[nasional_list] [ppiindia] catatan sastra seorang awam [10]: membaca puisi-puisi kathirina susanna penyair kota kinibalu, sabah

  • From: "Budhisatwati KUSNI" <katingan@xxxxxxxxxxxxxxxx>
  • To: "kmnu2000" <kmnu2000@xxxxxxxxxxxxxxx>, <wanita-muslimah@xxxxxxxxxxxxxxx>, "ppiindia" <ppiindia@xxxxxxxxxxxxxxx>
  • Date: Tue, 22 Nov 2005 05:29:49 +0100

** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral 
scholarship, kunjungi 
http://informasi-beasiswa.blogspot.com **Catatan Sastra Seorang Awam



MEMBACA PUISI-PUISI KATHIRINA SUSANNA 
PENYAIR KOTA KINIBALU, SABAH

10.




Hal lain yang menarik perhatianku pada puisi-puisi Kathirina, terutama 
puisi-puisinya yang kusebut "Puisi-puisi Nopember", terletak pada usaha penyair 
merenung dan menukik permasalahan yang dia angkat.Penyair tidak berhenti pada 
gejala dan permukaan permasalahan tapi ia mencoba menyelami lubuk hakekat 
permasalahan yang dalam. Misalnya pada puisi berikut:

UNIKNYA CINTA INI


Cinta ini terlalu unik
Terlalu sakral
Andai diri dibaluti namanya cinta
Tidak mengira usia
Tidak mengira darjat.

Cinta membuatkan manusia
Hilang perhitungan
Sanggup berkorban
Biar nyawa tergadai!
Membuatkan manusia menjadi buta
Tapi cinta itu bukan buta!

Cinta terlalu unik dan sakral
Sanggup melepaskan mahkota 
Nekad meninggalkan taktha
Mengejar kebahagian atas dasar cinta
Kebahagian yang samar
Satu perjudian
Antara bahagia atau derita!


Dalam puisi ini,Kathirina sedang berbicara tentang cinta.

Barangkali ada yang berpendapat bahwa tema ini tema usang dan tiada guna bagi 
kehidupan sehingga ada yang memandangnya jika berbicara tentang cinta, lalu 
sementara orang ini menganggapnya sebagai "memuakkan". Sayangnya, si pengkritik 
tidak mengajukan sedikit pun argumen nalar untuk menopang pendapatnya sehingga 
kita tidak bisa memandangnya serius, kecuali sebatas suatu umpatan emosional 
yang sulit dipandang sebagai kritik sehat dan membangun.Sekali lagi kukatakan 
bahwa bagiku tidak ada tema tabu untuk diolah oleh penulis. Masalahnya terletak 
pada bagaimana si penulis menggarap tema tersebut, dan hal ini banyak 
tergantung pada kadar si penulis.Juga cinta dan menggarap tema cinta, sama 
sekali tidak tabu. Apalagi cinta memang bisa dikatakan menjadi bagian nyata 
dari kehidupan anak manusia, bahkan jika diperhatikan, dalam kehidupan hewan 
pun, cinta juga terdapat.

Kathirina ketika mengolah tema cinta ini, ia mencoba merenungi dan menyelami 
lubuk hakekatnya -- yang tentu saja bisa dipandang dari berbagai segi.Karena 
seperti halnya dengan semua hal-ikhwal, cinta pun bersegi banyak dan samasekali 
tidak bersegi tunggal.Dibantu oleh pengalaman hidupnya, kegagalan dan 
kejatuhannya [Lihat: biodata singkat penyair di bagian terdahulu!], Kathirina 
sudah tidak lagi meratap dan merengek bagai remaja yang patah cinta pertamanya. 
Pengalamannya membawa Kathirina sampai pada kesimpulan bahwa di satu segi:

Cinta ini terlalu unik
Terlalu sakral
Andai diri dibaluti namanya cinta
Tidak mengira usia
Tidak mengira darjat.

