** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List ** ** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: ** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ ** ** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral scholarship, kunjungi http://informasi-beasiswa.blogspot.com ** Notify Blogger about objectionable content. What does this mean? BlogThis! DISKUSI & PEMBELAJARAN KEBUDAYAAN About Me Name:PEMERHATI & PEMBELAJARAN KEBUDAYAAN View my complete profile a.. PENGANTAR b.. INDONESIA: BANGSA YANG SEDANG MABOK AGAMA! c.. ANALISIS MENDALAM TENTANG AGAMA, TUHAN DAN NEGARA d.. MAHA KONTRADIKSI PENALARAN DALAM AGAMA ISLAM! e.. YESUS MEREFORMASI AGAMA SECARA TOTAL f.. BEGITU INDAHNYA STRATEGI BEGAWAN POLITIK SOEHARTO DALAM MENAKLUKAN BANGSANYA! g.. BOM BALI: CLASH OF CIVILIZATION! h.. KEBUDAYAAN JAWA MENGALAMI KEMUNDURAN YANG SIGNIFIKAN i.. KESAMAAN ANTARA JOHN LENON, KAHLIL GIBRAN DAN YESUS a.. November 2005 Saturday, November 12, 2005 PENGANTAR PARA PEMBACA YANG BUDIMAN, Terima kasih atas kunjungan anda. Debat dan diskusi yang: rasional, dewasa, jauh dari emosional dan menang2an, akan sangat mencerdaskan kita semua. Bila anda ingin menuliskan tanggapan, silahkan menulis email ke kbdyn@xxxxxxxxxx Kami juga menghimbau anda yang cerdas dan bijaksana mau menulis di internet untuk sumbang saran bagi kemajuan bangsa indonesia yang terus menerus mengalami krisis. Budaya tepo sliro/KKN telah menghambat kedalaman pemberitaan di mass media, hal ini tidak terjadi dengan internet. Berita di tv, radio dan koran sekedar bagaikan gunung es yang mengapung, tak pernah mengupas secara: tuntas, investigatip, dan dalam analisisnya. Dominasi regim ORBA beserta bablasannya terhadap mass media dan ketakutan akan kekerasan juga berpengaruh. Sebagai contoh: Sydney Jones diusir (karena keterbukaan dan kedalaman analisisnya), Munir dihabisin, Jeffry Winters pernah dikerjain di Yogya (dipukuli preman), dan Tempo dikerjain oleh Tommy Winata. Budaya jurnalism di Indonesia sangat menguntungkan bagi para pelaku kejahatan besar, mereka nyaris tak pernah terungkap (kasus Pertamina, kasus rekening polisi, dst.). Beda dengan di negara maju: good news is bad news; jadi setiap peristiwa yang buruk pasti di investigasi sampai detail; sang pelaku bisa habis riwayat kariernya, atau bahkan bunuh diri saking malu (misal di Jepang: harakiri)! Internet, yang bebas dan sulit dikontrol, adalah senjata yang sangat ampuh bagi pencerdasan bangsa, dan sangat ditakuti oleh oknum pejabat bahkan pemerintah (yang ditaktor). Perlu diketahui, regim Soeharto/militer juga dijatuhkan oleh USA dengan salah satu cara melalui internet (dalam hal ini: Apakabar net asuhan John McDougall). Isi web site ini merupakan sumbangan pemikiran masyarakat cerdik-pandai-bijak dari mana saja, terutama dari kota gudeg, Yogyakarta. Terima kasih, mohon situs: http://diskusikebudayaan3.blogspot.com/ dan http://analisakebudayaan.blogspot.com/ dipopulerkan. Akhir kata, selamat membaca dan menanggapi. Hormat kami, Para pengasuh - manusia Yogyawan Biasa berdiskusi berat, bebas, dan merdeka sambil lesehan di Malioboro. posted by PEMERHATI & PEMBELAJARAN KEBUDAYAAN | 5:29 AM INDONESIA: BANGSA YANG SEDANG MABOK AGAMA! 1. Pengantar Siapa tidak risau melihat kenyataan yang terjadi di Indonesia. Ada berbagai agama besar dengan umatnya yang besar (terutama Islam), namun kasih sayang, ketentraman, kesejahteraan, kebenaran dan keadilan malah nyaris tidak ada. Atau justru sebaliknya, kekerasan, kerusuhan, pembunuhan, ketidak adilan, kriminalitas, keterbelakangan, kemiskinan, ketidak jujuran, kemunafikan, korupsi, kolusi, dan berbagai pelanggaran HAM justru marak terjadi di Indonesia; dan barangkali mencapai index prestasi nomor wahid didunia. Kalau begini, apanya yang salah? Berikut ini adalah butir-butir analisis yang mendalam tentang masalah ini. 3. Keterbatasan Agama Agama berbasis kitab suci. Dengan demikian, agama mempunyai keterbatasan yang cukup mencolok seperti disebutkan dalam kitab-kitab suci Al-Quran dan Injil. Misal dalam Al-Quran ditandaskan bahwa apabila semua ajaran Allah SWT dituliskan, maka tinta sebanyak samudera rayapun tidak akan mencukupi. Demikian pula dengan Injil yang menandaskan apabila semua ajaran Isa Almasih dituliskan maka dunia beserta isinya pun tidak akan bisa memuat. Dengan demikian, kedua agama terbesar didunia ini menandaskan bahwa Allah adalah Maha Besar atau Maha Tak TERBATAS, jadi mana mungkin sesuatu yang Tak Terbatas (Allah, milyaran tahun) cukup dijelaskan oleh satu orang saja yang sangat terbatas (para nabi, yang umurnya mencpai k.l. 80 tahun)! Jika Allah itu dari minus tak terhingga (alpha, tak tahu kapan awalnya) dan berakhir di plus terhingga (omega, tak tahu kapan berakhirnya), maka seorang manusia yang hidup di suatu range (daerah) umur yang sangat terbatas (katakan 80 tahun) adalah tidak mungkin menjelaskan secara tuntas sesuatu yang tak terhingga (milyaran tahun)! Bumi dan universe sudah milyaran tahun, dan masih milyaran tahun lagi, maka seribu, sejuta atau bahkan semilyar nabi disertai ilmuwan tidak akan pernah selesai mempelajari universe dan Tuhan! Jadi, benarlah ayat-ayat diatas, ke "Mahabesaran Tuhan" tidak mungkin cukup diwadahi dalam buku setebal/setipis kitab suci. Ke "Mahabesaran Tuhan" juga tercermin pada luas dan dalamnya ilmu pengetahuan. Ilmuwan di negara modern sudah tidak lagi mencari hanya agama yang terbatas, melainkan selalu terus mencari Tuhan beserta rahasiaNya (ilmu pengetahuan) yang tak terbatas namun sangat indah untuk terus menerus dieksplorasi. 2. Definisi Mabok Agama Definisi mabok atau mendem (Jawa) adalah keadaan dimana seseorang mengkonsumsi/memahami tentang sesuatu/paham yang melebihi batas normal/kewajaran; orang yang mendem menjadi seperti: tidak normal tingkah lakunya, tidak wajar cara berpikirnya (bloon, tidak cerdas), dan sulit diajak berdiskusi/berdialog. Contoh mabok adalah mabok minuman keras dan mendem gadung (di Jawa). Analog definisi ini, maka mabok agama dapat didefinsikan sebagai orang (atau kumpulan orang) yang mengkonsumsi/memahami agama secara berlebihan, melupakan keterbatasan agama, melupakan penyalah gunaan agama yang lumrah terjadi (terutama politisasi agama), dan menganggap bahwa semua persoalan dunia dapat diatasi hanya dengan agama saja. 4. Contoh dan Gejala Mabok Agama Semua negara rupa-rupanya harus mengalami mabok agama dulu. Negara modern seperti Eropa baru selesai mabok agama sekitar abad 19 (seratus tahun yl.). Ketika agama Kristen masih "tidur lelap", namun mendominasi Eropa, maka Eropa mengalami jaman kegelapan dan kemunduran keilmuan luar biasa, baru setelah terjadi revolusi dalam penalaran (demokrasi dan logika, renaisance), Eropa bagaikan lahir kembali. Sekarang, kaum cerdas-cendekia-ilmuwan Eropa sudah tidak tertarik lagi hanya pada agama saja, namun mereka lebih tertarik untuk mengetahui rahasia Tuhan secara lebih dalam-luas-tuntas melalui science, teknologi dan berbagai agama/kepercayaan (jadi tidak terbatas pada satu agama saja). Mereka sudah pada tingkatan kesadaran (kita belum) bahwa sungguh amat sangat bodoh dan berdosa bila membatasi Tuhan yang Maha Takterbatas hanya pada satu buku tipis, satu nabi, dan satu agama saja. Kesadaran di Eropa ini juga dialami oleh intelektual di negara modern yang lain (Jepang, Korea, Taiwan, Singapore, Australia, Canada, USA, Rusia, dst.). Saat ini, di negara modern, agama sudah tidak boleh lagi diajarkan di sekolah negeri (dari SD sampai universitas), mengingat agama itu bersifat sangat personal/privasi, sedangkan yang lebih penting untuk diajarkan adalah budi pekerti. Contoh kasus mabok yang lain, yang serupa akibatnya, adalah kasus mabok UUD'45 disaat jaman Orde Baru. Saat itu UUD'45 disakralkan, padahal oleh alm. Bung Karno sudah diamanatkan bahwa kitab ini terlalu sederhana karena dibuat dimasa darurat sehingga perlu direvisi apabila situasi dan kondisi negara sudah memungkinkan. Namun oleh regim ORBA justru sebaliknya, melalui berbagai penataran P4 (yang mungkin lebih tepat disebut pembodohan sekaligus brain washing bangsa) ditandaskan bahwa UUD'45 itu walau tipis namun sakti, kenyal, elastis, bisa mengatur segala aspek kehidupan berbangsa dan bernegara, bisa diulur dan diungkret sesuai pemesannya/penguasanya; jadi perlu dipertahankan, dihormati, dan barangsiapa berkehendak menentang atau mau merubah UUD'45 jutru akan digebug! Bagaimana mungkin Indonesia yang lebih dari 13 ribu pulau dan lebih 200 juta penduduk dapat di manage dengan baik dengan "kitab suci" negara yang disebut UUD'45, yang oleh pembuatnya (BK) sudah diamanatkan keterbatasannya (tipis sekali dan isinya bersifat darurat)? Akibat UUD'45 ini, jadilah negara RI menjadi carut marut seperti sekarang ini. Demikian pula dengan kitab suci, yang oleh Tuhan sendiri telah ditegaskan keterbatasannya, jadi ya jangan sekali-kali dipertuhankan (disamakan dengan Tuhan)! Dijaman kegelapan Eropa, ketika agama mulai ditinggalkan oleh para cerdik-cendekia akibat kebekuan dan kekakuannya, beberapa oknum pemuka agama mencoba mengkelabui umatnya dengan menandaskan bahwa kitab suci itu serba bisa-serba pintar, misalnya saja kitab suci bisa menjelaskan fisika, biologi, ekonomi, perbintangan, nuklir, komputer, dst. Hal ini perlu direkayasa demi menyelamatkan agama dari bahaya ditinggalkan oleh para penganutnya. Para ilmuwan busuk lalu diminta mengarang buku-buku yang isinya, sebenarnya mengada-ada serta mereka-reka, tentang keterkaitan fisika, biologi, ekonomi, perbintangan, nuklir, komputer, dst., dengan kitab suci; jadi direkayasa bahwa seolah-olah kitab suci itu maha bisa, maha kuasa, dan maha luar biasa (tanpa pernah membahas keterbatasan kitab suci). Syukurlah masyarakat cerdik-cendekia Eropa saat itu tidak terpancing. Mereka tetap menyadari bahwa kitab suci ditulis untuk menjelaskan adanya kehidupan yang jauh lebih baik setelah mati (surga) beserta cara untuk dapat sampai kesana (surga), jadi kitab suci ditulis bukan untuk menjelaskan fisika, biologi, ekonomi, perbintangan, nuklir, komputer, dst. Mereka juga belajar dari kebijaksanaan ilmuwan top para pemenang hadiah Nobel, yang tidak pernah mengkaitkan kepakaran keilmuannya dengan kitab suci! Mereka tidak terpancing dengan iklan kecap nomor 1 dari oknum pemuka agama yang menyesatkan, membodohi serta membuat bodoh umat beragama! Saat ini, di toko-toko buku di Indonesia, banyak dijumpai buku-buku semacam diatas yang menggambarkan kitab suci itu serba bisa-serba pintar, misalnya saja kitab suci bisa menjelaskan fisika, biologi, ekonomi, perbintangan, nuklir, komputer, dst. Rupanya ada usaha agamisasi (Islamisasi/Kristenisasi) ilmu pengetahuan. Pemimpin agama berkonspirasi dengan ilmuwan untuk membodohi umatnya. Sungguh sangat menyesatkan nalar, apabila ada siswa yang belajar ilmu fisika atau ekonomi dari kitab suci Alqouran atau Injil. Semoga saja umat beragama dapat belajar dari sejarah pembodohan umat oleh pemimpin agama yang busuk di jaman kegelapan Eropa. Gejala mabok agama di negara kita juga dapat dirasakan dari aktivitas keseharian. Undangan-undangan kegiatan di rumah dan di kantor kebanyakan bersifat keagamaan, misalnya dakwah agama atau pendalaman kitab suci. Jarang sekali undangan yang bersifat keilmuan yang non agama. Demikian pula, mass media seperti televisi, radio, majalah, spanduk, pamlet, selebaran, dan koran dipenuhi oleh berita/renungan keagamaan. Sinetron kita juga banyak yang bernuansa mistik campur agamis. Lagu-lagu di televisi dan radio juga banyak mengandung pesan-pesan agama. Yang sangat menyolok mata adalah cara mengkover hari raya Lebaran selama hampir 40 hari, dimulai dari awal puasa, mudik hari H Min, saat Lebaran, mudik hari H plus, dan usai lebaran untuk masuk kerja, sungguh luar biasa. Apakah pemberitaan semacam ini bermanfaat? Apakah tidak menghambur-hamburkan waktu, biaya, dan tenaga? Coba bayangkan bila cara mengcover berita pemberantasan KKN semacam hari Lebaran (full selama 40 hari), dijamin Indonesia cepat bersih! Jika membandingkan dengan negara modern, hal sebaliknyalah yang terjadi, keilmuan, politik,dan bisnis sangat mendominasi, agama sangat minim karena agama dianggap urusan pribadi (privasi). Masyarakat Jepang dikenal sebagai kecanduan kerja, tiada hari tanpa kerja, istilah kerennya: work alcoholic; sedangkan bagi masyarakat Indonesia, tiada hari tanpa dibumbui agama, mungkin istilah kerennya: religion alcoholic. Di negara modern ada falsafah time is money, di kita agak lain: time is religion! Ada iklan Coca Cola begini: Kapan saja, dimana saja, minumlah Coca Cola; di masyarakat kita seolah-olah juga punya iklan yang mirip, yaitu: Kapan saja, dimana saja, tengguklah hanya agama! Dari pengamatan kegiatan keseharian ini, dapat disimpulkan bahwa bangsa Indonesia sedang mabok/mendem agama! Namun perlu diketahui, bahwa semua negara yang telah berada ditingkatan modern dipastikan pernah mengalami jaman kerajaan, diktator, semi demokratis, demokratis dan pasti juga pernah mengalami mabok agama. Cuman sebaiknya kita dapat belajar dari sejarah, agar mabok agama tidak berkepanjangan dan tidak mengulangi kesalahan yang telah dibuat oleh mereka itu. 5. Penutup Kedunguan manusia telah mengubah ajaran suci Tuhan melalui para nabi justru menjadi belenggu/pembatas bagi Tuhan dan umat beragama. Dan sejarah juga sering menjadi saksi bagaimana penguasa politik, militer, birokrat, ilmuwan, ekonom maupun pemuka agama bahu-membahu mendungukan manusia agar dapat dikuasai oleh ambisi-ambisi mereka. Pendunguan manusia ini antara lain dapat dicapai dengan mengkondisikan agar masyarakatnya mabok agama. Para oknum agamawan telah menjadikan Tuhan bersifat statis-kaku-beku; sebaliknya para ilmuwan selalu ingin membebaskan sifat statis-kaku-beku tadi menjadi dinamis-fleksibel-uptodate. Dengan kondisi mabok agama, minimnya anggaran pendidikan, dan maraknya KKN, sudah dapat dipastikan bahwa bangsa Indonesia akan terus-menerus mengalami krisis kebudayaan dan kemunduran kualitas SDM. Krisis kebudayaan dan kemunduran kualitas SDM adalah sumber dari segala sumber berbagai krisis yang sedang dialami Indonesia. Dengan berbagai krisis ini, maka negara asing dapat "mendominasi dan mengerjain" Indonesia bekerjasama dengan para politisi busuk di pusat (Jakarta), yang sedang berkuasa (namun bodoh) dan sedang lupa diri, dalam bentuk simbiose mutualistis (kerjasama yang saling menguntungkan)! Kita yakin bahwa dalang mabok agama ini ada pada tingkatan lokal, regional, nasional, bahkan internasional. Mereka ini mempunyai jaringan yang rapi sekali bagaikan jaringan multi-level-marketing (MLM), mereka juga mempunyai dana yang besarnya trilyunan rupiah. Negara asing mempunyai kepentingan untuk menjadi penikmat utama kekayaan alam Indonesia serta ingin menjadikan Indonesia sebagai negara boneka. Bagi politisi busuk di Jakarta, kondisi mabok agama sangat menguntungkan mereka demi mengalihkan perhatian bangsa dari masalah utama (misal KKN) dan masalah penting lainnya (BBM), sekaligus menina bobokan/menghinoptis/menggendam bangsa ini agar hidupnya terkonsentrasi, terlena dan terbuai hanya oleh masalah agama, selain itu demi memberikan rasa nyaman, menerima, dan pasrah (takdir) atas terjadinya kemiskinan dan pemiskinan bangsa yang luar biasa kejamnya! posted by PEMERHATI & PEMBELAJARAN KEBUDAYAAN | 5:26 AM ANALISIS MENDALAM TENTANG AGAMA, TUHAN DAN NEGARA Pengantar Siapa tidak risau melihat kenyataan yang terjadi di Indonesia. Ada berbagai agama besar dengan umatnya yang besar (terutama Islam), namun kasih sayang, ketentraman, kesejahteraan, kebenaran dan keadilan malah nyaris tidak ada. Atau justru sebaliknya, kekerasan, kerusuhan, pembunuhan, ketidak adilan, kriminalitas, keterbelakangan, kemiskinan, ketidak jujuran, kemunafikan, korupsi, kolusi, dan berbagai pelanggaran HAM justru marak terjadi di Indonesia; dan barangkali mencapai index prestasi nomor wahid didunia. Demikian pula yang terjadi dengan di negara2 yang kental sekali agamanya, seperti negara2 berbasis Nasrani: Amerika Latin (Colombia, Argentina, Chilie, Bolivia, Brasil), Philipina; dan negara2 berbasis Islam: negara2 di Timur Tengah (Arab Saudi, Mesir, Suriah, Aljasair, Maroko), Sudan, Nigeria, Pakistan, Afganistan, dst. Lalu, apanya yang salah? Berikut ini adalah butir2 analisis yang mendalam tentang Agama, Tuhan, dan Bangsa yang diharapkan dapat menjadi salah satu sumber untuk mengatasi kerisauan diatas. Dalil 1. Tuhan itu tidak beragama, jadi Ia berlaku adil bagi semua manusia. Agama adalah sekedar sarana untuk mengenalkan Tuhan, namun Tuhan sendiri tidak beragama. Dalil 2. Pencapaian puncak pemahaman agama adalah religiositas. Salah satu definisi umum tentang religiositas adalah sbb.: sikap hatinurani, batin dan pikiran manusia yang selalu diarahkan kepada perbuatan baik, kasih sayang, kebenaran dan keadilan. Religiositas setingkat lebih atas daripada agama. Religiositas dapat diperoleh tanpa melalui agama, ia diperoleh terutama dari pengalaman hidup. Ibarat kuliah, ini adalah Philosophy Degree atau gelar Doktor. Setelah bergelar Doktor, maka ilmu lebih penting daripada almamaternya. Kalau baru taraf kuliah, seorang mahasiswa masih suka memamerkan identitas2 universitasnya; ia suka petentang-petenteng dengan jaket almamaternya. Kalau seorang sarjana yang sudah bekerja masih tersekat oleh kotak2 almaternya, dan setiap kekantor pakai jaket almamaternya, betapa kantor itu akan menjadi ajang sikut2an antar universitas, dan betapa menyedihkan jiwa orang itu (yang terbelenggu oleh almamaternya)! Demikian pula dengan agama, intisari agama yaitu Tuhan dengan sifat dasar Nya ("Maha Adil, Pengasih dan Penyayang") menjadi lebih penting daripada agama itu sendiri, atau bahkan agama menjadi tidak dominan lagi sekedar seperti almamater saja. Jadi, kalau sudah mumpuni keagamaan seseorang, bukan agamanya yang penting, melainkan religiositasnya yang amat sangat penting. Ia tidak lagi tersekat-sekat oleh kotak sempit yang disebut agama. Dalil 3. Keterbatasan kitab suci. Agama berbasis kitab suci. Dengan demikian, agama mempunyai keterbatasan yang cukup mencolok seperti disebutkan dalam kitab-kitab suci Al-Quran dan Injil. Misal dalam Al-Quran ditandaskan bahwa apabila semua ajaran Allah SWT dituliskan, maka tinta sebanyak samudera rayapun tidak akan mencukupi. Demikian pula dengan Injil yang menandaskan apabila semua ajaran Isa Almasih dituliskan maka dunia beserta isinya pun tidak akan bisa memuat. Dikatakan bahwa Allah adalah Maha Besar atau Maha Tak TERBATAS; mana mungkin sesuatu yang Tak Terbatas (Allah, milyaran tahun) cukup dijelaskan oleh satu orang saja yang SANGAT TERBATAS (para nabi, yang umurnya mencpai k.l. 80 tahun)! Jika Allah itu dari minus tak terhingga (alpha, tak tahu kapan awalnya) dan berakhir di plus terhingga (omega, tak tahu kapan berakhirnya), maka seorang manusia yang hidup di suatu range (daerah) umur yang sangat terbatas (katakan 80 tahun) adalah tidak mungkin menjelaskan secara tuntas sesuatu yang tak terhingga (milyaran tahun)! Bumi dan universe sudah milyaran tahun, dan masih milyaran tahun lagi, maka seribu, sejuta atau bahkan semilyar nabi disertai ilmuwan tidak akan pernah selesai mempelajari universe dan Tuhan! Jadi, ke "Mahabesaran Tuhan" tidak mungkin cukup diwadahi dalam buku setebal/setipis kitab suci. Ke "Mahabesaran Tuhan" juga tercermin pada luas dan dalamnya ilmu pengetahuan. Dalil 4. Pemahaman akan Tuhan belum selesai dan tidak akan pernah selesai. Banyak orang bijak berkata: "bukan agama yang dicari, melainkan kitab sucinya sebagai sumber agama yang dicari; dan bukan kitab suci yang sangat terbatas itu yang dicari melainkan kebenaran atau Tuhan yang selalu dicari". Kitab suci (yang tipis sekali) beserta para nabinya adalah sangat terbatas seperti ditandaskan sendiri dalam ayat2nya seperti telah diuraikan diatas. Disamping itu, para nabi tsb. hidup dimasa lampau dan singkat (puluhan tahun), sedangkan Tuhan beserta kebenaranNya adalah tidak terbatas waktu dan tempat serta mengacu kemasa depan (s/d saat ini saja, bumi diduga sudah milyaran tahun umurnya!). Sebagai gambaran KEMAHABESARAN TUHAN: Seorang ahli komputer merumuskan suatu hukum yang disebut hukum Moore; ia menyatakan bahwa setiap delapan belas bulan akan terjadi lompatan teknologi dibidang teknologi informasi. Ia benar, ternyata komputer berkembang dari XT, AT, .., Pentium 4; demikian pula software: dari DOS, Windows 98, ., Windows XP. Manusia pun terus berkembang, dari jaman batu s/d jaman ini yang ditandai teknologi informasi dan rekayasa genetika. Ilmu Fisika tidak hanya berhenti pada hukum gravitasi Newton, melainkan terus berkembang misalnya teori relativitas Einstein, teori big bang, teori fusi, cloning, nano technology, dst. Buku ensiklopedi yang berjilid-jilid dan tebal sekali, setiap tahun harus di update mengingat hampir setiap hari ada penemuan baru di laboratorium riset di seantero dunia. Kalau ilmu pengetahuan, komputer berikut softwarenya, dan ensiklopedi beserta manusia penciptanya saja berkembang terus menerus dan secara cepat, apalagi Tuhan YME! Oleh sebab itu, Tuhan beserta kebenaranNya adalah dinamis, bukan statis, serta lebih banyak bergerak mengacu ke masa depan, dan tidak terlampau sering menoleh kebelakang; dengan demikian Tuhan adalah bukan milik atau dominasi sesuatu agama (yang seolah-olah hanya berbasis sesaat dimasa lampau), melainkan milik ruang dan waktu yang tidak terbatas dan tidak terhingga! Agama yang baik akan selalu ingin mencari tahu rahasia Tuhan yang belum terkuak; bukannya