[nasional_list] [ppiindia] catatan sastra seorang awam [9]: membaca puisi-puisi kathirina susanna penyair kota kinibalu, sabah

  • From: "Budhisatwati KUSNI" <katingan@xxxxxxxxxxxxxxxx>
  • To: "kmnu2000" <kmnu2000@xxxxxxxxxxxxxxx>, <wanita-muslimah@xxxxxxxxxxxxxxx>, "ppiindia" <ppiindia@xxxxxxxxxxxxxxx>
  • Date: Mon, 21 Nov 2005 05:59:35 +0100

** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral 
scholarship, kunjungi 
http://informasi-beasiswa.blogspot.com **Catatan Sastra Seorang Awam



MEMBACA PUISI-PUISI KATHIRINA SUSANNA 
PENYAIR KOTA KINIBALU, SABAH

9.


"Namun kita harus bersyukur
Kerana dulu-dulu dan sekarang
Mengajar kita 
Dan 
Mmimpin kita ke jalan yang benar
Namun kita harus bersyukur
ke arah cinta sejati" 

[Kathirina Susanna]


Bait ini aku kutip dari puisi Kathirina Susanna yang disiarkan oleh milis-milis 
"mata-bambu" dan "watan_sabah" 20 Nopember 2005. 

Lengkapnya puisi tersebut adalah sebagai berikut:

INDAHNYA BUDAYA KITA

Pejamkan matamu.
Buka mindamu
Dengar
Dengar
Dan hayatilah
Merdu sungguh irama mendayu-dayu
Mengamit rindu yang panjang
 
Irama rindu seorang kekasih
Rindu pada kehijauan sawah terbentang
Pada kekunaingan padi
Bak hamparan permaidani emas
Pada keaslian desa dengan kicauan burung pagi
Pada irama asli menawan kalbu
Pada lembutnya lengok tari si anak desa
 
Pejamkan matamu
Dengar
Dan hayatilah
Indahnya jiwa irama ini
Terasa ada ketenangan disini 
Ada harmoni membaluti jiwa
Indahnya simponi lagu dalam budaya kita
Menyatukan silatulrahim
Membibitkan benih benih perpaduan
Inilah warisan tingallan nenek moyang.
 
Malukah kamu dengan keaslian budaya ini?
Dengan kesucian dan lembutnya bahasa kita ini?
Kita di sini
Biar berbagai etnik, berbagai kaum, tetap bersatu
Memelihara kesucian dan keaslian budaya kita.
 
Atau
Berbanggakah kamu dengan budaya asing itu?
Terlalak terlolong dengan irama membinggungkan
Meloncat menari dengan langkah-langkah sumbang!
Bukan!
Bukan itu budaya kita
Bukan itu ajaran nenek moyang kita
Bukan itu kebangaaan kita!
 
Pejamkan matamu
Hayatilah.
Dengarilah.
Asli dan sucinya budaya kita
Biar berbagai bangsa, berbagai kaum, berbagai  bahasa
Tetap bersatu mencipta keamanan
Dan mereka itu
Biar serumpun sebangsa
Namun berpecah, saling benci membenci!
Mencipta peperangan.
 
Dan
Bukalah matamu sekarang
Bangunlah dari mimpi siangmu
Dengari dan hayatilah
Tidakkah kamu rindu.
Pada sentuhan keaslian budaya kita
Pada murninya adat resam kita
Pada keasyiknya tari warisan kita.
Irama lagu rindu seruling bambu
Pada keunikan bunyi perpaduan Kulintagan
Pada rancaknya paluan Gong Warisan
Pada megahnya rentak Gendang bila di palu
Pada asyiknya petikan irama Gambus.
 
Tidakkah kamu rindu
Pada keaslian irama lagu warisan kita ini
Yang bersama bersatu menuju satu jalan
Yang tidak bersimpang-siur
Bersatu berpadu
Hormat menghormati
Kearah perpaduan kaum
Mencipta keamanan dunia!
 
Tidakkah kamu rindu semua ini.
Bangun dan melangkahlah
Jangan biarkan budaya dan adat kita
Lesap ditelan zaman
Dihapus dek budaya asing
Berbanggalah dengan warisan budaya kita.
Jangan biarkan warisan mati tanpa dibela.



Dalam puisi ini, Kathirina kembali memperkokoh keunikannya dengan membicarakan 
masalah masalah masa silam, hari ini dan esok di mana ia memperlihatkan sikap 
sejarah yang tandas dalam melihat permasalahan Sabah. Berdasarkan teks-teks 
yang aku miliki, tidak ada seorang pun penulis Sabah yang melihat masalah 
dengan sikap sejarah yang tegas begini. 
 
