[nasional_list] [ppiindia] Putri Banjar Di Tanah Dayak

  • From: "Ambon" <sea@xxxxxxxxxx>
  • To: <"Undisclosed-Recipient:;"@freelists.org>
  • Date: Sat, 24 Dec 2005 00:57:15 +0100

** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral 
scholarship, kunjungi 
http://informasi-beasiswa.blogspot.com 
**http://www.indomedia.com/bpost/122005/24/opini/opini1.htm

Putri Banjar Di Tanah Dayak

Oleh: Marko Mahin

Bangunan berwarna kuning berbentuk rumah adat Banjar itu, memang agak 
tersembunyi di balik rimbunan pohon karet yang tumbuh subur. Kalau kita 
bepergian dari Banjarmasin ke Tamiang Layang dan melintasi Desa Jaar, bangunan 
itu tidak tampak dari jalan raya. Sebuah bangunan sekolah dasar akan 
menghalangi pandangan kita.

Menurut tetuha adat di Desa Jaar, di dalam bangunan berbentuk rumah adat Banjar 
itu terdapat pusara Putri Mayang Sari. Ia adalah putri Sultan Banjar yang 
pernah menjadi pemimpin di Tanah Dayak Ma'anyan. Karena itu bagi orang Dayak 
Maanyan, bangunan unik itu mempunyai arti dan makna tersendiri.

Tulisan ini bertujuan memaparkan hubungan antara Urang Banjar dan Urang 
Ma'anyan yang bersumber dari tradisi lisan. Dalam mengumpulkan data untuk bahan 
tulisan ini, saya dibantu Hadi Saputra Miter, putra Dayak Ma'anyan asal Tamiang 
Layang yang sekarang kuliah di STT-GKE Banjarmasin.

Putri Mayang Sari

Menurut sejarah lisan orang Dayak Ma'anyan, Mayang Sari yang adalah putri 
Sultan Suriansyah yang bergelar Panembahan Batu Habang dari istri keduanya, 
Noorhayati. Putri Mayang Sari dilahirkan di Keraton Peristirahatan Kayu Tangi 
pada 13 Juni 1858, yang dalam penanggalan Dayak Ma'anyan disebut Wulan 
Kasawalas Paras Kajang Mamma'i. Sedangkan Noorhayati sendiri, menurut tradisi 
lisan orang Dayak Ma'anyan adalah perempuan Ma'anyan cucu dari Labai Lamiah, 
tokoh mubaligh Suku Dayak Ma'anyan.

Putri Mayang Sari diserahkan oleh Sultan Suriansyah kepada Uria Mapas, pemimpin 
dari tanah Ma'anyan di wilayah Jaar Sangarasi. Dituturkan, dalam kesalahpahaman 
Pangeran Suriansyah membunuh saudara Uria Mapas yang bernama Uria Rin'nyan 
yaitu pemimpin di wilayah Hadiwalang yang sekarang bernama Dayu. Akibatnya, 
Sultan Suriansyah terkena denda Adat Bali, yaitu selain membayar sejumlah 
barang adat juga harus menyerahkan anaknya sebagai ganti orang yang dibunuhnya.

Setelah Uria Mapas meninggal dunia, penduduk setempat mengangkat Putri Mayang 
Sari untuk memimpin daerah Sangarasi yang sekarang bernama Ja'ar --lima 
kilometer dari Tamiang Layang. Kepemimpinan Mayang Sari sangat diakui 
masyarakat setempat, karena selain putri dari seorang Sultan Banjar, ia adalah 
saudara angkat Uria Mapas Negara. 

Dalam tradisi Dayak Ma'anyan, Putri Mayang Sari dicitrakan sebagai perempuan 
berambut panjang dan berparas cantik. Namun bukan hanya kecantikan yang 
mempesona dimilikinya, tetapi kemampuan menyejahterakan rakyat di wilayah yang 
dipimpinnya. Dituturkan, pada masa hidupnya Putri Mayang Sari tidak pernah 
diam. Ia rajin mengadakan kunjungan ke desa untuk mengetahui kehidupan rakyat 
yang sebenarnya, dan secara khusus untuk mengetahui bagaimana ketahanan pangan 
masyarakat. Ia selalu mengawasi bagaimana hasil panen masyarakat. Untuk 
meningkatkan hasil panen, Putri Mayang Sari menganjurkan agar penduduk menanam 
padi di daerah berair, karena hasil panennya lebih baik daripada di daerah 
kering (tegalan).

