[nasional_list] [ppiindia] Sukhoi dan Kanibalisme Suku Cadang

  • From: "Ambon" <sea@xxxxxxxxxx>
  • To: <"Undisclosed-Recipient:;"@freelists.org>
  • Date: Sun, 1 Jan 2006 21:34:51 +0100

** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral 
scholarship, kunjungi 
http://informasi-beasiswa.blogspot.com **REFLEKSI: Apakah waktu diadakan 
pembelian tidak diperhatikan masalah suku cadangan. Lalu yang membuat kontrak 
pembelian apakah tahu mengenai pesawat terbang militer dan kebutuhan 
perlengkapan serta suku cadangannya? Mungkin dibilang tawarish, dziebushka, 
wodka, nazdrowia,  kick back, uczin  harazo. Lalu ditandatangani kontrak 
pembelian..

http://www.kompas.com/kompas-cetak/0601/02/daerah/2336689.htm

 
Sukhoi dan Kanibalisme Suku Cadang 


Dua pekan lalu, dari empat jet tempur Sukhoi yang dimiliki TNI AU, cuma satu 
yang bisa terbang. Namun, kini satu jet itu malah tak bisa mengudara karena 
suku cadangnya dipreteli untuk pesawat lainnya.

Kanibalisasi suku cadang menjadi lumrah dalam pengoperasian pesawat tempur 
kita. Karena, sejak dua tahun melengkapi kekuatan TNI AU, Sukhoi tak didukung 
persediaan suku cadang sama sekali. Jadi, jangan lagi membayangkan sistem 
persenjataan lengkap yang bisa beroperasi untuk mengawal dirgantara Indonesia.

Tak mengherankan, empat jet Sukhoi itu lebih banyak diparkir di hanggar Lanud 
Hasanuddin, Makassar. Ada dua jenis Su-27 SK (satu tempat duduk), yaitu pesawat 
TS-2701 dan TS-2702, serta dua jenis Su-30 MK (dua tempat duduk), TS-3001 dan 
TS-3002.

Dua pesawat, yaitu TS-2701 dan TS-3002, siap terbang tetapi tanpa menggunakan 
radar sehingga tak mampu mendeteksi pesawat musuh. Adapun TS-2702 pompa bahan 
bakarnya sudah kedaluwarsa, sedangkan milik TS-3001 bocor. "Setiap bagian atau 
suku cadang punya masa kedaluwarsa, tetapi kita tak punya persediaan suku 
cadang. Andai saja ada yang tak berfungsi saat mengudara, bisa dibayangkan apa 
yang terjadi...," kata seorang teknisi.

Seperti mobil, kata Kapten (Tek) Royke CM SE, Kepala Dinas Pemeliharaan 
Skuadron Udara 11, ada bagian yang masih baik, lalu dipindahkan ke pesawat 
lain. "Kami terpaksa kanibal, ambil dari satu pesawat lalu dipasang ke pesawat 
lainnya, tetapi paling bertahan dua-tiga bulan," kata Komandan Skuadron Udara 
11 Letkol (Pnb) Arif Mustofa.

Arif Mustofa saat memberi laporan kepada Sekjen Departemen Pertahanan Letjen 
TNI Sjafrie Sjamsoeddin, Dirjen Sarana Pertahanan Dephan Marsma TNI Pieter 
Wattimena, dan Dirjen Kekuatan Pertahanan Dephan Mayjen TNI Suryadi, dua pekan 
silam, mengatakan, sistem penerbangan Sukhoi masih murni standar Rusia sehingga 
sering kali mengalami hambatan saat pesawat dioperasikan.

Saat ini peralatan navigasi hanya mengandalkan pada Inertia Navigation System 
(INS) dan Automatic Direction Finder (ADF). Sistem transponder yang terpasang 
di pesawat juga tidak cocok dengan sistem Air Traffic Controller (ATC) di 
Indonesia.

"Kalau tidak memakai tranponder, pesawat bisa diusir-usir (kalau mau mendarat) 
karena tidak terdeteksi," ujar Komandan Lanud Hasanuddin Marsma TNI Eddy 
Suyanto.

Begitu juga dengan alat komunikasi. radio very high frequency (VHF) dan ultra 
high frequency (UHF) tergabung menjadi satu, sementara penerbang pun tidak bisa 
mengubah frekuensi di udara. Ini menjadi kendala ketika penerbangan melibatkan 
sejumlah pesawat.

Lebih runyam lagi soal persenjataan. Saat ini sistem persenjataan yang ada 
adalah senjata internal GSh-301 satu buah tiap pesawat. Karena persenjataan 
yang tidak lengkap itu membuat pesawat tidak bisa dioperasikan secara optimal.