Cinta membuatkan manusia
Hilang perhitungan
Sanggup berkorban
Biar nyawa tergadai!
Membuatkan manusia menjadi buta


Tapi di pihak lain, penyair juga melihatnya:"...cinta itu bukan buta!". Penyair 
malah melihatnya sebagai "terlalu sakral", pandangan atau kesimpulan yang sama 
dengan pandangan dan kesimpulan pemikir Perancis, Pascal Bruckner. Sebagai 
suatu hal-ikhwal, cinta, demikian, Kathirina, mengandung berbagai kemungkinan 
bagaikan permainan di meja perjudian di mana para pemain berhadapan dengan 
menang, kalah, tetap tegak kokoh atau terbanting jatuh. Tulis penyair:

Cinta terlalu unik dan sakral
Sanggup melepaskan mahkota 
Nekad meninggalkan takhta
Mengejar kebahagiaan atas dasar cinta
Kebahagiaan yang samar
Satu perjudian
Antara bahagia atau derita!

Cinta sebagai meja judi tidak menjanjikan kebahagiaan dan juga tidak memastikan 
akan hanya dapatkan derita kepada para aktornya. Kedua-duanya sama 
"samar"nya.Saling melaga.Barangkali penyair secara tersirat ingin berkata bahwa 
jika takut resiko janganlah mencintai. Dengan kesimpulan ini, nampaknya 
penyair, sanggup menghadapi apa pun yang terjadi tanpa meraung-raung jika 
kemudian mesti terbanting sebagaimana yang dikatakan oleh penyair Amerika, 
Longfellow bahwa "life is not easy".Sadar akan resiko ini maka penyair 
menajamkan pandang ketika berhadapan dengan soal cinta.

Dari kesimpulan dan sikap begini, aku melihat Kathirina sebagai anak manusia 
yang sudah mencapai taraf kematangan tertentu. 

Dengan contoh puisi di atas, yang sebenarnya ingin kukatakan bahwa seniman itu, 
sesungguhnya tidaklain dari seorang pemikir, seorang perenung dan pada usaha 
besar pemikiran inilah ia bisa memberikan sumbangan bagi pemanusiawian manusia, 
di samping sumbangannya pada bidang pembinaan bahasa -- sarana 
ekspresinya.Melalui pemikirannya ia menawarkan tentang manusia yang 
diandalkannya.Tentu saja,hasil pemikiran dan renungannya merupakan pintu lebar 
terbuka bagi suatu debat, tidak merupakan suatu kebenaran, tapi sebatas suatu 
acuan dan gelitikan pada renungan pembaca yang juga punya kedaulatan sebagai 
pembaca.

Jika hipotesa ini mendekati kebenaran, maka barangkali kadar sastra pun tidak 
terelakkan dari buah renungan dan pemikiran juga adanya.Artinya, tidak ada 
sastra yang disebut bermutu atau berbobot, tapi hampa wawasan pemanusiawian. 
Untuk mencapai taraf ini,aku jadi teringat akan sebuah wawasan yang terdapat di 
Indonesia pada tahun-tahun 1960-an yang mengharapkan agar sastrawan-seniman 
"tahu segala tentang sesuatu dan tahu sesuatu tentang segala". Masihkah 
himbauan ini mempunyai guna di hari ini untuk para sastrawan dan seniman? 
Masing-masinglah yang memilih jawabannya. Tapi dalam sejarah kebudayaan 
Indonesia, pernah terdapat himbauan demikian, sekali pun hari ini orang-orang 
melupakannya -- sebagai bagian dari pelupaan sejarah.Aku sendiri menganggap 
pengetahuan sejarah sangat diperlukan oleh para sastrawan dan seniman.

Membaca puisi-puisi Kathirina, kuketahui bahwa ia bukanlah penyair yang 
menyukai "lupa", seperti yang dituliskannya dengan jelas:

"Namun kita harus bersyukur
Kerana dulu-dulu dan sekarang
Mengajar kita 
Dan 
Memimpin kita ke jalan yang benar"


Sayangnya , "lupa" masih mengancam hari ini dan esok!***


Paris, Nopember 2005.
--------------------
JJ. Kusni

[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Help save the life of a child. Support St. Jude Children's Research Hospital.
http://us.click.yahoo.com/cRr2eB/lbOLAA/E2hLAA/BRUplB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. http://www.ppi-india.org
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Reading only, http://dear.to/ppi 
4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx
5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx
6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral 
scholarship, kunjungi 
http://informasi-beasiswa.blogspot.com **

Other related posts:

  • » [nasional_list] [ppiindia] catatan sastra seorang awam [10]: membaca puisi-puisi kathirina susanna penyair kota kinibalu, sabah