** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List ** ** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: ** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ ** ** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral scholarship, kunjungi http://informasi-beasiswa.blogspot.com **Catatan Dari Meja Nusa Dua Dan Café Bandar [34] KE KATINGAN! KATINGAN : PANGGILAN PULANG DARI SEORANG IBU KEPADA ANAKNYA. 16 KFC di Palangka Raya! Lambang modernisasikah, lambang kemajuankah ataukah lambang dari laju penetrasi kebudayaan Amerika di Kalteng melengkapi hasil melalui parabola yang sudah sampai ke pedalaman? KFC yang terletak di Jalan Yos Soedarso adalah yang kedua dan lebih ramai daripada yang terdapat di Jalan Kinibalu. Sungguh menyedihkan bahwa di Palangka Raya, restoran yang menjual makanan Dayak sangat minim jumlahnya. Yang bisa disebut paling-paling Restoran Samba, Bukit Raya [yang nampaknya mengalami banyak kesulitan sejak pemiliknya terlibat dalam unjuk rasa anti Gubernur Warsito. Kekuasaan politik lalu turun tangan untuk mengendalikan lawan-lawannya dengan berbagai cara. Restoran Dayak lainnya terdapat di Jalan Kinibalu, sebuah restoran atau sebenarnya warung sederhana.Restoran di jalan Kinibalu ini mengkhususkan diri dengan jualan masakan Dayak berbasiskan daging babi.Dari ketiga restoran atau warung Dayak ini, yang memadai pelayanan dan penampilannya hanyalah Restoran Bukit Raya yang sekarang seperti kukatakan nampak merosot. Oleh keadaan ini maka waktu berada di Palangka Raya aku mencoba mendirikan sebuah restoran dan secara kebersihan, penampilan serta rasa makanan boleh dibilang terbaik yang dimiliki oleh orang Dayak di Palangka Raya. Sayangnya ketika aku harus meninggalkan Kalteng dan Indonesia, restoran yang kumimpikan sekaligus sebagai pusat kebudayaan jadi mati.Tutup tanpa kutahu penjelasan sebab-sebabnya. Tentang tutupnya pun kuketahui dari orang lain.Aku sendiri tidak pernah diberitahu hal-ikhwalnya seakan-akan peranku sama sekali tidak ada. Inikah ujud dari tatakrama berkawan? Dari kejadian ini aku lagi-lagi melihat adanya masalah tentang tidak sehatnjya pola pikir dan mentalitas di kalangan orang Dayak.Bagiku masalah ini dibandingkan dengan jumlah uang ratusan juta rupiah jauh lebih mendasar dari jauh lebih penting dari rusaknya kredibilitasku -- yang tak kuhiraukan demi kampunghalaman. Apakah kita paham arti pentingnya kredibilitas? Dayak dan Indonesia serta kredibilitas sama halnya dengan soal martabat adalah penting.Pokrol bambu mau menang sendiri yang menolak hakekat , sama sekali bukan jalan penyelamatan sekalipun jutaan kali dalam sehari kita menyebut nama Tuhan.Dengan cara ini Tuhan diajak berkomplot melakukan kejahatan dan menohok kawan. Dibandingkan dengan apa yang kami lakukan di Paris melalui Koperasi Restoran Indonesia, rata-rata restoran di Palangka Raya dari segi pelayanan dan kebersihan boleh dikatakan masih di bawah standar koperasi kami.Barangkali masalah ini patut diperhatikan baik oleh pemilik restoran/warung maupun oleh pemerintah kotapraja. Sekedar usul saja,mudah-mudahan bisa jadi perhatian. Mengembangkan pariwisata kiranya erat kaitannya dengan restoran juga transport.Soal fasilitas transport dalam menopang turisme di Palangka Raya sangat lemah. Jangankan untuk keperluan turisme, untuk melayani penduduk saja tidak padan dengan jarak-jarak yang patut ditempuh di ibukota propinsi terbesar dari segi topografis. Keunggulan KFC kukira terletak pada kebersihan dan pelayanan yang tidak asal-asalan dan berwajah serta berselera masa kini.Kekuatan KFC juga terletak pada kemammpuannyha mengikuti "trend" masa kini ditopang oleh citra keliru tentang Amerika yang diciptakan dengan bantuan kecanggihan tekhnologi. Ia mempunyai "l'ambiance", suasana yang meriah, hangat.Apakah benar penglihatanku bahwa berkembangnya KFC hingga ke jalan Yos Soedarso memperlihatkan proses Amerikanisasi sudah mulai menyusup ke Kalteng? Kurangnya restoran/warung Dayak di Tanah Dayak sungguh terasa bagiku suatu ironi yang menohok. Terlalu sulitkah menyelenggarakan restoran Dayak yang benar-benar mewakili dan layak tampil? Lebih menohok lagi ketika melihat orang-orang Dayak merasa bangga memasuki mall atau toko serba ada sebagai sesuatu yang prestisius.Kalau pengamatanku benar, dari kebanggaan ini kurasakan ada sesuatu yang hakiki telah hilang seperti halnya "manasai" [tari kolektif], suling balawung, gong dan kangkanong atau kecapi, dikalahkan dan dipojokkan oleh rock'n roll atau musik-musik pop Barat. Sedang lusuk [lumbung padi]yang melambangkan kebiasaan orang Dayak memperhitungkan masa depan