terus-menerus membelenggu, membatasi atau melecehkan Tuhan dengan mengatakan: Untuk mempelajari dan menghapalkan ke Maha Besaran Tuhan yang Tak Terbataskan, cukup melalui satu buku tipis saja yang disebut kitab suci; Tuhan itu cukup PC XT titik (statis) bukan Pentium 5 beserta penerusnya (Pentium X, dinamis, tak tahu s/d seri berapa nanti), Tuhan itu cukup DOS bukan Windows XP, Tuhan itu cukup jaman dulu dan tidak punya masa depan! Agama yang negatip hanya berkutat pada nabi2nya yang sudah dahulu kala, dan menganggap pemahaman terhadap Tuhan sudah dianggap selesai, kemudian nabi utamanya begitu dibesar-besarkan seringkali melebihi Tuhan itu sendiri; sehingga agama menjadi Maha Tak Terbatas (mengenal Tuhan cukup dengan belajar satu agama saja), sedangkan Tuhan menjadi Maha Terbatas (cukup dijelaskan oleh satu kitab suci setebal kurang lebih 1000 halaman); pusat ibadat dan puja-puji lalu diarahkan kepada nabi2nya. Umat beragama lalu malas membaca hal2 yang baru terutama science, sehingga menjadi terbelakang dalam berbagai segi kebudayaan. Agama ditilik dari sisi organisasi dapat berbeda tujuan dengan kitab suci sumber agama itu sendiri. Kitab suci sudah menandaskan dan menyadari keterbatasan dirinya (buku setipis itu), dan KETIDAK terbatasan Tuhan; sedangkan agama dilihat dari sisi organisasi, terus menerus mengatakan "Pelajaran tentang Tuhan sudah selesai, yaitu Kitab suci KITA, jadi jangan membaca kitab suci yang LAIN, apalagi pindah agama, tetaplah taat-setia kepada agamamu (=KAMI, para pengurus organisasi agama)". Oleh agama yang statis-beku-kaku, kita bagaikan diminta untuk terus menerus menggunakan komputer XT dengan DOS, dan dilarang mempelajari atau menggunakan komputer Pentium 5 dengan WINDOWS XP atau LINUX, kita bagaikan diminta untuk terus menerus mempelajari hukum Newton, dan dilarang mempelajari fisika modern. Jadi, agama yang kaku-beku-statis justru membatasi Tuhan dan membatasi sesama manusia (tersekat-sekat atas nama agama) serta justru dapat menjadi sumber krisis kebudayaan. Agama yang baik diharapkan menghasilkan manusia yang religius, sekaligus cerdas dan selalu ingin lebih tahu lebih banyak lagi tentang hal yang baru (termasuk agama baru). Manusia religius tidak akan terbelenggu oleh agama, maka ia tidak takut berdoa di rumah ibadah apapun (sesuai caranya sendiri), entah itu kelenteng, mesjid, gereja, pura, vihara, dst.; sebab ia paham bahwa Tuhan tidak dapat dibatasi oleh ruang dan waktu. Ia juga akan selalu tertarik dan mengikuti perkembangan agama2 baru serta science yang baru. Dalil 5. Tuhan itu demokratis, sedangkan agama seringkali otoriter. Tuhan tidak melarang manusia untuk tidak beragama, karena Tuhan sendiri pada dasarnya tidak beragama. Tuhan mengharapkan agar manusia mencapai pemahaman tertinggi yang disebut religiositas melalui berbagai sarana seperti agama, "agama lokal" (misal Kejawen), dan ilmu pengetahuan. Keotoriteran agama nampak pada keinginan mau menangnya sendiri seperti melarang berbagai hal yang tidak sepaham dan ingin menjadi anak emas dinegara yang majemuk/pluralis! Dinegara maju, apa saja boleh dan justru dianjurkan untuk diperdebatkan (termasuk keyakinan), asal debatnya bermutu dimana kaki dan tangan (kelahi) tidak boleh ikut dipakai dalam adu gagasan! Tuhan itu Maha Cerdas, Maha Cerdas pasti suka debat, bukan main sweeping, larang-melarang, dan otoriter. Jadi seseorang yang cerdas pasti suka debat, karena debat mengakibatkan kemajuan. Memang, ada kemungkinan agama akan ambruk oleh adanya demokrasi, rasionalisasi, kebebasan berpendapat dan debat, seperti ambruknya gereja Katholik di Eropa pada sekitar abad 18 an. Monopoli dan otoritarian ajaran agama oleh pemuka agama menyebabkan posisi mereka tidak tergoyahkan dinegara berkembang. Tidak mengherankan bila di Timur Tengah yang penuh dikuasai kyai, ulama dan raja, takut setengah mati dengan demokrasi, rasionalisasi, dan kebebasan berpendapat. Pemuka agama seringkali memonopoli kebenaran dan takut berdebat untuk adu gagasan atau bersaing dengan kebenaran yang lain yang lebih modern; umatnya pun selalu di brain wash dengan mengatakan bahwa keyakinan tidak boleh diperdebatkan; atau untuk mengunci terjadinya perdebatan lalu berkilah: keyakinanmu adalah keyakinanmu, keyakinanku adalah keyakinanku! Bukankah ini semua demi kelanggengan kedudukan para pemuka agama itu sendiri dan agar umatnya tidak terpikat oleh pengetahuan baru tentang Tuhan? Bukankah umat yang besar jumlahnya juga identik dengan income (zakat/persembahan) yang besar pula bagi para pemuka agama? Mengapa Tuhan Yang Maha Cerdas dianggap bodoh, tak boleh didebat, dan Tuhan diangap takut akan demokrasi, rasionalisasi, serta kebebasan berpendapat? Pemuka agama takut debat, lalu mereka mengatas namakan Tuhan bahwa Tuhan tidak suka debat, keyakinan adalah harga mati - atau sesuatu yang beku, kaku dan statis, buku2 yang sangat kritis terhadap agama (dan penyalah gunaan agama) dilarang bahkan disweeping, aliran kepercayaan yang baru dan lebih modern dimatikan; dengan demikian kelompok ini menganggap Tuhan adalah sangat lemah, sehingga perlu dibela mati2an Dalil 6. Agama adalah sesuatu yang abstrak dan sulit dicerna, oleh sebab itu sebaiknya tidak diberikan kepada anak-anak yang belum dewasa (disekolah dasar), apalagi dipaksakan sebagai pendidikan agama. Agama adalah persoalan individu dan merupakan kebebasan untuk memilih). Agama sebagai pengajaran (knowledge) adalah penting dan perlu diajarkan (misalnya keanekaragaman agama beserta ciri mereka masing2). Sebaiknya agama sebagai pendidikan (untuk menarik pengikut baru) diberikan kepada manusia dewasa, waktu belum dewasa cukup diberikan budi pekerti. Kalau sejak kecil sudah dicuci otak dengan agama, maka hasilnya mirip Indonesia saat ini. Bukan kekeluargaan atau kasih sayang melainkan kecurigaan, 'keterkotakan' (SARA), tidak pandai/biasa berdebat, kalau debat cepat marah, sulit menerima kekalahan, beku, kaku dan bahkan ini bisa menjadi cikal-bakal kekerasan nanti disaat dewasa. Dinegara modern seperi USA, Jepang, Korsel, Taiwan, Inggris, Australia, dst., agama memang tidak boleh diberikan pada anak2 SD/SMP/SMA (sekolah negeri) sebagai pendidikan (kecuali sekolah yang berafiliasi dengan agama tertentu), namun sebagai pengajaran (transfer of knowledge) yang mengajarkan berbagai agama beserta karakteristiknya diperbolehkan, pendidikan agama adalah merupakan tanggung jawab orang tua. Untuk anak, yang lebih baik dan lebih penting adalah budi pekerti (hubungan horisontal-antar sesama manusia, jadih lebih riel; agama: hubungan vertikal dengan Tuhan, lebih abstrak). Budi pekerti mengajarkan sopan-santun, taat hukum, menghargai alam dan isinya, keadilan dan hidup bersosial secara baik. Benarkah dan pernahkah Nabi Muhammad SAW dan Nabi Isa mengarahkan agama kepada anak2? Tidak kan? Oleh sebab itu, para pemuka agama hendaknya mengasihani para anak2 dengan tidak membebani otak mereka dengan pengetahuan yang belum saatnya (abstraksi yang sulit); dan yang lebih penting dan mendasar adalah: agama syarat dengan dogma2 yang beku-kaku, bila diajarkan secara kurang tepat dan bijak justru akan membelenggu kecerdasan anak2, bahkan justru anak2 akan mulai terkotak-kotak sejak dini, hal ini akan menimbulkan dan menyuburkan falsafah: right or wrong for my religion, yang pada akhirnya akan menghasilkan kelompok fundamentalis yang merupakan salah satu bahan awal dari terorisme! Selain itu, mereka menjadi kurang kritis, pasif, tidak pandai debat, dan kalau debat mudah marah (apalagi kalau kalah)! Adalah lebih bijaksana apabila manusia dewasa dibiarkan memilih agamanya sendiri , tanpa paksaan, setelah dewasa! Dalil 7. Agama bukan jaminan moralitas, kesejahteraan, kedamaian dan keadilan; bahkan kadang2 agama justru dapat melunakan moral, etika dan hukum suatu negara melalui persepsi yang salah. Lihat saja, ada berbagai agama besar di Indonesia, namun persaudaraan, perdamaian dan keadilan justru tidak ada; yang marak justru kekerasan, kerusuhan, KKN dan pelanggaran HAM. Para elit (militer, politik dan birokrat), yang notabene berpendidikan tinggi justru merupakan sebab utama kehancuran bangsa Indonesia. Yang diatas rajin korupsi namun bebas dan terhormat, yang dibawah: begitu menangkap pencuri ayam langsung dibakar begitu saja! Demikian pula yang terjadi dengan di negara2 yang kental sekali agamanya, seperti negara2 berbasis Nasrani: Amerika Latin (Colombia, Argentina, Chilie, Bolivia, Brasil), Philipina; dan negara2 berbasis Islam: negara2 di Timur Tengah (Arab Saudi, Mesir, Suriah, Aljasair, Maroko), Sudan, Nigeria, Pakistan, Afganistan, dst. TKW kita di Timur Tengah yang sering mengalami penyiksaan dan perkosaan juga dapat menjadi salah satu bukti nyata (frekwensi perkosaan tertinggi). Mengapa hal ini terjadi? Jawabnya, dalam hal ini, agama seolah-olah menekankan dan mengeksploitasi sifat Tuhan yang hanya sebatas Maha Pengasih, Penyayang dan Pengampun; sifat Maha AdilNya sengaja dihilangkan/dilupakan. Misalnya saja keyakinan bahwa apapun atau berapapun berat dosanya jika: -percaya Yesus dosanya akan diampuni dan masuk surga (agama Nasrani); atau - jika berpuasa secara benar atau meninggal di Mekah atau malam Laitul Kadar (malam seribu bulan dimana surga akan terbuka penuh) maka dosa satu tahun akan diampuni dan masuk surga. Dengan konsep mengobral harga "surga" semurah dan semudah itu, agama berupaya menarik minat calon pemeluk. Namun akibatnya justru negatip, tidak heran bila negara2 dengan agama yang kuat (tapi beku pemahaman) justru menjadi sumber KKN dan pelanggaran HAM! Agama justru dapat menjadi sumber krisis etika dan moral! Sebagai contoh kongkrit perilaku para agamawan dibumi nusantara, para koruptor kelas kakap, yang tinggal diperumahan-perumahan elit/eksklusip, adalah donatur penting bagi kegiatan sosial atau keagamaan; pemuka agama dan masyarakat disekitarnya tidak pernah mempertanyakan darimana para pejabat tinggi negara itu mempunyai dana lebih; atau justru sebaliknya, para koruptor ini dijadikan teladan kedermawanan lalu disanjung-sanjung! Demikian pula, melalui acara televisi, etika dan moral generasi muda terus-menerus dirusak setiap harinya: TV kita hanya memperlihatkan dan mementingkan wajah-wajah yang cantik, bagus, rupawan, seksi dan kayaraya, darimana asal kekayaan itu diperoleh tidak pernah digubris, tidak pernah ditayangkan adanya pejabat yang korup, polisi yang busuk, dan jaksa yang kolusi, melalui film2 di TV: Indonesia bak surga karena negara dipenuhi oleh manusia2 rupawan yang kayaraya, agamis, jadi negara seolah-olah bersih dari KKN dan pelanggaran HAM! Seharusnya sifat Maha Adil lebih ditekankan, agar manusia (pejabat) berpihak ke rakyat jelata yang tertindas, dan menuntut para oknum pelaku KKN dan pelanggar HAM dimuka hukum. Jadi sebelum hukum horisontal (antar sesama manusia) terlunaskan/termaafkan, maka oknum tsb. tidak akan mungkin masuk surga (hukum vertikal). Ulama, pastor, begawan, biksu dan pendeta harus menandaskan bahwa kejahatan manusia juga harus dipertanggung jawabkan dahulu didepan manusia (pengadilan), jadi tidak hanya vertikal melainkan horisontalpun penting (sifat Maha Adil itu lebih mengarah ke horisontal atau sesama manusia dan ini penting sekali)! Mereka harus rajin ke DPR/DPRD, Kejagung, presiden, dst., dalam hal membela kebenaran/moral, tanpa harus berpolitik praktis, mereka harus merasa malu dengan daya juang para mahasiswa/LSM dalam hal pembelaan moral dan kebenaran! Mereka, para agamawan, juga harus malu kepada seorang wanita ceking yang gigih membela manusia melarat dan tertindas, yang bernama Wardah Hafidz dan Dita Sari, atau pria ceking-kecil bernama Munir, yang tidak takut mengorbankan keamanan, kenyamanan bahkan hidupnya! Mana ada ulama, pastur, pendeta atau biksu, yang turun tangan membela tukang becak, penjual asongan, buruh, tki/tkw, dst., secara nyata? Mana ada dari mereka yang menuntut tuntasnya kasus BLBI, tragedi Mei 98, Trisakti, Priok, Kudatuli, KKN, uang hibah haram, pelurusan sejarah 1965, korban cucu-cicit PKI, membela buruh dan TKI/TKW, dst.? (seandainya ada, jumlahnya hanyalah minim sekali, kurang dari 1%, alias satu orang dari seratus pemuka agama!). Sebaliknya, pandanglah negara RRC yang komunis, yang justru menampilkan kesejahteraan, kedamaian dan keadilan; koruptor kelas kakap diburu s/d liang kuburnya dan kalau ketangkap dengan tegas diadili kemudian ditembak mati. Kesejahteraan yang timbul dalam agama seringkali hanya terjadi pada para birokrat (pemimpin/pengurus) agama itu sendiri (karena zakat/derma). Penegakan hukum (legal formal) lebih menjamin tingginya moralitas dan pertumbuhan ekonomi, yang pada akhirnya akan memberikan kesejahteraan, kedamaian dan keadilan bagi rakyat, bila dibandingkan dengan buaian agama yang memabokan. Dalil 8. Agama Harus Menghormati Budaya Setempat. Semua agama besar di Indonesia berasal dari luar negeri, maka bias budaya pasti ada. Artinya, budaya asing mendompleng agama akan masuk dan mempengaruhi budaya lokal. Alangkah sedihnya kita, apabila di jalan Malioboro, seorang menyapa dengan Amitaba ... (Budha, bhs. Cina), lalu dijawab yang lainnya dengan Assalam ..... (Islam, bhs. Arab), kemudian ada lagi yang menyahut Syallom .... (Kristen, bhs. Yahudi), tak ketinggalan ada yang berkata Hong wilaheng .... (Hindu, bhs. Hindi); kemudian ada yang menjawab secara rasional, sopan dan nasionalis: Selamat Siang. Demikian pula dengan budaya berpakaian, alangkah sedihnya apabila blangkon dan surjan Yogya terdesak oleh pakaian Arab atau sari India. Memeluk agama asing haruslah tidak boleh mengorbankan budaya setempat. Yang paling menakutkan adalah penjiplakan cara berpikir dan berperilaku, misalnya menganggap ilmu pengetahuan dan teknologi itu "setan" yang harus dijauhi, dan kekerasan demi pembelaan agama, konsep yang salah "right or wrong for my religion" (sisi "wrong" sangat berbahaya bagi kesehatan nurani). Agama yang baik semestinya dapat berperan untuk mempengaruhi kebudayaan suatu suku atau bangsa kearah yang lebih baik. Alm. Mochtar Lubis dalam bukunya yang best seller di tahun 1977 (judul: Manusia Indonesia) mengkritisi secara habis-habisan budaya negatip manusia Jawa (sang mayoritas) yang: munafik, enggan bertanggung jawab, feodal, percaya takhyul/mistis, berkarakter lemah, suka KKN, pelupa, tidak tahu malu, cuek, dst. Dalam konteks negara, agama yang baik semestinya bisa menghapus atau menipiskan kelemahan budaya suatu bangsa. Namun sayang, di Indonesia, peran agama justru kebalikannya, terbukti bangsa ini tidak bisa melepaskan diri dari sumber dari segala sumber krisis yaitu krisis moral dan kebudayaan! Bayangkan bila nalar kita tidak kritis diberbagai bidang, pinjaman uang (utang) luar negeri yang bersyarat telah membelit kita, kurs nilai mata uang yang jauh dari keadilan telah menjajah kita, dan budaya asing yang lewat agama telah mendominasi budaya kita, lalu kita mau jadi bangsa apa? Adalah sayang sekali, kebanyakan agama yang ada justru meninabobokan kemudian secara halus-terselamur menggusur kebudayaan kita! Dalil 9. Agama mudah diperalat. Oleh para elit politik maupun penipu biasa, agama sering diperalat. Kedunguan manusia telah mengubah ajaran suci Tuhan melalui para nabi menjadi belenggu bagi umat beragama. Dan sejarah juga sering menjadi saksi bagaimana penguasa politik, militer, birokrat, ekonomi maupun agama bahu-membahu mendungukan manusia agar dapat dikuasai oleh ambisi-ambisi mereka.Kesetiaan dan ketaatan hampir seratus persen kepada Tuhan melalui agama disalah gunakan oleh 'manusia cerdas tapi jahat'. Antara Agama dan partai politik sudah sulit dibedakan. Antara filsafati yang suci bersih dan politik yang hitam kelam bercampur baur. Umat beragama bingung, apakah ia sedang mendengarkan sabda Tuhan atau orasi politik yang ulung dari seorang Dai (misalnya Dai sejuta umat), atau apakah ia sedang ada di mesjid atau sedang ada di kantor partai politik? Awas, jika para politisi di Jakarta ahli mempolitisir agama, apalagi para pakar politik Barat yang bagaimanapun kita harus akui kualitasnya lebih unggul daripada para politisi kita, mereka pasti juga ikut dan lebih pandai menggunakan jurus politisasi agama; misalnya saja agar Indonesia terjebak dalam persoalan agama atau agar bangsa Indonesia mendem/mabok agama (semuanya mau diselesaikan dengan agama!) dengan demikian laju perkembangan IPTEKnya dapat dihambat. Dengan politisasi agama, kasih sayang dimanipulasi menjadi kekerasan dan bahkan pembunuhan, misalnya jihad bom bunuh diri dimana pelakunya dijanjikan pahala yaitu surga. Lihatlah fakta kekerasan dan pembunuhan di negara2 yang agamis seperti: Colombia, Argentina, Aljasair, Afganistan, Mesir, Sudan, Pilipina, Indonesia, Bosnia, Yugoslavia, dst. Lihatlah bagaimana mantan presiden Suharto yang tidak lulus SMA dengan begitu indahnya mempercundangi para akademisi (mahasiswa dan dosen yang notabene adalah bergelar profesor/doktor) di UI, ITB, UGM, IPB, dst., dengan menaklukan/membelokan reformasi melalui politisasi agama (sebagai salah satu strategi save exit yang ampuh; tentang hal ini, harap baca artikel yang lain). Dalil 10. Agama dapat menghambat kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK). Lihatlah sejarah Eropa diabad 17 an. Agama Katholik saat itu sering menghukum ilmuwan, dengan alasan ilmuwan itu membuat pernyataan yang dianggap bertentangan dengan isi Injil. Ilmuwan besar yang dikucilkan antara lain adalah Copernicus, Galileo, Columbus, dan Darwin. Pada abad itu ketika agama Katholik begitu dominan (namun beku, kaku dan statis), Eropa justru mengalami jaman kegelapan. Sekarang, lihatlah perbedaan antara negara Amerika Latin (yang dominan agamanya) dan USA serta Kanada (yang dominan religiositasnya dan ilmuwannya). Sangat kontras sekali, misalnya saja antara USA dan Meksiko yang berbatasan. USA sangat modern, makmur, tentram, sebaliknya Meksiko, padahal mereka sama2 pendatang dari Eropa. Negara-negara Islam juga sama saja, katakan saja Turki, Bosnia, Albania adalah negara2 Islam paling modern, ternyata masih jauh tertinggal dibelakang negara2 Eropa dalam IPTEK, demokrasi dan kemakmuran. Selama pemahaman agama itu masih sempit (fanatisme agama, bukan religiositas), maka selama itu pula negara akan terjebak dalam hiruk pikuk eforia agama. Kita juga dibuat tercengang dengan para ilmuwan negara komunis, misal RRC, mereka maju pesat, misal sudah dapat mengirim astronot ke ruang angkasa, lihat pula negara kita yang dibanjiri otomotif produk mereka dengan harga yang sangat murah (sebab di RRC hampir tidak ada KKN). Berapa ribu jam belajar yang sudah dihabiskan oleh anak-anak SD untuk "menghapal" hal yang belum saatnya dipelajari (agama beserta bahasa asing dan budayanya)? Bukankah anak2 itu ibarat di "brain washing" sehingga daya kreativitas dan daya saing mereka untuk tingkat dunia menjadi rendah sekali. Karena cara mengajarnya yang kebanyakan doktriner, akibatnya para siswa menjadi kaku, pasip, tidak kreatip, tidak bisa debat, gampang marah kalau debat, dan tersekat-sekat. Hasilnya apa? Toh mirip P4, PMP, dst. Selain itu, setamat SD, kita masih harus menghabiskan sekian ribu jam pelajaran lagi untuk belajar dan mengejar ketertinggalan dalam bahasa Inggris, lalu kapan SDM kita bisa maju kalau kita tidak effisien dalam menggunakan waktu dalam pendidikan (porsi agama terlampau banyak)? Dalil 11. Semakin udara suatu bangsa penuh polusi doa puja-puji kepada Tuhan, semakin rusak moral bangsa itu. Kalau kita amati, seringkali tembok-tembok ditulisi: Ngebut, benjut; Yang Kencing disini hanyalah anjing; Daerah bebas narkotik; Dilarang buang sampah disini; dst... Dinegara maju yang masyarakatnya sudah mencapai religiositas, tulisan2 berisi ancaman dan aturan kasar semacam itu sudah tidak ada lagi, sebab aturan itu sudah tertulis dihati sanubari mereka semenjak dini/kecil, yaitu melalui pendidikan budi pekerti. Begitu pula dengan masalah agama, semakin bumi nusantara ini dipenuhi polusi suara yang keras dan hingar bingar tentang agama (Tabliq Aqbar, istigotsah, azan masjid, koor gereja, dsb.), kemudian orang2nya semakin gemar memakai atau memajang aksesori keagamaan (seringkali hanya untuk "sekedar sembunyi"), semakin menandakan bahwa masyarakatnya masih sekedar pandai berdoa dan sekedar bosa-basi agama (formalitas), namun tidak pandai melaksanakan ajaran agama. Siang maling atau korupsi, malam berdoa atau meditasi; para pegawai negeri yang mengaku abdi negara dan abdi masyarakat justru mempraktekan filosufi:"Mengapa harus dipermudah, kalau semuanya bisa dipersulit (agar keluar uangnya)?". Ucapan dan tindakan bangsa ini ternyata sangat kontras bedanya, alias hipokrit/munafik. Lihatlah kelihaian para politisi tua Orde Baru dalam ber "agama", kemudian lihatlah "track record" mereka. Alhamdulilah, seratus delapan puluh derajat bedanya! Dengan demikian, dapat kita katakan, apa yang terjadi di Indonesia adalah pelecehan agama, bukan penghormatan agama, apalagi pengamalan agama! Pelecehan agama sama saja dengan pelecehan Tuhan, ini akan menyebabkan kehancuran moral suatu bangsa dan murka Tuhan! Dalil 12. Agama tidak akan berguna apabila rakyatnya lapar, miskin dan bodoh. Ada pedoman hidup yang klasik dan bagus: "Kenyang dulu baru ber falsafah". Sebaik-baiknya ajaran agama, namun apabila perut umatnya kosong, yang terjadi adalah justru kriminalitas: kerusuhan dan kekerasan. Oleh sebab itu, agama perlu meniadakan sumber-segala sumber kemiskinan dulu, terutama kemiskinan struktural yang disengaja dan sengaja dibiarkan terjadi berkelanjutan