumbui agama, mungkin 
istilah kerennya: religion alcoholic. Di negara modern ada falsafah time is 
money, di kita agak lain: time is religion! Ada iklan Coca Cola begini: Kapan 
saja, dimana saja, minumlah Coca Cola; di masyarakat kita seolah-olah juga 
punya iklan yang mirip, yaitu: Kapan saja, dimana saja, tengguklah hanya agama! 
Dari pengamatan kegiatan keseharian ini, dapat disimpulkan bahwa bangsa 
Indonesia sedang mabok/mendem agama! Dengan kondisi mabok agama, minimnya 
anggaran pendidikan, dan maraknya KKN, sudah dapat dipastikan bahwa bangsa 
Indonesia akan terus-menerus mengalami krisis kebudayaan dan kemunduran 
kualitas SDM. Krisis kebudayaan dan kemunduran kualitas SDM adalah sumber dari 
segala sumber berbagai krisis yang sedang dialami Indonesia. Agama kok dipakai 
untuk memabokan bangsanya!
- Osama, Baasyir, dan ulama radikal selalu menggunakan tameng agama Islam guna 
memerangi lawan politik mereka, terutama negara Barat. Orang miskin dan bodoh 
terutama di negara berkembang di brain wash untuk menjadi senjata utama mereka 
yaitu bom bunuh diri! Seolah-olah ayat suci mereka buat dan tafsirkan sendiri 
misalnya: bunuh diri, membunuh orang lain dan merugikan negara setempat adalah 
kehendak Tuhan sehingga mendapat pahala yaitu surga. Mereka sendiri tidak mau 
melakukan bom bunuh diri! Kembali lagi, agama dijadikan alat sumber pembodohan, 
kekerasan dan kekejaman! Manusia2 keturunan Arab seperti Baasyir, habib Riziq, 
Osama yang menginspirasi kekerasan justru di tokohkan dan dianggap pahlawan! 
Sungguh aneh, agama kok dipakai menjungkirbalikan nalar!
- Regim Orba dan regim militer (para oknum Jendral TNI AD, khususnya KOPASUS) 
menyadari bahwa rasa damai dan aman adalah kebutuhan mendasar manusia. Maka 
ketika terdesak oleh kaum Reformis, mereka mendanai, mengorganisasikan, dan 
menggerakan berbagai kerusuhan di bumi Nusantara, terutama menggunakan atribut 
Islam, misal Front Pembela Islam. Kerusuhan di Ambon, Pontianak, Poso, dst. 
adalah ulah mereka. Sebenarnya untuk menangkap otaknya/pendananya, cukup mudah 
sekali, cukup melacak aliran dana di Bank dan menyadap via telepon serta 
internet; namun Badan Intelijen (BIN) tidak melakukannya, mengingat BIN selama 
ini justru menjadi alat militer tuk berkuasa; musuh BIN yang terutama adalah 
justru manusia Indonesia yang baik dan idealis (bukan musuh dari luar). 
Pensiunan BrigJen Sumarsono, waktu itu Sekjen PBSI, ditangkap dengan milyaran 
rupiah uang palsu. Para pengamat politik supercerdas langsung tahu bahwa uang 
palsu itu untuk membayari para preman perusuh; jadi ada maksud untuk sekaligus 
mengacau keamanan (kerusuhan) dan mengacau ekonomi (uang palsu), luar biasa 
liciknya para oknum jendral AD itu. Dengan diciptakannya berbagai kerusuhan, 
patahlah kepercayaan rakyat pada Reformasi, dan rakyat rindu pada regim militer 
lagi. Rakyat juga dibodohi bahwa telah terjadi reformasi, padahal sama sekali 
belum terjadi mengingat yang baru turun dari singgasana hanyalah Suharto, 
sedangkan semua posisi penting dalam birokrasi dan militer (terutama TNI AD) 
masih dikuasai regim Suharto. Para oknum jendral AD di Mabes Cilangkap memang 
pintar, mereka selalu berada diantara bandul jam "radikal dan nasionalis". 
Ketika mereka terdesak oleh kaum Nasionalis, maka kaum radikal sengaja 
dibesarkan/dihidupkan, dengan demikian kaum Nasionalis jadi keder nyalinya; 
sebaliknya bila regim Militer terdesak kaum radikal Islam, maka regim militer 
akan berbalik ke kaum Nasionalis untuk bersama-sama menghabisi kaum radikal. 
Dengan strategi ini, para oknum pejabat militer akan selalu mendapatkan dana 
pengamanan yang luar biasa (baik dari negara maupun dari kaum minoritas yang 
kaya raya). Pemilu terakhir yang dimenangkan SBY, regim militer mensponsori dan 
menggunakan PKS (dari mana dana partai gurem ini?). Partai reformis selain PKS, 
hampir tidak pernah di cover di televisi, sebaliknya PKS terus-terusan 
dimunculkan. Pemilu waktu itu didominasi oleh: rebutan para kyai (bukan para 
professor), rebutan sultan (Yogya/Solo/Cirebon), ziarah ke makam2 dan 
berdangdutan; nuansa keilmuan, kampus, science tidak ada sama sekali! Memang 
benar, reformasi tidak akan terjadi bila media informasi dikuasai regim ORBA. 
Disini nampak jelas bahwa di Indonesia agama sekedar jadi alat permainan untuk 
dipakai mengelabui bangsanya sendiri, tidak heran Tuhan sepertinya menjauhi 
Indonesia!
- Beberapa hari sebelum pemungutan suara pada pemilu presiden 2004, bom sengaja 
diledakan di depan Kedubes Australia. Saat pemungutan suara, TV BBC Inggris 
mewancarai seorang pencoblos, pencoblos itu mengatakan tidak mau memilih 
Megawati lagi dengan alasan banyaknya bom yang meledak, terutama yang barusan 
meledak di kedubes itu. Itu adalah salah satu faktor penentu kemenangan militer 
kembali. Sungguh jitu strategi para oknum Jendral AD ini! Kemudian, pengebomnya 
berhasil dibekuk, padahal strategi ini buatan mereka sendiri (memakai radikal 
Islam)! Jadi sekali tepuk mereka dapat dua point: menang pemilu & rakyat tambah 
percaya pada militer (bisa membekuk pelakunya). Berbagai kerusuhan dan adu 
domba di Nusantara di outsourcingkan (disubkontrakan) kepada pihak ketiga 
(misalnya Pemuda Pancasila, Laskar Jihad, FPI, dst) melalui makelar, kemudian 
makelarnya dibinasakan. Sebagai contoh, kasus dukun santet di Banyuwangi; 
otaknya di Jkt (pada umumnya petinggi RPKAD), pelaksananya preman2 luar Jkt dan 
luar Bwi; setelah sukses, makelarnya dihabisin, sehingga benang merah koneksi 
antara otak di Jkt dan pelaksana di BWI terputus; jadilah kasus itu sekedar 
kasus lokal, pejabat busuk di Jkt seolah-olah tidak terlibat. Kembali agama 
hanya jadi sekedar bulan2an para oknum pembesar AD di Cilangkap dan di BIN.
- Bila dicermati, kotbah2 agama selama bulan Puasa yang disiarkan radio dan 
televisi yang masih dikuasai regim Orde Baru (group Cendana, Sudwikatmono, Liem 
S. Liong, dst.), justru dipakai untuk melemahkan penegakan moral bangsa; 
kebanyakan isi kotbah bersifat "top down" (penuh titipan para pejabat 
bermasalah). Bagi rakyat jelata yang miskin, kotbah ditujukan agar rakyat 
selalu tetap tahan menderita dengan gaji yang rendah dan dapat selalu memahami 
berbagai ketidak adilan yang terjadi (jangan demo, jangan berontak, jangan ini, 
jangan itu, melainkan tetap patuh, mengalah, dan nrimo), karena semua 
penderitaan itu akan menghasilkan rahmat dan berkah. Rakyat juga terus dihimbau 
tuk memafkan kejahatan masa lalu para pelanggar HAM, sebab dengan memaafkan 
kita juga akan dimaafkan. Bagi pejabat tinggi/birokrat/jendral para pelaku KKN 
dan pelanggar HAM berat, kotbah disuasanakan sesejuk mungkin, misalnya dibulan 
rahmadan (malam seribu bulan) ini langit dan surga akan terbuka, akan terjadi 
pengampunan penuh, apapun kejahatannya dan betapapun besar kualitas 
kejahatannya, mereka akan diampuni dan masuk surga tanpa syarat apapun, 
misalnya syarat harus mengembalikan harta hasil jarahannya bagi pelaku KKN, dan 
syarat mengakui pelanggaran HAM yang telah terjadi, minta maaf, serta 
memberikan ganti rugi bagi korbannya. Disini Tuhan dipahami hanya sebatas Maha 
Pengasih dan Pengampun (mengenakan oknum Pejabat); Maha Adilnya sengaja 
dihilangkan (seharusnya Maha Adil lebih ditekankan, agar manusia berpihak ke 
rakyat jelata yang tertindas, dan menuntut para oknum untuk pengembalian harta 
KKN dan pengusutan hukum yang tuntas). Tidak heran bila dalam laporan 
internasional yang baru saja diterbitkan, ternyata 20 negara terkorup dan 
pelanggar HAM terberat justru negara-negara yang hiruk-pikuk dan 
hingar-bingarnya (formalitas) agama dinegara itu luar biasa kuatnya; misalnya 
negara2 Amerika Latin yang didominasi agama Katholik dan negara2 Timur Tengah, 
Banglades, Indonesia, Pakistan yang didominasi agama Islam. Bila dicermati, di 
perumahan2 mewah, para koruptor kelas kakap dan para pelanggar HAM berat ini 
menampakan diri sebagai kaum yang religius sekali; rajin sembahyang dan 
sedekah! Ulama, habib, ustadz, HMI, KAHMI, MUI, ICMI, Muhammadiah dan NU tidak 
pernah mau menuntaskan masalah KKN dan militerism. Mereka ini bak sekedar alat 
politik; mereka sekedar pemburu harta dan kekuasaan; mereka terus-menerus 
menina bobokan dan membuat bodoh bangsa Indonesia. Mereka tidak pernah 
memperjuangkan gaji yang layak dan adil bagi pegawai/PNS. Gaji yang rendah 
sekali bagi buruh dan PNS serta rasio gaji antara pegawai rendah dan tinggi 
yang luar biasa tingginya (misal gaji terendah 0,5 juta, pejabat tinggi BUMN 
menerima 50 juta, rasio 1:100!), inilah yang menyebabkan kemiskinan struktural 
yang disengaja dan sumber segala sumber berbagai KKN. KKN bagaikan disarankan 
dan dilegalkan oleh pemerintah dan agama Islam, maka hampir semua PNS melakukan 
korupsi: siang maling uang atau korupsi waktu kerja, malam berdoa untuk minta 
maaf atas kejadian siang harinya kepada Tuhan, sungguh bangsa ini dibikin 
munafik oleh pemerintah dan agamanya sendiri! KKN yang semestinya menjadi hantu 
nomor satu negara, justru tidak pernah dituntaskan dan diangkat menjadi sumber 
dari segala sumber berjihad!!! Agama kok justru dipakai untuk melemahkan 
penegakan moral bangsa dengan cara meniadakan sifat Maha Adil Tuhan!
- Setiap bulan Ramadhan, hampir 40 hari lamanya bangsa ini sangat turun 
produktivitas dan effisiensinya, bangsa yang kurang rajin bekerja ini malah 
tiap tahunnya dianjurkan untuk seolah-olah bermalas-malasan atau istilah yang 
tepat "mendem/mabok agama". Pengkoveran berita lewat berbagai media terutama TV 
pun luar biasa dan berlebihan: sebelum buka dan sebelum saur, lalu-lintas 
selama Lebaran; berapa jam kerja atau berapa jam tayang TV dihabiskan untuk hal 
yang semestinya dapat untuk memajukan pendidikan, ilmu pengetahuan dan 
teknologi; padahal isi khotbah kebanyakan titipan penjabat (mohon dibaca point 
diatas). Demikian pula bagi pejabat pemerintah yang naik haji (seringkali 
dengan biaya negara alias plat merah), seminggu sebelumnya sudah ijin untuk 
tidak bekerja, kemudian 30 hari ada di Mekah, sepulangnya masih minta ijin 
seminggu lagi untuk berpesta-pora, berhura-hura, dengan kerabat keluarga, 
tetangga dan teman sekerja. Kalau ditotal, hampir selama 45 hari (1,5 bulan) 
pejabat itu mangkir dari kerja, luar biasa!!! Sudah mangkir bekerja masih, dan 
pelaku KKN, masih mengaku mendapatkan surga, sungguh luar biasa paradoksnya. 
Demikian pula hobi umat Muslim untuk kumpul2 keagamaan, namun jarang kumpul2 
keilmuan; kumpul2 keagamaan sering melahirkan penghakiman/kecurigaan terhadap 
kelompok/agama yang lain; dinegara maju/modern, masyarakatnya lebih tertarik 
untuk bekerja daripada kumpul2 bermalas-malasan. Semuanya hal diatas mengatas 
namakan Tuhan YME!!! Disini agama dipergunakan untuk menghambur-hamburkan uang 
negara, waktu dan membuat malas bangsanya!
- Praktek sehari-hari umat Islam yang tanpa disadari telah melakukan 
pelanggaran HAM, mengganggu ketertiban umum dan mendorong kekerasan masyarakat. 
Sebagai contoh: suara azan masjid yang luar biasa kerasnya di keheningan pagi 
(sekitar jam 4.30, subuh) yang bagaikan suara orang kesurupan setan Arab dan 
mengandaikan Tuhan itu bagaikan tuli! Saat dimana manusia yang lelah bekerja 
sedang tertidur pulas atau orang yang sakit keras sedang membutuhkan 
keheningan, eeehhh malah diganggu dengan suara hingar bingar lewat loud speaker 
yang bertengger dipuncak-puncak masjid. Demikian pula disiang hari bolong, 
semua orang disekitar masjid, diganggu hingar-bingar kotbah, manusia sekeliling 
mesjid senang atau tidak senang dipaksa mendengarkan kotbah (yang seringkali 
bermutu rendah). Hingar-bingar suara masjid ini menjadikan manusia waras-normal 
menjadi sangat terganggu privacynya. Dinegara Turki, negara Islam yang modern, 
hingar bingar suara masjid tidak diperkenankan! Selain itu, umat Islam 
diajarkan untuk selalu memberi salam khas Islam dan dengan bhs. Arab kepada 
siapapun, kapanpun, dimanapun, apapun agamanya (misalnya: Assalamulaikum .wr. 
Wb.), dengan diiming-imingi sebagai poin penting untuk masuk surga. Bukan main 
diktator dan tidak menghargai perasaan orang lain dan kebudayaan sendiri, 
bukankah dapat dengan salam: "Selamat pagi/sore/apakabar/dst? Disini agama 
terkesan suka mengganggu ketertiban umum, tidak menghargai perasaan umat lain 
serta tidak menghargai kebudayaan sendiri!
- Demikian pula penggunaan istilah2 Islam/Arab seperti kata islah dan hibah. 
Islah untuk menyelamatkan para pelanggar HAM kelas berat (misal kasus Priok, 
dimana para oknum jendral memanipulasi ulama untuk islah). Hibah untuk 
menyelamatkan para pelaku KKN kelas berat (banyak birokrat menjadi konglomerat 
plat merah, padahal boleh dikata tak mungkin pegawai negeri mempunyai kekayaan 
diatas 2 milyar kecuali KKN; maka digunakan istilah hibah untuk menjelaskan 
hartanya kepada Komisi kekayaan negara). Dinegara non Islam pasti mereka ini 
sudah dihukum mati, di bumi Nusantara ini, yang pasti mati adalah maling ayam, 
sedangkan yang semestinya dihukum mati (pelanggar HAM dan koruptor kelas berat) 
malah sering muncul di TV dan tetap dihormati! Agama kok tidak mendorong 
keadilan, malah terkesan sengaja menyediakan persembunyian yang aman bagi 
berbagai pelaku penyelewengan kelas berat.
- Sangat memprihatinkan bahwa berdasar fakta2 selama ini, ternyata berbagai 
kerusuhan di Indonesia justru diawali dari kumpul2 kegiatan keagamaan, misalnya 
pengajian, sholat Jum'atan, Tabliq Akbar ataupun Istigozah, suatu paradoxial 
yang maha luar biasa! Kegiatan keagamaan menjelma menjadi kegiatan kerusuhan 
yang seringkali membawa korban jiwa manusia. Sebelum Islam masuk Indonesia, 
dijaman kerajaan berbasis Kejawen, Budha dan Hindu, kekerasan, kerusuhan dan 
pertentangan berbasis agama/kepercayaan tidak pernah terjadi. Kota Solo yang 
dulunya terkenal dengan putri Solonya dengan adatnya yang halus, lembut, lemah 
gemulai, dan manusiawi telah disulap Baa'syir dkk (orang2 Arab) menjadi kota 
yang ganas, keji dan gemar kerusuhan! Kejawen yang indah, harmonis dan pembawa 
damai ditekan (tak boleh ada di KTP)! Aneh, disini agama menjadi 180 derajat 
beloknya, dari sembahyang langsung membuat amok masa dan kerusuhan!
- Bali di bom, hotel Meriot di bom, kedutaan di bom, gereja dibom, dst. 
Generasi muda dipedesaan dicuci otak melalui pesantren2 untuk membunuh orang 
lain dengan membunuh diri (bom dililitkan dibadan); padahal hal ini sangat 
merugikan negara (investor/turis jadi takut, lapangan kerja menyusut drastis; 
dan orang Indonesia yang keluar negeri menjadi dipersulit). Ini mereka sebut 
ajaran mati sahid dengan ganjaran masuk surga. Ketika diadili, pelaku pembom 
ini teriak2 bagaikan kesurupan setan Arab: "Allahuakbar.. Allahuakbar. 
Allahuakbar". Begitu bodohnya mereka itu, yang mereka pahami cuma bahasa Arab 
yang artinya Tuhan yang Maha Besar bukan Maha Pengasih dan Penyayang. Begitu 
hebatnya orang Arab mencuci otak manusia Indonesia, begitu superiornya si Arab 
Baa'syir ketua Jemaah Islamiah itu, ia sendirian bisa mengobrak-abrik 
Indonesia, betapa menyedihkan, lemahnya, dan rendahnya kualitas manusia Jawa 
(suku yang mayoritas) itu, yang tidak sadarkan diri (mabok agama) hingga detik 
ini!!! Agama kok dipakai untuk "menidurkan bangsanya sendiri", mengajarkan 
bahwa bunuh diri, membunuhi orang lain serta merugikan negaranya sendiri itu 
masuk surga, aneh!
- Kepala arca Budha di candi Borobudur dipenggal oleh habib buta dari Malang, 
ketika diadili, ia juga kesurupan setan Arab (menggigau dan sholat didepan 
sidang: "Allahuakbar..). Di Afganistan, saat dikuasai Taliban: wanita bagaikan 
dipasung, tv dan musik tidak boleh didengarkan, relief Budha yang sangat 
bersejarah dihancurkan. Monumen2 sejarah Budha, Hindu, Kristen, yang berupa 
candi2, pertapaan, katedral, kelenteng, kraton2, begitu indah dan agungnya dan 
menghasilkan devisa bagi negara Indonesia (tourist); sedangkan monumen Islam 
adalah justru rusaknya monumen2 agama lain itu! Agama juga dipakai untuk: - 
agitasi/provokasi membenci suku dan bangsa lain, misalnya menanamkan perasaan 
anti orang Cina/Tionghoa (padahal Alquran mewajibkan untuk menuntut ilmu s/d ke 
Cina, bukan hanya ke Arab); - menanamkan perasaan anti Barat dan Cina karena 
kekalahan kebudayaan Arab dalam berbagai hal (terutama dalam science, teknologi 
dan bisnis); - eksklusip: misal maraknya kost2an dikota-kota besar dengan 
label: hanya untuk Muslim. Mereka ini aneh: marah2 kepada Barat namun mereka 
belajar IPTEK dan memakai produk Barat, bukan produk Arab. Agama kok 
mengajarkan anti pluralisme, mengajarkan ingin menangnya sendiri, mengajarkan 
iri-cemburu dengan kemajuan peradaban yang dicapai oleh kebudayaan/keyakinan 
diluar Islam/Arab!
- Buku2 bermutu yang mencerdaskan bangsa di sweeping, kadang2 penerbitannya 
dilarang, bahkan pengarangnya ada yang difatwa mati (misal Salman Rusdi, 
politikus dan sastrawan Belanda, Ulil Absar Adhala, dst.). Sekolah2 
Kristen/Katholik diganggu (kasus terakhir: SD Sang Timur di Tangerang/Jakarta 
diserbu radikal Islam; presiden SBY, DPR, Muhammadiyah, MUI, dst. diam saja, 
padahal mereka hanya beberapa km dari lokasi; justru Gus Dur yang turun tangan. 
Ketakutan umat Arab untuk berdemokrasi, berpikir secara rasional, berdebat 
(tertulis maupun lisan) dan berkebebasan berpendapat tentang keyakinan sungguh 
mengherankan; sebab Tuhan itu Maha Cerdas, Maha Cerdas pasti suka debat, bukan 
main sweeping dan larang-melarang, jadi seseorang yang cerdas pasti suka debat, 
karena debat mengakibatkan kemajuan.. Dinegara maju, apa saja boleh dan justru 
dianjurkan untuk diperdebatkan (termasuk keyakinan), asal debatnya bermutu 
dimana kaki dan tangan (kelahi) tidak boleh ikut diapakai dalam adu gagasan! 
Memang, ada kemungkinan agama akan ambruk oleh adanya demokrasi, rasionalisasi, 
kebebasan berpendapat dan debat, seperti ambruknya gereja Katholik di Eropa 
pada sekitar abad 18 an. Monopoli dan otoritarian ajaran agama oleh pemuka 
agama menyandikan posisi mereka tidak tergoyahkan dinegara berkembang. Tidak 
mengherankan bila di Timur Tengah yang penuh dikuasai kyai, ulama dan raja, 
takut setengah mati dengan demokrasi, rasionalisasi, dan kebebasan berpendapat. 
Pemuka agama takut debat, lalu mereka mengatas namakan Tuhan bahwa Tuhan tidak 
suka debat dan Tuhan perlu dibela, dan keyakinan adalah harga mati-sesuatu yang 
beku dan statis.Agama kok dipakai untuk memonopoli kebenaran dan takut berdebat 
untuk adu gagasan atau bersaing dengan kebenaran yang lain yang lebih modern, 
lebih rasional, dinamis, dan lebih manusiawi; bukankah sekolah, buku dan debat 
adalah sumber kemajuan, mengapa harus dihambat, dikacau dan dimusnahkan, 
mengapa Tuhan Yang Maha Cerdas dianggap bodoh, tak boleh didebat, dan Tuhan 
diangap bagaikan takut akan demokrasi, rasionalisasi, serta kebebasan 
berpendapat?
- Dept. Agama dan Dept. Pendidikan merintis kerjasama dengan negara Sudan dan 
Universitas Sudan. Saat ini Sudan (mayoritas Islam) dalam sorotan dunia karena 
disana telah terjadi genocide oleh suku Arab terhadap suku lokal Afrika melalui 
kekerasan, perkosaan dan pembunuhan. Barang siapa melihat wajah negara Sudan 
melalui TV akan sangat terkejut, negara ini ternyata sangat tertinggal dan 
miskin! Demikian pula, dalam suatu siaran TV, diberitakan bahwa Pemuda 
Pancasila (PP, organisasi preman) telah mendirikan Pesantren di Kalimantan 
Tengah/Palangkaraya. Dalam acara itu diperlihatkan bagaimana preman level 
Nasional: Sapto dan Yoris K (pimpinan PP) meresmikan pesantren yang telah 
dibangun, dan ini direstui oleh jendral Riamizad Riacudu. Manusia supercerdas 
tahu bahwa ada dana yang besar sekali (trilyunan rupiah) dari organisasi sumber 
kekerasan dunia yang berpusat di Timur Tengah (sekelompok dengan Alqaeda) yang 
mengalir lewat negara ketiga (misal Sudan, supaya dana sulit dilacak) dan 
organisasi "nakal" (seperti PP) untuk mendirikan basis-basis Islam radikal di 
kantong2 kemiskinan atau daerah pedesaan. Betapa mudahnya melacak berbagai 
sumber kekerasan di Indonesia dengan melacak sumber dana melalui rekening bank, 
internet dan telepon; namun ini tidak dilakukan oleh badan Intelijen kita (atau 
dirahasiakan). Aneh, agama kok dipakai untuk membodohi bangsanya sendiri, 
kerjasama kok dengan negara yang levelnya bak jaman batu!
- Didalam KTP harus tercantum agama, keyakinan/kepercayaan tidak boleh 
dicantumkan. Menikah harus lewat agama, catatan sipil tidak diakui. Perkawinan 
campur antar agama dipersulit, sehingga terpaksa dilakukan dibawah tangan atau 
keluar negeri (bagi yang banyak uang, seperti kaum selebritis). Dikota-kota 
pendidikan seperti Bandung, Yogya, Solo, dst., kost2an menjadi sangat SARA; 
banyak yang memasang reklame: "Menerima kost hanya bagi yang beragama Islam". 
Perlahan demi perlahan, cara berpakain, bernyanyi, dan berbahasa dikiblatkan ke 
Timur Tengah/Arab. Sungguh menyedihkan dan memprihatinkan, kepercayaan, 
kebudayaan dan tradisi luhur yang diwariskan dan dimiliki oleh suku2 asli 
Indonesia seperti Kejawen, surjan, blangkon, secara halus dan perlahan 
dimusnahkan secara licik oleh kebudayaan asing yang menyusup lewat agama asing! 
Kelemah lembutan, sopan santun, dan kehalusan budi pekerti manusia Jawa 
berangsur-angsur tergusur oleh sikap keras, kasar, dan mau menang sendiri dari 
kebudayaan Arab. Ingat semua agama sangat dipengaruhi oleh kebudayaan negara 
asalnya. Agama asing (dari Arab) kok dibiarkan menghancurkan harta warisan 
kebudayaan yang tak ternilai harganya dan luhurnya, masyarakat yang dulu 
harmonis menyatu menjadi tersekat dan tegang. Dan s/d saat ini umat Islam 
Indonesia kelihatannya sudah hilang kesadarannya (mabok agama), malah bagaikan 
digendam agama Arab! Sedih sekali, agama kok dipakai menindas kebudayaannya 
sendiri yang lebih baik!
- Di Indonesia, pelurusan sejarah 1965 untuk menelanjangi coup detat dan 
pelanggaran HAM berat oleh TNI AD terus dihambat oleh para oknum Jendral 
melalui ulama dan cendekiawan Islam yang sebagian besar telah "terbeli" oleh 
regim Orde Baru. Diberbagai kota terpampang spanduk:"Awas bahaya latent PKI", 
dipasang oleh Liga Muslimin Indonesia. Demikian pula aksi2 organisasi FPI 
(Front Pembela Islam), yang menjadi peliharaan regim ORBA dan bablasannya. 
Padahal bahaya latent regim ORBA dan militer lah yang semestinya diwaspadai! Di 
Madiun, beberapa kyai menghimpun massa untuk dibrain washing tentang bahaya 
latent PKI. Di televisi sejarahwan palsu Doktor Anhar Gonggong dan pakar milter 
Salim Said (keturunan Arab) sering ditampilkan untuk menghipnotis bangsa dan 
memelintir sejarah. Agama kok dipakai untuk merintangi pelurusan sejarah, 
menindas yang benar (dan yang menjadi korban kekerasan), mengalihkan perhatian, 
mengkambing hitamkan, serta membiarkan generasi mudanya diracuni dengan sejarah 
palsu!
- Rakyat didorong untuk berbondong-bondong naik haji walau posisi ekonominya 
pas-pasan, dengan diiming-imingi menjadi tamu Allah di Mekah dan dijanjikan 
dosanya diampuni serta mendapatkan kapling di surga; seolah-olah surga atau 
Tuhan itu dapat dibeli dengan uang dan dengan harga yang murah sekali (diobral 
dengan harga super murah)! Tidak mengherankan bila pejabat negara pelaku KKN 
dan pelanggar HAM gemar benar dengan konsep ini, maka mereka ini gemar dan 
berkali-kali bolak-balik naik haji, seringkali dengan uang rakyat: alias haji 
plat merah! Contoh lain adalah kasus suku Betawi yang terdesak ke pinggiran, 
mereka juali tanah mereka di Jakarta yang strategis untuk naik haji (tanpa 
menggunakan skala prioritas: misal pendidikan anak mereka sampai ke PT adalah 
lebih penting), kemudian setelah pulang, mereka menjadi terdesak kedaerah 
pinggiran Jakarta, dan menjadi kaum "miskin" dan terbelakang yang tersisih, 
lalu dihibur dengan politik kebudayaan dengan didirikannya "cagar Betawi". 
Sudah begitu, pengurusan haji menjadi monopoli Dept. Agama, sehingga ongkos 
naik haji menjadi termahal didunia; dan Depag menjadi dept. terkorup dibumi 
ini. Agama kok diapakai untuk: membodohi rakyat, tidak mengajarkan prioritas, 
dijadikan sumber korupsi, melemahkan moral pejabatnya (dengan adanya 
pengampunan dosa tanpa syarat), merendahkan martabat Tuhan YME (seolah-olah 
dapat disuap dengan harga murah demi surga) dan oleh negara lain dipakai untuk 
menguras uang rakyat negara itu (ke negara Arab)!
- Setiap bulan Ramadhan, dibeberapa daerah bunyi dar der dor mercon yang 
memekakan telinga yang tidak kenal waktu selalu ada. Demikian pula suara doa 
yang hingar-bingar dari loud speaker masjid sangat menganggu kelelapan tidur 
atau belajar dari masyarakat disekelilingnya. Ronda pagi hari untuk 
membangunkan orang agar saur dengan bunyi2an yang menganggu ketenangan warga 
juga dilaksanakan. Tempat hiburan dilarang untuk ini-itu dan gini-gitu walaupun 
bukan untuk umat Islam, pelarangan ini diikuti dengan razia tempat hiburan oleh 
massa Muslim (sering berakhir dengan pemalakan/pemerasan). Sementara itu, 
setiap bulan Ramadhan harga barang2 mengalami kenaikan luar biasa harga 
tiketpun juga dilipat-gandakan, maka terjadi inflasi setiap tahunnya! Atas nama 
agama, rakyat dibiasakan/dibudayakan untuk: menikmati liburan dari lahir sampai 
mati hanya hilir-mudik dari kota kerja kedesa masing2 itupun dengan 
berdesak-desak seperti ikan asin/teri dan dengan biaya tinggi, serta 
membudayakan konsep "mangan ora mangan kumpul". Bagi para pelakunya, hal ini 
merupakan kebanggaan, bagi pengamat lain hal ini merupakan kejanggalan dan 
kebodohan. Rakyat tidak dididik dan didorong untuk melihat begitu indahnya 
daerah lain atau negara lain, rakyat lalu bagaikan katak dalam tempurung dan 
menjadi kesukuan! Dinegara maju, hari besar agama tidak dipakai untuk memeras 
rakyatnya, melainkan untuk menyejahterakan umat dan bangsanya (harga barang2 
justru turun)! Agama kok tidak membawa berkah, malah mengganggu ketenangan 
umum, menghambat pluralisme dan selalu menambah beban berat ekonomi rakyat!
- Buruh migran Indonesia (para TKI/TKW) adalah pahlawan negara namun dinegara 
yang mayoritas Islam ini mereka diperlakukan bagaikan sampah masyarakat; kisah 
pilu mereka muncul hampir setiap hari, misalnya ada yang diperkosa, 
diperas/ditipu, disetrika, bahkan dibunuh atau dihukum mati. Seringkali kasus 
pemerkosaan justru terjadi di negara Timur Tengah, yang Islami, misalnya Arab 
Saudi. Namun Muhammadiyah, NU, MUI, ICMI, HMI, dst., serta UI, ITB, UGM, IPB, 
ITS, dst. diam saja. Bantuan hukum, perhatian, dan perbaikan sistem bagi mereka 
boleh dikata tidak pernah ada. Aneh agama kok tidak berpihak kepada yang 
terzalimi dan tertindas!
- Semenjak berhasil membunuh ratusan ribu manusia bangsanya sendiri (termasuk 
Bung Karno, tragedi 1965) tanpa bisa dijamah hukum (pembantaian dipimpin oleh 
Sarwo Edhi, pimpinan RPKAD, mertua presiden SBY, yang mati muda secara 
mengenaskan), para oknum jendral AD (regim militer) ini terus meraja lela dalam 
bisnis bunuh-membunuh dan adu domba antar SARA atas bangsanya sendiri, misalnya 
saja tragedi: Munir, Baharudin Lopa, Agus Wirahadikusumah, Trisakti, Mei 98, 
Solo, Timtim, Semanggi, Kudatuli PDIP, Ambon, Banyuwangi, Pontianak, Priok, 
Aceh, dst. Selain itu, cucu, cicit para anggota PKI "dibunuh kemanusiaannya 
secara perlahan" melalui berbagai hambatan legal/formal; sungguh luar biasa 
kejamnya. Para otak pembunuh, pada umumnya oknum jendral AD yang kebanyakan 
berasal dari resimen RPKAD, ini sekarang banyak menduduki jabatan tinggi: Luhut 
Panjaitan, Agum Gumelar, Sutiyoso, Prabowo (yang dekat sekali dengan Pemuda 
Pancasila), Arie Sudewo, dst. Mereka ini gemar tampil di TV diantara para ulama 
(jurus "bunglon" agar kelihatan suci)! Mereka sering membesarkan/mengkader 
ulama dengan cara menokohkan para ulama ini dengan sering menampilkannya di 
televisi. Bisnis militer mereka yang hitam kelam dan tidak bisa dikendalikan 
oleh negara amat sangat merugikan bangsa. Memang, semua pegawai negeri boleh 
dikata melakukan KKN karena gaji kecil. Petugas kelurahan mengutip uang jasa 
untuk KTP; seorang dosen PTN korupsi waktu dengan cara mengajar di PTS atau 
buka perusahaan sendiri; nah yang paling berbahaya adalah para militer/polri, 
mereka mengkaryakan senjata dan kekuasaan, misalnya menjadi pelindung/pelaku: 
ilegal logging, bisnis narkoba, penyelundupan, perjudian, dan pelacuran! 
Mereka, para militer/polri (terutama pejabat tingginya), bagaikan pagar makan 
tanaman, cara bisnis mereka telah memporakporandakan ekonomi negara! Mestinya 
mereka menjadi sumber rasa aman dan tentram, namun justru sebaliknya, mereka 
menjadi sumber: narkoba, pembunuhan, penculikan, perkosaan, pemerasan, adu 
domba, kerusuhan, dan kekerasan. Mereka bagaikan preman plat merah. Mereka 
mengotaki, membentuk dan melatih organisasi yang suka kekerasan seperti: 
Satgas, pamswakarsa, Pemuda Pancasila, berbagai front kesukuan/agama: Front 
Betawi, Front Pendekar Banten, Front Madura, Front Pembela Islam, Front Buruh 
., dst., sehingga isu SARA menjadi semakin panas! Kekayaan para petinggi 
militer dan polri ini sungguh luar biasa, dapat mencapai trilyunan; kebanyakan 
berkat/hasil konspirasi desktruktip bersama para preman politik, birokrasi dan 
konglomerat hitam melalui KKN. Karena saking mudahnya mengumpulkan kekayaan, 
maka keluarga mereka menjadi kehilangan makna kehidupan, anak2 jendral ini 
banyak yang menjadi pembunuh, misalnya: Panca Sutowo (anak jendral Ibnu Sutowo, 
koruptor terbesar di Pertamina) membunuh karyawan Hotel Hilton seperti bagaikan 
membunuh lalat; Tommy Soeharto membunuh jaksa dengan suruhan pembunuh bayaran, 
selain itu ia duel pistol ala cowboy melawan kakaknya yang mengakibatkan peluru 
nyasar yang menewaskan ibu Tien Soeharto; anak jendral Sobagyo HS (mantan ASPRI 
presiden) tertangkap sebagai pengedar narkoba kelas kakap di suatu hotel, 
padahal anak itu adalah anggota KOPASUS! Begitulah, kehidupan para oknum 
jendral Militer dan POLRI ini telah kehilangan maknanya saking mudahnya 
mendapatkan kekayaan yang tidak halal, tidak heran dengan hilangnya rasa 
kemanusiaan mereka, Indonesia terus menerus dilanda kerusuhan, kekerasan dan 
keributan; profesionalisme mereka lenyap diganti keahlian: bisnis, politik, dan 
adu domba!
- Militerism beserta radikalism Islam telah membuat bangsa ini bagaikan barbar 
kembali! Aneh kita tidak tahu mengapa umat Islam (dan organisasinya: HMI, MUI, 
ICMI, Muhammadiah, NU, dst.) di negeri ini diam saja, paling banter mereka 
orasi hal yang muluk2 dan indah2; namun kering tindakan nyata. Bahkan tersirat 
mereka suka memberi kekebalan hukum atau justru terkesan menghormati dan 
melindungi para bandit serta begundal yang hidupnya sudah dibasahi dan selalu 
haus darah para korban (notabene bangsanya sendiri)! Agama kok dipakai untuk 
menjadi sarang persembunyian, mengayomi bahkan bekerjasama dengan 
pembunuh/koruptor!