dan kemungkinan yang buruk seperti kemarau panjang, sekarang pun tidak pernah kudapatkan lagi. Kemampuan membuat perahu atau kapal juga pudar. Seni tenun, letrampilan membuat sabun atau gula juga lenyap seperti halnya tekhnik pengobatan tradisional yang mandeg dan hancur bersama masuknya HPH yang memusnahkan tanaman obat-obatan. Demikian juga seni patung dan barangkali sebentar lagi seni anyam-menganyam. Sudahkah kita bertanya dan menjawab mengapa hal-hal tersebut melenyap dari tangan dan bumi kita? Sudahkah kita mencoba menyusun sejarah sastra-seni kita dan berkaca pada sejarah itu? Barangkali ada yang berpendapat bahwa hilang atau punahnya hal-hal tersebut sebagai suatu kewajaran perkembangan. Berpendapat dan mengajukan pendapat adalah hak masing-masing yang patut dihormati benar tanpa usaha melakukan pembungkaman. Tapi aku sendiri melihat bahwa kemampuan-kemampuan di atas sama sekali tidak ada negatifnya jika dikembangkan, bahkan berguna untuk kehidupan hari ini, karena itu punahnya sangat kusesali. Benar bahwa segalanya berkembang tapi perkembangan dan perkembangan ada macam-macam: ada yang positif dan ada yang negatif. Pertanyaannya apakah kita hanyut oleh perkembangan ataukah sanggup mengendalikan arah perkembangan.Dengan lenyapnya hal-hal di atas aku hanya bisa membaca bahwa yang terjadi pada kita adalah jadi sabut hanyut di arus perkembangan yang deras. Kita jadi orang yang karam dan tergapai-gapai lalu berteriak-teriak dari tengah arus deras itu. Berkata begini tidak berarti aku menolak masuknya budaya dari luar. Sama sekali tidak. Budaya Dayak kukira adalah hasil dari paduan bermacam budaya juga adanya.Tapi hendaknya jangan sampai yang dari luar itu menghancurkan hal-hal positif yang kita sudah miliki dan masih tanggap zaman. Karena itu yang selalu kuserukan adalah "berdiri di kampung halaman memandang tanah air merangkul bumi". Tidak pernah suatu kebudayaan berkembang dengan tutuppintu-isme.Alat musik gambus Katingan misalnya adalah hasil perpaduan khazanah budaya Dayak dengan budaya dari luar yang masuk bersama datangnya Islam. Kisah Sansana Bandar atau Banama Tingang sesungguhnya mensiratkan sikap keterbukaan manusia Dayak, juga adanya "balai" [pesanggarahan] pada rumah betang. Yang penting dalam menciptakan budaya baru adalah sikap kritik dan awas.Dalam hal ini kepentingan zaman, kalau kita mau membaca dan mengenalnya akan membantu kita tanggap serta awas di samping mengenal sejarah diri.Aku khawatir masuk dan berkembangnya KFC di Kalteng akan membuat kita tidak lagi bisa menghargai ayam kampung kita sendiri, menganggap ayam Amerika lebih lezat dari ayam Dayak, karena silau serta mengira KFC lambang modernitas bagian dari agresi seperti yang terdapat di dokumen Subud yang "menjin-jin"kan manusia dan budaya Dayak varian dari "mission sacrée" kolonial sementara tanah dan hati kita digerowoti sedikit demi sedikit. Aku hanya mencanangkan bahwa menjadi Dayak sebenarnya tidak bertentangan dengan menjadi Indonesia atau anak bumi.Tidak bertentangan dengan republik dan Indonesia.Apakah pemegang kekuasaan lokal dan lembaga-lembaga pendidikan kita sudah menyadari benar akan hal ini ataukah lebih menjadikan jabatan sebagai peluang memperkaya diri sehingga acuh tak acuh dan tak hirau akan nasib, haridepan penduduk pulau serta daerah? Datang kembali ke Katingan kali ini, pertanyaan-pertanyaan kecemasan di atas masih bersarang di hatiku. Apakah ini suatu kecemasan keliru karena salah membaca keadaan? Soal-soal inilah yang hendak kubicarakan dengan Teras Narang sebagai gubernur yang mengundangkku datang saat aku masih di Balikpapan. Paris, November 2005. ------------------- JJ. Kusni [Non-text portions of this message have been removed] ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 1.2 million kids a year are victims of human trafficking. Stop slavery. http://us.click.yahoo.com/X3SVTD/izNLAA/E2hLAA/BRUplB/TM --------------------------------------------------------------------~-> *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. http://www.ppi-india.org *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Reading only, http://dear.to/ppi 4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx 5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx 6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/ ** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List ** ** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: ** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ ** ** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral scholarship, kunjungi http://informasi-beasiswa.blogspot.com **