oleh para politisi busuk; misalnya: gaji yang tidak layak dan tidak adil. Dirut BUMN terima 50 juta; sedangkan buruh/pns terendah terima 0,5 juta per bulan; rasio 1:100! Sistim penggajian yang berbeda antar departemen dan antar BUMN! Sistem gaji di Indonesia, yang bagaikan hutan belantara, telah menjadikan gap kekayaan yang luar biasa dan menjadikan sumber KKN. Kebodohan akan mengakibatkan kesempitan berfikir, kesempitan berfikir dapat disalah gunakan oleh pemuka agama yang berjiwa preman, hasil utama didikannya adalah kefanatikan, kefanatikan (mengklaim paling suci dan paling berhak atas surga!) akan mengakibatkan radikalism agama yang pada akhirnya akan menghasilkan terorisme! Kemiskinan dan kebodohan menyebabkan mudahnya umat untuk di cuci otak oleh pemuka agama preman, misalnya untuk melaksanakan: jihad (di agama Islam dapat berbentuk bom bunuh diri, sekaligus melakukan pembunuhan masal; sedangkan bunuh diri secara masal bentuk di agama Nasrani); semuanya dilakukan demi dalih masuk surga! Penutup Kedunguan manusia telah mengubah ajaran suci Tuhan melalui para nabi menjadi belenggu bagi umat beragama. Dan sejarah juga sering menjadi saksi bagaimana penguasa politik, militer, birokrat, ekonom maupun pemuka agama bahu-membahu mendungukan manusia agar dapat dikuasai oleh ambisi-ambisi mereka. Singkat kata: "kitab suci semua agama sangat terbatas, Tuhan maha tidak terbatas. Pemahaman akan Tuhan belum selesai dan tidak pernah akan selesai. Oleh sebab itu, janganlah kita menghina tuhan dengan mereduksi/memperkecil kemahabesaran Nya menjadi hanya satu buku yang sangat tipis sekali yang disebut kitab suci. Belajar agama harus sampai mencapai tingkat tertinggi yaitu religiositas! Manusia yang sudah mencapai derajat religiositas yang tinggi, sudah tidak lagi mementingkan wadahnya yaitu agama, melainkan lebih mementingkan isi (intisari/makna) suatu ajaran agama, dan ia tidak pernah berhenti untuk terus mencari Sang Kebenaran! Dan ia menjadi manusia bebas merdeka yang tidak tersekat-sekat lagi. Berbahagialah orang yang tidak beragama namun mempunyai religiositas yang tinggi/dalam, sebab ia akan bebas merdeka dimana saja, kapan saja, dilingkungan apa saja, sebab Tuhan akan selalu menyertai dia! Manusia religius tidak akan pernah: membatasi Tuhan sebatas agamanya, membatasi sesamanya atas dasar agamanya; sebab Tuhan adalah milik semua orang, baik yang beragama maupun yang tidak beragama - sebagaimana matahari diciptakan untuk semua manusia. Tuhan juga bukan masa lampau, melainkan lebih mengarah ke masa depan. Fakta sejarah juga telah menandaskan bahwa agama dapat diperalat menjadi sumber krisis etika, moral dan kebudayaan apabila dipolitisasi! Sayang sekali, kebebasan beragama di Indonesia termasuk semu, sebab agama2 baru, yang ternyata banyak sekali jumlahnya, dilarang masuk ke Indonesia (juga kebebasan untuk tidak beragama atau berkepercayaan)! Mungkin hal ini dikarenakan takut mengganggu kemapanan agama2 yang sudah dahuluan masuk Indonesia. Silahkan search (cari tahu) agama baru di internet dengan Google dengan cukup mengetikan: new religion. Selain itu, lihatlah format KTP kita, KTP hanya memuat agama tertentu; padahal agama terus tumbuh dan berkembang, dan religiositas adalah pencapaian terbaik untuk umat manusia; dengan pilihan politis demikian, sudah dapat ditebak bahwa visi kedepan bangsa ini telah salah secara mendasar! Membatasi pengetahuan akan Tuhan hanya sebatas kitab suci yang tipis, dan membatasi manusia untuk mengetahui rahasia Tuhan lebih lanjut lagi adalah dosa yang tidak disadari oleh para pemimpin agama saat ini yang pemikirannya statis-kaku-beku!!! Sebagai penutup, Ibu mohon agar artikel ini disebar luaskan kesegenap penjuru Nusantara (terutama kepada para pemuka agama, aktivis dan cendekiawan keagamaan) dan ke seantero dunia baik secara digital (atau disimpan di archive suatu situs internet), suara (dibacakan di radio) maupun secara kertas (dicetak/dibukukan), dengan harapan untuk menjadi sumber pembahasan/diskusi yang sehat dan sumber riset mengarah ke doktoral (PhD) demi memicu pengertian yang lebih mendalam tentang negara, agama, politik dan Tuhan. Uluran tangan untuk menterjemahkan artikel ini kedalam bhs. Inggris yang baik untuk kemudian di publish secara internasional melalui internet sangat Ibu tunggu2. Dengan demikian diharapkan negara Indonesia dan dunia menjadi aman, tenteram dan sejahtera. Artikel lain yang berbobot dapat dibaca di http://analisakebudayaan.blogspot.com/ dan http://diskusikebudayaan3.blogspot.com/. Tanggapan serta karya anda yang berbobot sangat dinantikan dan diharapkan oleh Ibu, masyarakat Indonesia dan dunia. Saran dan kritik positip (terutama dari para pembaca yang sudah berusia diatas 50 tahun dan berjiwa religius) akan Ibu gunakan untuk selalu mengupdate/revisi artikel ini. Pembaca yang budiman, Ibu mohon agar anda jangan cuek terhadap krisis etika, moral dan kebudayaan yang sedang melanda Indonesia. Sekian dan terima kasih. Dari Ibumu, Ibu Pertiwi, Ibu Nusantara, Yang sedang berduka hati ... Email: PertiwiIbuNusantara@xxxxxxxxx posted by PEMERHATI & PEMBELAJARAN KEBUDAYAAN | 5:24 AM MAHA KONTRADIKSI PENALARAN DALAM AGAMA ISLAM! Tiga proffesor dari luar negeri, Indonesianis, berdiskusi panjang lebar tentang agama, kebudayaan, nalar dan Tuhan sambil lesehan di Malioboro, Yogyakarta. Mereka adalah dari Jepang, Inggris, dan Australia. Pemandunya adalah kami2 - manusia Yogya yang sudah lanjut (diatas 60 tahun). Gaya bahasa para Indonesianis ini menarik (dialek dan pemilihan kata sering lucu). Sebagai ilmuwan yang sudah tua dan sudah makan asam garam dunia, mereka ingin memberikan sumbang saran pemikiran. Intisari pembicaraan mengatakan bahwa Islam akan dapat menguasai dunia apabila dapat menjelaskan secara logik/nalar ajaran2nya kepada para calon pemeluknya, terutama kepada para cendekiawan/scientiests yang kebanyakan sudah tidak peduli dengan agama. Tantangan ini kiranya juga dapat diberlakukan bagi agama lain. Apabila kelemahan dalam penalaran seperti tersebut dibawah ini bisa diatasi maka Islam memang layak menjadi agama nomor satu didunia. Menurut mereka, dinegara modern, apa saja dapat diperdebatkan atau didiskusikan, termasuk agama, sebab debat dan adu argumentasi akan meningkatkan inteligensia (IQ) dan EQ, asalkan kaki, tangan dan emosi (kelahi) tidak boleh disertakan dalam debat! Berikut ini intisari diskusi ketiga ilmuwan tsb. dan yang kami pandu. 1. Muhammad mengaku menerima kitab suci dari langit secara langsung ("tiban"), padahal bukti-buktinya (kitab) tidak ada. Seandainya kitab suci itu ada, seperti apakah maha karya Tuhan itu - semaha indah seperti apa, apakah tulisan tangan, atau sudah pakai komputer dengan Microsoft Word dan dicetak dengan laser printer? 2. Bukankah semua ilmu pengetahuan dan teknologi dari hal yang sangat sederhana, misalnya: dalam matematika: satu tambah satu = dua, dalam Fisika: hukum Pascal, Archimedes, bejana berhubungan, dalam ekonomi: hukum permintaan, dst., sampai dengan yang amat canggih (atom, komputer, genetik, DNA), semuanya adalah jerih payah manusia selama ribuan tahun di laboratorium-laboratorium, dan tidak ada yang bersifat "tiban". Sejarah membuktikan bahwa Tuhan belum pernah menurunkan hukum2 atau kaidah2 ilmu pengetahuan dan teknologi dari langit secara langsung (tiban), misalnya dalam bentuk Kitab Suci Ilmu Pengetahuan dan Teknologi! 3. Seandainya ada klaim dari seorang nabi tertentu yang menyatakan Tuhan telah menurunkan kitab maha suci bernama X langsung dari surga (tiban), dapatkah ia membuktikan keberadaan kitab itu? Catatan tambahan penulis: Tanpa ada bukti adanya kitab tiban itu, bukankah ini bagaikan Soeharto (mantan presiden RI) yang mengaku menerima Supersemar (yang sampai saat ini belum diketemukan aslinya), kemudian menggunakan surat kayal itu untuk berkuasa dan memperdaya bangsanya (k.l. 200 juta dan yang s/d saat ini belum sadar tertipu!). Menurut kaum Moslem, Alqouran yang ada adalah hanya salinan dari yang asli (tiban), yang ternyata isinya mirip kitab suci orang Yahudi dan Kristen dengan tambahan-tambahan yang sulit diterima akal seperti terbukti dibawah ini dan menurut ahli bahasa banyak kesalahan bahasanya (lihat artikel di http://www.faithfreedom.org/ ATAU http://indonesia.faithfreedom.org/forum). Bukankah klaim kitab suci tiban (Alqouran) ini tidak nalar? 4. Alqouran/Muhammad mengajarkan hukum dan aturan yang bersifat: mudah usang dimakan oleh jaman, statis, beku, tidak adil, bias gender, sulit diterapkan, berlaku lokal/regional (setempat), kurang menghormati hak asasi manusia, sadistik, ruwet serta banyak ayat2 yang tidak rasional dan ambigu/bias. Berikut ini penjelasan hukum-hukum itu, misalnya saja: cara berpakaian (jilbab); hukuman yang bersifat sadisme dan membuat cacat, misal potong tangan, penggal kepala dan dilempari batu; cara berpuasa yang tidak adil dan tidak rasional berdasarkan terbit-tenggelamnya matahari tanpa mengingat pembagian waktu dibelahan bumi yang berbeda-beda, ingat dikutub-kutub bumi, dimusim dingin matahari hanya muncul kurang dari 2 jam; pria boleh poligami, wanita tidak boleh poliandri (rasio laki: perempuan disuatu daerah tidak menentu); sex dianggap kotor, sehabis melakukan hubungan sex, pelaku wajib keramas; cara berdoa yang rumit; wanita baru mens dianggap kotor dan wanita dianggap sumber napsu berahi maka badan wanita harus dibungkus dari ujung kaki s/d kepala, cukup kelihatan mata saja; wanita mempunyai hak waris lebih sedikit, ini sungguh sangat bias gender dan tidak adil; bias binatang: binatang anjing yang mempunyai kecerdasan tinggi dan penyayang manusia (mampu berteman dengan sangat akrab, dan sangat bermanfaat bagi manusia) di najiskan, misal tidak boleh kena air liurnya; babi yang sangat mudah diternakan dan dagingnya sangat lezat (yang menjadi sumber daging utama dinegara non Moslem) di haramkan; cara membunuh hewan yang kurang berperikehewanan (digorok lehernya); orang pindah agama diancam hukuman mati (ini melanggar sifat Tuhan yang Maha Demokratis dan menghormati hak asasi); mengklaim paling benar dan mengatakan kafir pada kelompok lain, kemudian menambahkan ajaran jihad yang bila dipadukan (kafir dan jihad) dapat dipakai sebagai alat politik yang ampuh; dan sebagainya. Hukum2/aturan2 yang semacam ini bukankah justru melecehkan Sang Pembuat (=Tuhan) karena mencerminkan bahwa sang pembuat kok sebegitu tolol, padahal katanya Tuhan itu Maha Cerdas, mengapa aturannya kok sebegitu mudah usang, bersifat lokal/regional dan irasional, serta banyak mengandung kekerasan dan kekejaman? Jadi, siapa yang tolol: Muhammad atau Tuhannya Muhammad? Bila Muhammad yang tolol, bukankah yang percaya kepada Muhammad lebih tolol lagi? 5. Alqouran/Muhammad memuat logika yang saling kontradiksi. Dikatakan bahwa Allah adalah Maha Besar; namun Muhammad mengaku sebagai nabi terakhir. Mana mungkin sesuatu yang Tak Terbatas (Allah, milyaran tahun) cukup dijelaskan oleh satu orang saja yang SANGAT TERBATAS (Muhammad, k.l. 80 tahun)! Setelah Muhammad ternyata masih banyak nabi bermunculan, silahkan cari di internet dengan mengetik: New Religion di www.google.com; contoh nabi lain misalnya Yoseph Smith pendiri gereja Mormon di tahun 800 (k.l 400 thn setelah Muhammad). Jika Allah itu dari minus tak terhingga (tak tahu kapan awalnya = alpha) dan berakhir di plus terhingga (tak tahu kapan berakhirnya = omega), maka seorang manusia yang hidup di suatu range (daerah) umur yang sangat terbatas (katakan 75 tahun) adalah tidak mungkin menjelaskan sesuatu yang tak terhingga (milyaran tahun)! Bumi dan universe sudah milyaran tahun, dan masih milyaran tahun lagi, maka seribu, sejuta atau bahkan semilyar nabi disertai ilmuwan tidak akan pernah selesai mempelajari universe dan Tuhan! Sesuatu Yang Maha Takterbatas (Tuhan) diklaim cukup dijelaskan oleh hanya seorang manusia yang amat sangat terbatas (Muhammad) dalam sebuah buku yang sangat terbatas pula/tipis (Alqouran) adalah maha kontradiksi! 6. Karena Alqouran tidak memakai perumpamaan2, maka ayat2nya yang mudah usang dan tertinggal jaman seringkali membingungkan umatnya (karena bias, misal: haram-halal, kafir, bunga bank, dst.). Contoh lain yang sangat aktual adalah ayat-ayat yang diungkapkan oleh banyak penulis di forum internet, misalnya tentang ayat2 yang mendasari: bunuh diri dan membunuh orang lain, jihad, dan mengkafirkan keyakinan lain, yang semuanya ini menjadi dasar suburnya terorisme. Karena ayat2 itu boleh dikata menjadi sumber terorisme, maka tanpa dapat di update, bahaya terorisme didunia ini akan selalu mengancam. Selain itu, klaim bahwa Muhammad adalah nabi terakhir mengakibatkan agama Islam menemui jalan buntu untuk mereformasi aturan2 (kitab suci) yang sudah usang dan tertinggal jaman. Kalau tidak ada nabi baru setelah Muhammad, lalu melalui siapa bila Tuhan ingin mereformasi kitab suci Nya? Menurut petuah orang bijak: Pakaian dijahit untuk manusia, jadi bukan manusia dijahit untuk pakaian. Maka, kalau ukuran manusianya berkembang seiring waktu, pakaian sering kali menjadi sesak, maka jahitannya perlu disesuaikan, bukan manusianya dikecilkan/dioperasi agar pas dengan pakaiannya. Mirip dengan kebijakan diatas, agama itu untuk manusia, bukan manusia untuk agama; jadi kalau ada ayat2 yang sudah tidak layak lagi atau sangat membingungkan, maka kitab suci tsb. harus di update. Bukan manusianya dipasung untuk tetap menerima ayat yang sudah sulit diterima akal, dan juga bukan Tuhannya yang dimasukan kejalan buntu (karena tak ada Nabi baru lagi), serta bukan Tuhannya selalu dipenjarakan kemasa lalu. Bukankah dengan pernyataan Muhammad seperti itu justru menandaskan bahwa Islam adalah agama masa lalu yang tidak punya masa depan lagi? Bukankah hal ini mengakibatkan perpecahan dan/atau pertumpahan darah diantara sesama umat Islam sendiri yang menginginkan reformasi Islam, misal antara Suni, Ahmadiah dan Siah, antara Muhammadiah dan NU, antara kolot dan liberal, dst.? Dimana mereka juga akan saling klaim lebih Islami, dan mungkin akan disertai kekerasan/pembunuhan/pertempuran? Sungguh sulit dimengerti dan dipercaya oleh nalar, bahwa seorang manusia justru berani membatasi Tuhannya dengan mengaku bahwa ia adalah nabi terakhir! 7. Kontradiksi logika lain dalam Alqouran/Muhammad adalah adanya ayat yang menandaskan bahwa agama Islam adalah agama terakhir yang sempurna, tanpa cacat cela; namun dalam ayat yang lain ditandaskan bahwa Alqouran hanya bagaikan setitik pasir dipantai dibandingkan Tuhan! Salah satu ayat Alqouran dengan tegas menandaskan bahwa apabila semua ajaran Allah dituliskan, maka tinta satu samudrapun tidak akan cukup! Jadi Alqouran dan Islam adalah amat sangat maha terbatas sekali, dan Tuhan adalah amat sangat Maha Tak Terbatas! Dengan demikian, klaim bahwa Islam adalah agama yang sempurna merupakan kontradiksi yang luar biasa! Klaim agama yang sempurna ini juga merendahkan martabat Tuhan mengingat sesuatu yang Maha Sempurna dan Tak Terbatas kok cukup ditulis dan diwadahi hanya dalam buku setipis Alqouran (yang kurang dari 1000 halaman). Ibarat seorang professor yang hanya dianggap sebagai seorang kanak2! Klaim ini juga menyiratkan bahwa Tuhan itu seolah-olah beragama Islam; hal ini adalah maha kayal sekali; bagaimana Sang Maha Cerdas dan Maha Sempurna dapat diwadahi pada sesuatu yang maha sempit, maha terbatas, dan maha tidak nalar? 8. Jika Tuhan itu ada, maka Ia pasti sesuatu yang sangat dinamis bukan statis; mengingat aturan2 dalam Alqouran seperti dibahas diatas ternyata bersifat kaku, beku, dan statis (dan banyak yang sudah ketinggalan jaman) maka ini merupakan kontradiksi logika yang parah juga. Ini juga merendahkan martabat Tuhan yang Maha Dinamis dan Maha Sempurna. 9. Secara umum dikatakan bahwa Tuhan itu menghormati hak asasi manusia (HAM). Namun hal ini tidak tercermin dalam Islam. Pindah agama dapat dikenai hukuman mati; kawin campur antara wanita Muslim dengan pria agama lain tidak diperkenankan; mengkritik agama atau berbeda pendapat dengan lembaga tertinggi agama dapat di fatwa hukuman mati. Kalau demikian, bolehkah dikatakan: "Tuhannya Islam" melanggar HAM? 10. Pria Muslim dapat menikah dengan wanita non Muslim, tapi sebaliknya tidak berlaku. Pria boleh nikah lebih dari satu istri (poligami), tapi sebaliknya tidak berlaku. Pria boleh jadi imam, tapi sebaliknya tidak berlaku. Pria mendapatkan warisan yang lebih banyak dari pada wanita, dst. Kalau demikian, bolehkah dikatakan: "Tuhannya Islam" sangat bias gender dan tidak adil? 11. Demikian pula dengan adanya ayat yang mengkafirkan keyakinan/pendapat/ajaran lain. Alqouran tidak mengenal agama selain Islam (3:85). Alqouran mengutuk orang yang tidak percaya Islam agar masuk neraka (5:10), dan mengelompokan mereka sebagai najis/kotor (9:28); Alqouran juga memerintahkan untuk memerangi mereka sampai tidak ada agama selain Islam didunia ini (2:193); Alqouran juga memerintahkan untuk membantai atau menyalib atau memotong tangan dan kaki pada orang yang tidak percaya Islam dan mengusir mereka keluar daerah dengan cara yang memalukan! Nampak bahwa Islam tidak seiring dengan sifat Tuhan yang menghormati pluralisme dan penuh kasih sayang. Berapa ratusan fatwa ulama Islam telah diterbitkan untuk melanggar HAM? Ini merupakan kontradiksi logika yang hebat. 12. Bila melihat latar belakang kehidupan Muhammad, adalah sulit sekali untuk dapat menerima bahwa ia adalah seorang yang suci. Peri kehidupan sexnya dengan banyak pelayan wanitanya/harem dan terlebih lagi dengan Aisha, gadis yang baru 9 tahun umurnya, sangat mengherankan dan mengerikan. Hubungan sex antara pria umur 54 th (Muhammad) dan Aisha (9 th) bila terjadi saat ini akan disebut kasus pedophili, dan pelakunya (yang dewasa) dapat dituntut hukuman penjara. Hal ini juga merupakan kontradiksi logika yang luar biasa (seorang nabi melakukan pedophili). 13. Dalam kariernya, Muhammad melakukan: 47 pertempuran, pembantaian orang Yahudi, pemenggalan kepala masal (dimana Muhammad hadir), dan pembunuhan terencana tokoh Arab yang menjadi lawan politiknya di Medina. Perangainya yang suka kekerasan sangat mewarnai berbagai ayat yang mentolerir kekerasan dalam Alqouran, sebagai contoh ayat2: (2:191), (9:123), (9:5), (8:65 ), (25:52), (66:9), (47:4) dan (9:29). Ini merupakan kontradiksi yang menarik, seorang nabi kok gemar kekerasan dan bersifat sadis! Menurut para ilmuwan diatas, Muhammad lebih tepat bila disebut politisi daripada nabi. Hal ini juga mengindikasikan bahwa Alqouran lebih mencerminkan watak Muhammad yang keras dan sadis dari pada watak Tuhan yang penuh kasih sayang! 14. Pengakuan resmi dan pemberian kedudukan yang amat luar biasa tingginya dalam Alqouran terhadap Yesus, yang dikenal sebagai Isa, yaitu sebagai: nabi Ulul Azmi (nabi yang memiliki keunggulan dibandingkan nabi-nabi yang lain), bahkan Isa juga diberikan atribut yang indah yaitu sebagai pemuka manusia baik di Bumi maupun di Langit (sebagai referensi tambahan: Alwi Shihab, mantan menteri dan petinggi NU, harian Kompas tertanggal 18 Desember 2003), serta pernyataan bahwa nabi Isa lah yang akan menjadi hakim paling adil di akhir jaman nanti membuat Alqouran kehilangan kekuatan magis dan super naturalnya (apalagi bila hal ini sering diungkapkan ke publik, maka lebih baik jarang diungkapkan). Bila Isa adalah hakim di akhir jaman (kiamat) dan sangat dihormati, maka sudah selayaknya Isa dihormati, dan ajaran Isa semestinya diajarkan dalam Islam; namun ternyata justru tidak diajarkan dan Isa diperlakukan bagaikan musuh. Ini juga merupakan suatu kontradiksi yang hebat, seorang nabi yang terunggul justru dimusuhi! 15. Konsep ke esaan Tuhan dalam Islam terlalu sederhana untuk melukiskan ke Maha Besaran Tuhan. Dalam agama Hindu, Tuhan digambarkan dengan indah sekali sebagai kekuatan 3 dewa: perusak, pemelihara, dan pencipta. Dalam agama Kristen, Tuhan digambarkan sebagai Tri Tunggal: Bapa, Putra dan Roh Kudus; sebagai gambaran: air dapat berupa fase cair, uap dan padat (es), atau sekaligus ketiga fase itu hadir bersama, namun ia tetap satu yaitu air. Untuk lebih memperjelas lagi, sebagai ilustrasi: dalam Islam seolah-olah manusia yang esa itu ya manusia, titik. Agama lain menggali manusia lebih jauh lagi, misalnya ternyata manusia yang satu itu terdiri atas roh, pikiran dan jiwa, dimana ketiganya bisa dirasakan kehadirannya, namun tetap menyatu (esa) dalam diri manusia. Semua konsep tentang ke Esaan Tuhan ini (dan juga IPTEK) dirumuskan oleh manusia, tidak ada yang jatuh dari langit (tiban), jadi mungkin dapat saja salah, mengingat manusia belum selesai atau tidak akan pernah selesai memahami Tuhan! Sayang sekali, ada sementara orang yang pengetahuannya/konsepnya tentang Tuhan hanya sedikit dan sederhana sekali, namun justru memarahi atau bahkan mengkafirkan manusia lain yang pengetahuannya tentang Tuhan justru lebih banyak! Ini bagaikan ilmuwan Blaise Pascal memarahi ilmuwan Einstein! Ini juga kontradiksi nalar. 