Penutup
Kedunguan manusia telah mengubah ajaran suci Tuhan melalui para nabi menjadi 
belenggu bagi umat beragama. Dan sejarah juga sering menjadi saksi bagaimana 
penguasa politik, militer, birokrat, ekonom maupun agama bahu-membahu 
mendungukan manusia agar dapat dikuasai oleh ambisi-ambisi mereka. Seringkali 
kepentingan negara asing adalah termasuk faktor dominan didalam politisasi 
agama.
Senjata utama regim Soeharto (ORBA plus penerusnya) adalah: politisasi agama, 
money politics (terutama untuk membeli: ulama, ilmuwan kampus, dan anggota 
Parpol lain), penyusupan ke partai2 lain, pembentukan jaring mafia yang bagai 
multi level marketing (MLM) - dari Jakarta s/d pelosok desa, dan mendominasi 
mass media terutama televisi! Selain itu, mereka membutuhkan dukungan dari 
kelompok Militer dan POLRI; hal ini menjadikan betapa sulitnya mereformasi ABRI 
dan POLRI (karena politik identik dengan kekuasaan dan harta yang berlimpah)! 
Semua senjata ORBA ini bersifat merusak kehidupan berbangsa dan bernegara, 
serta daya rusaknya maha hebat (melebihi jaman penjajahan Belanda) dan 
berjangka panjang (antar generasi)! Regim Soeharto adalah sumber dari segala 
sumber malapetaka Indonesia (bagaikan Hitler bagi Jerman), dengan strategi yang 
amat indah namun licik, beliau dan kroninya dapat membelokan reformasi, dan 
kini beliau dengan kroni-kroninya menikmati hidup dengan aman, tentram dan 
sejahtera! Peran agama Islam dalam penyelamatan regim terbusuk ini sungguh luar 
biasa!

