** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List ** ** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: ** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ ** ** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral scholarship, kunjungi http://informasi-beasiswa.blogspot.com **REFLEKSI: Apakah waktu diadakan pembelian tidak diperhatikan masalah suku cadangan. Lalu yang membuat kontrak pembelian apakah tahu mengenai pesawat terbang militer dan kebutuhan perlengkapan serta suku cadangannya? Mungkin dibilang tawarish, dziebushka, wodka, nazdrowia, kick back, uczin harazo. Lalu ditandatangani kontrak pembelian.. http://www.kompas.com/kompas-cetak/0601/02/daerah/2336689.htm Sukhoi dan Kanibalisme Suku Cadang Dua pekan lalu, dari empat jet tempur Sukhoi yang dimiliki TNI AU, cuma satu yang bisa terbang. Namun, kini satu jet itu malah tak bisa mengudara karena suku cadangnya dipreteli untuk pesawat lainnya. Kanibalisasi suku cadang menjadi lumrah dalam pengoperasian pesawat tempur kita. Karena, sejak dua tahun melengkapi kekuatan TNI AU, Sukhoi tak didukung persediaan suku cadang sama sekali. Jadi, jangan lagi membayangkan sistem persenjataan lengkap yang bisa beroperasi untuk mengawal dirgantara Indonesia. Tak mengherankan, empat jet Sukhoi itu lebih banyak diparkir di hanggar Lanud Hasanuddin, Makassar. Ada dua jenis Su-27 SK (satu tempat duduk), yaitu pesawat TS-2701 dan TS-2702, serta dua jenis Su-30 MK (dua tempat duduk), TS-3001 dan TS-3002. Dua pesawat, yaitu TS-2701 dan TS-3002, siap terbang tetapi tanpa menggunakan radar sehingga tak mampu mendeteksi pesawat musuh. Adapun TS-2702 pompa bahan bakarnya sudah kedaluwarsa, sedangkan milik TS-3001 bocor. "Setiap bagian atau suku cadang punya masa kedaluwarsa, tetapi kita tak punya persediaan suku cadang. Andai saja ada yang tak berfungsi saat mengudara, bisa dibayangkan apa yang terjadi...," kata seorang teknisi. Seperti mobil, kata Kapten (Tek) Royke CM SE, Kepala Dinas Pemeliharaan Skuadron Udara 11, ada bagian yang masih baik, lalu dipindahkan ke pesawat lain. "Kami terpaksa kanibal, ambil dari satu pesawat lalu dipasang ke pesawat lainnya, tetapi paling bertahan dua-tiga bulan," kata Komandan Skuadron Udara 11 Letkol (Pnb) Arif Mustofa. Arif Mustofa saat memberi laporan kepada Sekjen Departemen Pertahanan Letjen TNI Sjafrie Sjamsoeddin, Dirjen Sarana Pertahanan Dephan Marsma TNI Pieter Wattimena, dan Dirjen Kekuatan Pertahanan Dephan Mayjen TNI Suryadi, dua pekan silam, mengatakan, sistem penerbangan Sukhoi masih murni standar Rusia sehingga sering kali mengalami hambatan saat pesawat dioperasikan. Saat ini peralatan navigasi hanya mengandalkan pada Inertia Navigation System (INS) dan Automatic Direction Finder (ADF). Sistem transponder yang terpasang di pesawat juga tidak cocok dengan sistem Air Traffic Controller (ATC) di Indonesia. "Kalau tidak memakai tranponder, pesawat bisa diusir-usir (kalau mau mendarat) karena tidak terdeteksi," ujar Komandan Lanud Hasanuddin Marsma TNI Eddy Suyanto. Begitu juga dengan alat komunikasi. radio very high frequency (VHF) dan ultra high frequency (UHF) tergabung menjadi satu, sementara penerbang pun tidak bisa mengubah frekuensi di udara. Ini menjadi kendala ketika penerbangan melibatkan sejumlah pesawat. Lebih runyam lagi soal persenjataan. Saat ini sistem persenjataan yang ada adalah senjata internal GSh-301 satu buah tiap pesawat. Karena persenjataan yang tidak lengkap itu membuat pesawat tidak bisa dioperasikan secara optimal. Memang sayang bila empat jet tempur canggih seharga hampir Rp 1,6 triliun itu hanya jadi pajangan. Anggaran militer yang dipangkas selama ini rasanya sia-sia karena kebocoran uang negara justru terjadi di berbagai tempat. (Subhan SD) Dua pekan lalu, dari empat jet tempur Sukhoi yang dimiliki TNI AU, cuma satu yang bisa terbang. Namun, kini