16. Dengan banyaknya ayat2 yang kontradiksi dengan nalar, maka cara menyebarluaskan agama Islam adalah dengan sistim pendidikan yang memaksa dan searah (doktriner, menghindari debat dan diskusi), serta harus dimulai sejak kecil (pengajaran disertai hal2 yang tidak nalar dan menakut-nakuti anak kecil: misal dibakar dan ditusuk saat dineraka, mau masuk surga ditanyai agamanya apa, dst.); dan direkayasa berbagai aturan yang bertentangan dengan nalar dan HAM untuk melindungi agama Islam, misalnya: melarang kawin campur dan melarang pindah agama, mewajibkan hukum syariah untuk suatu daerah/negara, sistim pendidikan yang porsi jamnya banyak dihabiskan untuk agama, ancaman kekerasan s/d pembunuhan bagi yang mengkritisi Islam, dsb. Tidak mengherankan bila sampai dengan detik ini belum ada negara Islam yang demokratis dikarenakan banyaknya kontradiksi logika dalam Islam! Padahal sifat Tuhan adalah logis dan demokratis, ini adalah kontradiksi nalar lagi! 17. Muhammad/Alqouran mengajarkan penyembahan berhala yaitu batu besar yang disebut Ka'bah yang harus disembah dan menjadi kiblat doa umat Islam. Benarkah Tuhan menginginkan agar Ia disamakan dengan sekedar batu besar? Ataukah ini keinginan Muhammad? Sungguh tidak nalar. 18. Muhammad/Alqouran mendesain penjajahan kebudayaan bagi negara penganut Islam dengan cara: mengharuskan menggunakan bahasa Arab dan meniru cara berpakaian, berdoa, berseni, dan bernegara (politik, hukum dan perbankan). Dengan strategi ini, otomatis kebudayaan Arab akan mewabah, sebaliknya kebudayaan/keyakinan setempat akan tertindas. Benarkah Tuhan menginginkan bahasa dan kebudayaan Arab yang levelnya masih jauh tertinggal dibanding beberapa kebudayaan lain sebagai 'terpilih internasional'? Atau ini sekedar keinginan Muhammad? Sungguh tidak nalar. 19. Muhammad/Alqouran mengajarkan bahwa ada bulan suci yaitu Ramadhan (bias waktu), ada tempat suci yang disebut Mekah (bias tempat), kemudian menyatukannya dengan ajaran bahwa wajib bagi umat Islam untuk pergi naik haji ke Mekah dengan diberi imbalan kepastian naik surga atau pengampunan dosa setahun. Dengan demikian, umat Islam tergerak untuk bolak-balik naik haji ke Mekah walau membutuhkan biaya banyak dan kalau perlu harus menjadi miskin (bagi yang ekonomi menengah/lemah). Benarkah Tuhan menginginkan DiriNya atau SurgaNya dijual semurah itu? Benarkah Tuhan menginginkan ajaranNya menjadi mesin pencuci dosa (ada money laundry, ada sin laundry)? Bukankah bagi para pelaku KKN, aturan ini sangat menentramkan dan menyenangkan? Bukankah ini suatu bentuk ketidak adilan karena yang kaya bagaikan mampu membeli surga sedangkan yang miskin lalu tidak mampu membeli surga (katanya Tuhan Maha Adil)? Bukankah bagi negara diluar Arab, hal ini mengakibatkan terkurasnya devisa/uang setempat, pemiskinan masyarakat lokal, dan menumbuh suburkan pelaku KKN? Sedangkan bagi negara Arab, agama dibuat kedok sebagai penghasil "devisa pariwisata". Benarkah Tuhan menginginkan hal setolol ini, menguras negara miskin, memakmurkan negara kaya? 20. Last but not least, dengan karakteristik Alqouran yang: tiban, isi kitab yang banyak bertentangan dengan logika, bias lokasi, sangat terbatas oleh isi, ruang dan waktu, bias gender, bias binatang, bias tapsir, kurang mencerminkan kecerdasan Tuhan, kurang mencerminkan sifat kasih sayang Tuhan (banyak sadismenya), dan sama sekali tidak mencerminkan ke Maha Besaran Tuhan, dst., maka dapat disimpulkan bahwa Alqouran justru bertentangan dengan Tuhan itu sendiri!!! Sebagai penutup, para prof. tsb. menyarankan agar: · Untuk anak2, agar pendidikan budi pekerti lebih dipentingkan daripada agama (abstraksi anak2 tentang Tuhan belum mampu) · Agama adalah kebebasan, maka sebaiknya dipilih setelah dewasa (bukan kanak2). Memilih agama jangan hanya karena umatnya banyak (jutaan atau milyaran), melainkan karena mutunya. Emas itu lebih sedikit daripada loyang/besi, doktor itu lebih sedikit daripada lulusan SMU. Jumlah umat yang banyak namun mempunyai mental seperti kumpulan domba atau kumpulan ikan adalah justru memprihatinkan; sebab setiap domba adalah peserta sekaligus pemimpin pada saat yang sama, masing-masing saling tergantung satu sama lain. Kumpulan ikan juga berkeliaran dengan cara yang sama. Tapi manusia adalah lain, kita tidak selayaknya mengikuti yang lain secara membabi buta! Kita punya hati nurani dan nalar! · Agama masih tetap diperlukan oleh banyak manusia sebagai salah satu pintu masuk untuk mengenal Tuhan, namun agama apapun seharusnya tidak boleh bertentangan dengan nalar/logika. · Dinegara modern, manusia sudah tidak mencari atau berhenti pada suatu agama beserta kitab sucinya yang sangat terbatas, melainkan terus mencari Tuhan Yang Maha Tak Terbatas! Manusia modern berpendapat bahwa agama yang sangat terbatas itu telah dipakai untuk: membatasi Tuhan demi kepentingan duniawi semata dan juga membatasi (mengkotak-kotakan) manusia! · Pada umumnya, agama akan tumbuh dan berkembang dengan baik dinegara yang miskin, tidak stabil dan terbelakang (pendidikan rendah, SDM masih bernalar rendah). Di negeri semacam ini, agama seringkali menjelma menjadi kekuatan politik yang hebat, dan seringkali berubah wajah sekedar menjadi alat kekuasaan belaka serta menjadi alat perusak kerukunan bangsa! · Penyebaran agama seringkali ditumpangi kebudayaan asal agama itu; bila tidak hati2, maka perkembangan suatu agama dapat memusnahkan atau melemahkan/melecehkan kebudayaan lokal setempat. · Cara suatu bangsa memahami dan mempraktekan agama/Tuhan mencerminkan tingkat penalaran bangsa itu sendiri. · Beberapa oknum pemuka agama mencoba mengkelabui umatnya dengan menandaskan bahwa kitab sucinya serba bisa-serba pintar, misalnya bisa menjelaskan fisika, biologi, ekonomi, perbintangan, nuklir, komputer, dst. Para ilmuwan busuk lalu diminta mengarang buku2 yang isinya, sebenarnya mengada-ada serta mereka-reka, seolah-olah kitab suci itu maha bisa, maha kuasa, dan maha luar biasa; padahal sebaliknya maha terbatas (baca point 7 diatas)! Ingat, tak ada seorang ilmuwan top pemenang hadiah Nobel yang mengkaitkan kepakaran keilmuannya dengan kitab suci, sebab kitab suci ditulis untuk menjelaskan adanya kehidupan yang jauh lebih baik setelah mati (surga) beserta cara untuk dapat sampai kesana (surga), jadi kitab suci ditulis bukan untuk menjelaskan fisika, biologi, ekonomi, perbintangan, nuklir, komputer, dst. Gejala rekayasa ini dapat dipahami mengingat sejarah agama Kristen/Katholik yang mulai ditinggalkan oleh para ilmuwan akibat kebekuan dan kekakuannya; maka untuk menghindari nasib serupa (ditinggalkan umatnya) dari agama lain, misal Islam, perlu dikarang ke maha hebatan kitab suci (Alqouran) yang mampu apa saja! Dan gerakan ini biasa disebut Islamisasi Ilmu Pengetahuan. Harap hati2 dengan kecap nomor 1 dari oknum pemuka agama ini! Sungguh dapat dikatakan bahwa para oknum pemuka agama ini telah: menyesatkan, membodohi serta membuat bodoh umatnya! Manusia modern dengan intelektual tinggi sudah sulit mempercayai agama (yang sangat terbatas), namun lebih percaya akan adanya Tuhan (yang Maha Tak Terbatas); namun bila ditanyakan mana yang lebih sulit diterima akal apakah Muhammad atau Yesus, maka pada umumnya jawaban mereka adalah: Muhammad, dengan alasan: - sebegitu banyaknya bias/kerancuan dalam Alqouran - sebegitu statis, kaku, dan beku hukum2 dalam Alqouran - sebegitu banyak ayat2 yang mengandung sadisme dalam Alqouran - sebegitu terbatasnya Alqouran - sebegitu buruk perangai Muhammad (perilaku dalam sex dan kekejamannya) - keberangasan dan keberanian dalam mengkafirkan kepercayaan lain - klaim yang berlebihan bahwa Islam adalah agama terakhir yang sempurna - klaim bahwa Muhammad adalah nabi terakhir - klaim bahwa Tuhan (yang tak terbatas) seperti menganut agama (yang sangat terbatas), yaitu Islam, berakibat bahwa Tuhan adalah justru penganut/murid Muhammad; dan ini mempunyai konswekuensi bahwa Alqouran dan Tuhan yang dimaksud dalam ayat2 Alqouran adalah rekayasa Muhammad sendiri. Kepositipan Yesus adalah: (silahkan baca artikel yang lain) - tidak mendirikan agama - ajarannya tidak statis, kaku, dan beku, karena memakai perumpamaan - ajarannya tidak banyak bias - mengakui keterbatasan kitab suci, tidak mengklaim sebagai nabi terakhir, sebaliknya menekankan bahwa Tuhan yang Maha Besar itu tidak mungkin cukup dibahas oleh satu nabi-satu kitab suci saja, maka s/d akhir jaman masih akan banyak nabi2 baru lagi - tidak pernah menghujat orang/kepercayaan lain sebagai kafir - surga adalah milik siapa saja (beragama dan tidak beragama) asal mempunyai religiositas yang baik. *** ITULAHLAH BERBAGAI TANTANGAN YANG PALING MEMBAHAYAKAN BAGI UMAT ISLAM (DAN JUGA AGAMA LAIN). Artikel lain yang sangat dalam, lugas, bagus, dan mencerdaskan dapat dilihat di: http://www.faithfreedom.org/ dan http://indonesia.faithfreedom.org/. Silahkan dikunjungi dan selamat membaca. Mohon artikel ini dapat disebar luaskan. Bila tidak keberatan, mohon bantuan agar artikel diatas diterjemahkan kedalam bhs. Inggris untuk di publish secara internasional; kemudian mohon cantumkan nama pengarangnya adalah: Haryo Mataram, dari Yogyakarta, pengelola situs: http://diskusikebudayaan3.blogspot.com/. Selain itu harap dikunjungi pula situs sangat berbobot di: http://analisakebudayaan.blogspot.com/. Mari kita biasakan berdiskusi dan berdebat secara sehat, demi peningkatan EQ kita. Kritik dan saran anda yang positip sangat ditunggu, demi revisi artikel ini. Terima kasih. . posted by PEMERHATI & PEMBELAJARAN KEBUDAYAAN | 5:20 AM Friday, November 11, 2005 YESUS MEREFORMASI AGAMA SECARA TOTAL Abstrak - Yesus/Isa memang manusia luar biasa, Ia tidak mendirikan agama, melainkan mengajarkan religiositas, humanism dan universalism. Ia datang untuk mengajarkan pada manusia antara lain bahwa ada kehidupan yang lebih baik setelah mati (surga) dan bagaimana cara menuju surga, serta sekaligus membuktikan bagaimana hidup setelah mati itu. Ia menandaskan bahwa surga adalah hak bagi setiap manusia, baik beragama maupun tidak beragama. Yesus juga mengindikasikan bahwa musuh utama Tuhan YME adalah justru para pemuka agama yang sering menyalah gunakan agama untuk kepentingan dirinya atau kelompok tertentu. Ia juga mereformasi aturan-aturan kaku-beku-statis agama seperti halal-haram makanan dan bekerja di hari Minggu. Ia juga mengajarkan bahwa Tuhan YME itu Maha Cerdas, maka ajaran agama harus tidak bertentangan dengan nalar, logika, ataupun akal sehat. DARI RIWAYAT HIDUP DAN AJARAN YANG DISAMPAIKANNYA, YESUS SUNGGUH SANG PEMBRONTAK, PEMBRONTAK AKAN KEBEKUAN AGAMA/BERAGAMA! JADI, YESUS TELAH MEREFORMASI AGAMA SECARA TOTAL! MANUSIA SUPERKAH? Manusia Yesus memang sungguh luar biasa, Ia diakui sebagai manusia terbesar di dua agama terbesar didunia: Kristen dan Islam. Di Islam, Yesus yang dikenal sebagai nabi Isa juga diberi kehormatan yang amat luar biasa tingginya, yaitu: nabi Ulul Azmi (nabi yang memiliki keunggulan dibandingkan nabi-nabi yang lain), bahkan Isa diberikan atribut yang indah yaitu sebagai pemuka manusia baik di Bumi maupun di Langit (referensi: Alwi Shihab, petinggi NU, harian Kompas tertanggal 18 Desember 2003). Kitab suci Al-quran juga menyatakan bahwa nabi Isa lah yang akan menjadi hakim adil di akhir jaman nanti (hal ini jarang diungkapkan).Di Kristen, Ia bahkan diakui sebagai Tuhan yang memanusia (dalam cerita pewayangan, Yesus mirip Semar, seorang Dewa yang menyamar menjadi manusia dan yang memilih jadi TKW, alias abdi manusia). Dari segi Kejawen (kepercayaan/keyakinan Jawa), manusia Yesus juga identik dengan paham manunggaling Kawulo-Gusti (menyatunya manusia dengan sifat-sifat Tuhan). Dengan atribut Yesus yang demikian indah dan luar biasa, maka tidak mengherankan layar perak (film) tidak pernah berhenti membuat film tentang kehidupan Beliau, film yang terakhir berjudul "The Passion of Christ". REFORMASI AGAMA YANG DILAKUKAN 1. Ibarat Maha Guru (Profesor Doktor) Cinta Kasih, Yesus mengajar dengan sistim pendidikan modern. Beliau mengajar teori (kognitip), memberi contoh sikap hidup yang sesuai ajaran Nya (afektip), kemudian menugaskan para mahasiswa (murid) Nya untuk praktek untuk kemudian di evaluasi (psikomotorik). Ini bagaikan sistim pendidikan yang modern dan berbasis kompetensi! 2. Yesus mengajar dengan penuh percaya diri dan penuh kewenangan dari Atas, Ia menganggap para mahasiswa Nya sebagai subjek pendidikan, bukan objek pendidikan. Kitab suci menyiratkan bahwa proses belajar-mengajar yang ia laksanakan penuh diskusi dan perdebatan/argumentasi; komunikasi yang terjadi dua arah, bukan satu arah, bukan brain washing. Yesus sungguh menyiratkan bahwa Tuhan itu Maha Cerdas, Sang Maha Cerdas pasti menyukai perdebatan/argumentasi. Ibarat di universitas, dosen yang baik pasti menyukai mahasiswa yang kritis, bukan mahasiswa yang duduk, diam, dan mengangguk-angguk! Banyak pemuka agama sekarang, mengajar agama dengan metode cuci otak (brain washing); dan supaya pemuka agama selalu "menangan", mereka menandaskan bhw keyakinan adalah harga mati, lalu membuat pagar: aku adalah aku, kamu adalah kamu, keyakinan tidak bisa diperdebatkan, titik; padahal dinegara maju dan modern debat dan adu argumentasi adalah alat penting untuk kemajuan pengetahuan termasuk agama/keyakinan. Para siswa hanya disuruh menganggukan kepala sambil berkata amien. amien.amien; ini sangat membahayakan kecerdasan manusia, sekaligus meremehkan Tuhan (dianggap bodoh, tak suka debat)! 3. Yesus mengarahkan pelajaran Nya kepada manusia dewasa, bukan kanak-kanak! Beliau sadar bahwa anak-anak belum mampu mencerna abstraksi Tuhan dan surga. Catatan: Di negara modern yang masih mengakui agama seperti Eropa, USA, Jepang, Korea, Australia, Singapore, dst., disekolah negeri agama tidak boleh diajarkan! Agama adalah kebebasan, tanggung jawab orang tua, bukan negara atau sekolah. Dinegara maju, yang diajarkan dan ditekankan adalah budi pekerti. Budi pekerti mengajarkan sopan-santun, taat hukum, menghargai alam dan isinya, keadilan dan hidup bersosial secara baik. 4. Yesus mengajarkan religiositas, bukan agama. Salah satu definisi umum tentang religiositas adalah sbb.: sikap hatinurani, batin dan pikiran manusia yang selalu diarahkan kepada perbuatan baik, kasih sayang, kebenaran dan keadilan. Religiositas dapat diperoleh tanpa melalui agama, ia diperoleh terutama dari pengalaman hidup. 5. Yesus menandaskan bahwa surga adalah hak semua orang, beragama atau tidak, asal dalam perjalanan hidupnya melakukan kebaikan/kebajikan (RELIGIUS). Dalam berbagai contoh perumpamaan, Beliau menyingkapkan bahwa justru orang yang dianggap kafir oleh orang Yahudi ternyata malah menjadi penghuni surga, sedangkan yang beragama namun munafik justru menjadi penghuni neraka! Yesus tidak pernah menghakimi keyakinan orang/bangsa lain, misalnya dengan mengatakan/menuduh "kafir". Bagi Beliau, mengkafirkan orang atau golongan lain adalah dosa besar! 6. Yesus tidak membebani manusia dengan aturan yang bodoh, beku, kaku, statis, tidak adil dan mudah usang dimakan jaman, misalnya: cara berpakaian, hukum kekerasan: rajam-potongtangan-cungkilmata, cara berpuasa yang irasional (misal: dikutub bumi, dimusim tertentu, matahari hanya terbit selama kurang dari 2 jam), dst. 7. Yesus tidak bias gender dan bias binatang. 8. Yesus adalah jenius. Agar ajaran Yesus tetap fleksibel dan relevan, maka secara genius Ia menggunakan banyak perumpamaan/parabel dalam mengajar murid2Nya. Ingat, hukum2 agama yang mudah usang, statis, kaku-beku, bias gender dan berlaku lokal/regional hanya akan menyusahkan manusia di masa depan dalam menginterpretasi kembali, serta mengindentifikasikan bahwa si pembuat hukum adalah tidak bijak, tidak cerdas dan tidak punya visi kedepan. Apalagi kalau suatu ajaran agama mengklaim nabinya adalah sebagai nabi terakhir, sehingga Tuhanpun jadi sulit mereformasi agama tsb., hal mana akan dapat membuat umat pemeluk agama terpecah belah didalam usaha mereformasi ajaran agamanya. 9. Yesus menandaskan bahwa Tuhan itu Maha Takterbatas, maka Beliau menyatakan bahwa Tuhan akan selalu menyertai manusia dan menurunkan roh kebenaran s/d akhir zaman. Yesus tidak mengklaim bahwa Ia adalah nabi terakhir, melainkan meramalkan akan masih banyak nabi2 yang diturunkan Tuhan mengingat sifat Tuhan yang dinamis dan Maha Takterbatas; bumi dan universe sudah milyaran tahun, dan masih akan berlangsung milyaran tahun lagi, maka seribu, sejuta atau bahkan semilyar nabi disertai ilmuwan tidak akan pernah selesai mempelajari universe dan Tuhan! Namun Beliau juga mengingatkan dan meramalkan adanya kemungkinan nabi2 palsu dan penyalah gunaan ajaran Nya! Catatan: point 5, 6, 7 dan 8 menunjukan ke maha jeniusan Yesus, dan sifat ajarannya yang universal dan religius. INDIKASI MUSUH UTAMA TUHAN Sangat menarik sekali apa yang tertulis didalam kitab suci. Di dalamnya, Yesus mengindentifikasi musuh utama Tuhan YME atau Sang Kebenaran. Menurut Yesus musuh utama Tuhan YME adalah justru para pemuka agama itu sendiri. Sebut saja mereka itu "pemuka agama hitam", istilah hitam dipinjam dari istilah konglomerat hitam, yang telah menghancurkan bangsa Indonesia bersama kaum politisi busuk, dan birokrat keranjang sampah. Indentifikasi ini sungguh pengungkapan rahasia yang maha luar biasa! Beberapa alasan penting mengapa Yesus menganggap pemuka agama hitam justru MUSUH UTAMA TUHAN adalah: 1. Mereka telah menghentikan ke Maha Takterbataskan Tuhan atau membuat Tuhan menjadi sangat terbatas. 2. Mereka telah menghentikan ke inginan tahu manusia akan keindahan rahasia Tuhan 3. Mereka telah mem brain washing anak2 dengan konsep bahwa Tuhan itu bersifat: statis-beku-kaku dan sudah selesai dipelajari oleh para nabi yang lampau, sehingga tak dimungkinkan lagi adanya nabi baru. 4. Mereka telah memanipulasi KITAB SUCI menjadi agama yang stagnan untuk tujuan duniawi saja, yaitu uang dan kekuasaan, terutama melalui politik. 5. Mereka telah membuat dunia ini terpecah-belah akibat penyalah gunaan agama. KISAH MENARIK Kisah penelanjangan kejahatan para pemuka agama Yahudi oleh Yesus berakibat tragis. Kaum ulama Yahudi lalu memberikan hadiah uang (money politics) kepada salah satu murid Yesus, yaitu Yudas, untuk berkhianat dan menyerahkan Yesus ke prajurit Romawi. Kepada para penguasa Romawi, para pemuka agama Yahudi menggunakan politisasi agama, misal mereka menandaskan bahwa ajaran Yesus akan membahayakan kemapanan agama Yahudi dan kemapanan negara Romawi! Pada akhirnya, Yesus wafat disalibkan oleh para konspirator jahat negara Yahudi saat itu (ulama, birokrat, politisi, dan militer/tentara Romawi). Kisah Yesus selalu menarik dan indah untuk diikuti, karena mengandung: cinta-kasih, kasih-sayang, filsafat, teologi, humanism, religiositas, futuristik (masa depan agama), dan politik. Maka tidak mengherankan berbagai judul film tentang Yesus telah dihasilkan, dan ini akan terus berlanjut. Contoh-contoh judul film a.l.: King of Kings, Yesus from Nasareth, dan The Passion of Christ. Silahkan mencobai film-film itu, penulis pastikan hati anda akan tersentuh dan tergetar oleh sesuatu perasaan spiritual yang amat sangat luar biasa dalamnya! PENUTUP Agama tetap perlu karena agama adalah tempat belajar tentang Tuhan. Agama yang baik, akan dengan rendah hati selalu mengajarkan pada umatnya bahwa Tuhan yang Maha Tak Terbatas itu tidak pernah selesai untuk dipelajari; jadi adalah tidak cukup untuk: mengerti, mendalami dan memahami Tuhan dengan cukup satu nabi dan satu kitab suci! Para ilmuwan didunia modern sudah menjadi malas beragama karena agama telah menghentikan ilmu pengetahuan tentang Tuhan (yang semestinya sangat indah dan menarik kalau terus ditindak lanjuti). Mereka lebih suka hidup secara religius dan terus-menerus melakukan penelitian tentang universe dan Tuhan, lepas dari batasan dan kungkungan kaum agamawan yang sering kali justru sangat mematikan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan ke Maha Perkasaan Tuhan!!! *** · Mohon artikel diatas disebar luaskan demi mendobrak kefanatikan kaum agamawan. · Artikel2 lain yang luas, dalam, lugas, dan mencerdaskan ada di web site: http://diskusikebudayaan3.blogspot.com/ & http://analisakebudayaan.blogspot.com/. posted by PEMERHATI & PEMBELAJARAN KEBUDAYAAN | 11:48 PM BEGITU INDAHNYA STRATEGI BEGAWAN POLITIK SOEHARTO DALAM MENAKLUKAN BANGSANYA! PENGANTAR Keterlibatan AS dalam kupdeta militer yang merangkap di tahun 1965 di Indonesia sudah banyak ditulis. Bung Karno (BK) yang mempunyai visi jauh kedepan sudah menetapkan bahwa Indonesia adalah non blok, mandiri (berdikari), dan tidak mau tergantung pada utang luar negeri ("Go to hell with your aids!"). Sayang sekali, Soeharto dkk. melakukan konspirasi dengan USA (via CIA) menusuk bangsanya sendiri. Negara-negara sahabat Bung Karno, sperti RRC dan India, yang mempunyai prinsip serupa dengan BK dan tidak mempunyai pengkianat negara semacam Soeharto Cs., saat ini menjadi bangsa yang sehat, normal, bahkan adidaya! Presiden SBY baru-baru ini terpaksa mengulangi langkah BK lagi dengan mengunjungi RRC. Jadi, ditahun 1965, Indonesia dijadikan lapangan pertempuran antara USA dkk vs. Rusia dkk., yang menang USA (kapitalis); sebaliknya di Vietnam, yang menang Rusia (komunis). Pada tahun 1995 an, Soeharto menyadari kesalahannya, disamping sudah terdesak oleh kaum reformis, ia pun ingin banting stir ingin lepas dari USA. Cara teraman adalah menggunakan politisasi agama. Dibawah ini akan dijelaskan bagaimana begawan politik Soeharto dengan seni yang indah dan tinggi sekali memperdaya bangsanya melalui politisasi agama Islam. Dengan strategi safety exit ini bangsa Indonesia bagaikan dimasukan kepihak Timur Tengah dalam menghadapi dunia barat! Dengan demikian, Indonesia seolah-olah ingin dilepaskan dari mulut harimau (USA dkk.), namun dimasukan mulut buaya (Arab/Timur Tengah). Regim Soeharto memang selamat-sehat walafiat; namun dengan hasil sampingan: Indonesia masuk sekaligus dua mulut: harimau dan buaya! Indonesia saat ini (2005) adalah kembali menjadi ajang pertempuran antara: Barat lawan Timur Tengah, antara kaum sekuler dan kaum Islam, antara modernitas dan