Sebagai penutup, Ibu mohon agar artikel ini disebar luaskan kesegenap penjuru 
Nusantara dan ke seantero dunia baik secara digital (atau disimpan di archive 
suatu situs internet), suara (dibacakan di radio) maupun secara kertas (di 
cetak), dengan harapan untuk menjadi sumber pembahasan yang sehat dan memicu 
pengertian yang lebih mendalam tentang negara, agama, politik dan Tuhan. Uluran 
tangan untuk menterjemahkan artikel ini kedalam bhs. Inggris yang baik untuk 
kemudian di publish secara internasional melalui internet sangat Ibu tunggu2. 
Dengan demikian diharapkan negara Indonesia dan dunia menjadi aman, tenteram 
dan sejahtera. Mohon web site Ibu ini dipopulerkan dan dijadikan sumber 
acuan/referensi. Dan barangsiapa tahu cara me-link-an web site ini dengan mesin 
search Yahoo atau Google (atau yang lain) agar mudah diakses oleh siapa saja, 
kapan saja, dan dimana saja, Ibu mohon sudilah anda membantu dengan memberi 
petunjuk kepada Ibu. Tanggapan serta karya anda yang berbobot sangat dinantikan 
dan diharapkan oleh Ibu, masyarakat Indonesia dan dunia. Saran dan kritik 
positip akan Ibu gunakan untuk selalu mengupdate/revisi artikel ini. Sekian dan 
terima kasih.

