** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List ** ** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: ** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ ** ** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral scholarship, kunjungi http://informasi-beasiswa.blogspot.com **Catatan Dari Meja Nusa Dua Dan Café Bandar [36] KE KATINGAN! KATINGAN : PANGGILAN PULANG DARI SEORANG IBU KEPADA ANAKNYA. 18 Frans Untung, yang ajudan, dengan ramah mempersilahkan aku, Lethus dan Esau duduk. - "Kami bukan yang diundang, lho", ujar Esau. "Kami berdua hanya mengawal", tambah Esau kepada Frans yang tidak menjawab apa-apa. Dari ucapan ini kuketahui bahwa Esau pun akhirnya merasa "kagok" atau "rikuh" sendiri dengan kehadirannya dalam pertemuan itu. Mendengar dan mengamati semua ini, aku hanya diam, berpikir dan menilai sedangkan dalam hati, aku berkata pada diri, sekali sesuatu sudah kulakukan akan kulakukan sampai akhir. Aku tak mau melakukan sesuatu dengan kepalang tanggung.Sikap ini jadi dalam tertancap dalam pada diriku sejak aku masih berada di SMP Kristen Sampit. Waktu itu aku sedang menyapu ruang kelas, tapi pekerjaan kutangguhkan karena tiba-tiba aku dipanggil oleh seorang guru.Tapi Hans Dürig, misionaris Swiss yang menjabat kepala sekolah kebetulan datang dan menanyakan: "Siapa yang melakukan pekerjaan ini?" Hans nampak marah. Begitu selesai dengan guru yang memanggilku, Hans kudatangi dan mengatakan: "Akulah yang mengerjakannya". Tanpa mau tahu latarbelakangnya, Hans menegurku dengan nada keras: "Kalau mengerjakan sesutu, harus dikerjakan sampai selesai. Jangan setengah-setengah", tegurnya. Mendengar teguran keras itu aku hanya diam dan menatap tajam mata Hans dengan mata kanakku, merasa ada ketidakadilan dalam teguran Hans.Aku merasa diperlakukan tidak adil oleh Hans.Ketidakadilan dan teguran Hans ini membekas di hatiku sampai sekarang ketika rambutku sudah berwarna dua. Ketika aku berada di Freiburg, Jerman, kudengar Hans masih hidup dan tinggal di Basel. Timbul rasa rindu padanya yang merangsang hasrat untuk menemuinya. Tapi waktu memaksaku membatalkan keinginan ini. Jika bertemu dengan guruku yang orang Swiss ini, akan kuucapkan lagi rasa terimakasih kepadanya. Terimakasih atas tegurannya dulu, sambil bercanda. Ah, masa silam! Akhirnya "masa silam betapa pun getirnya akan menjelma menjadi buah manis", kata orang Katingan. Ingatan akan Hans menyusup kebenakku setelah mendengar ucapan Esau di atas. Sedangkan aku merasa, akulah yang bertanggungjawab atas kehadiran mereka bersamaku karena aku tidak pernah menyatakan penolakan.Artinya apa pun yang terjadi, akulah yang harus memikul tanggungjawab dan resikonya. Sekali keputusan diambil patut kulaksanakan sampai tuntas.Karena sikap begini maka pernah seorang teman sangat akrabku mengatakan bahwa aku adalah orang yang "berkepala batu". "Tapi kepala batu yang berprinsip dan mencoba adil,bukan",candaku padanya. Ya "kepala batu" dan "kepala batu" pun ada macam-macam. "Ah, kau mana pula ada orang bisa melawanmu debat", balas teman terdekatku itu kesal pada dirinya dan memahamiku.Tertawa.Melihat mulutku mau mengucapkan sesuatu, teman terekatku itu cepat berucap: "Diam, diam, diam! Jangan katakan apa pun lagi.Kau, semangat tarungmu tak pernah surut", ujarnya."Suka berkelahi", tambahnya lagi seperti bergumam. Aku ketawa melihat tingkahnya. Temanku ini belum tahu bahwa betapa waktu kanak dahulu di kampung, jika aku pulang ke rumah menangis karena kalah bertinju dengan orang yang lebih besar, ayah malah memukulku. "Pulang ke rumah ini tidak ada orang yang boleh menangis kalau kalah. Ayo sana keluar, kejar dan cari lawanmu. ajak ia berkelahi lagi", bentak ayah dan aku pun terpaksa keluar sambil mengumpulkan segala tekad dan akal, menggerutu melepaskan rasa kesal: "Ayah ini bodoh!Bodoh!". Tapi langkah membawaku mencari lawan berkelahiku tadi untuk