kekolotan agama. SELAMAT MEMBACA... *** Bila anda seorang intelektual Muslim yang dewasa dan rasional, maka setelah membaca fakta2 sejarah dibawah ini, lalu merenungkannya secara mendalam, barangkali anda tidak akan emosi dan marah, bahkan justru akan menitikan air mata kepedihan dan mengucapkan terima kasih kepada penulisnya atas fakta, kritik dan saran yang terkandung didalamnya. Kegeniusan regim Soeharto dalam memanipulasi agama harus dibeberkan dengan jelas-tuntas. Sama sekali tidak ada maksud negatip dari hati penulis, kecuali keinginan mengungkapkan keprihatinan hati nurani penulis. Kecintaan penulis yang tulus dan dalam kepada Tuhan YME serta negara RI menjadi sumber utama inspirasi untuk menulis artikel ini. Berikut ini fakta2 sejarah nyata tersebut: - Jendral Soeharto beserta para jendral TNI AD telah memprovokasi/mendalangi massa NU (umat Islam, terutama di Jatim) untuk membantai ratusan ribu massa PKI yang tak berdosa dan tidak tahu menahu tentang politik di desa2, ditahun 1965, hal ini dilakukan untuk menutupi coup detat angkatan darat sekaligus untuk mengkambinghitamkan PKI. Pembunuhan yang lebih kejam lagi adalah "pembunuhan kemanusiaan" terhadap anak cucu para anggota PKI yang tidak tahu menahu dan tidak terlibat politik dengan cara merintangi perkembangan kepribadian, emosi dan bisnis mereka (alat2 pembunuh yang diciptakan misalnya: litsus dan S.K bebas G30S). Operator pembunuhan nasional ini adalah pasukan KOPASUS/RPKAD dibawah pimpinan Sarwo Edhi (mertua presiden SBY). Baru Gus Dur saja (saat itu sebagai presiden) yang meminta maaf. Disini agama dipakai untuk memprovokasi masa dan membantai bangsanya sendiri! - Dijaman Soeharto (Orba): agama diperalat untuk menggaet suara pemilih disaat Pemilu, misalnya saja penyalahgunaan dai Zainudin MZ yang sengaja sering ditampilkan di TV, kemudian sengaja digelari "Dai Sejuta Umat" agar rakyat mudah terpikat. Setelah populer, dai ini dibawa safari Ramadhan oleh menteri Harmoko untuk menipu rakyat demi kemenangan GOLKAR. Memenangkan suara pemilu suatu daerah diuamakan melalui para ulamannya. Semenjak regim ORBA s/d saat ini para kyai dan ulama terus diperebutkan oleh politikus untuk menjadi sekedar alat politik. Oleh regim Suharto, para ulama busuk ini dibuatkan wadah yang dinamai MUI. Oleh orang bijak, kata MUI lebih tepat kalau diterjemahkan sebagai Majelis Ulama Istana (atau alat penguasa). Saat ini adalah sulit untuk membedakan antara ceramah agama dan ceramah politik seorang ulama. Baru Gus Dur saja (saat itu sebagai presiden) yang berani memarahi para ulama di MUI dan saat itu disiarkan secara langsung di TVRI! Gus Dur menandaskan bahwa para ulama ini adalah para pengejar harta dan kekuasaan. Sampai dengan saat ini MUI diberikan income yang sangat besar sekali yaitu melalui labelisasi halal/haram semua makanan (semestinya Badan POM). Sebagai pembanding, Probo Sutejo, paman Soeharto, berawal dari guru SMA, diberikan kekuasaan labelisasi cengkeh, maka jadilah ia trilyuner; Probo mampu menyuap Rp. 16 milyar ke pada hakim agung di MA! Disini agama kembali dipakai untuk menipu rakyatnya. - Ketika regim militer sudah terdesak oleh kaum intelektual kampus, maka Habibie bersama para Jendral (Hartono, Ahmad Tirtosudiro, mbak Tutut, dsb.) mendirikan ICMI di Universitas Brawijaya Malang guna menarik simpati dan mengelabui kaum intelektual. Masuk ICMI adalah kunci jabatan birokrasi yang tinggi (saat itu). Tak heran, saat itu, banyak Profesor dan Doktor terpikat masuk ICMI terbius tuk menduduki jabatan birokratis yang tinggi. Hal ini paling tidak menandakan adanya: kebutaan politik dan tingginya napsu manusiawi (harta dan kedudukan) para ilmuwan Muslim. Disini agama dipakai untuk membius dan mengelabui cendekiawannya sendiri demi save exit regim ORBA. - Seiring dengan ICMI, Suharto juga mengganti para menterinya yang semula berwajah Nasionalis menjadi bernuansa Arab-Islami demi mengambil hati umat Islam guna menyelamatkan regim militer dan ORBA. Para menteri keturunan Arab tsb. adalah: Marie Muhamad, Ali Alatas, Saleh Affif, Fuad Hasan, Bedu Amang, Fuad Bawazir, dsb. Kemudian mbak Tutut Suharto yang cantik dan seksi ke Mekah naik haji, dan sepulangnya dari Arab, beliau memakai jilbab. Bob Hasan pun berganti nama menjadi Muhamad Hassan. Sebelumnya Suharto telah mengobral uang rakyat sebanyak 700 trilyun rupiah ke etnis Tionghoa yang nakal lewat BLBI (banyak Chinese yang baik, namun Suharto yang jahat lebih suka memilih konglomerat hitam). Dengan demikian, regim ORBA ingin berganti baju, yang dulu: militeristik, pro nasionalis (dengan think-thank CSIS), dekat dengan Tionghoa, dekat dengan USA/IMF, dan terkesan menindas Islam, menjadi pro Islam atau bahkan ingin mengesankan diri sebagai pembela Islam, menjauhi Tionghoa dan Barat. Regim ORBA saat itu memang sudah diambang kejatuhan, maka strategi terjitu adalah politisasi agama. Disini agama dipakai untuk: meninggikan etnik keturunan (Arab), menipu para cendekiawan Muslim, meremehkan suku dan budaya asli bangsa sendiri (Jawa), memprovokasi anti Barat, dan menipu rakyatnya sendiri! - Seminggu sebelum tragedi Mei 1998 (yaitu pembantaian/perkosaan umat Tionghoa di Jakarta dan Solo, yang didalangi Wiranto dan Prabowo dengan operator RPKAD dan Pemuda Pancasila) para provokator telah diinstruksikan untuk menulisi rumah2 penduduk dengan kata2 bernuansa SARA yaitu:"Milik Pribumi Muslim". Dengan demikian, para oknum jendral AD tsb. berusaha mengadu domba Islam dengan etnis Tionghoa. Nampak bahwa regim Suharto/militer ingin mengalihkan tanggung jawab salah urus negara kepada etnis Tionghoa dan ingin membuat citra bahwa umat Muslim marah kepada Tionghoa. Padahal hampir semua bisnis militer, politisi dan pejabat tinggi kebanyakan dijalankan oleh konglomerat hitam Tionghoa (sekali lagi, di Indonesia tercinta ini jauh lebih banyak Tionghoa yang baik daripada yang "hitam"). Manusia Jawa lalu merasa: dianaktirikan (dibunuhi dijaman 1965) dan Tionghoa dianak emaskan (diberi BLBI 700 trilyun); sebaliknya manusia Tionghoa merasa: dianaktirikan (dibunuh dan diperkosa saat tragedi Mei 98, penindasan budaya, serta adanya persyaratan SKBRI) dan pribumi dianak emaskan (misalnya: diberi kesempatan lebih besar menjadi PNS); kemudian menjelang reformasi, keturunan Arab dianak emaskan. Dimulai semenjak regim Suharto, hubungan pribumi dan Tionghoa menjadi tidak harmonis bahkan cenderung saling curiga; demikian pula antara Jawa dan non luar Jawa (adanya sentralisasi mengakibatkan luar Jawa jauh tertinggal). Disini agama dipakai untuk adu domba, divide et' impera (pemecah belah), kerusuhan, perkosaan bahkan pembantaian etnis. - Ketika Akbar Tanjung diadili masalah penyelewengan dana Bulog, ia berdalih bahwa uang itu telah disalurkan ke yayasan Islam yang disebut Rudhatul Janah guna mengentaskan kemiskinan; padahal uang itu dipakai untuk mendirikan berbagai partai politik agar PDIP saat itu tidak menang mutlak. (Bila saat itu tetap hanya ada tiga partai, PDIP menang mutlak, pastilah regim ORBA sudah musnah!) Agama kok begitu mudahnya diselewengkan/diperalat untuk menyelamatkan regim Orde Baru (= pembangkrut bangsa). - Ketika terjadi reformasi, Suharto dengan tenang, aman, nyaman dan tentram tetap bercengkerama di jl. Cendana bersama anak cucunya, ini sungguh luar biasa! Para politisi dan profesor dari Luar Negeri sampai tidak habis herannya, mereka meminta bangsa Indonesia untuk secara cerdas menganalisa hal ini mengingat fakta sejarah mengatakan bahwa semua presiden yang direformasi pasti lari terbirit-birit ke Luar Negeri untuk menyelamatkan diri (agar tidak terbunuh), misalnya Marcos, Shah Iran, Mobutu Seseseko, Jean Betrand Aristi, dst. Sayang, bangsa ini baru terlelap tidur sehingga otaknya tidak mampu menganalisanya. Para kaum supercerdas politik (pengamat politik luar negeri, akademisi kampus) mengatakan bahwa disamping Suharto mendapat jaminan keamanan dari kelompoknya (TNI AD lewat Jendral Wiranto dan Prabowo), Suharto juga mendapat jaminan keamanan dari salah seorang tokoh reformasi yang berhasil diselundupkannya. hebat bukan? Dalam politik, cara terbaik melumpuhkan lawan adalah strategi penyusupan (ingat dimasa ORBA: berapa kali PDI disusupi dan dipecah belah dari dalam). Siapakah diantara ketiga tokoh reformasi (Mega, Gus Dur, dan Amien Rais) yang merupakan tokoh selundupan itu? Ia adalah Doktor Amien Rais, warga keturunan Arab asal Solo, sahabat lama Prabowo jauh hari sebelum reformasi (Prabowo = menantu Suharto); jadi regim Suharto sudah lama mempersiapankan strategi penyusupan Reformasi. Amien Rais, kader brilian ICMI, kemudian pura-pura bentrok dengan ICMI, keluar dari ICMI dan menyelundup sebagai tokoh reformasi. Ketika kaum intelektual kampus dan para mahasiswa ingin menurunkan Habibie (Hbb), Amin selalu melindungi Regim ORBA dengan himbauannya agar Hbb diberi kesempatan tuk memimpin reformasi dan Amin sanggup menjadi sparing partnernya apabila Hbb menyeleweng. Ketika PDIP menang pemilu (tidak bisa menang mutlak, karena partai peserta Pemilu disengaja banyak sekali), regim ORBA masih merasa takut sekali apabila Megawati menjadi presiden (siapa tahu Mgw akan balas dendam thd regim Suharto); maka perlu kelicikan untuk menjegal Mega, Amien menjadi dalangnya dengan membentuk poros tengah yang bernuansa Islami dan dengan jargon "Wanita belum bisa diterima oleh ulama Islam sebagai presiden". Maka Gus Dur yang dianggap kurang berbahaya terhadap regim ORBA dinaikan menjadi presiden (walau dari persyaratan kesehatan jasmani jelas2 tidak mungkin ia menjadi presiden sebab buta; namun saat itu hanya Gus Dur yang dapat menandingi kepopuleran Megawati). Ketika dalam perjalanannya sebagai presiden, Gus Dur ternyata dianggap membahayakan regim Orba, maka Amin Rais kembali beraksi lagi melalui MPR/DPR dan berhasil menjatuhkan Gus Dur. Gebrakan gus Dur yang membahayakan regim Orba misalnya adalah: membubarkan Deppen dan menetralkan LKBN serta TVRI (senjata informasi paling canggih regim Orba, pembius dan pembodoh rakyat), pemulihan hak kebudayaan etnis Tionghoa, serta diangkatnya Baharudin Lopa menjadi Jaksa Agung, yang kemudian ditengah masa jabatannya, ia dihabisi oleh Regim ORBA (regim Orba yang pakar dalam bunuh membunuh dan adu domba juga menghabisi Munir-Kontras serta jendral bersih dan cerdas Agus Wirahadikusumah). Ditahun 2004, Gus Dur ngotot ingin jadi calon presiden lagi; namun karena tidak dibutuhkan lagi oleh regim ORBA, maka cacat matanya dipermasalahkan, kali ini tidak ada lagi yang membelanya! Megawati yang sudah bisa dijinakan dan mulai dekat dengan militer akhirnya direstui tuk jadi presiden. Kemudian, dalam salah satu pidatonya, Amin Rais menandaskan untuk tidak mengungkit-ungkit lagi Soeharto dengan alasan usia dan sakit; padahal Soeharto dkk. itu kunci keadilan, kunci KKN, kunci masalah dan pelurusan sejarah, kunci uang yang ada di bank2 L.N; Soeharto adalah sumber dari segala sumber malapetaka Indonesia (bagaikan Hitler bagi jerman); jadi sebaiknya Soeharto diadili dulu, mengakui bersalah, barulah diampuni. Dalam gerakan zig-zag si reforman palsu ini (Amin Rais), ia banyak mendapat dukungan dan restu dari HMI, KAHMI, Muhammadiyah, dan MUI. Sampai dengan saat ini Amien Rais beserta HMI, Muhammadiyah, dan MUI tidak pernah lagi mengusik Suharto, akhirnya Suharto dan regimnya ternyata selamat. Saat ini, masyarakat luas telah menerima bahwa telah terjadi reformasi, padahal belum! Regim ORBA adalah ibarat rangkaian seratus gerbong kereta api Argo Bromo, kemudian melalui reformasi semu, yang turun baru satu masinis saja, yaitu Soeharto, sedangkan lainnya masih mendominasi tatanan bisnis, birokrasi dan perpolitikan di Indonesia (terutama oknum petinggi militer/polri). Persamaan mathematik reformasi di Indonesia sungguh kayal dan irasional, persamaan itu adalah: Orde Reformasi = Orde Baru cukup dikurangi satu Soeharto saja!!! Dengan demikian, kita bangsa Indonesia patut menjadi sangat heran: Agama kok dipakai untuk mencegah emansipasi wanita (menjegal Megawati) dan membodohi bangsanya sendiri demi keselamatan regim ORBA yang sudah membangkrutkan bangsa dan membelokan reformasi! Para oknum Jendral AD sungguh hebat, ditangan mereka: Islam ternyata hanya menjadi sekedar alat mainan belaka! - Ditahun 1965, Soeharto dkk. melakukan konspirasi dengan USA (via CIA+mafia Berkeley/UI) menusuk bangsanya sendiri (Bung Karno). Saat itu, Indonesia dijadikan lapangan pertempuran antara USA dkk vs. Rusia dkk., yang menang USA (kapitalis); sebaliknya di Vietnam, yang menang Rusia (komunis). Regim militer dibawah Soeharto bersama USA dkk. sebagai pemenang, boleh dikata telah menikmati sepertiga kekayaan negara ini sejak 1965! Dari gas alam di Aceh s/d Free Port di Irian; dari Sabang hingga Merauke. Suku Dayak, Irian, Pakan Baru, Aceh, dst., sebagai pemilik kekayaan, hanya gigit jari! Selain itu, USA dkk. telah membuat bangsa ini terjebak pada hutang yang maha luarbiasa besarnya! Ketika regim ORBA/militer sudah diambang kejatuhan, maka strategi terjitu adalah politisasi agama (dalam hal ini agama Islam). Suharto mulai sadar bahwa negara RI telah ia gadaikan ke USA dkk., dan telah diperas habis2an oleh mereka. Dengan strategi save exit ini bangsa Indonesia bagaikan dimasukan kepihak Timur Tengah dalam menghadapi dunia barat! Namun USA yang cerdas (banyak mempunyai pemenang hadiah Nobel dan banyak manusia cerdas Yahudi) dapat menggulung regim Soeharto melalui nilai kurs dollar yang luar biasa tingginya dan internet (apakabar.net). Dengan demikian, Indonesia seolah-olah ingin dilepaskan dari mulut harimau (USA dkk.), namun dimasukan mulut buaya (Arab/Timur Tengah). Akhirnya, regim Soeharto memang selamat-sehat walafiat; namun dengan hasil sampingan: Indonesia masuk sekaligus dua mulut: harimau dan buaya! Indonesia saat ini (2005) adalah kembali menjadi ajang pertempuran antara: Barat lawan Timur Tengah, antara kaum sekuler dan kaum Islam, antara modernitas dan kekolotan agama. Indonesia yang kaya sumber alam, strategis posisi geopolitiknya, dan merupakan pasar yang besar bagi industri asing (karena jumlah penduduk > 200 juta) memang menarik untuk diperebutkan, pumpung bangsanya masih bodoh dan mendem agama! Tarik2an antara USA melawan negara2 ARAB untuk mendominasi pemerintahan SBY sangat kentara sekali (bagi yang paham politik)! Agama kok dipakai untuk menjebloskan bangsanya ke mulut negara lain! - Begitu negara Timur Tengah (Arab, Iran, Syria, Libia, dst.) mendapatkan angin dari regim ORBA, maka Indonesia dilanda badai gurun Sahara yang berupa badai budaya Timur Tengah. Bangsa Indonesia lalu dibikin mabok/mendem agama, masyarakat dininabobokan dengan anggapan bahwa semua persoalan bangsa/dunia dapat diatasi hanya dengan agama saja. Masyarakat Jepang dikenal sebagai kecanduan kerja, tiada hari tanpa kerja, istilah kerennya: work alcoholic; sedangkan bagi masyarakat Indonesia, tiada hari tanpa dibumbui agama, mungkin istilah kerennya: religion alcoholic. Di negara modern ada falsafah time is money, di kita agak lain: time is religion! Ada iklan Coca Cola begini: Kapan saja, dimana saja, minumlah Coca Cola; di masyarakat kita seolah-olah juga punya iklan yang mirip, yaitu: Kapan saja, dimana saja, tengguklah hanya agama! Dari pengamatan kegiatan keseharian ini, dapat disimpulkan bahwa bangsa Indonesia sedang mabok/mendem agama! Dengan kondisi mabok agama, minimnya anggaran pendidikan, dan maraknya KKN, sudah dapat dipastikan bahwa bangsa Indonesia akan terus-menerus mengalami krisis kebudayaan dan kemunduran kualitas SDM. Krisis kebudayaan dan kemunduran kualitas SDM adalah sumber dari segala sumber berbagai krisis yang sedang dialami Indonesia. Agama kok dipakai untuk memabokan bangsanya! - Osama, Baasyir, dan ulama radikal selalu menggunakan tameng agama Islam guna memerangi lawan politik mereka, terutama negara Barat. Orang miskin dan bodoh terutama di negara berkembang di brain wash untuk menjadi senjata utama mereka yaitu bom bunuh diri! Seolah-olah ayat suci mereka buat dan tafsirkan sendiri misalnya: bunuh diri, membunuh orang lain dan merugikan negara setempat adalah kehendak Tuhan sehingga mendapat pahala yaitu surga. Mereka sendiri tidak mau melakukan bom bunuh diri! Kembali lagi, agama dijadikan alat sumber pembodohan, kekerasan dan kekejaman! Manusia2 keturunan Arab seperti Baasyir, habib Riziq, Osama yang menginspirasi kekerasan justru di tokohkan dan dianggap pahlawan! Sungguh aneh, agama kok dipakai menjungkirbalikan nalar! - Regim Orba dan regim militer (para oknum Jendral TNI AD, khususnya KOPASUS) menyadari bahwa rasa damai dan aman adalah kebutuhan mendasar manusia. Maka ketika terdesak oleh kaum Reformis, mereka mendanai, mengorganisasikan, dan menggerakan berbagai kerusuhan di bumi Nusantara, terutama menggunakan atribut Islam, misal Front Pembela Islam. Kerusuhan di Ambon, Pontianak, Poso, dst. adalah ulah mereka. Sebenarnya untuk menangkap otaknya/pendananya, cukup mudah sekali, cukup melacak aliran dana di Bank dan menyadap via telepon serta internet; namun Badan Intelijen (BIN) tidak melakukannya, mengingat BIN selama ini justru menjadi alat militer tuk berkuasa; musuh BIN yang terutama adalah justru manusia Indonesia yang baik dan idealis (bukan musuh dari luar). Pensiunan BrigJen Sumarsono, waktu itu Sekjen PBSI, ditangkap dengan milyaran rupiah uang palsu. Para pengamat politik supercerdas langsung tahu bahwa uang palsu itu untuk membayari para preman perusuh; jadi ada maksud untuk sekaligus mengacau keamanan (kerusuhan) dan mengacau ekonomi (uang palsu), luar biasa liciknya para oknum jendral AD itu. Dengan diciptakannya berbagai kerusuhan, patahlah kepercayaan rakyat pada Reformasi, dan rakyat rindu pada regim militer lagi. Rakyat juga dibodohi bahwa telah terjadi reformasi, padahal sama sekali belum terjadi mengingat yang baru turun dari singgasana hanyalah Suharto, sedangkan semua posisi penting dalam birokrasi dan militer (terutama TNI AD) masih dikuasai regim Suharto. Para oknum jendral AD di Mabes Cilangkap memang pintar, mereka selalu berada diantara bandul jam "radikal dan nasionalis". Ketika mereka terdesak oleh kaum Nasionalis, maka kaum radikal sengaja dibesarkan/dihidupkan, dengan demikian kaum Nasionalis jadi keder nyalinya; sebaliknya bila regim Militer terdesak kaum radikal Islam, maka regim militer akan berbalik ke kaum Nasionalis untuk bersama-sama menghabisi kaum radikal. Dengan strategi ini, para oknum pejabat militer akan selalu mendapatkan dana pengamanan yang luar biasa (baik dari negara maupun dari kaum minoritas yang kaya raya). Pemilu terakhir yang dimenangkan SBY, regim militer mensponsori dan menggunakan PKS (dari mana dana partai gurem ini?). Partai reformis selain PKS, hampir tidak pernah di cover di televisi, sebaliknya PKS terus-terusan dimunculkan. Pemilu waktu itu didominasi oleh: rebutan para kyai (bukan para professor), rebutan sultan (Yogya/Solo/Cirebon), ziarah ke makam2 dan berdangdutan; nuansa keilmuan, kampus, science tidak ada sama sekali! Memang benar, reformasi tidak akan terjadi bila media informasi dikuasai regim ORBA. Disini nampak jelas bahwa di Indonesia agama sekedar jadi alat permainan untuk dipakai mengelabui bangsanya sendiri, tidak heran Tuhan sepertinya menjauhi Indonesia! - Beberapa hari sebelum pemungutan suara pada pemilu presiden 2004, bom sengaja diledakan di depan Kedubes Australia. Saat pemungutan suara, TV BBC Inggris mewancarai seorang pencoblos, pencoblos itu mengatakan tidak mau memilih Megawati lagi dengan alasan banyaknya bom yang meledak, terutama yang barusan meledak di kedubes itu. Itu adalah salah satu faktor penentu kemenangan militer kembali. Sungguh jitu strategi para oknum Jendral AD ini! Kemudian, pengebomnya berhasil dibekuk, padahal strategi ini buatan mereka sendiri (memakai radikal Islam)! Jadi sekali tepuk mereka dapat dua point: menang pemilu & rakyat tambah percaya pada militer (bisa membekuk pelakunya). Berbagai kerusuhan dan adu domba di Nusantara di outsourcingkan (disubkontrakan) kepada pihak ketiga (misalnya Pemuda Pancasila, Laskar Jihad, FPI, dst) melalui makelar, kemudian makelarnya dibinasakan. Sebagai contoh, kasus dukun santet di Banyuwangi; otaknya di Jkt (pada umumnya petinggi RPKAD), pelaksananya preman2 luar Jkt dan luar Bwi; setelah sukses, makelarnya dihabisin, sehingga benang merah koneksi antara otak di Jkt dan pelaksana di BWI terputus; jadilah kasus itu sekedar kasus lokal, pejabat busuk di Jkt seolah-olah tidak terlibat. Kembali agama hanya jadi sekedar bulan2an para oknum pembesar AD di Cilangkap dan di BIN. - Bila dicermati, kotbah2 agama selama bulan Puasa yang disiarkan radio dan televisi yang masih dikuasai regim Orde Baru (group Cendana, Sudwikatmono, Liem S. Liong, dst.), justru dipakai untuk melemahkan penegakan moral bangsa; kebanyakan isi kotbah bersifat "top down" (penuh titipan para pejabat bermasalah). Bagi rakyat jelata yang miskin, kotbah ditujukan agar rakyat selalu tetap tahan menderita dengan gaji yang rendah dan dapat selalu memahami berbagai ketidak adilan yang terjadi (jangan demo, jangan berontak, jangan ini, jangan itu, melainkan tetap patuh, mengalah, dan nrimo), karena semua penderitaan itu akan menghasilkan rahmat dan berkah. Rakyat juga terus dihimbau tuk memafkan kejahatan masa lalu para pelanggar HAM, sebab dengan memaafkan kita juga akan dimaafkan. Bagi pejabat tinggi/birokrat/jendral para pelaku KKN dan pelanggar HAM berat, kotbah disuasanakan sesejuk mungkin, misalnya dibulan rahmadan (malam seribu bulan) ini