Dari Ibumu,
Ibu Pertiwi, Ibu Nusantara
Ibu yang sedang memprihatinkan perilaku sebagian kecil manusia yang mengaku 
umat Islam ...
Email: PertiwiIbuNusantara@xxxxxxxxx

posted by PEMERHATI & PEMBELAJARAN KEBUDAYAAN | 11:43 PM   

BOM BALI: CLASH OF CIVILIZATION! 

Bung Karno (BK) adalah tokoh internasional, tidak hanya nasional. BK , sebagai 
manusia yang tergolong jenius, mempunyai visi jauh kedepan sudah menetapkan 
bahwa Indonesia adalah: non blok, mandiri (berdikari: berdiri diatas kaki 
sendiri), bhineka tunggal ika (menghargai pluralisme), berazas Pancsila, dan 
tidak mau tergantung pada utang luar negeri ("Go to hell with your aids!"). 
Bersama RRC dan India (sahabat2 BK), mereka sanggup membuat dunia terkejut 
dengan gerakan non blok yang diawali dari konferensi Asia Afrika di Bandung. 
Sayang sekali, Soeharto dkk. melakukan pengkianatan terhadap negaranya sendiri 
dengan cara melakukan konspirasi jahat bersama USA (via CIA+mafia 
Berkeley/UI+mafia west point, mohon baca artikel yang lain). Ditahun 1965, 
Indonesia dijadikan lapangan pertempuran antara USA dkk (kapitalis) vs. Rusia 
dkk. (komunis), yang menang USA; sebaliknya di Vietnam, yang menang Rusia. 
Regim militer dibawah Soeharto beserta USA dkk., sebagai pemenang, boleh dikata 
adalah kelompok yang paling menikmati kekayaan negara ini, dari gas alam di 
Aceh (LNG Arun) s/d Free Port di Irian - jadi semua kekayaan alam dari Sabang 
hingga Merauke, dan ini berlansung sejak 1965 s/d 1998 (32 tahun)! Maka boleh 
dikata sepertiga kekayaan bangsa telah jatuh ketangan asing, sepertiga jatuh ke 
regim Soeharto (militer + kroninya) di pusat Jakarta, sepertiga untuk rakyat 
Indonesia. Diperkirakan hanya satu persen saja jatuh ke rakyat setempat sebagai 
pemilik kekayaan alam. Tidak heran masyarakat Dayak, Riau, Aceh dan Irian s/d 
sekarang masih miskin dan sangat tertinggal. Keterbelakangan pendidikan, 
menyebabkan kebodohan, kebodohan menyebabkan kualitas SDM jauh tertinggal, 
kualitas SDM yang sangat jelek menjadikan mereka menjadi makanan empuk dan 
bulan2an (pembodohan) oleh para oknum pejabat pusat 
(militer/polri+birokrat+politisi+konglomerat hitam) serta perusahaan multi 
nasional. Ada unsur kesengajaan dalam "gerakan pembodohan" ini. Prof. Arnold 
dari Inggris memperkirakan dalam waktu tidak lama lagi, seiring dengan 
peningkatan kualitas SDM (makin banyak lulusan master dan doktor), masyarakat 
Dayak, Riau, Aceh dan Irian akan meminta merdeka atau bentuk negara semacam 
federal. Setelah Indonesia menjadi negara boneka USA, maka selain dikeruk 
kekayaannya juga dibuat menjadi negara yang sangat korup serta dibuat menjadi 
negara yang kecanduan berhutang! Negara India dan RRC (sahabat BK) sangat 
beruntung, mereka tidak mempunyai pengkianat seperti Soeharto dkk. (regim 
militer busuk), maka kedua negara tsb. sekarang sudah menjadi negara yang: non 
blok, mandiri, sehat ekonominya, sehat kebudayaannya, bahkan termasuk adidaya.