Rute kunjungan Putri Mayang Sari setiap tahun adalah melewati daerah timur 
yakni Uwei, Jangkung, Waruken, Tanjung. Kemudian daerah barat yaitu Tangkan, 
Serabun, Beto, Dayu, Patai, Harara dan kembali ke Jaar Sangarasi. Menurut 
kepercayaan orang Dayak Ma'anyan, daerah atau wilayah yang dikunjungi atau 
dilewati Putri Mayang Sari itu selalu mendapat berkah-keberuntungan, misalnya 
pohon buah berbuah lebat. Konon, buah langsat di daerah Tanjung yang terkenal 
manis dan disenangi banyak orang adalah karena daerah Tanjung adalah tempat 
singgah Putri Mayang Sari.

Kendati beragama Islam, dalam menjalankan pemerintahannya Putri Mayang Sari 
menggunakan sistem mantir epat pangulu isa yaitu sistem pemerintahan 
tradisional Dayak Ma'anyan. Dalam pola kepemimpinan ini, satu wilayah ditangani 
empat pemimpin (mantir) dan satu pengulu. Empat mantir mengurus masalah 
pemerintahan, sedangkan pengulu mengatur seluk beluk Hukum Adat. Dalam 
pemerintahannya memang ada dua hal yang diprioritaskan, yaitu terpenuhnya 
kebutuhan pangan rakyat dan tegaknya Hukum Adat yang bagi orang Dayak Ma'anyan 
adalah tataaturan kehidupan.

Setelah mengalami sakit selama tiga hari, pada 15 Oktober 1615 atau dalam 
penanggalan Dayak Ma'anyan disebut Wulan Katiga Paras Kajang Minau, Putri 
Mayang sari wafat. Karena kecintaan rakyat kepadanya, jasadnya tidak langsung 
dikuburkan, tetapi disemayamkan terlebih dahulu di dalam rumah hingga kering. 
Setelah mengering, karena cairan dari mayat disalurkan ke dalam tempayan, jasad 
Putri Mayang dibawa ke seluruh daerah agar semua rakyat mendapat kesempatan 
memberikan penghormatan terakhir kepada pemimpin mereka yang telah meninggal 
dunia. Akhirnya, jenazah Putri disemayamkan di Sangarasi yaitu wilayah Jaar 
sekarang. 

Urang Banjar Dan Ma'anyan

Tradisi lisan orang Dayak Ma'anyan memang banyak bertutur tentang relasi antara 
Urang Banjar dan Urang Ma'anyan. Misalnya dituturkan, orang Ma'anyan pada 
mulanya adalah penghuni Kayu Tangi. Karena itu, orang Ma'anyan, dalam bahasa 
ritual wadian, menyebut dirinya sebagai anak nanyu hengka Kayu Tangi. Hal itu 
untuk menunjukkan, sebelum hidup terserak di beberapa wilayah sekarang, mereka 
tinggal di Kayu Tangi, yaitu wilayah yang sekarang berkembang menjadi Kota 
Banjarmasin.

Dalam Sejarah Banjar (2003: 36-7) dituliskan, sebelum berdirinya Kesultanan 
Banjarmasin pada 1526, bahkan sebelum adanya Negara Dipa dan Negara Daha 
sebagai cikal-bakal Kesultanan Banjarmasin, berdiri satu negara etnik orang 
Ma'anyan yang bernama Nansarunai. Karena kuatnya usak jawa atau Jawa yang 
merusak yaitu gempuran dari Majapahit, mereka harus pergi dari Nansarunai.

Juga dituturkan tentang seorang tokoh bernama Labai Lamiah. Konon, ia adalah 
orang Dayak Ma'anyan pertama yang menjadi muallaf dan mubaligh. Ia berdakwah di 
wilayah Nagara yang masyarakatnya pada waktu itu adalah campuran antara suku 
Dayak Ma'anyan dan mantan prajurit Majapahit yang masih memeluk agama Hindu 
Syiwa.

Labai Lamiah berhasil mengislamkan orang-orang Ma'anyan yang ada di Banua Lawas 
atau sekarang disebut Pasar Arba, tidak jauh dari Kalua. Akibatnya, Balai Adat 
orang Ma'anyan di tempat itu berubah fungsi menjadi Masjid. Hingga sekarang, di 
halaman masjid itu masih dapat ditemukan beberapa guci yang menjadi simbol 
keberadaan orang Ma'anyan.

Orang Dayak Ma'anyan yang memeluk Islam disebut jari hakey. Pada awalnya, 
sebutan hakey ditujukan kepada utusan Raja Banjar yang hadir dalam Ijambe 
(upacara kematian). Ketika mereka dengan sopan menolak memakan daging babi yang 
dihidangkan dan menjelaskan alasannya, orang Ma'anyan berkata: "O ... hakahiye 
sa" (o ... begitukah). Berdasarkan ucapan itu, semua orang Banjar, muslim dan 
orang Dayak Ma'anyan yang beragama Islam disebut hakey.