langit dan surga akan terbuka, akan terjadi pengampunan penuh, apapun kejahatannya dan betapapun besar kualitas kejahatannya, mereka akan diampuni dan masuk surga tanpa syarat apapun, misalnya syarat harus mengembalikan harta hasil jarahannya bagi pelaku KKN, dan syarat mengakui pelanggaran HAM yang telah terjadi, minta maaf, serta memberikan ganti rugi bagi korbannya. Disini Tuhan dipahami hanya sebatas Maha Pengasih dan Pengampun (mengenakan oknum Pejabat); Maha Adilnya sengaja dihilangkan (seharusnya Maha Adil lebih ditekankan, agar manusia berpihak ke rakyat jelata yang tertindas, dan menuntut para oknum untuk pengembalian harta KKN dan pengusutan hukum yang tuntas). Tidak heran bila dalam laporan internasional yang baru saja diterbitkan, ternyata 20 negara terkorup dan pelanggar HAM terberat justru negara-negara yang hiruk-pikuk dan hingar-bingarnya (formalitas) agama dinegara itu luar biasa kuatnya; misalnya negara2 Amerika Latin yang didominasi agama Katholik dan negara2 Timur Tengah, Banglades, Indonesia, Pakistan yang didominasi agama Islam. Bila dicermati, di perumahan2 mewah, para koruptor kelas kakap dan para pelanggar HAM berat ini menampakan diri sebagai kaum yang religius sekali; rajin sembahyang dan sedekah! Ulama, habib, ustadz, HMI, KAHMI, MUI, ICMI, Muhammadiah dan NU tidak pernah mau menuntaskan masalah KKN dan militerism. Mereka ini bak sekedar alat politik; mereka sekedar pemburu harta dan kekuasaan; mereka terus-menerus menina bobokan dan membuat bodoh bangsa Indonesia. Mereka tidak pernah memperjuangkan gaji yang layak dan adil bagi pegawai/PNS. Gaji yang rendah sekali bagi buruh dan PNS serta rasio gaji antara pegawai rendah dan tinggi yang luar biasa tingginya (misal gaji terendah 0,5 juta, pejabat tinggi BUMN menerima 50 juta, rasio 1:100!), inilah yang menyebabkan kemiskinan struktural yang disengaja dan sumber segala sumber berbagai KKN. KKN bagaikan disarankan dan dilegalkan oleh pemerintah dan agama Islam, maka hampir semua PNS melakukan korupsi: siang maling uang atau korupsi waktu kerja, malam berdoa untuk minta maaf atas kejadian siang harinya kepada Tuhan, sungguh bangsa ini dibikin munafik oleh pemerintah dan agamanya sendiri! KKN yang semestinya menjadi hantu nomor satu negara, justru tidak pernah dituntaskan dan diangkat menjadi sumber dari segala sumber berjihad!!! Agama kok justru dipakai untuk melemahkan penegakan moral bangsa dengan cara meniadakan sifat Maha Adil Tuhan! - Setiap bulan Ramadhan, hampir 40 hari lamanya bangsa ini sangat turun produktivitas dan effisiensinya, bangsa yang kurang rajin bekerja ini malah tiap tahunnya dianjurkan untuk seolah-olah bermalas-malasan atau istilah yang tepat "mendem/mabok agama". Pengkoveran berita lewat berbagai media terutama TV pun luar biasa dan berlebihan: sebelum buka dan sebelum saur, lalu-lintas selama Lebaran; berapa jam kerja atau berapa jam tayang TV dihabiskan untuk hal yang semestinya dapat untuk memajukan pendidikan, ilmu pengetahuan dan teknologi; padahal isi khotbah kebanyakan titipan penjabat (mohon dibaca point diatas). Demikian pula bagi pejabat pemerintah yang naik haji (seringkali dengan biaya negara alias plat merah), seminggu sebelumnya sudah ijin untuk tidak bekerja, kemudian 30 hari ada di Mekah, sepulangnya masih minta ijin seminggu lagi untuk berpesta-pora, berhura-hura, dengan kerabat keluarga, tetangga dan teman sekerja. Kalau ditotal, hampir selama 45 hari (1,5 bulan) pejabat itu mangkir dari kerja, luar biasa!!! Sudah mangkir bekerja masih, dan pelaku KKN, masih mengaku mendapatkan surga, sungguh luar biasa paradoksnya. Demikian pula hobi umat Muslim untuk kumpul2 keagamaan, namun jarang kumpul2 keilmuan; kumpul2 keagamaan sering melahirkan penghakiman/kecurigaan terhadap kelompok/agama yang lain; dinegara maju/modern, masyarakatnya lebih tertarik untuk bekerja daripada kumpul2 bermalas-malasan. Semuanya hal diatas mengatas namakan Tuhan YME!!! Disini agama dipergunakan untuk menghambur-hamburkan uang negara, waktu dan membuat malas bangsanya! - Praktek sehari-hari umat Islam yang tanpa disadari telah melakukan pelanggaran HAM, mengganggu ketertiban umum dan mendorong kekerasan masyarakat. Sebagai contoh: suara azan masjid yang luar biasa kerasnya di keheningan pagi (sekitar jam 4.30, subuh) yang bagaikan suara orang kesurupan setan Arab dan mengandaikan Tuhan itu bagaikan tuli! Saat dimana manusia yang lelah bekerja sedang tertidur pulas atau orang yang sakit keras sedang membutuhkan keheningan, eeehhh malah diganggu dengan suara hingar bingar lewat loud speaker yang bertengger dipuncak-puncak masjid. Demikian pula disiang hari bolong, semua orang disekitar masjid, diganggu hingar-bingar kotbah, manusia sekeliling mesjid senang atau tidak senang dipaksa mendengarkan kotbah (yang seringkali bermutu rendah). Hingar-bingar suara masjid ini menjadikan manusia waras-normal menjadi sangat terganggu privacynya. Dinegara Turki, negara Islam yang modern, hingar bingar suara masjid tidak diperkenankan! Selain itu, umat Islam diajarkan untuk selalu memberi salam khas Islam dan dengan bhs. Arab kepada siapapun, kapanpun, dimanapun, apapun agamanya (misalnya: Assalamulaikum .wr. Wb.), dengan diiming-imingi sebagai poin penting untuk masuk surga. Bukan main diktator dan tidak menghargai perasaan orang lain dan kebudayaan sendiri, bukankah dapat dengan salam: "Selamat pagi/sore/apakabar/dst? Disini agama terkesan suka mengganggu ketertiban umum, tidak menghargai perasaan umat lain serta tidak menghargai kebudayaan sendiri! - Demikian pula penggunaan istilah2 Islam/Arab seperti kata islah dan hibah. Islah untuk menyelamatkan para pelanggar HAM kelas berat (misal kasus Priok, dimana para oknum jendral memanipulasi ulama untuk islah). Hibah untuk menyelamatkan para pelaku KKN kelas berat (banyak birokrat menjadi konglomerat plat merah, padahal boleh dikata tak mungkin pegawai negeri mempunyai kekayaan diatas 2 milyar kecuali KKN; maka digunakan istilah hibah untuk menjelaskan hartanya kepada Komisi kekayaan negara). Dinegara non Islam pasti mereka ini sudah dihukum mati, di bumi Nusantara ini, yang pasti mati adalah maling ayam, sedangkan yang semestinya dihukum mati (pelanggar HAM dan koruptor kelas berat) malah sering muncul di TV dan tetap dihormati! Agama kok tidak mendorong keadilan, malah terkesan sengaja menyediakan persembunyian yang aman bagi berbagai pelaku penyelewengan kelas berat. - Sangat memprihatinkan bahwa berdasar fakta2 selama ini, ternyata berbagai kerusuhan di Indonesia justru diawali dari kumpul2 kegiatan keagamaan, misalnya pengajian, sholat Jum'atan, Tabliq Akbar ataupun Istigozah, suatu paradoxial yang maha luar biasa! Kegiatan keagamaan menjelma menjadi kegiatan kerusuhan yang seringkali membawa korban jiwa manusia. Sebelum Islam masuk Indonesia, dijaman kerajaan berbasis Kejawen, Budha dan Hindu, kekerasan, kerusuhan dan pertentangan berbasis agama/kepercayaan tidak pernah terjadi. Kota Solo yang dulunya terkenal dengan putri Solonya dengan adatnya yang halus, lembut, lemah gemulai, dan manusiawi telah disulap Baa'syir dkk (orang2 Arab) menjadi kota yang ganas, keji dan gemar kerusuhan! Kejawen yang indah, harmonis dan pembawa damai ditekan (tak boleh ada di KTP)! Aneh, disini agama menjadi 180 derajat beloknya, dari sembahyang langsung membuat amok masa dan kerusuhan! - Bali di bom, hotel Meriot di bom, kedutaan di bom, gereja dibom, dst. Generasi muda dipedesaan dicuci otak melalui pesantren2 untuk membunuh orang lain dengan membunuh diri (bom dililitkan dibadan); padahal hal ini sangat merugikan negara (investor/turis jadi takut, lapangan kerja menyusut drastis; dan orang Indonesia yang keluar negeri menjadi dipersulit). Ini mereka sebut ajaran mati sahid dengan ganjaran masuk surga. Ketika diadili, pelaku pembom ini teriak2 bagaikan kesurupan setan Arab: "Allahuakbar.. Allahuakbar. Allahuakbar". Begitu bodohnya mereka itu, yang mereka pahami cuma bahasa Arab yang artinya Tuhan yang Maha Besar bukan Maha Pengasih dan Penyayang. Begitu hebatnya orang Arab mencuci otak manusia Indonesia, begitu superiornya si Arab Baa'syir ketua Jemaah Islamiah itu, ia sendirian bisa mengobrak-abrik Indonesia, betapa menyedihkan, lemahnya, dan rendahnya kualitas manusia Jawa (suku yang mayoritas) itu, yang tidak sadarkan diri (mabok agama) hingga detik ini!!! Agama kok dipakai untuk "menidurkan bangsanya sendiri", mengajarkan bahwa bunuh diri, membunuhi orang lain serta merugikan negaranya sendiri itu masuk surga, aneh! - Kepala arca Budha di candi Borobudur dipenggal oleh habib buta dari Malang, ketika diadili, ia juga kesurupan setan Arab (menggigau dan sholat didepan sidang: "Allahuakbar..). Di Afganistan, saat dikuasai Taliban: wanita bagaikan dipasung, tv dan musik tidak boleh didengarkan, relief Budha yang sangat bersejarah dihancurkan. Monumen2 sejarah Budha, Hindu, Kristen, yang berupa candi2, pertapaan, katedral, kelenteng, kraton2, begitu indah dan agungnya dan menghasilkan devisa bagi negara Indonesia (tourist); sedangkan monumen Islam adalah justru rusaknya monumen2 agama lain itu! Agama juga dipakai untuk: - agitasi/provokasi membenci suku dan bangsa lain, misalnya menanamkan perasaan anti orang Cina/Tionghoa (padahal Alquran mewajibkan untuk menuntut ilmu s/d ke Cina, bukan hanya ke Arab); - menanamkan perasaan anti Barat dan Cina karena kekalahan kebudayaan Arab dalam berbagai hal (terutama dalam science, teknologi dan bisnis); - eksklusip: misal maraknya kost2an dikota-kota besar dengan label: hanya untuk Muslim. Mereka ini aneh: marah2 kepada Barat namun mereka belajar IPTEK dan memakai produk Barat, bukan produk Arab. Agama kok mengajarkan anti pluralisme, mengajarkan ingin menangnya sendiri, mengajarkan iri-cemburu dengan kemajuan peradaban yang dicapai oleh kebudayaan/keyakinan diluar Islam/Arab! - Buku2 bermutu yang mencerdaskan bangsa di sweeping, kadang2 penerbitannya dilarang, bahkan pengarangnya ada yang difatwa mati (misal Salman Rusdi, politikus dan sastrawan Belanda, Ulil Absar Adhala, dst.). Sekolah2 Kristen/Katholik diganggu (kasus terakhir: SD Sang Timur di Tangerang/Jakarta diserbu radikal Islam; presiden SBY, DPR, Muhammadiyah, MUI, dst. diam saja, padahal mereka hanya beberapa km dari lokasi; justru Gus Dur yang turun tangan. Ketakutan umat Arab untuk berdemokrasi, berpikir secara rasional, berdebat (tertulis maupun lisan) dan berkebebasan berpendapat tentang keyakinan sungguh mengherankan; sebab Tuhan itu Maha Cerdas, Maha Cerdas pasti suka debat, bukan main sweeping dan larang-melarang, jadi seseorang yang cerdas pasti suka debat, karena debat mengakibatkan kemajuan.. Dinegara maju, apa saja boleh dan justru dianjurkan untuk diperdebatkan (termasuk keyakinan), asal debatnya bermutu dimana kaki dan tangan (kelahi) tidak boleh ikut diapakai dalam adu gagasan! Memang, ada kemungkinan agama akan ambruk oleh adanya demokrasi, rasionalisasi, kebebasan berpendapat dan debat, seperti ambruknya gereja Katholik di Eropa pada sekitar abad 18 an. Monopoli dan otoritarian ajaran agama oleh pemuka agama menyandikan posisi mereka tidak tergoyahkan dinegara berkembang. Tidak mengherankan bila di Timur Tengah yang penuh dikuasai kyai, ulama dan raja, takut setengah mati dengan demokrasi, rasionalisasi, dan kebebasan berpendapat. Pemuka agama takut debat, lalu mereka mengatas namakan Tuhan bahwa Tuhan tidak suka debat dan Tuhan perlu dibela, dan keyakinan adalah harga mati-sesuatu yang beku dan statis.Agama kok dipakai untuk memonopoli kebenaran dan takut berdebat untuk adu gagasan atau bersaing dengan kebenaran yang lain yang lebih modern, lebih rasional, dinamis, dan lebih manusiawi; bukankah sekolah, buku dan debat adalah sumber kemajuan, mengapa harus dihambat, dikacau dan dimusnahkan, mengapa Tuhan Yang Maha Cerdas dianggap bodoh, tak boleh didebat, dan Tuhan diangap bagaikan takut akan demokrasi, rasionalisasi, serta kebebasan berpendapat? - Dept. Agama dan Dept. Pendidikan merintis kerjasama dengan negara Sudan dan Universitas Sudan. Saat ini Sudan (mayoritas Islam) dalam sorotan dunia karena disana telah terjadi genocide oleh suku Arab terhadap suku lokal Afrika melalui kekerasan, perkosaan dan pembunuhan. Barang siapa melihat wajah negara Sudan melalui TV akan sangat terkejut, negara ini ternyata sangat tertinggal dan miskin! Demikian pula, dalam suatu siaran TV, diberitakan bahwa Pemuda Pancasila (PP, organisasi preman) telah mendirikan Pesantren di Kalimantan Tengah/Palangkaraya. Dalam acara itu diperlihatkan bagaimana preman level Nasional: Sapto dan Yoris K (pimpinan PP) meresmikan pesantren yang telah dibangun, dan ini direstui oleh jendral Riamizad Riacudu. Manusia supercerdas tahu bahwa ada dana yang besar sekali (trilyunan rupiah) dari organisasi sumber kekerasan dunia yang berpusat di Timur Tengah (sekelompok dengan Alqaeda) yang mengalir lewat negara ketiga (misal Sudan, supaya dana sulit dilacak) dan organisasi "nakal" (seperti PP) untuk mendirikan basis-basis Islam radikal di kantong2 kemiskinan atau daerah pedesaan. Betapa mudahnya melacak berbagai sumber kekerasan di Indonesia dengan melacak sumber dana melalui rekening bank, internet dan telepon; namun ini tidak dilakukan oleh badan Intelijen kita (atau dirahasiakan). Aneh, agama kok dipakai untuk membodohi bangsanya sendiri, kerjasama kok dengan negara yang levelnya bak jaman batu! - Didalam KTP harus tercantum agama, keyakinan/kepercayaan tidak boleh dicantumkan. Menikah harus lewat agama, catatan sipil tidak diakui. Perkawinan campur antar agama dipersulit, sehingga terpaksa dilakukan dibawah tangan atau keluar negeri (bagi yang banyak uang, seperti kaum selebritis). Dikota-kota pendidikan seperti Bandung, Yogya, Solo, dst., kost2an menjadi sangat SARA; banyak yang memasang reklame: "Menerima kost hanya bagi yang beragama Islam". Perlahan demi perlahan, cara berpakain, bernyanyi, dan berbahasa dikiblatkan ke Timur Tengah/Arab. Sungguh menyedihkan dan memprihatinkan, kepercayaan, kebudayaan dan tradisi luhur yang diwariskan dan dimiliki oleh suku2 asli Indonesia seperti Kejawen, surjan, blangkon, secara halus dan perlahan dimusnahkan secara licik oleh kebudayaan asing yang menyusup lewat agama asing! Kelemah lembutan, sopan santun, dan kehalusan budi pekerti manusia Jawa berangsur-angsur tergusur oleh sikap keras, kasar, dan mau menang sendiri dari kebudayaan Arab. Ingat semua agama sangat dipengaruhi oleh kebudayaan negara asalnya. Agama asing (dari Arab) kok dibiarkan menghancurkan harta warisan kebudayaan yang tak ternilai harganya dan luhurnya, masyarakat yang dulu harmonis menyatu menjadi tersekat dan tegang. Dan s/d saat ini umat Islam Indonesia kelihatannya sudah hilang kesadarannya (mabok agama), malah bagaikan digendam agama Arab! Sedih sekali, agama kok dipakai menindas kebudayaannya sendiri yang lebih baik! - Di Indonesia, pelurusan sejarah 1965 untuk menelanjangi coup detat dan pelanggaran HAM berat oleh TNI AD terus dihambat oleh para oknum Jendral melalui ulama dan cendekiawan Islam yang sebagian besar telah "terbeli" oleh regim Orde Baru. Diberbagai kota terpampang spanduk:"Awas bahaya latent PKI", dipasang oleh Liga Muslimin Indonesia. Demikian pula aksi2 organisasi FPI (Front Pembela Islam), yang menjadi peliharaan regim ORBA dan bablasannya. Padahal bahaya latent regim ORBA dan militer lah yang semestinya diwaspadai! Di Madiun, beberapa kyai menghimpun massa untuk dibrain washing tentang bahaya latent PKI. Di televisi sejarahwan palsu Doktor Anhar Gonggong dan pakar milter Salim Said (keturunan Arab) sering ditampilkan untuk menghipnotis bangsa dan memelintir sejarah. Agama kok dipakai untuk merintangi pelurusan sejarah, menindas yang benar (dan yang menjadi korban kekerasan), mengalihkan perhatian, mengkambing hitamkan, serta membiarkan generasi mudanya diracuni dengan sejarah palsu! - Rakyat didorong untuk berbondong-bondong naik haji walau posisi ekonominya pas-pasan, dengan diiming-imingi menjadi tamu Allah di Mekah dan dijanjikan dosanya diampuni serta mendapatkan kapling di surga; seolah-olah surga atau Tuhan itu dapat dibeli dengan uang dan dengan harga yang murah sekali (diobral dengan harga super murah)! Tidak mengherankan bila pejabat negara pelaku KKN dan pelanggar HAM gemar benar dengan konsep ini, maka mereka ini gemar dan berkali-kali bolak-balik naik haji, seringkali dengan uang rakyat: alias haji plat merah! Contoh lain adalah kasus suku Betawi yang terdesak ke pinggiran, mereka juali tanah mereka di Jakarta yang strategis untuk naik haji (tanpa menggunakan skala prioritas: misal pendidikan anak mereka sampai ke PT adalah lebih penting), kemudian setelah pulang, mereka menjadi terdesak kedaerah pinggiran Jakarta, dan menjadi kaum "miskin" dan terbelakang yang tersisih, lalu dihibur dengan politik kebudayaan dengan didirikannya "cagar Betawi". Sudah begitu, pengurusan haji menjadi monopoli Dept. Agama, sehingga ongkos naik haji menjadi termahal didunia; dan Depag menjadi dept. terkorup dibumi ini. Agama kok diapakai untuk: membodohi rakyat, tidak mengajarkan prioritas, dijadikan sumber korupsi, melemahkan moral pejabatnya (dengan adanya pengampunan dosa tanpa syarat), merendahkan martabat Tuhan YME (seolah-olah dapat disuap dengan harga murah demi surga) dan oleh negara lain dipakai untuk menguras uang rakyat negara itu (ke negara Arab)! - Setiap bulan Ramadhan, dibeberapa daerah bunyi dar der dor mercon yang memekakan telinga yang tidak kenal waktu selalu ada. Demikian pula suara doa yang hingar-bingar dari loud speaker masjid sangat menganggu kelelapan tidur atau belajar dari masyarakat disekelilingnya. Ronda pagi hari untuk membangunkan orang agar saur dengan bunyi2an yang menganggu ketenangan warga juga dilaksanakan. Tempat hiburan dilarang untuk ini-itu dan gini-gitu walaupun bukan untuk umat Islam, pelarangan ini diikuti dengan razia tempat hiburan oleh massa Muslim (sering berakhir dengan pemalakan/pemerasan). Sementara itu, setiap bulan Ramadhan harga barang2 mengalami kenaikan luar biasa harga tiketpun juga dilipat-gandakan, maka terjadi inflasi setiap tahunnya! Atas nama agama, rakyat dibiasakan/dibudayakan untuk: menikmati liburan dari lahir sampai mati hanya hilir-mudik dari kota kerja kedesa masing2 itupun dengan berdesak-desak seperti ikan asin/teri dan dengan biaya tinggi, serta membudayakan konsep "mangan ora mangan kumpul". Bagi para pelakunya, hal ini merupakan kebanggaan, bagi pengamat lain hal ini merupakan kejanggalan dan kebodohan. Rakyat tidak dididik dan didorong untuk melihat begitu indahnya daerah lain atau negara lain, rakyat lalu bagaikan katak dalam tempurung dan menjadi kesukuan! Dinegara maju, hari besar agama tidak dipakai untuk memeras rakyatnya, melainkan untuk menyejahterakan umat dan bangsanya (harga barang2 justru turun)! Agama kok tidak membawa berkah, malah mengganggu ketenangan umum, menghambat pluralisme dan selalu menambah beban berat ekonomi rakyat! - Buruh migran Indonesia (para TKI/TKW) adalah pahlawan negara namun dinegara yang mayoritas Islam ini mereka diperlakukan bagaikan sampah masyarakat; kisah pilu mereka muncul hampir setiap hari, misalnya ada yang diperkosa, diperas/ditipu, disetrika, bahkan dibunuh atau dihukum mati. Seringkali kasus pemerkosaan justru terjadi di negara Timur Tengah, yang Islami, misalnya Arab Saudi. Namun Muhammadiyah, NU, MUI, ICMI, HMI, dst., serta UI, ITB, UGM, IPB, ITS, dst. diam saja. Bantuan hukum, perhatian, dan perbaikan sistem bagi mereka boleh dikata tidak pernah ada. Aneh agama kok tidak berpihak kepada yang terzalimi dan tertindas! - Semenjak berhasil membunuh ratusan ribu manusia bangsanya sendiri (termasuk Bung Karno, tragedi 1965) tanpa bisa dijamah hukum (pembantaian dipimpin oleh Sarwo Edhi, pimpinan RPKAD, mertua presiden SBY, yang mati muda secara mengenaskan), para oknum jendral AD (regim militer) ini terus meraja lela dalam bisnis bunuh-membunuh dan adu domba antar SARA atas bangsanya sendiri, misalnya saja tragedi: Munir, Baharudin Lopa, Agus Wirahadikusumah, Trisakti, Mei 98, Solo, Timtim, Semanggi, Kudatuli PDIP, Ambon, Banyuwangi, Pontianak, Priok, Aceh, dst. Selain itu, cucu, cicit para anggota PKI "dibunuh kemanusiaannya secara perlahan" melalui berbagai hambatan legal/formal; sungguh luar biasa kejamnya. Para otak pembunuh, pada umumnya oknum jendral AD yang kebanyakan berasal dari resimen RPKAD, ini sekarang banyak menduduki jabatan tinggi: Luhut Panjaitan, Agum Gumelar, Sutiyoso, Prabowo (yang dekat sekali dengan Pemuda Pancasila), Arie Sudewo, dst. Mereka ini gemar tampil di TV diantara para ulama (jurus "bunglon" agar kelihatan suci)! Mereka sering membesarkan/mengkader ulama dengan cara menokohkan para ulama ini dengan sering menampilkannya di televisi. Bisnis militer mereka yang hitam kelam dan tidak bisa dikendalikan oleh negara amat sangat merugikan bangsa. Memang, semua pegawai negeri boleh dikata melakukan KKN karena gaji kecil. Petugas kelurahan mengutip uang jasa untuk KTP; seorang dosen PTN korupsi waktu dengan cara mengajar di PTS atau buka perusahaan sendiri; nah yang paling berbahaya adalah para militer/polri, mereka mengkaryakan senjata dan kekuasaan, misalnya menjadi pelindung/pelaku: ilegal logging, bisnis narkoba, penyelundupan, perjudian, dan pelacuran! Mereka, para militer/polri (terutama pejabat tingginya), bagaikan pagar makan tanaman, cara bisnis mereka telah memporakporandakan ekonomi negara! Mestinya mereka menjadi sumber rasa aman dan tentram, namun justru sebaliknya, mereka