Ketika regim ORBA saat itu sudah diambang kejatuhan, maka strategi terjitu 
adalah politisasi agama (dalam hal ini agama Islam). Suharto mulai sadar bahwa 
negara RI telah ia gadaikan ke USA dkk., dan telah diperas habis2an oleh 
mereka. Maka strategi pertama, Suharto lalu mengganti para menterinya yang 
semula berwajah Nasionalis menjadi bernuansa Arab-Islami demi mengambil hati 
umat Islam guna menyelamatkan regim militer dan ORBA. Para menteri keturunan 
Arab tsb. adalah: Marie Muhamad, Ali Alatas, Saleh Affif, Fuad Hasan, Bedu 
Amang, Fuad Bawazir, dsb. Kemudian mbak Tutut Suharto yang cantik dan seksi ke 
Mekah naik haji, dan sepulangnya dari Arab, beliau memakai jilbab. Bob Hasan 
pun berganti nama menjadi Muhamad Hassan. Disamping itu, regim ORBA juga 
mendirikan ICMI dan memperkuat barisannya di HMI dan MUI. Mulai awal 1994, 
boleh dikata Indonesia telah dimasukan ke blok Timur Tengah (negara2 Arab).

Akibat strategi "save exit" Regim Orba diatas (harap baca artikel lain), negara 
Timur Tengah seperti mendapat angin! Indonesia lalu bagaikan diterpa badai 
gurun Sahara yang panas! Pemanfaatan agama (politisasi agama) oleh negara asing 
(negara2 Arab) untuk mendominasi kebudayaan setempat (Indonesia) mendapatkan 
angin bagus, sehingga menjadi begitu kuat dan begitu vulgarnya. Gerilya 
kebudayaan asing lewat agama begitu gencarnya, terutama lewat media televisi 
dan radio. Mengingat tambang minyak di Timur Tengah (TIMTENG/Arab) adalah 
terbatas umurnya; diperkirakan oleh para ahli bahwa umur tambang minyak sekitar 
15 tahun lagi, disamping itu, penemuan energi alternatip akan dapat membuat 
minyak turun harganya, maka negara2 TIMTENG/ARAB harus berjuang sekuat tenaga 
dengan cara apapun untuk mendapat devisa dari alternatip lain, strategi 
termudah adalah politisasi agama Islam (mirip Soeharto dan Osama Bin Laden). 
Agama Islam, budaya Arab, dan bahasa Arab adalah sumber devisa dimasa depan 
yang menarik. Sebagai contoh devisa adalah touristm berbasis agama alias ibadah 
haji, dan sekolah postgraduate di negara2 Arab. Dampak gelombang politisasi 
agama Islam dari negara TIMTENG/Arab sangat terasa sekali dengan banyaknya 
pergolakan di: Thailand selatan, Philipina, Afganistan, dan Indonesia (Ambon, 
Poso, Tangerang, Jawa Barat, dst). Di Indonesia, hal ini mulai terasa dengan 
terusiknya pluralisme atau Bhineka Tunggal Ika. Dana trilyunan rupiah 
dikucurkan demi menjadikan Indonesia menjadi boneka Arab, baik melalui lembaga 
agama, pendidikan, maupun LSM2 (seperti Front Pembela Islam, Laskar Jihad, 
Laskar Jundulah, Hisbollah, Jemah Islamiah, dst., hal ini mendapat restu para 
penguasa militer busuk-sebagai simbiose mutualisme); sampai2 organisasi preman 
yang dinamai Pemuda Pancasila pun kebagian dana ini dan mulai beraksi dengan 
mendirikan banyak pesantren di Kalimantan; masjid2 diseluruh pedesaan P. Jawa 
menjadi indah dan bagus, ini disertai dengan pakaian jilbab bagi wanita2 di 
pedesaan. Beberapa mahasiswapun ikut terbuai gerakan untuk mendirikan negara 
Islam Indonesia (NII); mereka berhasil di cuci otak dan dibaiat (sumpah); nalar 
intelektual para mahasiswa ini bagaikan lenyap diterpa badai gurun Sahara! 
Tanpa merasa malu dan asing, mereka meniru persis budaya Arab, celana congklang 
dan berjenggot; masyarakat Yogya yang geram melihat ulah mereka, menjulukinya: 
penganut sastro jenggot (Sastra Janggut)! Gerilya kebudayaan Arab melalui 
berbagai mass media sangat intense sekali; akibatnya kebudayaan Jawa mengalami 
krisis yang hebat (harap baca artikel lain)! Memang salah satu alternatip 
tergampang menjajah negara lain adalah melalui kebudayaan, misalnya membuat 
dominasi kebudayaan Arab membonceng agama Islam; bahkan kalau mungkin membuat 
negara boneka Islam. Sayangnya, militer, POLRI, dan Badan Intelijen justru 
memanfaatkan mereka ini mengingat hobi mereka untuk bermulti fungsi: ya bisnis, 
ya militer, ya politik; dengan lebih mengutamakan bisnis dan politik (itupun 
dilakukan secara tidak halal), maka profesionalisme mereka tak pernah tercapai, 
dan rakyat harus menerima getahnya: keamanan dan ketentraman terusik. Padahal 
begitu mudahnya untuk melacak kaum teroris melalui aliran dana di rekening bank 
(apapun butuh dana), menyadap pembicaraan/sms via telepon/hp, dan internet. 
Maka terjadilah pemeo: pagar makan tanaman! Harusnya menjaga keamanan, 
ketertiban, dan ketentraman, namun justru sebaliknya - malah bekerja sama 
dengan preman, brandal dan pencoleng. Para intelektual luar negeri menyebut 
mereka sebagai "Preman Plat Merah", alias preman yang digaji dan dapat pensiun 
oleh masyarakat/negara!

Usaha regim Soeharto untuk melepaskan diri dari tuannya (USA dkk.) ternyata 
dapat digagalkan (harap baca artikel yang lain). Dengan demikian, Indonesia 
seolah-olah ingin dilepaskan dari mulut harimau namun gagal (USA dkk.), 
kemudian terlanjur dimasukan mulut buaya (Arab/Timur Tengah). Regim Soeharto 
hingga kini memang selamat-sehat walafiat; namun dengan hasil sampingan: 
Indonesia masuk sekaligus dua mulut: harimau dan buaya! Indonesia saat ini 
(2005) adalah kembali menjadi ajang pertempuran antara: Barat lawan Timur 
Tengah, antara kaum sekuler dan kaum Islam, antara modernitas dan kekolotan 
agama. Dengan demikian, semenjak 1965 s/d detik ini (2005), bangsa Indonesia 
boleh dikata belum merdeka sepenuhnya! Indonesia yang kaya sumber alam, 
strategis posisi geopolitiknya, dan merupakan pasar yang besar bagi industri 
asing (karena jumlah penduduk > 200 juta) memang menarik untuk selalu 
diperebutkan, pumpung masyarakatnya masih terbelakang (gampang dibodohi)! Jadi, 
semenjak 1965, Indonesia sebenarnya tidak pernah merdeka dan mandiri lagi. Visi 
Bung Karno, yang non blok dan cinta budaya sendiri, seperti India dan RRC, 
negara yang mempunyai kepribadian sendiri dan mandiri, saat ini hanya tinggal 
kenangan... Indonesia sampai detik ini (Nov. 2005) sekedar menjadi ajang 
pertempuran ideologi asing. Sungguh sayang sekali.

Tingkat kebodohan bangsa Indonesia untuk level internasional tercermin dari 
prestasi PTN2 (perguruan tinggi negeri) topnya yang mlempem, bodoh, dan tidak 
sadar kalau bangsanya sekedar dijadikan rebutan, kuli atau negara boneka oleh 
negara asing! Universitas adalah simbol dan sumber kecerdasan serta kebenaran 
bangsa! Seperti diketahui, UI, ITB, IPB, UGM, ITS, UNAIR, dan ITS (yang menjadi 
barometer SDM berbobot) adalah institusi PTN tertua, terbesar dan termaju di 
Indonesia. Jadi, mereka adalah pencetak para PNS (peg. Negeri sipil) terbesar 
di Indonesia, dan alumni mereka saat ini menduduki jabatan tertinggi di 
pemerintahan, dari pegawai menengah (IIIA), eselon dua, eselon satu, dan 
menteri, jadi boleh dikata mereka "menguasai" atau bahkan boleh dikata sebagai 
penguasa Indonesia! Sayang sekali, kita dan dunia telah memahami bahwa: 
Indonesia terkenal sebagai negara terkorup didunia dan birokrasi Indonesia 
adalah birokrasi keranjang sampah. Maka dapatlah dikatakan bahwa ketujuh PTN 
tsb. ADALAH SEKEDAR PRODUSEN KORUPTOR TERBESAR DIDUNIA dan PRODUSEN TERBESAR 
BIROKRAT KERANJANG SAMPAH (harap baca artikel yang lain)! Apa yang bisa 
diharapkan kepada PTN2 top ini agar Indonesia dapat bangkit kembali kalau 
mereka ternyata masih ada ditingkatan "bodoh" untuk level SDM internasional? 
Masyarakat Indonesia belum bisa membanggakan mereka, atau justru perlu prihatin 
dengan prestasi dosen, mahasiswa, dan para alumninya. Saat ini bahkan boleh 
dikatakan sivitas akademika PTN2 top tsb. sumber masalah bagi bangsa Indonesia. 
Mereka sekedar menjadi alat para politisi busuk, jendral preman, dan 
konglomerat hitam di pusat (Jakarta). Apa dan bagaimana pendapat anda? 