satu jet itu malah tak bisa mengudara karena suku cadangnya dipreteli untuk pesawat lainnya. Kanibalisasi suku cadang menjadi lumrah dalam pengoperasian pesawat tempur kita. Karena, sejak dua tahun melengkapi kekuatan TNI AU, Sukhoi tak didukung persediaan suku cadang sama sekali. Jadi, jangan lagi membayangkan sistem persenjataan lengkap yang bisa beroperasi untuk mengawal dirgantara Indonesia. Tak mengherankan, empat jet Sukhoi itu lebih banyak diparkir di hanggar Lanud Hasanuddin, Makassar. Ada dua jenis Su-27 SK (satu tempat duduk), yaitu pesawat TS-2701 dan TS-2702, serta dua jenis Su-30 MK (dua tempat duduk), TS-3001 dan TS-3002. Dua pesawat, yaitu TS-2701 dan TS-3002, siap terbang tetapi tanpa menggunakan radar sehingga tak mampu mendeteksi pesawat musuh. Adapun TS-2702 pompa bahan bakarnya sudah kedaluwarsa, sedangkan milik TS-3001 bocor. "Setiap bagian atau suku cadang punya masa kedaluwarsa, tetapi kita tak punya persediaan suku cadang. Andai saja ada yang tak berfungsi saat mengudara, bisa dibayangkan apa yang terjadi...," kata seorang teknisi. Seperti mobil, kata Kapten (Tek) Royke CM SE, Kepala Dinas Pemeliharaan Skuadron Udara 11, ada bagian yang masih baik, lalu dipindahkan ke pesawat lain. "Kami terpaksa kanibal, ambil dari satu pesawat lalu dipasang ke pesawat lainnya, tetapi paling bertahan dua-tiga bulan," kata Komandan Skuadron Udara 11 Letkol (Pnb) Arif Mustofa. Arif Mustofa saat memberi laporan kepada Sekjen Departemen Pertahanan Letjen TNI Sjafrie Sjamsoeddin, Dirjen Sarana Pertahanan Dephan Marsma TNI Pieter Wattimena, dan Dirjen Kekuatan Pertahanan Dephan Mayjen TNI Suryadi, dua pekan silam, mengatakan, sistem penerbangan Sukhoi masih murni standar Rusia sehingga sering kali mengalami hambatan saat pesawat dioperasikan. Saat ini peralatan navigasi hanya mengandalkan pada Inertia Navigation System (INS) dan Automatic Direction Finder (ADF). Sistem transponder yang terpasang di pesawat juga tidak cocok dengan sistem Air Traffic Controller (ATC) di Indonesia. "Kalau tidak memakai tranponder, pesawat bisa diusir-usir (kalau mau mendarat) karena tidak terdeteksi," ujar Komandan Lanud Hasanuddin Marsma TNI Eddy Suyanto. Begitu juga dengan alat komunikasi. radio very high frequency (VHF) dan ultra high frequency (UHF) tergabung menjadi satu, sementara penerbang pun tidak bisa mengubah frekuensi di udara. Ini menjadi kendala ketika penerbangan melibatkan sejumlah pesawat. Lebih runyam lagi soal persenjataan. Saat ini sistem persenjataan yang ada adalah senjata internal GSh-301 satu buah tiap pesawat. Karena persenjataan yang tidak lengkap itu membuat pesawat tidak bisa dioperasikan secara optimal. Memang sayang bila empat jet tempur canggih seharga hampir Rp 1,6 triliun itu hanya jadi pajangan. Anggaran militer yang dipangkas selama ini rasanya sia-sia karena kebocoran uang negara justru terjadi di berbagai tempat. (Subhan SD) [Non-text portions of this message have been removed] ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> Clean water saves lives. Help make water safe for our children. http://us.click.yahoo.com/CHhStB/VREMAA/E2hLAA/BRUplB/TM --------------------------------------------------------------------~-> *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. http://groups.yahoo.com/group/ppiindia *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Reading only, http://dear.to/ppi 4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx 5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx 6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/ ** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List ** ** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: ** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ ** ** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral scholarship, kunjungi http://informasi-beasiswa.blogspot.com **