menjadi sumber: narkoba, pembunuhan, penculikan, perkosaan, pemerasan, adu domba, kerusuhan, dan kekerasan. Mereka bagaikan preman plat merah. Mereka mengotaki, membentuk dan melatih organisasi yang suka kekerasan seperti: Satgas, pamswakarsa, Pemuda Pancasila, berbagai front kesukuan/agama: Front Betawi, Front Pendekar Banten, Front Madura, Front Pembela Islam, Front Buruh ., dst., sehingga isu SARA menjadi semakin panas! Kekayaan para petinggi militer dan polri ini sungguh luar biasa, dapat mencapai trilyunan; kebanyakan berkat/hasil konspirasi desktruktip bersama para preman politik, birokrasi dan konglomerat hitam melalui KKN. Karena saking mudahnya mengumpulkan kekayaan, maka keluarga mereka menjadi kehilangan makna kehidupan, anak2 jendral ini banyak yang menjadi pembunuh, misalnya: Panca Sutowo (anak jendral Ibnu Sutowo, koruptor terbesar di Pertamina) membunuh karyawan Hotel Hilton seperti bagaikan membunuh lalat; Tommy Soeharto membunuh jaksa dengan suruhan pembunuh bayaran, selain itu ia duel pistol ala cowboy melawan kakaknya yang mengakibatkan peluru nyasar yang menewaskan ibu Tien Soeharto; anak jendral Sobagyo HS (mantan ASPRI presiden) tertangkap sebagai pengedar narkoba kelas kakap di suatu hotel, padahal anak itu adalah anggota KOPASUS! Begitulah, kehidupan para oknum jendral Militer dan POLRI ini telah kehilangan maknanya saking mudahnya mendapatkan kekayaan yang tidak halal, tidak heran dengan hilangnya rasa kemanusiaan mereka, Indonesia terus menerus dilanda kerusuhan, kekerasan dan keributan; profesionalisme mereka lenyap diganti keahlian: bisnis, politik, dan adu domba! - Militerism beserta radikalism Islam telah membuat bangsa ini bagaikan barbar kembali! Aneh kita tidak tahu mengapa umat Islam (dan organisasinya: HMI, MUI, ICMI, Muhammadiah, NU, dst.) di negeri ini diam saja, paling banter mereka orasi hal yang muluk2 dan indah2; namun kering tindakan nyata. Bahkan tersirat mereka suka memberi kekebalan hukum atau justru terkesan menghormati dan melindungi para bandit serta begundal yang hidupnya sudah dibasahi dan selalu haus darah para korban (notabene bangsanya sendiri)! Agama kok dipakai untuk menjadi sarang persembunyian, mengayomi bahkan bekerjasama dengan pembunuh/koruptor! Penutup Kedunguan manusia telah mengubah ajaran suci Tuhan melalui para nabi menjadi belenggu bagi umat beragama. Dan sejarah juga sering menjadi saksi bagaimana penguasa politik, militer, birokrat, ekonom maupun agama bahu-membahu mendungukan manusia agar dapat dikuasai oleh ambisi-ambisi mereka. Seringkali kepentingan negara asing adalah termasuk faktor dominan didalam politisasi agama. Senjata utama regim Soeharto (ORBA plus penerusnya) adalah: politisasi agama, money politics (terutama untuk membeli: ulama, ilmuwan kampus, dan anggota Parpol lain), penyusupan ke partai2 lain, pembentukan jaring mafia yang bagai multi level marketing (MLM) - dari Jakarta s/d pelosok desa, dan mendominasi mass media terutama televisi! Selain itu, mereka membutuhkan dukungan dari kelompok Militer dan POLRI; hal ini menjadikan betapa sulitnya mereformasi ABRI dan POLRI (karena politik identik dengan kekuasaan dan harta yang berlimpah)! Semua senjata ORBA ini bersifat merusak kehidupan berbangsa dan bernegara, serta daya rusaknya maha hebat (melebihi jaman penjajahan Belanda) dan berjangka panjang (antar generasi)! Regim Soeharto adalah sumber dari segala sumber malapetaka Indonesia (bagaikan Hitler bagi Jerman), dengan strategi yang amat indah namun licik, beliau dan kroninya dapat membelokan reformasi, dan kini beliau dengan kroni-kroninya menikmati hidup dengan aman, tentram dan sejahtera! Peran agama Islam dalam penyelamatan regim terbusuk ini sungguh luar biasa! Sebagai penutup, Ibu mohon agar artikel ini disebar luaskan kesegenap penjuru Nusantara dan ke seantero dunia baik secara digital (atau disimpan di archive suatu situs internet), suara (dibacakan di radio) maupun secara kertas (di cetak), dengan harapan untuk menjadi sumber pembahasan yang sehat dan memicu pengertian yang lebih mendalam tentang negara, agama, politik dan Tuhan. Uluran tangan untuk menterjemahkan artikel ini kedalam bhs. Inggris yang baik untuk kemudian di publish secara internasional melalui internet sangat Ibu tunggu2. Dengan demikian diharapkan negara Indonesia dan dunia menjadi aman, tenteram dan sejahtera. Mohon web site Ibu ini dipopulerkan dan dijadikan sumber acuan/referensi. Dan barangsiapa tahu cara me-link-an web site ini dengan mesin search Yahoo atau Google (atau yang lain) agar mudah diakses oleh siapa saja, kapan saja, dan dimana saja, Ibu mohon sudilah anda membantu dengan memberi petunjuk kepada Ibu. Tanggapan serta karya anda yang berbobot sangat dinantikan dan diharapkan oleh Ibu, masyarakat Indonesia dan dunia. Saran dan kritik positip akan Ibu gunakan untuk selalu mengupdate/revisi artikel ini. Sekian dan terima kasih. Dari Ibumu, Ibu Pertiwi, Ibu Nusantara Ibu yang sedang memprihatinkan perilaku sebagian kecil manusia yang mengaku umat Islam ... Email: PertiwiIbuNusantara@xxxxxxxxx posted by PEMERHATI & PEMBELAJARAN KEBUDAYAAN | 11:43 PM BOM BALI: CLASH OF CIVILIZATION! Bung Karno (BK) adalah tokoh internasional, tidak hanya nasional. BK , sebagai manusia yang tergolong jenius, mempunyai visi jauh kedepan sudah menetapkan bahwa Indonesia adalah: non blok, mandiri (berdikari: berdiri diatas kaki sendiri), bhineka tunggal ika (menghargai pluralisme), berazas Pancsila, dan tidak mau tergantung pada utang luar negeri ("Go to hell with your aids!"). Bersama RRC dan India (sahabat2 BK), mereka sanggup membuat dunia terkejut dengan gerakan non blok yang diawali dari konferensi Asia Afrika di Bandung. Sayang sekali, Soeharto dkk. melakukan pengkianatan terhadap negaranya sendiri dengan cara melakukan konspirasi jahat bersama USA (via CIA+mafia Berkeley/UI+mafia west point, mohon baca artikel yang lain). Ditahun 1965, Indonesia dijadikan lapangan pertempuran antara USA dkk (kapitalis) vs. Rusia dkk. (komunis), yang menang USA; sebaliknya di Vietnam, yang menang Rusia. Regim militer dibawah Soeharto beserta USA dkk., sebagai pemenang, boleh dikata adalah kelompok yang paling menikmati kekayaan negara ini, dari gas alam di Aceh (LNG Arun) s/d Free Port di Irian - jadi semua kekayaan alam dari Sabang hingga Merauke, dan ini berlansung sejak 1965 s/d 1998 (32 tahun)! Maka boleh dikata sepertiga kekayaan bangsa telah jatuh ketangan asing, sepertiga jatuh ke regim Soeharto (militer + kroninya) di pusat Jakarta, sepertiga untuk rakyat Indonesia. Diperkirakan hanya satu persen saja jatuh ke rakyat setempat sebagai pemilik kekayaan alam. Tidak heran masyarakat Dayak, Riau, Aceh dan Irian s/d sekarang masih miskin dan sangat tertinggal. Keterbelakangan pendidikan, menyebabkan kebodohan, kebodohan menyebabkan kualitas SDM jauh tertinggal, kualitas SDM yang sangat jelek menjadikan mereka menjadi makanan empuk dan bulan2an (pembodohan) oleh para oknum pejabat pusat (militer/polri+birokrat+politisi+konglomerat hitam) serta perusahaan multi nasional. Ada unsur kesengajaan dalam "gerakan pembodohan" ini. Prof. Arnold dari Inggris memperkirakan dalam waktu tidak lama lagi, seiring dengan peningkatan kualitas SDM (makin banyak lulusan master dan doktor), masyarakat Dayak, Riau, Aceh dan Irian akan meminta merdeka atau bentuk negara semacam federal. Setelah Indonesia menjadi negara boneka USA, maka selain dikeruk kekayaannya juga dibuat menjadi negara yang sangat korup serta dibuat menjadi negara yang kecanduan berhutang! Negara India dan RRC (sahabat BK) sangat beruntung, mereka tidak mempunyai pengkianat seperti Soeharto dkk. (regim militer busuk), maka kedua negara tsb. sekarang sudah menjadi negara yang: non blok, mandiri, sehat ekonominya, sehat kebudayaannya, bahkan termasuk adidaya. Ketika regim ORBA saat itu sudah diambang kejatuhan, maka strategi terjitu adalah politisasi agama (dalam hal ini agama Islam). Suharto mulai sadar bahwa negara RI telah ia gadaikan ke USA dkk., dan telah diperas habis2an oleh mereka. Maka strategi pertama, Suharto lalu mengganti para menterinya yang semula berwajah Nasionalis menjadi bernuansa Arab-Islami demi mengambil hati umat Islam guna menyelamatkan regim militer dan ORBA. Para menteri keturunan Arab tsb. adalah: Marie Muhamad, Ali Alatas, Saleh Affif, Fuad Hasan, Bedu Amang, Fuad Bawazir, dsb. Kemudian mbak Tutut Suharto yang cantik dan seksi ke Mekah naik haji, dan sepulangnya dari Arab, beliau memakai jilbab. Bob Hasan pun berganti nama menjadi Muhamad Hassan. Disamping itu, regim ORBA juga mendirikan ICMI dan memperkuat barisannya di HMI dan MUI. Mulai awal 1994, boleh dikata Indonesia telah dimasukan ke blok Timur Tengah (negara2 Arab). Akibat strategi "save exit" Regim Orba diatas (harap baca artikel lain), negara Timur Tengah seperti mendapat angin! Indonesia lalu bagaikan diterpa badai gurun Sahara yang panas! Pemanfaatan agama (politisasi agama) oleh negara asing (negara2 Arab) untuk mendominasi kebudayaan setempat (Indonesia) mendapatkan angin bagus, sehingga menjadi begitu kuat dan begitu vulgarnya. Gerilya kebudayaan asing lewat agama begitu gencarnya, terutama lewat media televisi dan radio. Mengingat tambang minyak di Timur Tengah (TIMTENG/Arab) adalah terbatas umurnya; diperkirakan oleh para ahli bahwa umur tambang minyak sekitar 15 tahun lagi, disamping itu, penemuan energi alternatip akan dapat membuat minyak turun harganya, maka negara2 TIMTENG/ARAB harus berjuang sekuat tenaga dengan cara apapun untuk mendapat devisa dari alternatip lain, strategi termudah adalah politisasi agama Islam (mirip Soeharto dan Osama Bin Laden). Agama Islam, budaya Arab, dan bahasa Arab adalah sumber devisa dimasa depan yang menarik. Sebagai contoh devisa adalah touristm berbasis agama alias ibadah haji, dan sekolah postgraduate di negara2 Arab. Dampak gelombang politisasi agama Islam dari negara TIMTENG/Arab sangat terasa sekali dengan banyaknya pergolakan di: Thailand selatan, Philipina, Afganistan, dan Indonesia (Ambon, Poso, Tangerang, Jawa Barat, dst). Di Indonesia, hal ini mulai terasa dengan terusiknya pluralisme atau Bhineka Tunggal Ika. Dana trilyunan rupiah dikucurkan demi menjadikan Indonesia menjadi boneka Arab, baik melalui lembaga agama, pendidikan, maupun LSM2 (seperti Front Pembela Islam, Laskar Jihad, Laskar Jundulah, Hisbollah, Jemah Islamiah, dst., hal ini mendapat restu para penguasa militer busuk-sebagai simbiose mutualisme); sampai2 organisasi preman yang dinamai Pemuda Pancasila pun kebagian dana ini dan mulai beraksi dengan mendirikan banyak pesantren di Kalimantan; masjid2 diseluruh pedesaan P. Jawa menjadi indah dan bagus, ini disertai dengan pakaian jilbab bagi wanita2 di pedesaan. Beberapa mahasiswapun ikut terbuai gerakan untuk mendirikan negara Islam Indonesia (NII); mereka berhasil di cuci otak dan dibaiat (sumpah); nalar intelektual para mahasiswa ini bagaikan lenyap diterpa badai gurun Sahara! Tanpa merasa malu dan asing, mereka meniru persis budaya Arab, celana congklang dan berjenggot; masyarakat Yogya yang geram melihat ulah mereka, menjulukinya: penganut sastro jenggot (Sastra Janggut)! Gerilya kebudayaan Arab melalui berbagai mass media sangat intense sekali; akibatnya kebudayaan Jawa mengalami krisis yang hebat (harap baca artikel lain)! Memang salah satu alternatip tergampang menjajah negara lain adalah melalui kebudayaan, misalnya membuat dominasi kebudayaan Arab membonceng agama Islam; bahkan kalau mungkin membuat negara boneka Islam. Sayangnya, militer, POLRI, dan Badan Intelijen justru memanfaatkan mereka ini mengingat hobi mereka untuk bermulti fungsi: ya bisnis, ya militer, ya politik; dengan lebih mengutamakan bisnis dan politik (itupun dilakukan secara tidak halal), maka profesionalisme mereka tak pernah tercapai, dan rakyat harus menerima getahnya: keamanan dan ketentraman terusik. Padahal begitu mudahnya untuk melacak kaum teroris melalui aliran dana di rekening bank (apapun butuh dana), menyadap pembicaraan/sms via telepon/hp, dan internet. Maka terjadilah pemeo: pagar makan tanaman! Harusnya menjaga keamanan, ketertiban, dan ketentraman, namun justru sebaliknya - malah bekerja sama dengan preman, brandal dan pencoleng. Para intelektual luar negeri menyebut mereka sebagai "Preman Plat Merah", alias preman yang digaji dan dapat pensiun oleh masyarakat/negara! Usaha regim Soeharto untuk melepaskan diri dari tuannya (USA dkk.) ternyata dapat digagalkan (harap baca artikel yang lain). Dengan demikian, Indonesia seolah-olah ingin dilepaskan dari mulut harimau namun gagal (USA dkk.), kemudian terlanjur dimasukan mulut buaya (Arab/Timur Tengah). Regim Soeharto hingga kini memang selamat-sehat walafiat; namun dengan hasil sampingan: Indonesia masuk sekaligus dua mulut: harimau dan buaya! Indonesia saat ini (2005) adalah kembali menjadi ajang pertempuran antara: Barat lawan Timur Tengah, antara kaum sekuler dan kaum Islam, antara modernitas dan kekolotan agama. Dengan demikian, semenjak 1965 s/d detik ini (2005), bangsa Indonesia boleh dikata belum merdeka sepenuhnya! Indonesia yang kaya sumber alam, strategis posisi geopolitiknya, dan merupakan pasar yang besar bagi industri asing (karena jumlah penduduk > 200 juta) memang menarik untuk selalu diperebutkan, pumpung masyarakatnya masih terbelakang (gampang dibodohi)! Jadi, semenjak 1965, Indonesia sebenarnya tidak pernah merdeka dan mandiri lagi. Visi Bung Karno, yang non blok dan cinta budaya sendiri, seperti India dan RRC, negara yang mempunyai kepribadian sendiri dan mandiri, saat ini hanya tinggal kenangan... Indonesia sampai detik ini (Nov. 2005) sekedar menjadi ajang pertempuran ideologi asing. Sungguh sayang sekali. Tingkat kebodohan bangsa Indonesia untuk level internasional tercermin dari prestasi PTN2 (perguruan tinggi negeri) topnya yang mlempem, bodoh, dan tidak sadar kalau bangsanya sekedar dijadikan rebutan, kuli atau negara boneka oleh negara asing! Universitas adalah simbol dan sumber kecerdasan serta kebenaran bangsa! Seperti diketahui, UI, ITB, IPB, UGM, ITS, UNAIR, dan ITS (yang menjadi barometer SDM berbobot) adalah institusi PTN tertua, terbesar dan termaju di Indonesia. Jadi, mereka adalah pencetak para PNS (peg. Negeri sipil) terbesar di Indonesia, dan alumni mereka saat ini menduduki jabatan tertinggi di pemerintahan, dari pegawai menengah (IIIA), eselon dua, eselon satu, dan menteri, jadi boleh dikata mereka "menguasai" atau bahkan boleh dikata sebagai penguasa Indonesia! Sayang sekali, kita dan dunia telah memahami bahwa: Indonesia terkenal sebagai negara terkorup didunia dan birokrasi Indonesia adalah birokrasi keranjang sampah. Maka dapatlah dikatakan bahwa ketujuh PTN tsb. ADALAH SEKEDAR PRODUSEN KORUPTOR TERBESAR DIDUNIA dan PRODUSEN TERBESAR BIROKRAT KERANJANG SAMPAH (harap baca artikel yang lain)! Apa yang bisa diharapkan kepada PTN2 top ini agar Indonesia dapat bangkit kembali kalau mereka ternyata masih ada ditingkatan "bodoh" untuk level SDM internasional? Masyarakat Indonesia belum bisa membanggakan mereka, atau justru perlu prihatin dengan prestasi dosen, mahasiswa, dan para alumninya. Saat ini bahkan boleh dikatakan sivitas akademika PTN2 top tsb. sumber masalah bagi bangsa Indonesia. Mereka sekedar menjadi alat para politisi busuk, jendral preman, dan konglomerat hitam di pusat (Jakarta). Apa dan bagaimana pendapat anda? posted by PEMERHATI & PEMBELAJARAN KEBUDAYAAN | 11:42 PM KEBUDAYAAN JAWA MENGALAMI KEMUNDURAN YANG SIGNIFIKAN I. Pengantar Manusia Jawa adalah mayoritas di Indonesia. Nasib bangsa Indonesia sangat tergantung kepada kemampuan penalaran, skill, dan manajemen manusia Jawa (MJ). Sayang sekali s/d saat ini, MJ mengalami krisis kebudayaan; hal ini disebabkan Kebudayaan Jawa (KJ) dibiarkan merana, tidak terawat, dan tidak dikembangkan oleh pihak2 yang berkompeten (TERUTAMA OLEH POLITISI). Bahkan KJ terkesan dibiarkan mati merana digerilya oleh kebudayaan asing (terutama dari timur tengah/Arab). Kemunduran kebudayaan Jawa tidak lepas dari dosa regim Orde Baru. Visi jauh kedepan Bung Karno sungguh hebat dan benar! India dan RRC sahabat dekat Indonesia saat itu, sekarang telah menjadi negara yang perkasa, terhormat dan mandiri, dengan tetap mempunyai kebudayaan sendiri yang tinggi; dulu bersama Indonesia, ketiganya adalah ujung tombak negara non blok. Ditahun 1965, melalui Soeharto/regim militer, Indonesia dijadikan lapangan pertempuran antara USA dkk vs. Rusia dkk., yang menang USA (kapitalis). Semenjak itu Indonesia menjadi negara boneka USA. Usaha regim Soeharto untuk melepaskan diri dari tuannya (USA dkk.) ditahun 1994, melalui politisasi agama Islam dengan merangkul negara2 Timur Tengah, ternyata dapat digagalkan. Dengan demikian, Indonesia seolah-olah ingin dilepaskan dari mulut harimau namun gagal (USA dkk.), kemudian terlanjur dimasukan mulut buaya (Arab/Timur Tengah). Regim Soeharto hingga kini memang selamat-sehat walafiat; namun dengan hasil sampingan: Indonesia masuk sekaligus dua mulut: harimau dan buaya! Indonesia saat ini (2005) adalah kembali menjadi ajang pertempuran antara: Barat lawan Timur Tengah, antara kaum sekuler dan kaum Islam, antara modernitas dan kekolotan agama. Dengan demikian, semenjak 1965 s/d detik ini (2005), bangsa Indonesia boleh dikata belum merdeka sepenuhnya! Indonesia yang kaya sumber alam, strategis posisi geopolitiknya, dan merupakan pasar yang besar bagi industri asing (karena jumlah penduduk > 200 juta) memang menarik untuk selalu diperebutkan, pumpung masyarakatnya masih terbelakang (gampang dibodohi)! Jadi, semenjak 1965, Indonesia sebenarnya tidak pernah merdeka dan mandiri lagi. Manusia Jawa boleh dikata terus mengalami penjajahan, misalnya penjajahan oleh: - Bs. Belanda selama 300 tahunan - Bs. Jepang selama hampir 3 tahunan - Regim Soeharto/ORBA selama hampir 32 tahun (Londo Ireng). - Negara Adidaya selama ORBA s/d saat ini. - Sekarang dan dimasa dekat, bila tidak hati2, diramalkan bahwa Indonesia akan menjadi negara boneka Timur Tengah/Arab Saudi (melalui kendaraan utama politisasi agama). Politisasi agama mengakibatkan percepatan krisis kebudayaan Jawa, seperti analisa dibawah ini. II. GERILYA KEBUDAYAAN ASING LEWAT AGAMA Akibat strategi "save exit" Regim Orba (harap baca artikel lain), negara Timur Tengah seperti mendapat angin! Indonesia lalu bagaikan diterpa badai gurun Sahara yang panas! Pemanfaatan agama (politisasi agama) oleh negara asing (negara2 Arab) untuk mendominasi kebudayaan setempat (Indonesia) mendapatkan angin bagus, sehingga menjadi begitu kuat dan begitu vulgarnya. Gerilya kebudayaan asing lewat politisasi agama begitu gencarnya, terutama lewat media televisi dan radio. Gerilya kebudayaan ini secara halus-nylamur-tak kentara, cobalah anda cermati hal beikut ini diacara televisi: - Hal-hal yang berbau mistik, dukun, santet dan yang negatip sering dikonotasikan dengan manusia yang mengenakan pakaian adat Jawa seperti surjan, batik, blangkon kebaya dan keris; kemudian hal-hal yang berkenaan dengan kebaikan dan kesucian dihubungkan dengan pakaian keagamaan dari Timur Tengah/Arab. - Artis2 film dan sinetron digarap duluan mengingat mereka adalah banyak menjadi idola masyarakat muda (yang nalarnya kurang jalan). Para artis, yang blo'oon politik ini, bagaikan di masukan ke salon rias Timur Tengah/Arab, untuk kemudian ditampilkan di layar televisi, koran, dan majalah demi membentuk mind set (seting pikiran) yang berkiblat ke Arab. - Bahasa Jawa beserta ungkapannya yang sangat luas, luhur, dalam, dan fleksibel juga digerilya. Dimulai dengan salam pertemuan yang memakai assalam.dan wassalam.. Dulu kita bangga dengan ungkapan: Tut wuri handayani, menang tanpo ngasorake, gotong royong, dsb.; sekarang kita dibiasakan oleh para gerilyawan kebudayaan dengan istilah2 asing dari Arab, misalnya: amal maruh nahi mungkar, saleh dan soleha, dst. Untuk memperkuat gerilya, dikonotasikan bahwa bhs. Arab itu membuat manusia dekat dengan surga! Sungguh cerdik dan licik. - Kebaya, modolan dan surjan diganti dengan jilbab, celana congkrang, dan jenggot ala orang Arab. Nama2 Jawa dengan Ki dan Nyi (misal Ki Hajar .) mulai dihilangkan, nama ke Arab2an dipopulerkan. Dalam wayang kulit, juga dilakukan gerilya kebudayaan: senjata pamungkas raja Pandawa yaitu Puntadewa menjadi disebut Kalimat Syahadat (jimat Kalimo Sodo), padahal wayang kulit berasal dari agama Hindu, bukan Islam; bukankah ini sangat memalukan? Gending2 Jawa yang indah, gending2 dolanan anak2 yang bagus semisal: jamuran, cublak2 suweng, soyang2, dst., sedikit demi sedikit digerilya dan digeser dengan musik qasidahan dari Arab. Dibeberapa tempat (Padang, Aceh, Jawa Barat) usaha menetapkan hukum syariah Islam terus digulirkan, dimulai dengan kewajiban berjilbab! Kemudian, mereka lebih dalam lagi mulai mengusik ke bhinekaan Indonesia, dengan berbagai larangan dan usikan bangunan2 ibadah dan sekolah non Islam. - Gerilya lewat pendidikan juga gencar, perguruan berbasis Taman Siswa yang nasionalis, pluralis dan menjujung tinggi kebudayaan Jawa secara lambat namun pasti juga digerilya, mereka ini digeser oleh madrasah2. Padahal Taman Siswa adalah asli produk perjuangan dan merupakan kebanggaan manusia Jawa. UU Sisdiknas juga merupakan gerilya yang luar biasa berhasilnya. Sekolah swasta berciri keagamaan non Islam dipaksa menyediakan guru beragama Islam, sehingga ciri mereka lenyap. - Demikian pula dengan perbankan, mereka ingin eksklusif dengan bank syariah, dengan menghindari kata