posted by PEMERHATI & PEMBELAJARAN KEBUDAYAAN | 11:42 PM   

KEBUDAYAAN JAWA MENGALAMI KEMUNDURAN YANG SIGNIFIKAN 

I. Pengantar
Manusia Jawa adalah mayoritas di Indonesia. Nasib bangsa Indonesia sangat 
tergantung kepada kemampuan penalaran, skill, dan manajemen manusia Jawa (MJ). 
Sayang sekali s/d saat ini, MJ mengalami krisis kebudayaan; hal ini disebabkan 
Kebudayaan Jawa (KJ) dibiarkan merana, tidak terawat, dan tidak dikembangkan 
oleh pihak2 yang berkompeten (TERUTAMA OLEH POLITISI). Bahkan KJ terkesan 
dibiarkan mati merana digerilya oleh kebudayaan asing (terutama dari timur 
tengah/Arab).
Kemunduran kebudayaan Jawa tidak lepas dari dosa regim Orde Baru. Visi jauh 
kedepan Bung Karno sungguh hebat dan benar! India dan RRC sahabat dekat 
Indonesia saat itu, sekarang telah menjadi negara yang perkasa, terhormat dan 
mandiri, dengan tetap mempunyai kebudayaan sendiri yang tinggi; dulu bersama 
Indonesia, ketiganya adalah ujung tombak negara non blok. Ditahun 1965, melalui 
Soeharto/regim militer, Indonesia dijadikan lapangan pertempuran antara USA dkk 
vs. Rusia dkk., yang menang USA (kapitalis). Semenjak itu Indonesia menjadi 
negara boneka USA. Usaha regim Soeharto untuk melepaskan diri dari tuannya (USA 
dkk.) ditahun 1994, melalui politisasi agama Islam dengan merangkul negara2 
Timur Tengah, ternyata dapat digagalkan. Dengan demikian, Indonesia seolah-olah 
ingin dilepaskan dari mulut harimau namun gagal (USA dkk.), kemudian terlanjur 
dimasukan mulut buaya (Arab/Timur Tengah). Regim Soeharto hingga kini memang 
selamat-sehat walafiat; namun dengan hasil sampingan: Indonesia masuk sekaligus 
dua mulut: harimau dan buaya! Indonesia saat ini (2005) adalah kembali menjadi 
ajang pertempuran antara: Barat lawan Timur Tengah, antara kaum sekuler dan 
kaum Islam, antara modernitas dan kekolotan agama. Dengan demikian, semenjak 
1965 s/d detik ini (2005), bangsa Indonesia boleh dikata belum merdeka 
sepenuhnya! Indonesia yang kaya sumber alam, strategis posisi geopolitiknya, 
dan merupakan pasar yang besar bagi industri asing (karena jumlah penduduk > 
200 juta) memang menarik untuk selalu diperebutkan, pumpung masyarakatnya masih 
terbelakang (gampang dibodohi)! Jadi, semenjak 1965, Indonesia sebenarnya tidak 
pernah merdeka dan mandiri lagi.

Manusia Jawa boleh dikata terus mengalami penjajahan, misalnya penjajahan oleh:
- Bs. Belanda selama 300 tahunan
- Bs. Jepang selama hampir 3 tahunan
- Regim Soeharto/ORBA selama hampir 32 tahun (Londo Ireng).
- Negara Adidaya selama ORBA s/d saat ini.
- Sekarang dan dimasa dekat, bila tidak hati2, diramalkan bahwa Indonesia akan 
menjadi negara boneka Timur Tengah/Arab Saudi (melalui kendaraan utama 
politisasi agama).

Politisasi agama mengakibatkan percepatan krisis kebudayaan Jawa, seperti 
analisa dibawah ini. 

II. GERILYA KEBUDAYAAN ASING LEWAT AGAMA
Akibat strategi "save exit" Regim Orba (harap baca artikel lain), negara Timur 
Tengah seperti mendapat angin! Indonesia lalu bagaikan diterpa badai gurun 
Sahara yang panas! Pemanfaatan agama (politisasi agama) oleh negara asing 
(negara2 Arab) untuk mendominasi kebudayaan setempat (Indonesia) mendapatkan 
angin bagus, sehingga menjadi begitu kuat dan begitu vulgarnya. Gerilya 
kebudayaan asing lewat politisasi agama begitu gencarnya, terutama lewat media 
televisi dan radio. Gerilya kebudayaan ini secara halus-nylamur-tak kentara, 
cobalah anda cermati hal beikut ini diacara televisi:
- Hal-hal yang berbau mistik, dukun, santet dan yang negatip sering 
dikonotasikan dengan manusia yang mengenakan pakaian adat Jawa seperti surjan, 
batik, blangkon kebaya dan keris; kemudian hal-hal yang berkenaan dengan 
kebaikan dan kesucian dihubungkan dengan pakaian keagamaan dari Timur 
Tengah/Arab.
- Artis2 film dan sinetron digarap duluan mengingat mereka adalah banyak 
menjadi idola masyarakat muda (yang nalarnya kurang jalan). Para artis, yang 
blo'oon politik ini, bagaikan di masukan ke salon rias Timur Tengah/Arab, untuk 
kemudian ditampilkan di layar televisi, koran, dan majalah demi membentuk mind 
set (seting pikiran) yang berkiblat ke Arab.
- Bahasa Jawa beserta ungkapannya yang sangat luas, luhur, dalam, dan fleksibel 
juga digerilya. Dimulai dengan salam pertemuan yang memakai assalam.dan 
wassalam.. Dulu kita bangga dengan ungkapan: Tut wuri handayani, menang tanpo 
ngasorake, gotong royong, dsb.; sekarang kita dibiasakan oleh para gerilyawan 
kebudayaan dengan istilah2 asing dari Arab, misalnya: amal maruh nahi mungkar, 
saleh dan soleha, dst. Untuk memperkuat gerilya, dikonotasikan bahwa bhs. Arab 
itu membuat manusia dekat dengan surga! Sungguh cerdik dan licik.
- Kebaya, modolan dan surjan diganti dengan jilbab, celana congkrang, dan 
jenggot ala orang Arab. Nama2 Jawa dengan Ki dan Nyi (misal Ki Hajar .) mulai 
dihilangkan, nama ke Arab2an dipopulerkan. Dalam wayang kulit, juga dilakukan 
gerilya kebudayaan: senjata pamungkas raja Pandawa yaitu Puntadewa menjadi 
disebut Kalimat Syahadat (jimat Kalimo Sodo), padahal wayang kulit berasal dari 
agama Hindu, bukan Islam; bukankah ini sangat memalukan? Gending2 Jawa yang 
indah, gending2 dolanan anak2 yang bagus semisal: jamuran, cublak2 suweng, 
soyang2, dst., sedikit demi sedikit digerilya dan digeser dengan musik 
qasidahan dari Arab. Dibeberapa tempat (Padang, Aceh, Jawa Barat) usaha 
menetapkan hukum syariah Islam terus digulirkan, dimulai dengan kewajiban 
berjilbab! Kemudian, mereka lebih dalam lagi mulai mengusik ke bhinekaan 
Indonesia, dengan berbagai larangan dan usikan bangunan2 ibadah dan sekolah non 
Islam.
- Gerilya lewat pendidikan juga gencar, perguruan berbasis Taman Siswa yang 
nasionalis, pluralis dan menjujung tinggi kebudayaan Jawa secara lambat namun 
pasti juga digerilya, mereka ini digeser oleh madrasah2. Padahal Taman Siswa 
adalah asli produk perjuangan dan merupakan kebanggaan manusia Jawa. UU 
Sisdiknas juga merupakan gerilya yang luar biasa berhasilnya. Sekolah swasta 
berciri keagamaan non Islam dipaksa menyediakan guru beragama Islam, sehingga 
ciri mereka lenyap.
- Demikian pula dengan perbankan, mereka ingin eksklusif dengan bank syariah, 
dengan menghindari kata bunga/rente/riba; istilah ke Arab2an pun diada-adakan, 
nampak kurang logis!
- Keberhasilan perempuan dalam menduduki jabatan tinggi di pegawai negeri 
(eselon 1 s/d 3) dikonotasikan/dipotretkan dengan penampilan berjilbab dan naik 
mobil yang baik.
- Di hampir pelosok P. Jawa kita dapat menyaksikan bangunan2 masjid yang megah, 
dana pembangunan dari Arab luar biasa besarnya.
- Fatwa MUI pada bulan Agustus 2005 tentang larangan2 yang tidak berdasar nalar 
dan tidak menjaga keharmonisan masyarakat sungguh menyakitkan manusia Jawa yang 
suka damai dan harmoni. Bila ulama hanya menjadi sekedar alat politik, maka 
panglima agama adalah ulama politikus yang mementingkan uang, kekuasaan dan 
jabatan saja; efek keputusan tidak mereka hiraukan. Sejarah ORBA membuktikan 
bahwa MUI adalah alat regim ORBA yang sangat canggih. Saat ini, MUI boleh 
dikata telah menjadi alat negara asing (Arab) untuk menguasai Indonesia dan 
membunuh secara perlahan kebudayaan Jawa!
- Dimasa lalu, banyak orang cerdas mengatakan bahwa Wali Songo adalah bagaikan 
MUI sekarang ini, dakwah mereka penuh gerilya kebudayaan dan politik. Manusia 
Majapahit digerilya, sehingga terdesak ke Bromo (suku Tengger) dan pulau Bali. 
Mengingat negara baru memerangi KKN, mestinya fatwa MUI adalah tentang KKN 
(yang relevan), misal pejabat tinggi negara yang PNS yang mempunyai tabungan 
diatas 2,5 milyar rupiah diharuskan mengembalikan uang haram itu (sebab hasil 
KKN), namun karena memang ditujukan untuk membelokan pemberantasan KKN, yang 
terjadi justru sebaliknya, fatwanya justru yang aneh2 dan merusak keharmonisan 
kebhinekaan Indonesia!
- Sungguh hebat, cerdik, namun licik gerilya kebudayaan itu. Mass media, 
terutama TV dan radio, telah digunakan untuk membunuh karakater (character 
assasination) budaya Jawa dan meninggikan karakter budaya Arab (lewat agama)! 
Para gerilyawan juga menyelipkan filosofis yang amat sangat cerdik, yaitu: 
kebudayaan Arab itu bagian dari kebudayaan pribumi, kebudayaan Barat (dan Cina) 
itu kebudayaan asing; jadi harus ditentang karena tidak sesuai! Padahal, 
kebudayaan Arab dan agama Arab/Islam adalah sangat asing!
- Puncak gerilya kebudayaan adalah tidak diberikannya tempat untuk kepercayaan 
asli, misalnya Kejawen, dalam Kartu Tanda Penduduk (KTP), dan urusan 
pernikahan/perceraian bagi kaum kepercayaan asli ditiadakan. Kejawen, harta 
warisan nenek moyang, yang kaya akan nilai: pluralisme, humanisme, harmoni, 
religius, anti kekerasan dan nasionalisme, ternyata tidak hanya digerilya, 
melainkan akan dibunuh dan dimatikan! Sungguh sangat disayangkan! Urusan 
perkawinan dan kematian untuk MJ penganut Kejawen dipersulit sedemikian rupa, 
urusan ini harus dikembalikan ke agama masing2! Sungguh sangat sadis para 
gerilyawan kebudayaan ini!