Bagaimana sikap sejarah Kathirina yang kumaksudkan? Hal ini antara lain bisa 
kita lihat dari puisi di atas, terutama pada bait berikut: 

"Namun kita harus bersyukur
Kerana dulu-dulu dan sekarang
Mengajar kita 
Dan 
Mmimpin kita ke jalan yang benar
Namun kita harus bersyukur
ke arah cinta sejati" 


Dari bait ini, aku melihat bahwa Kathirina, seperti halnya dengan kelompok 
sejarawan Annales Paris, memandang masa silam, hari ini dan haridepan atau 
esok, mempunyai saling hubungan pengaruh-mempengaruhi. Hari ini tidak akan ada 
tanpa masa silam, dan hari esok  dibangun atas dasar hari ini. Dengan pandangan 
ini,  Kathirina mengajak orang Sabah untuk tidak melupakan sejarah dan 
merenungkan makna tradisi serta modernitas. "dulu dan sekarang/mengajar 
kita/dan/ memimpin kita ke jalan yang benar", tulisnya.

Apakah jalan benar itu? 

Jalan benar ini menurut Kathirina  bahwa Sabah milik semua rakyat Sabah, Sabah 
yang  :

"Biar berbagai bangsa, berbagai kaum, berbagai  bahasa
                    Tetap bersatu mencipta keamanan"

 

Dengan sikap sejarah ini kemudian Kathirina mengambil sikap budaya dan sikap 
sastra membumi yaitu agar membangun budaya dan sastra atas dasar keadaan budaya 
dan sastra lokal yang sungguh-sungguh nyata. Dalam hal ini agaknya Kathirina 
bertemu dengan pandangan dan sikap filosof Perancis yang meninggal Mei 2005 
lalu, Paul Ricoeur atau Prof. Dr. Sajogyo dari Insitut Pertanian Bogor [IPB].

Paul Ricoeur melihat bahwa "kebudayaan lokal memungkinkan orang bisa berdialog 
dengan kebudayaan lain", dan  Paul menegaskan bahwa "kebudayaan itu majemuk 
sedangkan kemanusiaan itu tunggal". Kemajemukan adalah berbagai jalan mencapai 
tujuan yaitu kemanusiaan, memanusiawikan manusia, kehidupan dan masyarakat, 
sesuai juga dengan konsep budaya Dayak, "rengan tingang nyanak jata" [anak 
enggang, putera-puteri naga] . Pandangan dan sikap begini dirumuskan oleh 
Prof.Dr. Sajogyo sebagai "Jalan Kalimantan" dalam perberdayaan diri [Lihat: 
Sahewan Panarung, Palangka Raya , 2000]. 

Dengan sikap sejarah, sikap budaya dan sikap sastra ini , Kathirina sekaligus 
menunjukkan bahwa menjadi epigon negeri asing mana pun akan membuat Sabah 
menjadi rakyat embel-embel sekali pun  mulut berbusa menyebut nama Tuhan dan 
Nabi dari negeri antah-berantah dan ratusan kali menangkupkan tangan memanjat 
doa. Dari sikap sejarah, sikap budaya dan sikap sastra begini, lagi-lagi aku 
melihat keunikan posisi Kathirina dalam dunia budaya dan sastra Sabah. 
Barangkali sikap sejarah, sikap budaya dan sikap sastra Kathirina ini bisa jadi 
acuan bagi penulis-penulis di negeri jiran. Barangkali! Jika negeri-negeri 
jiran ingin memiliki kebudayaan dan sastra yang bukan epigonis yang berhakekat 
rendah diri, tak mampu menghargai diri sendiri, lebih-lebih dalam syarat 
"globalisasi" seperti sekarang di mana terdapat kecenderungan nilai Barat 
dijadikan patokan baik-buruk. Berbicara sastra dan budaya pun akan dirasakan 
kurang mantap jika tidak mengacu pada Barat. Cendekiawan lokal lebih kenal Ba
 rat daripada negeri dan kampunghalaman sendiri. Kampunghalaman sendiri 
dilecehkan sebagai ketinggalan zaman dan tidak moderen padahal yang dilecehkan  
dan dianggap ketinggalan zaman itu tidak juga dikenal secara mendasar.