bunga/rente/riba; istilah ke Arab2an pun diada-adakan, nampak kurang logis! - Keberhasilan perempuan dalam menduduki jabatan tinggi di pegawai negeri (eselon 1 s/d 3) dikonotasikan/dipotretkan dengan penampilan berjilbab dan naik mobil yang baik. - Di hampir pelosok P. Jawa kita dapat menyaksikan bangunan2 masjid yang megah, dana pembangunan dari Arab luar biasa besarnya. - Fatwa MUI pada bulan Agustus 2005 tentang larangan2 yang tidak berdasar nalar dan tidak menjaga keharmonisan masyarakat sungguh menyakitkan manusia Jawa yang suka damai dan harmoni. Bila ulama hanya menjadi sekedar alat politik, maka panglima agama adalah ulama politikus yang mementingkan uang, kekuasaan dan jabatan saja; efek keputusan tidak mereka hiraukan. Sejarah ORBA membuktikan bahwa MUI adalah alat regim ORBA yang sangat canggih. Saat ini, MUI boleh dikata telah menjadi alat negara asing (Arab) untuk menguasai Indonesia dan membunuh secara perlahan kebudayaan Jawa! - Dimasa lalu, banyak orang cerdas mengatakan bahwa Wali Songo adalah bagaikan MUI sekarang ini, dakwah mereka penuh gerilya kebudayaan dan politik. Manusia Majapahit digerilya, sehingga terdesak ke Bromo (suku Tengger) dan pulau Bali. Mengingat negara baru memerangi KKN, mestinya fatwa MUI adalah tentang KKN (yang relevan), misal pejabat tinggi negara yang PNS yang mempunyai tabungan diatas 2,5 milyar rupiah diharuskan mengembalikan uang haram itu (sebab hasil KKN), namun karena memang ditujukan untuk membelokan pemberantasan KKN, yang terjadi justru sebaliknya, fatwanya justru yang aneh2 dan merusak keharmonisan kebhinekaan Indonesia! - Sungguh hebat, cerdik, namun licik gerilya kebudayaan itu. Mass media, terutama TV dan radio, telah digunakan untuk membunuh karakater (character assasination) budaya Jawa dan meninggikan karakter budaya Arab (lewat agama)! Para gerilyawan juga menyelipkan filosofis yang amat sangat cerdik, yaitu: kebudayaan Arab itu bagian dari kebudayaan pribumi, kebudayaan Barat (dan Cina) itu kebudayaan asing; jadi harus ditentang karena tidak sesuai! Padahal, kebudayaan Arab dan agama Arab/Islam adalah sangat asing! - Puncak gerilya kebudayaan adalah tidak diberikannya tempat untuk kepercayaan asli, misalnya Kejawen, dalam Kartu Tanda Penduduk (KTP), dan urusan pernikahan/perceraian bagi kaum kepercayaan asli ditiadakan. Kejawen, harta warisan nenek moyang, yang kaya akan nilai: pluralisme, humanisme, harmoni, religius, anti kekerasan dan nasionalisme, ternyata tidak hanya digerilya, melainkan akan dibunuh dan dimatikan! Sungguh sangat disayangkan! Urusan perkawinan dan kematian untuk MJ penganut Kejawen dipersulit sedemikian rupa, urusan ini harus dikembalikan ke agama masing2! Sungguh sangat sadis para gerilyawan kebudayaan ini! Gerilya kebudayaan juga telah mempengaruhi perilaku manusia Jawa, orang Jawa yang dahulu dikenal lemah-lembut, andap asor, cerdas, dan harmoni; namun sekarang sudah terbalik: suka kerusuhan dan kekerasan, suka menentang harmoni. Bayangkan saja, kota Solo yang dulu terkenal putri nya yang lemah lembut (putri Solo, lakune koyo macan luwe) digerilya menjadi kota yang suka kekerasan, ulama Arab (Basyir) mendirikan pesantren Ngruki untuk mencuci otak anak2 muda. Akhir2 ini kota Solo kesulitan mendatangkan turis manca negara, karena kota Solo sudah diidentikan dengan kekerasan sektarian. Untuk diketahui, di Pakistan, banyak madrasah disinyalir dijadikan tempat brain washing dan baiat. Banyak intelektual muda kita di universitas2 yang kena baiat (sumpah secara agama Islam, setelah di brain wahing) untuk mendirikan NII (negara Islam Indonesia) dengan cara menghalalkan segala cara. Berapa banyak madrasah di Indonesia yang dijadikan tempat2 cuci otak anti pluralisme dan anti harmoni? Banyak! Tentu saja ini akan sangat mempengaruhi perilaku bgs. Indonesia secara keseluruhan! Maraknya kerusuhan dan kekerasan di Indonesia bagaikan berbanding langsung dengan maraknya madrasah dan pesantren2. Berbagai fatwa MUI yang menjungkirbalikan harmoni dan gotong royong manusia Jawa gencar dilancarkan! Agama asing semestinya menghormati budaya setempat; jadi seseorang Jawa yang memeluk agama asing, misalnya Islam, tidak perlu harus meniru budaya Arab (yang tertinggal) dan meninggalkan budaya Jawa (yang lebih maju). Ingat, didunia ini belum ada negara yang demokratis dinegara muslim! III. TANDA-TANDA KEMUNDURAN KEBUDAYAAN JAWA Kemunduran kebudayaan manusia Jawa sangat terasa sekali, karena suku Jawa adalah mayoritas di Indonesia, maka kemundurannya mengakibatkan kemunduran negara Indonesia, sebagai contoh kemunduran adalah: - Orang2 hitam dari Afrika (yang budayanya dianggap lebih tertinggal) ternyata dengan mudah mempedayakan masyarakat kita dengan manipulasi penggandaan uang dan jual-beli narkoba. - Orang Barat mempedayakan kita dengan kurs nilai mata uang. Dengan $ 1 = k.l Rp. 10000, ini sama saja penjajahan baru. Mereka dapat bahan mentah hasil alam dari Indonesia murah sekali, setelah diproses di L.N menjadi barang hitech, maka harganya jadi selangit. Nilai tambah pemrosesan/produksi barang mentah menjadi barang jadi diambil mereka (disamping membuka lapangan kerja). - Orang Jepang terus membuat kita tidak pernah bisa bikin mobil sendiri, walau industri Jepang sudah lebih 30 tahun ada di Indonesia. Kita sekedar bangsa konsumen dan perakit. - Orang Timur Tengah/Arab dengan mudah menggerilya kebudayaan kita seperti cerita diatas; disamping itu, Indonesia adalah termasuk pemasok devisa haji terbesar! Kemudian, dengan hanya Abu Bakar Baasyir dan Habib Riziq (FPI), cukup dua manusia saja, Indonesia sudah bisa dibuat kalang kabut! Sungguh memalukan! - Dengan cukup satu manusia Malayasia yang disebut Asahari saja, manusia Jawa (bahkan seluruh Indonesia) dapat dibuat kalang kabut. Sungguh keterlaluan! - Banyak manusia Jawa yang ingin kaya secara instant, misalnya mengikuti berbagai arisan/multi level marketing seperti pohon emas, dst., yang tidak masuk akal! - Dalam memilih agama hanya ikut2an saja, tidak bisa memilah-milah mana agama yang sangat kontradiksi dengan nalar! - Universitas2 di P. Jawa yang didominasi manusia Jawa, UI, ITB, IPB, UGM, ITS, UNAIR, dan ITS (yang menjadi barometer SDM berbobot) adalah institusi PTN tertua, terbesar dan termaju di Indonesia. Jadi, mereka adalah pencetak para PNS (peg. Negeri sipil) terbesar di Indonesia, dan alumni mereka saat ini menduduki jabatan tertinggi di pemerintahan, dari pegawai menengah (IIIA), eselon dua, eselon satu, dan menteri, jadi boleh dikata mereka "menguasai" atau bahkan boleh dikata sebagai penguasa Indonesia! Sayang sekali, kita dan dunia telah memahami bahwa: Indonesia terkenal sebagai negara terkorup didunia dan birokrasi Indonesia adalah birokrasi keranjang sampah. Maka dapatlah dikatakan bahwa ketujuh PTN tsb. ADALAH SEKEDAR PRODUSEN KORUPTOR TERBESAR DIDUNIA dan PRODUSEN TERBESAR BIROKRAT KERANJANG SAMPAH (harap baca artikel yang lain)! Saat ini bahkan boleh dikatakan sivitas akademika PTN2 top tsb. sumber masalah bagi bangsa Indonesia. Mereka sekedar menjadi alat para politisi busuk, jendral preman, dan konglomerat hitam di pusat (Jakarta). - Regim Soeharto selama 32 tahun membodohi, menjungkirbalikan sejarah dan merampok kekayaan bangsa, masih ingatkan kita dengan menteri penerangan yang se Hari-harinya Omong Kosong? Alias menpen HarmOKo? Dapat dan mampukah kita "mengadili" regim Soeharto? Tidak kan! Jika Indonesia ingin berkiblat ke negeri lain, maka memilih negara yang patut dicontoh haruslah cerdas. Sejarah mengatakan bahwa bangsa Inggris mampu membantu negara lain menjadi maju, modern, adil dan makmur (misal negara2 persemakmuran: Australia, New Zealand, Canada, Malaysia, dst); demikian pula negara2 bermata sipit seperti: RRC, Korsel, Jepang, Hongkong, S'pore, ingat Nabi Muhammad menganjurkan agar umat Islam belajar ke negeri Cina. Sayang hal ini tidak digubris, pilihan kiblat Indonesia tidak cerdas alias bodoh, Indonesia memilih berkiblat kenegara Arab/Timur Tengah yang masih jauh dari modern, dimana untuk berdemokrasi saja mengalami kesulitan, sehingga s/d saat ini kita berbudaya antri saja tidak mampu, budaya kekerasan dan main larang dari Arab/Timur Tengah menjadi merebak di Nusantara! Yang terbaik tentu saja seperti visi Bung Karno, menjadi negara yang non blok dan cinta budaya sendiri, seperti India dan RRC, negara yang mempunyai kepribadian sendiri dan mandiri! IV. MENGAPA MELAKUKAN GERILYAWAN KEBUDAYAAN? Mengingat tambang minyak di Timur Tengah (TIMTENG/Arab) adalah terbatas umurnya; diperkirakan oleh para ahli bahwa umur tambang minyak sekitar 15 tahun lagi, disamping itu, penemuan energi alternatip akan dapat membuat minyak turun harganya, maka negara2 TIMTENG/ARAB harus berjuang sekuat tenaga dengan cara apapun untuk mendapat devisa dari alternatip lain, strategi termudah adalah politisasi agama Islam (mirip Soeharto dan Osama Bin Laden). Agama Islam, budaya Arab, dan bahasa Arab adalah sumber devisa dimasa depan yang menarik. Sebagai contoh devisa adalah touristm berbasis agama alias ibadah haji, dan sekolah postgraduate di negara2 Arab. Dampak gelombang politisasi agama Islam dari negara TIMTENG/Arab sangat terasa sekali dengan banyaknya pergolakan di: Thailand selatan, Philipina, Afganistan, dan Indonesia (Ambon, Poso, Tangerang, Jawa Barat, dst). Di Indonesia, hal ini mulai terasa dengan terusiknya pluralisme atau Bhineka Tunggal Ika. Dana trilyunan rupiah dikucurkan demi menjadikan Indonesia menjadi boneka Arab, baik melalui lembaga agama, pendidikan, maupun LSM2 (seperti Front Pembela Islam, Laskar Jihad, Laskar Jundulah, Hisbollah, Jemah Islamiah, dst., hal ini mendapat restu para penguasa militer busuk-sebagai simbiose mutualisme); sampai2 organisasi preman yang dinamai Pemuda Pancasila pun kebagian dana ini dan mulai beraksi dengan mendirikan banyak pesantren di Kalimantan; masjid2 diseluruh pedesaan P. Jawa menjadi indah dan bagus, ini disertai dengan pakaian jilbab bagi wanita2 di pedesaan. Beberapa mahasiswapun ikut terbuai gerakan untuk mendirikan negara Islam Indonesia (NII); mereka berhasil di cuci otak dan dibaiat (sumpah); nalar intelektual para mahasiswa ini bagaikan lenyap diterpa badai gurun Sahara! Tanpa merasa malu dan asing, mereka meniru persis budaya Arab, celana congklang dan berjenggot; masyarakat Yogya yang geram melihat ulah mereka, menjulukinya: penganut sastro jenggot (Sastra Janggut)! Dengan dominasi kebudayaan Arab dan agama Islam ini, akan didapat keuntungan luar biasa sbb.: - Sumber devisa melalui jemah haji, ingat Indonesia adalah negara dengan mayoritas Islam terbesar didunia. Devisa kita dikeruk secara halus sekali melalui dalih agama oleh Arab; juga oleh USA dkk. melalui dominasi pertambangan; dan juga oleh Jepang melalui dominasi industri! - Sumber devisa melalui bhs. Arab. Sebagai gambaran lain, dengan bhs. Inggris menjadi bhs. Internasional, maka bhs. Inggris telah menghasilkan trilyunan rupiah pertahun bagi negara2 berbahsa Inggris; untuk ikut ujian TOEFL saja, biayanya adalah 100 dollar, belum biaya kursusnya! - Mendapatkan negara boneka Indonesia yang indah, subur dan makmur; bandingkan dengan negara TIMTENG yang tandus dan gersang, negara Arab seperti mendapatkan sorga! Negara TIMTENG, lalu seperti USA dkk. di jaman ORBA, akan menjadi salah satu penikmat utama kekayaan alam dan budaya Indonesia. - Menjadikan Indonesia benteng kebudayaan Arab yang tangguh dalam menghadapi negara Barat! Contoh sepele: laskar jihad yang bersedia mati jihad dimana saja, & kapan saja! V.PENUTUP Manusia Jawa boleh dikata terus menerus mengalami penjajahan, misalnya penjajahan oleh: Bs. Belanda, Bs. Jepang, Regim Soeharto/ORBA, Negara Adidaya selama ORBA s/d saat ini. Saat ini (2005) Indonesia kembali menjadi ajang pertempuran antara: Barat lawan Timur Tengah, antara kaum sekuler dan kaum Islam, antara modernitas dan kekolotan agama! Tiga faktor utama penyebab Indonesia tidak pernah mandiri, yaitu terpaan: badai gurun Sahara yang panas-membara (negara TimTeng), badai salju yang dingin-membekukan (negara barat/modern), dan badai KKN yang membangkrutkan bangsa! Dengan demikian, semenjak 1965 s/d detik ini (2005), bangsa Indonesia boleh dikata belum merdeka sepenuhnya! Akibat berbagai terpaan badai yang disertai gerilya kebudayaan ini, budaya Jawa menjadi tidak mandiri lagi. Kemunduran kebudayaan manusia Jawa sangat terasa sekali, karena suku Jawa adalah mayoritas di Indonesia, maka kemundurannya mengakibatkan kemunduran negara Indonesia, sebagai contoh kemunduran adalah terpaan berbagai krisis yang tak pernah selesai dialami oleh bangsa Indonesia. Cara menanggulangi krisis kebudayaan Jawa dan sekaligus meningkatkan kebudayaan serta melawan gerilya kebudayaan asing adalah dengan: - membentuk lembaga2 yang melalukan analisis kritis tentang kebudayaan Jawa (melibatkan para pakar PT) - melakukan berbagai aktivitas kebudayaan, seperti: seminar, diskusi, pameran, festival, sarasehan, dst. - mengkritisi hasil dari lembaga2 yang condong diperalat bagi kebudayaan asing (misal MUI, LSM berbau Timur tengah/Arab, dst) - membuat rekayasa budaya Jawa agar terus maju sambil meniadakan ciri2 yang lemah dan negatip - membentuk web site kebudayaan Jawa sebagai tempat berdiskusi bebas - menandaskan bahwa Islam adalah agama yang saat ini sedang diperalat oleh negara asing untuk menjadikan Indonesia sekedar negara boneka mereka dan untuk menetang Barat. - mengadakan dan meningkatkan anggaran/dana untuk aktivitas ini - Last but not least, membuat sistem pembangunan negara yang tidak terpusat, melainkan terdiri atas: Barat, Tengah, dan Timur. Sehingga suku selain Jawa dapat mengimbangi kelemahan budaya Jawa; pemerataan SDM berkualitas lebih dipentingkan (saat ini SDM berkumpul di Jakarta!). Demikian pula dengan media informasi, harus terdesentralisasi dengan baik,saat ini hanya bagaikan satu arah saja: komando dari pusat ke daerah. Sungguh sayang, apabila budaya Jawa menjadi lemah dan lenyap digerilya kebudayaan asing yang menumpang agama tertentu. Sungguh sayang sekali, apabila Sri Sultan HB (Yogya) dan Sri Sunan PB (Solo) beserta sivitas akademika di Yogya dan Solo, sebagai pemilik dan pakar kebudayaan Jawa, pemikirannya belum sampai ditingkat ini sehingga pasif dan diam saja! Sejarah membuktikan bagaimana kerajaan Majapahit yang jaya juga terdesak melalui gerilya kebudayaan Arab sehingga manusianya terpojok ke Gn. Bromo (suku Tengger) dan P. Bali (suku Bali). Mereka tetap menjaga kepercayaannya yaitu Hindu. Peranan wali Songo saat itu sebagai alat politis (seperti MUI saat ini) adalah besar sekali! Semenjak saat itu kemunduran kebudayaan Jawa sungguh luar biasa! Melalui artikel ini (mohon disebar luaskan), kami gugah semua orang yang merasa Jawa dan yang merasa memiliki Kebudayaan Jawa untuk bangun dan cepat bereaksi. Semoga perjuangan manusia Jawa, berhasil; sebab manusia Jawa adalah mayoritas; rusak dan majunya bangsa ini sangat tergantung kepada Manusia Jawa. Ingat pada detik ini (2005), Indonesia mengalami dan menjadi ajang pertempuran hebat antara: Barat, Timur Tengah, dan para pelaku KKN (sisa regim Soeharto/ORBA); jadi tugas manusia Jawa adalah sungguh berat sekali, harus bisa mengatasi ketiganya! Kita doakan agar sukses! posted by PEMERHATI & PEMBELAJARAN KEBUDAYAAN | 11:37 PM KESAMAAN ANTARA JOHN LENON, KAHLIL GIBRAN DAN YESUS Lagu John Lenon, anggota The Beatles, yang berjudul Imagine sangat populer dan sering dipakai untuk melatar belakangi acara televisi nasional maupun internasional yang berbau kemanusiaan, misalnya: musibah alam dan pertempuran. Syair lagu itu antara lain mengatakan bahwa: "Seandainya didunia ini tidak ada agama, maka dunia ini akan lebih tenang dan damai, persaudaraan akan lebih mesra, tidak ada kekerasan dan kerusuhan berdalih agama." Kahlil Gibran adalah pujangga Arab/Libanon yang luar biasa, buku2 nya menjadi best seller diseluruh dunia. Tulisan2nya amat menghipnotis, pemilihan kata2nya amat indah, dan maknanya sangat dalam. Tiga buah bukunya yang master piece adalah: Sang Nabi, Sayap2 yang Patah, dan Jiwa Pembrontak. Tentang agama, Kahlil Gibran menandaskan bahwa: " If we were to do away with the various religions, we would find ourselves united and enjoying one great faith and religion, abounding in brotherhood." Artinya, apabila kita bisa melepaskan diri dari agama, kita akan bersatu dan menikmati persaudaraan. Banyak pembaca bukunya yang menyatarakan dia dengan seorang nabi. Yesus/Isa memang manusia luar biasa (maaf bagi yang Nasrani, kita melihat dari segi kemanusiaannya, bukan ke Ilahiannya), ia tidak mendirikan agama, melainkan mengajarkan religiositas, humanism dan universalism. Salah satu definisi umum tentang religiositas adalah sbb.: sikap hatinurani, batin dan pikiran manusia yang selalu diarahkan kepada perbuatan baik, kasih sayang, kebenaran dan keadilan. Yesus menandaskan bahwa surga adalah hak semua orang, beragama atau tidak, asal dalam perjalanan hidupnya melakukan kebaikan/kebajikan (RELIGIUS). Yesus tidak pernah menghakimi keyakinan orang/bangsa lain, misalnya dengan mengatakan/menuduh "kafir". Bagi beliau, mengkafirkan orang atau golongan lain adalah dosa besar! Dalam berbagai contoh perumpamaan, ia menyingkapkan bahwa justru orang yang dianggap kafir oleh orang Yahudi ternyata malah menjadi penghuni surga, sedangkan yang beragama namun munafik justru menjadi penghuni neraka! Yesus juga menandaskan bahwa Tuhan itu Maha Takterbatas, maka beliau menyatakan bahwa Tuhan akan selalu menyertai manusia dan menurunkan roh kebenaran s/d akhir zaman. Yesus tidak mengklaim bahwa ia adalah nabi terakhir, melainkan meramalkan akan masih banyak nabi2 yang diturunkan Tuhan mengingat sifat Tuhan yang dinamis dan Maha Takterbatas, namun ia juga mengingatkan dan meramalkan adanya kemungkinan nabi2 palsu! Atas dasar uraian diatas, maka dapat ditarik kesimpulan tentang adanya KESAMAAN ANTARA JOHN LENON, KAHLIL GIBRAN DAN YESUS. Kesamaan mereka bertiga berkenan dengan agama adalah betapa seringnya agama disalah gunakan oleh para pemuka agama dan para politisi, sehingga mengakibatkan: - agama menjadi sangat membatasi ketidak terbatasan Tuhan - agama menjadi sangat membatasi manusia, sehingga dunia menjadi terkotak-kotak dan terkoyak-koyak. - agama sering dipakai untuk kepentingan politik, ekonomi dan bisnis Dengan demikian, agama justru dapat membuat kebudayaan suatu bangsa mengalami stagnasi atau bahkan bisa mengalami kemunduran Perlu diketahui, manusia modern dinegara maju, terutama para ilmuwannya, telah memahami dan menyadari bahwa: - Pertama, agama itu berbasis kitab suci, dan kitab suci mempunyai keterbatasan yang cukup mencolok, seperti disebutkan dalam kitab-kitab suci Al-Quran dan Injil. Misal dalam Al-Quran ditandaskan bahwa apabila semua ajaran Allah SWT dituliskan, maka tinta sebanyak samudera rayapun tidak akan mencukupi. Demikian pula dengan Injil yang menandaskan apabila semua ajaran Isa Almasih dituliskan maka dunia beserta isinya pun tidak akan bisa memuat. Jadi dapat disimpulkan bahwa kitab suci agama itu sangat terbatas sekali. - Kedua, Allah itu tak terbatas, dari minus tak terhingga (alpha, tak tahu kapan awalnya) dan berakhir di plus terhingga (omega, tak tahu kapan berakhirnya). - Ketiga, bahwa Allah itu bukan sesuatu yang statis-beku-kaku dan hanya mengacu pada masa lampau seperti agama, melainkan Ia adalah dinamis dan mengacu ke masa depan. Atas dasar ketiga dalil diatas, maka pengetahuan dan pelajaran tentang Allah belum selesai dan tidak pernah akan selesai! Inilah ketiga dalil utama dari hukum utama penalaran tentang agama. Atas dasar hukum ini, maka manusia bijak lalu berpedoman bahwa: "bukan agama yang dicari, melainkan kitab sucinya sebagai sumber agama yang dicari, dan bukan kitab suci yang sangat terbatas itu yang dicari melainkan kebenaran atau Tuhan yang tak terbatas itu yang selalu dicari, dan pencarian akan rahasia Tuhan ini tidak akan pernah selesai". Agama tetap diperlukan, namun pengajar/pemuka agama yang baik dan bertanggung jawab harus menandaskan hukum utama penalaran seperti tsb. diatas saat pertama kali mengajarkan agama kepada para muridnya! Penutup Kekuatan tulisan2 di kitab suci sungguh luar biasa. Buku suci tsb. dapat berbuah baik atau buruk tergantung kepada pencernanya. Pemuka agama sebagai pembantu pencernaan buku suci haruslah bijak dan cerdas. Bom Bali dan segala kerusuhan/perpecahan atau teror didunia yang berbasis agama kiranya dapat dihentikan melalui pemahaman dan penerimaan hukum utama penalaran tentang agama. posted by PEMERHATI & PEMBELAJARAN KEBUDAYAAN | 11:34 PM [Non-text portions of this message have been removed] ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> Give at-risk students the materials they need to succeed at DonorsChoose.org! http://us.click.yahoo.com/wlSUMA/LpQLAA/E2hLAA/BRUplB/TM --------------------------------------------------------------------~-> *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. http://www.ppi-india.org *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Reading only, http://dear.to/ppi 4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx 5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx 6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/ ** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List ** ** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: ** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ ** ** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral scholarship, kunjungi http://informasi-beasiswa.blogspot.com **