Gerilya kebudayaan juga telah mempengaruhi perilaku manusia Jawa, orang Jawa 
yang dahulu dikenal lemah-lembut, andap asor, cerdas, dan harmoni; namun 
sekarang sudah terbalik: suka kerusuhan dan kekerasan, suka menentang harmoni. 
Bayangkan saja, kota Solo yang dulu terkenal putri nya yang lemah lembut (putri 
Solo, lakune koyo macan luwe) digerilya menjadi kota yang suka kekerasan, ulama 
Arab (Basyir) mendirikan pesantren Ngruki untuk mencuci otak anak2 muda. Akhir2 
ini kota Solo kesulitan mendatangkan turis manca negara, karena kota Solo sudah 
diidentikan dengan kekerasan sektarian. Untuk diketahui, di Pakistan, banyak 
madrasah disinyalir dijadikan tempat brain washing dan baiat. Banyak 
intelektual muda kita di universitas2 yang kena baiat (sumpah secara agama 
Islam, setelah di brain wahing) untuk mendirikan NII (negara Islam Indonesia) 
dengan cara menghalalkan segala cara. Berapa banyak madrasah di Indonesia yang 
dijadikan tempat2 cuci otak anti pluralisme dan anti harmoni? Banyak! Tentu 
saja ini akan sangat mempengaruhi perilaku bgs. Indonesia secara keseluruhan! 
Maraknya kerusuhan dan kekerasan di Indonesia bagaikan berbanding langsung 
dengan maraknya madrasah dan pesantren2. Berbagai fatwa MUI yang 
menjungkirbalikan harmoni dan gotong royong manusia Jawa gencar dilancarkan!
Agama asing semestinya menghormati budaya setempat; jadi seseorang Jawa yang 
memeluk agama asing, misalnya Islam, tidak perlu harus meniru budaya Arab (yang 
tertinggal) dan meninggalkan budaya Jawa (yang lebih maju). Ingat, didunia ini 
belum ada negara yang demokratis dinegara muslim! 

III. TANDA-TANDA KEMUNDURAN KEBUDAYAAN JAWA
Kemunduran kebudayaan manusia Jawa sangat terasa sekali, karena suku Jawa 
adalah mayoritas di Indonesia, maka kemundurannya mengakibatkan kemunduran 
negara Indonesia, sebagai contoh kemunduran adalah:
- Orang2 hitam dari Afrika (yang budayanya dianggap lebih tertinggal) ternyata 
dengan mudah mempedayakan masyarakat kita dengan manipulasi penggandaan uang 
dan jual-beli narkoba.
- Orang Barat mempedayakan kita dengan kurs nilai mata uang. Dengan $ 1 = k.l 
Rp. 10000, ini sama saja penjajahan baru. Mereka dapat bahan mentah hasil alam 
dari Indonesia murah sekali, setelah diproses di L.N menjadi barang hitech, 
maka harganya jadi selangit. Nilai tambah pemrosesan/produksi barang mentah 
menjadi barang jadi diambil mereka (disamping membuka lapangan kerja).
- Orang Jepang terus membuat kita tidak pernah bisa bikin mobil sendiri, walau 
industri Jepang sudah lebih 30 tahun ada di Indonesia. Kita sekedar bangsa 
konsumen dan perakit. - Orang Timur Tengah/Arab dengan mudah menggerilya 
kebudayaan kita seperti cerita diatas; disamping itu, Indonesia adalah termasuk 
pemasok devisa haji terbesar! Kemudian, dengan hanya Abu Bakar Baasyir dan 
Habib Riziq (FPI), cukup dua manusia saja, Indonesia sudah bisa dibuat kalang 
kabut! Sungguh memalukan! 
- Dengan cukup satu manusia Malayasia yang disebut Asahari saja, manusia Jawa 
(bahkan seluruh Indonesia) dapat dibuat kalang kabut. Sungguh keterlaluan!
- Banyak manusia Jawa yang ingin kaya secara instant, misalnya mengikuti 
berbagai arisan/multi level marketing seperti pohon emas, dst., yang tidak 
masuk akal!
- Dalam memilih agama hanya ikut2an saja, tidak bisa memilah-milah mana agama 
yang sangat kontradiksi dengan nalar! 
- Universitas2 di P. Jawa yang didominasi manusia Jawa, UI, ITB, IPB, UGM, ITS, 
UNAIR, dan ITS (yang menjadi barometer SDM berbobot) adalah institusi PTN 
tertua, terbesar dan termaju di Indonesia. Jadi, mereka adalah pencetak para 
PNS (peg. Negeri sipil) terbesar di Indonesia, dan alumni mereka saat ini 
menduduki jabatan tertinggi di pemerintahan, dari pegawai menengah (IIIA), 
eselon dua, eselon satu, dan menteri, jadi boleh dikata mereka "menguasai" atau 
bahkan boleh dikata sebagai penguasa Indonesia! Sayang sekali, kita dan dunia 
telah memahami bahwa: Indonesia terkenal sebagai negara terkorup didunia dan 
birokrasi Indonesia adalah birokrasi keranjang sampah. Maka dapatlah dikatakan 
bahwa ketujuh PTN tsb. ADALAH SEKEDAR PRODUSEN KORUPTOR TERBESAR DIDUNIA dan 
PRODUSEN TERBESAR BIROKRAT KERANJANG SAMPAH (harap baca artikel yang lain)! 
Saat ini bahkan boleh dikatakan sivitas akademika PTN2 top tsb. sumber masalah 
bagi bangsa Indonesia. Mereka sekedar menjadi alat para politisi busuk, jendral 
preman, dan konglomerat hitam di pusat (Jakarta). 
- Regim Soeharto selama 32 tahun membodohi, menjungkirbalikan sejarah dan 
merampok kekayaan bangsa, masih ingatkan kita dengan menteri penerangan yang se 
Hari-harinya Omong Kosong? Alias menpen HarmOKo? Dapat dan mampukah kita 
"mengadili" regim Soeharto? Tidak kan!

Jika Indonesia ingin berkiblat ke negeri lain, maka memilih negara yang patut 
dicontoh haruslah cerdas. Sejarah mengatakan bahwa bangsa Inggris mampu 
membantu negara lain menjadi maju, modern, adil dan makmur (misal negara2 
persemakmuran: Australia, New Zealand, Canada, Malaysia, dst); demikian pula 
negara2 bermata sipit seperti: RRC, Korsel, Jepang, Hongkong, S'pore, ingat 
Nabi Muhammad menganjurkan agar umat Islam belajar ke negeri Cina. Sayang hal 
ini tidak digubris, pilihan kiblat Indonesia tidak cerdas alias bodoh, 
Indonesia memilih berkiblat kenegara Arab/Timur Tengah yang masih jauh dari 
modern, dimana untuk berdemokrasi saja mengalami kesulitan, sehingga s/d saat 
ini kita berbudaya antri saja tidak mampu, budaya kekerasan dan main larang 
dari Arab/Timur Tengah menjadi merebak di Nusantara! Yang terbaik tentu saja 
seperti visi Bung Karno, menjadi negara yang non blok dan cinta budaya sendiri, 
seperti India dan RRC, negara yang mempunyai kepribadian sendiri dan mandiri!

IV. MENGAPA MELAKUKAN GERILYAWAN KEBUDAYAAN?
Mengingat tambang minyak di Timur Tengah (TIMTENG/Arab) adalah terbatas 
umurnya; diperkirakan oleh para ahli bahwa umur tambang minyak sekitar 15 tahun 
lagi, disamping itu, penemuan energi alternatip akan dapat membuat minyak turun 
harganya, maka negara2 TIMTENG/ARAB harus berjuang sekuat tenaga dengan cara 
apapun untuk mendapat devisa dari alternatip lain, strategi termudah adalah 
politisasi agama Islam (mirip Soeharto dan Osama Bin Laden). Agama Islam, 
budaya Arab, dan bahasa Arab adalah sumber devisa dimasa depan yang menarik. 
Sebagai contoh devisa adalah touristm berbasis agama alias ibadah haji, dan 
sekolah postgraduate di negara2 Arab. Dampak gelombang politisasi agama Islam 
dari negara TIMTENG/Arab sangat terasa sekali dengan banyaknya pergolakan di: 
Thailand selatan, Philipina, Afganistan, dan Indonesia (Ambon, Poso, Tangerang, 
Jawa Barat, dst). Di Indonesia, hal ini mulai terasa dengan terusiknya 
pluralisme atau Bhineka Tunggal Ika. Dana trilyunan rupiah dikucurkan demi 
menjadikan Indonesia menjadi boneka Arab, baik melalui lembaga agama, 
pendidikan, maupun LSM2 (seperti Front Pembela Islam, Laskar Jihad, Laskar 
Jundulah, Hisbollah, Jemah Islamiah, dst., hal ini mendapat restu para penguasa 
militer busuk-sebagai simbiose mutualisme); sampai2 organisasi preman yang 
dinamai Pemuda Pancasila pun kebagian dana ini dan mulai beraksi dengan 
mendirikan banyak pesantren di Kalimantan; masjid2 diseluruh pedesaan P. Jawa 
menjadi indah dan bagus, ini disertai dengan pakaian jilbab bagi wanita2 di 
pedesaan. Beberapa mahasiswapun ikut terbuai gerakan untuk mendirikan negara 
Islam Indonesia (NII); mereka berhasil di cuci otak dan dibaiat (sumpah); nalar 
intelektual para mahasiswa ini bagaikan lenyap diterpa badai gurun Sahara! 
Tanpa merasa malu dan asing, mereka meniru persis budaya Arab, celana congklang 
dan berjenggot; masyarakat Yogya yang geram melihat ulah mereka, menjulukinya: 
penganut sastro jenggot (Sastra Janggut)!

Dengan dominasi kebudayaan Arab dan agama Islam ini, akan didapat keuntungan 
luar biasa sbb.:
- Sumber devisa melalui jemah haji, ingat Indonesia adalah negara dengan 
mayoritas Islam terbesar didunia. Devisa kita dikeruk secara halus sekali 
melalui dalih agama oleh Arab; juga oleh USA dkk. melalui dominasi 
pertambangan; dan juga oleh Jepang melalui dominasi industri!
- Sumber devisa melalui bhs. Arab. Sebagai gambaran lain, dengan bhs. Inggris 
menjadi bhs. Internasional, maka bhs. Inggris telah menghasilkan trilyunan 
rupiah pertahun bagi negara2 berbahsa Inggris; untuk ikut ujian TOEFL saja, 
biayanya adalah 100 dollar, belum biaya kursusnya!
- Mendapatkan negara boneka Indonesia yang indah, subur dan makmur; bandingkan 
dengan negara TIMTENG yang tandus dan gersang, negara Arab seperti mendapatkan 
sorga! Negara TIMTENG, lalu seperti USA dkk. di jaman ORBA, akan menjadi salah 
satu penikmat utama kekayaan alam dan budaya Indonesia.
- Menjadikan Indonesia benteng kebudayaan Arab yang tangguh dalam menghadapi 
negara Barat! Contoh sepele: laskar jihad yang bersedia mati jihad dimana saja, 
& kapan saja! 
V.PENUTUP
Manusia Jawa boleh dikata terus menerus mengalami penjajahan, misalnya 
penjajahan oleh: Bs. Belanda, Bs. Jepang, Regim Soeharto/ORBA, Negara Adidaya 
selama ORBA s/d saat ini. Saat ini (2005) Indonesia kembali menjadi ajang 
pertempuran antara: Barat lawan Timur Tengah, antara kaum sekuler dan kaum 
Islam, antara modernitas dan kekolotan agama!

Tiga faktor utama penyebab Indonesia tidak pernah mandiri, yaitu terpaan: badai 
gurun Sahara yang panas-membara (negara TimTeng), badai salju yang 
dingin-membekukan (negara barat/modern), dan badai KKN yang membangkrutkan 
bangsa! Dengan demikian, semenjak 1965 s/d detik ini (2005), bangsa Indonesia 
boleh dikata belum merdeka sepenuhnya! 