Memang sayang bila empat jet tempur canggih seharga hampir Rp 1,6 triliun itu 
hanya jadi pajangan. Anggaran militer yang dipangkas selama ini rasanya sia-sia 
karena kebocoran uang negara justru terjadi di berbagai tempat. (Subhan SD)



Dua pekan lalu, dari empat jet tempur Sukhoi yang dimiliki TNI AU, cuma satu 
yang bisa terbang. Namun, kini satu jet itu malah tak bisa mengudara karena 
suku cadangnya dipreteli untuk pesawat lainnya.

Kanibalisasi suku cadang menjadi lumrah dalam pengoperasian pesawat tempur 
kita. Karena, sejak dua tahun melengkapi kekuatan TNI AU, Sukhoi tak didukung 
persediaan suku cadang sama sekali. Jadi, jangan lagi membayangkan sistem 
persenjataan lengkap yang bisa beroperasi untuk mengawal dirgantara Indonesia.

Tak mengherankan, empat jet Sukhoi itu lebih banyak diparkir di hanggar Lanud 
Hasanuddin, Makassar. Ada dua jenis Su-27 SK (satu tempat duduk), yaitu pesawat 
TS-2701 dan TS-2702, serta dua jenis Su-30 MK (dua tempat duduk), TS-3001 dan 
TS-3002.

Dua pesawat, yaitu TS-2701 dan TS-3002, siap terbang tetapi tanpa menggunakan 
radar sehingga tak mampu mendeteksi pesawat musuh. Adapun TS-2702 pompa bahan 
bakarnya sudah kedaluwarsa, sedangkan milik TS-3001 bocor. "Setiap bagian atau 
suku cadang punya masa kedaluwarsa, tetapi kita tak punya persediaan suku 
cadang. Andai saja ada yang tak berfungsi saat mengudara, bisa dibayangkan apa 
yang terjadi...," kata seorang teknisi.

Seperti mobil, kata Kapten (Tek) Royke CM SE, Kepala Dinas Pemeliharaan 
Skuadron Udara 11, ada bagian yang masih baik, lalu dipindahkan ke pesawat 
lain. "Kami terpaksa kanibal, ambil dari satu pesawat lalu dipasang ke pesawat 
lainnya, tetapi paling bertahan dua-tiga bulan," kata Komandan Skuadron Udara 
11 Letkol (Pnb) Arif Mustofa.

Arif Mustofa saat memberi laporan kepada Sekjen Departemen Pertahanan Letjen 
TNI Sjafrie Sjamsoeddin, Dirjen Sarana Pertahanan Dephan Marsma TNI Pieter 
Wattimena, dan Dirjen Kekuatan Pertahanan Dephan Mayjen TNI Suryadi, dua pekan 
silam, mengatakan, sistem penerbangan Sukhoi masih murni standar Rusia sehingga 
sering kali mengalami hambatan saat pesawat dioperasikan.

Saat ini peralatan navigasi hanya mengandalkan pada Inertia Navigation System 
(INS) dan Automatic Direction Finder (ADF). Sistem transponder yang terpasang 
di pesawat juga tidak cocok dengan sistem Air Traffic Controller (ATC) di 
Indonesia.

"Kalau tidak memakai tranponder, pesawat bisa diusir-usir (kalau mau mendarat) 
karena tidak terdeteksi," ujar Komandan Lanud Hasanuddin Marsma TNI Eddy 
Suyanto.

Begitu juga dengan alat komunikasi. radio very high frequency (VHF) dan ultra 
high frequency (UHF) tergabung menjadi satu, sementara penerbang pun tidak bisa 
mengubah frekuensi di udara. Ini menjadi kendala ketika penerbangan melibatkan 
sejumlah pesawat.

Lebih runyam lagi soal persenjataan. Saat ini sistem persenjataan yang ada 
adalah senjata internal GSh-301 satu buah tiap pesawat. Karena persenjataan 
yang tidak lengkap itu membuat pesawat tidak bisa dioperasikan secara optimal.

Memang sayang bila empat jet tempur canggih seharga hampir Rp 1,6 triliun itu 
hanya jadi pajangan. Anggaran militer yang dipangkas selama ini rasanya sia-sia 
karena kebocoran uang negara justru terjadi di berbagai tempat. (Subhan SD)



[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Clean water saves lives.  Help make water safe for our children.
http://us.click.yahoo.com/CHhStB/VREMAA/E2hLAA/BRUplB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. 
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Reading only, http://dear.to/ppi 
4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx
5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx
6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral 
scholarship, kunjungi 
http://informasi-beasiswa.blogspot.com **

Other related posts:

  • » [nasional_list] [ppiindia] Sukhoi dan Kanibalisme Suku Cadang