Adanya kaum yang bahakey membuat orang Ma'anyan tidak lagi satu warna. Mereka 
yang bertahan dengan adat, pergi meninggalkan wilayah Kerajaan Banjar mencari 
tempat baru. Dipimpin Uria Napulangit, mereka pergi ke dan menetap di tepi 
Sungai Siong di sebelah baratdaya Tamiang Layang sekarang.

Namun rasa persaudaraan mereka dengan kerabat yang bahakey tetap terjalin. Hal 
itu tampak dengan dibangunnya Balai Adat yang dikhususkan untuk muslim, yang 
mereka sebut Balai Hakey. Bangunan ini dapat dilihat dalam upacara besar Dayak 
Ma'anyan seperti Ijambe (upacara pembakaran mayat), khususnya di masyarakat 
Paju Epat (nama wilayah empat kampung besar). Di Balai itu, masakan yang 
disajikan harus disembelih secara Islam oleh perwakilan yang beragama Islam.

Hingga kini, Balai Hakey tetap didirikan oleh orang Dayak Ma'anyan setiap kali 
ada Ijambe. Balai yang kokoh, sekokoh sikap toleransi orang Ma'anyan.

Perekat Sosial

Hikmat atau kearifan memang ada di mana-mana. Ia berseru di pinggir jalan 
memanggil orang untuk menghampirinya, demikian kata Penulis Amsal. Ia ada di 
mana saja termasuk di dalam tradisi lisan.

Bagi masyarakat yang belum mengenal budaya tulis-menulis, tradisi lisan 
merupakan sarana untuk menyimpan sejarah silam kehidupan suku. Lebih dari itu, 
tradisi lisan juga sarana untuk menguraikan jati diri. Karena itu, dalam 
upacara penting misalnya Ijambe, tradisi lisan selalu dituturkan. 

Paparan di atas memperlihatkan betapa dahsyatnya Urang Ma'anyan menguraikan 
jati dirinya ketika berhadapan dengan Urang Banjar. Tentu saja, hal itu 
dilakukan karena Banjar tidak sekadar identitas suku, tetapi juga identitas 
politik, sosial, ekonomi dan agama. Banjar sebagai identitas agama tampak dalam 
adagium 'Banjar berarti Islam dan Islam berarti Banjar'.

Namun bagi orang Ma'anyan, adagium bersosok dingin itu tidak harus 
dikontestasikan. Tidak perlu jalan merah yang sarat amarah, apalagi pertumpahan 
darah. Bagi mereka, Banjar adalah hakey yaitu saudara mereka yang memeluk agama 
Islam. Tradisi lisan telah menjadi referensi kultural mereka untuk bersikap 
ramah kepada siapa pun, kendati berbeda agama dan keyakinan. Juga menjadi 
rujukan politik, ketika menerima seseorang yang tidak seagama dengan mereka 
untuk menjadi pemimpin mereka. Tradisi lisan telah menjadi sumber kearifan 
untuk merekatkan persaudaraan dan kekerabatan.

Tradisi lisan memang seumpama teks Kitab Suci, punya daya paksa yang tinggi 
namun cara kerjanya sangat halus sehingga tidak terasa sama sekali. Hal ini 
tampak dari berdirinya bangunan rumah adat Banjar yang adalah makam Putri 
Mayang Sari di Desa Jaar, Tamiang Layang, Kalteng. Mereka mendirikan bangunan 
itu berdasarkan tradisi lisan Putri Banjar di Tanah Ma'anyan. Lebih jauh lagi, 
tempat pemakaman Putri Mayang Sari itu baru saja dipugar oleh Pemkab Barito 
Timur. Ini petanda, sekarang pun beliau masih dihormati masyarakat setempat.

Secara fisik, bangunan itu adalah makam Putri Mayang Sari. Namun secara 
metafisik, bangunan itu adalah terusan batin persaudaraan yang menghubungkan 
Urang Dayak Ma'anyan dengan Urang Banjar. Juga menjadi media budaya dan sumber 
sejarah, di mana mereka dapat merunut benang merah kekerabatan dengan orang 
Banjar dan kemudian berkata: "Kalian bukan orang lain." 

Penulis adalah Pengajar di STT-GKE Banjarmasin
e-mail: marko_mahin@xxxxxxxxx




[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Help save the life of a child. Support St. Jude Children's Research Hospital.
http://us.click.yahoo.com/f4eSOB/lbOLAA/E2hLAA/BRUplB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. 
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Reading only, http://dear.to/ppi 
4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx
5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx
6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral 
scholarship, kunjungi 
http://informasi-beasiswa.blogspot.com **

Other related posts:

  • » [nasional_list] [ppiindia] Putri Banjar Di Tanah Dayak