memulai perkelahian baru.Perkelahian habis-habisan.Tanpa bantuan siapa pun karena ditanamkan padaku agar tidak boleh main keroyok. "Lelaki tidak boleh main keroyok", ujar ayah.Kalau kemudian, aku pulang dengan luka-luka atau patah-patah, ayah tidak memarahiku dan dengan lembut membantuku membersihkan luka-luka itu tanpa menanyai siapa kalah siapa menang atau bagaimana jalannya perkelahian seakan semuanya itu urusanku. Ayah merasa puas bahwa aku pulang tanpa menangis dan sudah melawan. Tapi dalam kehidupan di negeri ini, kemudian kusaksikan betapa orang merasa gagah jika main keroyok dan berintrik, pandai saling tipu-menipu dan bangga pada khianat, sikap yang kukategorikan sebagai sikap pengecut.Tapi coba bayangkan! Bagaimana bisa mengeroyok ombak,arus dan topan sungai yang sering kutantang? Tapi kalau kuperhatikan situkang keroyok memang bukanlah anak asuhan alam yang garang. Sedangkan kegarangan jika sudah kita hadapi, ia tidak akan terasa garang lagi.Boleh jadi aku menangis karena kalah dan tidak bisa selalu menang. Tapi tangis ini tidak kubawa pulang. Kusimpan sendiri.Padaku, ada semacam rasa pantang membagi tangis ke orang lain. Orang lain hanya patut mendapatkan kesenangan.Terasa seakan aku bukan "orang" jika memberi duka pada orang lain. Padahal ayah menuntutku agar menjadi "orang".Dan yang disebut "orang" itu bagi ayah adalah yang "mamut-meteng mameh-ureh pitar harati", ungkapan Dayak Katingan yang berarti:"gagah-berani, urakan dan rajin, pintar beradat". Dengan latarbelakang budaya begini maka aku merasa sangat sedih dan menyesal jika terpaksa menangis dan kalah.Tapi mana pula kita bisa selalu menang?. "Bisa!" ujar seorang kawan Balikpapan-ku."Kalah dan mengalah bisa membawa kita ke kemenangan. Mengalah untuk menang", ujarnya. *** Teras Narang akhirnya keluar dari sebuah ruang dengan mulut masih mengunyah sesuatu.Ia nampaknya mencuri waktu untuk makan siang dengan tergesa.Aku paham betapa sibuknya kegiatan sebagai orang pertama daerah dan jadi berempati serta sangat menghargainya sudah memintaku datang. Karena sebelumnya kami memang pernah bertemu, Teras dengan hangat menyambutku, menyambut Lethus dan Esau yang kembali berkata bahwa kehadiran mereka berdua untuk mengawal "Pak" Kusni.Teras Narang mendengarnya tanpa komentar sepatah pun kecuali sekilas memandang Esau. Sedangkan aku sendiri sangat tidak suka dengan istilah "mengawal" dan "Pak", yang ia gunakan.Mengapa aku harus dikawal-kawal dan disebut "Pak" padahal aku punya nama sendiri yang jelas?! Pada dua istilah ini, lagi-lagi kudapatkan masalah pola pikir dan mentalitas -- masalah yang memang jadi obyek pengamatanku antara lain melalui apa yang kudapatkan di dunia maya. Masalah pola pikir dan mentalitas kupandang penting guna memahami suatu bangsa atau seseorang.Pola pikir dan mentalitas serta bahasa yang digunakan oleh seseorang kukira mempunyai tautan erat.*** Paris,Nopember 2005 ------------------ JJ. Kusni [Non-text portions of this message have been removed] ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> Get fast access to your favorite Yahoo! Groups. Make Yahoo! your home page http://us.click.yahoo.com/dpRU5A/wUILAA/yQLSAA/BRUplB/TM --------------------------------------------------------------------~-> *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. http://www.ppi-india.org *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Reading only, http://dear.to/ppi 4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx 5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx 6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/ ** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List ** ** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: ** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ ** ** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral scholarship, kunjungi http://informasi-beasiswa.blogspot.com **