Berada di luar arus utama [main stream] pikiran di negerinya, kulihat merupakan 
kebesaran dan keberanian Kathirina sebagai penyair. Tidak semua orang berani 
mengambil tempat di luar main stream. Barangkali Kathirina tidak mendapat 
apresiasi di hari ini, apalagi jika sikap intoleransi dari penganut nilai 
dominan merabunkan pandang, tapi seperti ruang mana pun, demikian juga    Sabah 
tidak akan luput dari landaan riam waktu, maka kelak suatu hari, orang-orang 
jujur  akan mencari dan menilai ulang  nama penyair perempuan Dayak otodidak 
ini dan karya-karyanya. Kesusasteraan sebagai suatu cabang ilmu pengetahuan, 
akan tidak hirau pada dominasi , jika ilmu setia pada dirinya yang bercirikan 
keilmiahan.  Nilai dominan yang campur-baur dengan masalah perebutan kekuasaan 
politik,sering bersilang arah dengan obyektifitas dan kemanusiaan. Tidak jarang 
bahwa kemanusiaan jadi bedak muka yang bopeng.Dunia kita hari ini, kuikira, 
memang adalah wajah yang bopeng penuh puru. Secara tersirat, 
  melalui karya-karyanya,Katihirina menunjukkan bopeng ini. Aku pasti bahwa 
daya analisa Kathirina akan makin tajam jika ia menaruh perhatian pada politik, 
karena politik merupakan cerminan terpusat segala kepentingan , terutama 
kepentingan ekonomi. Dengan memahami politik tanpa mesti menjadi partisan, mata 
pandang dan mata pisau analisa Kathirina, kukira, akan makin tajam. Ucapan 
bahwa politik itu kotor,kukira hanya adalah usaha mencegah orang memahami 
hakekat permasalahan masyarakat.  Malangnya pandangan "politik itu kotor", 
sudah cukup dominan di kalangan masyarakat luas, termasuk di dunia sastra seni, 
sehingga tidak  tidak sedikit para sastrawan-seniman yang ogah memahami politik 
sekalipun naiknya BBM yang menyengsarakan dan menambah besar barisan 
pengangguran langsung menyentuh  kehidupan mereka -- entah sastrawan-seniman 
atau pun bukan. Orang-orang akan lebih asyik ngomong tentang seks dan gaya 
sanggama daripada berusaha memahami apa itu politik dan dampak politik pada 
 kehidupan mereka. Tidakkah ini hasil dari politik pembodohan dan eskapisme?

Sekalipun dilingkungi oleh syarat-syarat yang tidak menguntungkan, tapi  
Kathirina masih mencoba secara meningkar membicarakan keadaan masyarakatnya, 
berkelit dari tekanan nilai-nilai dominan dan mencoba mendesakkan keinginan 
tanpa hirau masalah kemajemukan yang obyektif. Sikap beginilah yang kusebut  
sikap sastrawan sebagai free thinker , sebagai warga republik berdaulat 
sastra-seni. Kathirina mampu bertahan pada dirinya, dan tidak larut oleh 
"main-stream". Masyarakat di bagian mana pun di planet ini memerlukan free 
thinker dan sastrawan.****


Paris, Nopember 2005.
----------------------------
JJ. Kusni
 
[Bersambung...] 




LAMPIRAN. 



CINTA DULU-DULU DAN SEKARANG
 
Aneh! Cinta sekarang!
Kalau dulu dulu cinta mereka ini 
Romeo dan Juliet, Laila Majnum
Sanggup berkorban biar menderita bersama
Biar derita di telan bersama
Sanggup mati bersama
Agar cinta terus bersemi dan berkembang subur.
 
Lihat saja cerita dulu dulu
Taj Mahal misalnya
Lambang kasih seorang suami
Pada isteri tercinta
Bukan satu tetapi banyak lagi
Menjadi lagenda sehingga sekarang.
 
Namun cinta zaman sekarang
Tidak sama dengan dulu dulu
Cinta Terri Schindler-Schiavo
Cinta zaman sekarang
Tergamak melihat satu perpisahan tragis
Satu pembunuhan secara halus
Tergamak memutuskan untuk melihat satu kematian
Yang di rancang oleh manusia bukan Tuhan
Menerima ajal yang perit dan terseksa
 
Aneh! Apakah ada persamaan lagi
Cinta dulu dulu dan sekarang?
Cinta dulu dulu dari Shah Jehan, Qais dan Romeo
Dan cinta sekarang dari Michael Schiavo.
 
Aneh! Memang aneh!
Dulu dulu dan sekarang
Namun kita harus bersyukur
Kerana dulu-dulu dan sekarang
Mengajar kita
Dan
Memimpin kita ke jalan yang benar
ke arah cinta sejati
 
 
UNIKNYA CINTA INI


Cinta ini terlalu unik
Terlalu sakral
Andai diri dibaluti namanya cinta
Tidak mengira usia
Tidak mengira darjat.

Cinta membuatkan manusia
Hilang perhitungan
Sanggup berkorban
Biar nyawa tergadai!
Membuatkan manusia menjadi buta
Tapi cinta itu bukan buta!

Cinta terlalu unik dan sakral
Sanggup melepaskan mahkota 
Nekad meninggalkan taktha
Mengejar kebahagian atas dasar cinta
Kebahagian yang samar
Satu perjudian
Antara bahagia atau derita!


Kathirina Susanna
Kota Kinabalu 

[Sumber:milis mata-bambu dan watan_sabah, 20 Nopember 2005].




[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Help save the life of a child. Support St. Jude Children's Research Hospital.
http://us.click.yahoo.com/cRr2eB/lbOLAA/E2hLAA/BRUplB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. http://www.ppi-india.org
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Reading only, http://dear.to/ppi 
4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx
5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx
6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral 
scholarship, kunjungi 
http://informasi-beasiswa.blogspot.com **

Other related posts:

  • » [nasional_list] [ppiindia] catatan sastra seorang awam [9]: membaca puisi-puisi kathirina susanna penyair kota kinibalu, sabah