Akibat berbagai terpaan badai yang disertai gerilya kebudayaan ini, budaya Jawa 
menjadi tidak mandiri lagi. Kemunduran kebudayaan manusia Jawa sangat terasa 
sekali, karena suku Jawa adalah mayoritas di Indonesia, maka kemundurannya 
mengakibatkan kemunduran negara Indonesia, sebagai contoh kemunduran adalah 
terpaan berbagai krisis yang tak pernah selesai dialami oleh bangsa Indonesia.
Cara menanggulangi krisis kebudayaan Jawa dan sekaligus meningkatkan kebudayaan 
serta melawan gerilya kebudayaan asing adalah dengan:

- membentuk lembaga2 yang melalukan analisis kritis tentang kebudayaan Jawa 
(melibatkan para pakar PT)
- melakukan berbagai aktivitas kebudayaan, seperti: seminar, diskusi, pameran, 
festival, sarasehan, dst.
- mengkritisi hasil dari lembaga2 yang condong diperalat bagi kebudayaan asing 
(misal MUI, LSM berbau Timur tengah/Arab, dst)
- membuat rekayasa budaya Jawa agar terus maju sambil meniadakan ciri2 yang 
lemah dan negatip
- membentuk web site kebudayaan Jawa sebagai tempat berdiskusi bebas
- menandaskan bahwa Islam adalah agama yang saat ini sedang diperalat oleh 
negara asing untuk menjadikan Indonesia sekedar negara boneka mereka dan untuk 
menetang Barat.
- mengadakan dan meningkatkan anggaran/dana untuk aktivitas ini
- Last but not least, membuat sistem pembangunan negara yang tidak terpusat, 
melainkan terdiri atas: Barat, Tengah, dan Timur. Sehingga suku selain Jawa 
dapat mengimbangi kelemahan budaya Jawa; pemerataan SDM berkualitas lebih 
dipentingkan (saat ini SDM berkumpul di Jakarta!). Demikian pula dengan media 
informasi, harus terdesentralisasi dengan baik,saat ini hanya bagaikan satu 
arah saja: komando dari pusat ke daerah.

Sungguh sayang, apabila budaya Jawa menjadi lemah dan lenyap digerilya 
kebudayaan asing yang menumpang agama tertentu. Sungguh sayang sekali, apabila 
Sri Sultan HB (Yogya) dan Sri Sunan PB (Solo) beserta sivitas akademika di 
Yogya dan Solo, sebagai pemilik dan pakar kebudayaan Jawa, pemikirannya belum 
sampai ditingkat ini sehingga pasif dan diam saja!

Sejarah membuktikan bagaimana kerajaan Majapahit yang jaya juga terdesak 
melalui gerilya kebudayaan Arab sehingga manusianya terpojok ke Gn. Bromo (suku 
Tengger) dan P. Bali (suku Bali). Mereka tetap menjaga kepercayaannya yaitu 
Hindu. Peranan wali Songo saat itu sebagai alat politis (seperti MUI saat ini) 
adalah besar sekali! Semenjak saat itu kemunduran kebudayaan Jawa sungguh luar 
biasa!
Melalui artikel ini (mohon disebar luaskan), kami gugah semua orang yang merasa 
Jawa dan yang merasa memiliki Kebudayaan Jawa untuk bangun dan cepat bereaksi. 
Semoga perjuangan manusia Jawa, berhasil; sebab manusia Jawa adalah mayoritas; 
rusak dan majunya bangsa ini sangat tergantung kepada Manusia Jawa. Ingat pada 
detik ini (2005), Indonesia mengalami dan menjadi ajang pertempuran hebat 
antara: Barat, Timur Tengah, dan para pelaku KKN (sisa regim Soeharto/ORBA); 
jadi tugas manusia Jawa adalah sungguh berat sekali, harus bisa mengatasi 
ketiganya! Kita doakan agar sukses! 

posted by PEMERHATI & PEMBELAJARAN KEBUDAYAAN | 11:37 PM   

KESAMAAN ANTARA JOHN LENON, KAHLIL GIBRAN DAN YESUS 

Lagu John Lenon, anggota The Beatles, yang berjudul Imagine sangat populer dan 
sering dipakai untuk melatar belakangi acara televisi nasional maupun 
internasional yang berbau kemanusiaan, misalnya: musibah alam dan pertempuran. 
Syair lagu itu antara lain mengatakan bahwa: "Seandainya didunia ini tidak ada 
agama, maka dunia ini akan lebih tenang dan damai, persaudaraan akan lebih 
mesra, tidak ada kekerasan dan kerusuhan berdalih agama."

Kahlil Gibran adalah pujangga Arab/Libanon yang luar biasa, buku2 nya menjadi 
best seller diseluruh dunia. Tulisan2nya amat menghipnotis, pemilihan kata2nya 
amat indah, dan maknanya sangat dalam. Tiga buah bukunya yang master piece 
adalah: Sang Nabi, Sayap2 yang Patah, dan Jiwa Pembrontak. Tentang agama, 
Kahlil Gibran menandaskan bahwa: " If we were to do away with the various 
religions, we would find ourselves united and enjoying one great faith and 
religion, abounding in brotherhood." Artinya, apabila kita bisa melepaskan diri 
dari agama, kita akan bersatu dan menikmati persaudaraan. Banyak pembaca 
bukunya yang menyatarakan dia dengan seorang nabi.

Yesus/Isa memang manusia luar biasa (maaf bagi yang Nasrani, kita melihat dari 
segi kemanusiaannya, bukan ke Ilahiannya), ia tidak mendirikan agama, melainkan 
mengajarkan religiositas, humanism dan universalism. Salah satu definisi umum 
tentang religiositas adalah sbb.: sikap hatinurani, batin dan pikiran manusia 
yang selalu diarahkan kepada perbuatan baik, kasih sayang, kebenaran dan 
keadilan. Yesus menandaskan bahwa surga adalah hak semua orang, beragama atau 
tidak, asal dalam perjalanan hidupnya melakukan kebaikan/kebajikan (RELIGIUS). 
Yesus tidak pernah menghakimi keyakinan orang/bangsa lain, misalnya dengan 
mengatakan/menuduh "kafir". Bagi beliau, mengkafirkan orang atau golongan lain 
adalah dosa besar! Dalam berbagai contoh perumpamaan, ia menyingkapkan bahwa 
justru orang yang dianggap kafir oleh orang Yahudi ternyata malah menjadi 
penghuni surga, sedangkan yang beragama namun munafik justru menjadi penghuni 
neraka! Yesus juga menandaskan bahwa Tuhan itu Maha Takterbatas, maka beliau 
menyatakan bahwa Tuhan akan selalu menyertai manusia dan menurunkan roh 
kebenaran s/d akhir zaman. Yesus tidak mengklaim bahwa ia adalah nabi terakhir, 
melainkan meramalkan akan masih banyak nabi2 yang diturunkan Tuhan mengingat 
sifat Tuhan yang dinamis dan Maha Takterbatas, namun ia juga mengingatkan dan 
meramalkan adanya kemungkinan nabi2 palsu!

Atas dasar uraian diatas, maka dapat ditarik kesimpulan tentang adanya KESAMAAN 
ANTARA JOHN LENON, KAHLIL GIBRAN DAN YESUS. Kesamaan mereka bertiga berkenan 
dengan agama adalah betapa seringnya agama disalah gunakan oleh para pemuka 
agama dan para politisi, sehingga mengakibatkan:
- agama menjadi sangat membatasi ketidak terbatasan Tuhan
- agama menjadi sangat membatasi manusia, sehingga dunia menjadi terkotak-kotak 
dan terkoyak-koyak.
- agama sering dipakai untuk kepentingan politik, ekonomi dan bisnis

Dengan demikian, agama justru dapat membuat kebudayaan suatu bangsa mengalami 
stagnasi atau bahkan bisa mengalami kemunduran

Perlu diketahui, manusia modern dinegara maju, terutama para ilmuwannya, telah 
memahami dan menyadari bahwa:
- Pertama, agama itu berbasis kitab suci, dan kitab suci mempunyai keterbatasan 
yang cukup mencolok, seperti disebutkan dalam kitab-kitab suci Al-Quran dan 
Injil. Misal dalam Al-Quran ditandaskan bahwa apabila semua ajaran Allah SWT 
dituliskan, maka tinta sebanyak samudera rayapun tidak akan mencukupi. Demikian 
pula dengan Injil yang menandaskan apabila semua ajaran Isa Almasih dituliskan 
maka dunia beserta isinya pun tidak akan bisa memuat. Jadi dapat disimpulkan 
bahwa kitab suci agama itu sangat terbatas sekali.
- Kedua, Allah itu tak terbatas, dari minus tak terhingga (alpha, tak tahu 
kapan awalnya) dan berakhir di plus terhingga (omega, tak tahu kapan 
berakhirnya).
- Ketiga, bahwa Allah itu bukan sesuatu yang statis-beku-kaku dan hanya mengacu 
pada masa lampau seperti agama, melainkan Ia adalah dinamis dan mengacu ke masa 
depan.

Atas dasar ketiga dalil diatas, maka pengetahuan dan pelajaran tentang Allah 
belum selesai dan tidak pernah akan selesai! Inilah ketiga dalil utama dari 
hukum utama penalaran tentang agama. Atas dasar hukum ini, maka manusia bijak 
lalu berpedoman bahwa: "bukan agama yang dicari, melainkan kitab sucinya 
sebagai sumber agama yang dicari, dan bukan kitab suci yang sangat terbatas itu 
yang dicari melainkan kebenaran atau Tuhan yang tak terbatas itu yang selalu 
dicari, dan pencarian akan rahasia Tuhan ini tidak akan pernah selesai".

Agama tetap diperlukan, namun pengajar/pemuka agama yang baik dan bertanggung 
jawab harus menandaskan hukum utama penalaran seperti tsb. diatas saat pertama 
kali mengajarkan agama kepada para muridnya!

Penutup

Kekuatan tulisan2 di kitab suci sungguh luar biasa. Buku suci tsb. dapat 
berbuah baik atau buruk tergantung kepada pencernanya. Pemuka agama sebagai 
pembantu pencernaan buku suci haruslah bijak dan cerdas. Bom Bali dan segala 
kerusuhan/perpecahan atau teror didunia yang berbasis agama kiranya dapat 
dihentikan melalui pemahaman dan penerimaan hukum utama penalaran tentang agama.


posted by PEMERHATI & PEMBELAJARAN KEBUDAYAAN | 11:34 PM   

  


[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Give at-risk students the materials they need to succeed at DonorsChoose.org!
http://us.click.yahoo.com/wlSUMA/LpQLAA/E2hLAA/BRUplB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. http://www.ppi-india.org
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Reading only, http://dear.to/ppi 
4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx
5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx
6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral 
scholarship, kunjungi 
http://informasi-beasiswa.blogspot.com **

Other related posts:

  • » [nasional_list] [ppiindia] sebuah situs dari yogya