** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List ** ** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: ** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ ** ** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral scholarship, kunjungi http://informasi-beasiswa.blogspot.com **Kalau Pak Togi bilang uang kelebihan yang ditagih dari visa dipakai untuk penerangan dan menjinakan orang-orang ex PKI, pasti masalahnya dimengerti Jakarta dan Pak Togi cepat naik pangkat jadi duta besar berkuasa penuh. ----- Original Message ----- From: "tony picasso" <tony_picasso@xxxxxxxxx> To: "ppi" <ppiindia@xxxxxxxxxxxxxxx> Sent: Monday, November 07, 2005 9:13 PM Subject: [ppiindia] Permainan gila KBRI Swedia > Sebegitu parahkah hal ini bung Togi? > > > > > Departemen Luar Negeri > Main Ganda Dana Visa > > SURAT itu dikirim dari Stockholm, Swedia, sebuah kota resik yang teramat > jauh dari Jakarta. Isinya dua lembar, dibungkus sampul putih. Yang dituju > adalah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Isinya masalah amat serius, > menyangkut perilaku minus staf Kedutaan Besar Indonesia di Stockholm. > > "Pak Yudhoyono, kami minta perhatian Anda karena berdasar bukti yang kami > terima, terdapat indikasi kuat terjadi korupsi di Kedutaan Indonesia di > Stockholm. Setiap warga Swedia yang mengajukan visa, ongkosnya > dilipatduakan. Separuh di antaranya masuk kantong pribadi pejabat dan staf > kedutaan." Pengirimnya adalah Aviz Stockholm, nama samaran anggota LSM > anti-korupsi di Stockholm. Aviz menyimpulkan, ulah menyimpang itu bukan > perbuatan perorangan, karena pejabat lain menyetujuinya. > > Menteri Luar Negeri Hassan Wirajuda tampak kaget ketika dihubungi di > kantornya, kawasan Pejambon, Jakarta, Senin dua pekan lalu. Wajahnya > terlihat menegang setelah mengetahui isi surat sesungguhnya. "Saya belum > dengar hal ini. Akan saya cek," katanya. Ia kemudian meminta disambungkan > dengan KBRI Stockholm, dan meminta laporan pejabat inspektorat jenderal. > Namun Hassan mengaku, pada Desember 2004 ia mengumpulkan sejumlah > perwakilan Indonesia di luar negeri. Di situ, ia memerintahkan para duta > besar menghapus segala bentuk pungutan liar. "Saya kasih batas waktu > sampai Januari 2005," ujarnya. > > Aksi itu diperkirakan berlangsung sejak April 2004. Kata Aviz Stockholm, > para staf konsuler yang biasa melayani permohonan visa warga Swedia yang > akan berkunjung ke Indonesia selalu menyediakan dua slip tanda terima > pembayaran visa. > > Slip ganda ini dibuat dengan angka biaya berbeda. Di slip pertama, yang > diberikan kepada pemohon visa, tertera angka 600 krona, sekitar Rp > 700.000. Di slip kedua, yang jadi pegangan KBRI, tertulis angka resmi 350 > krona, sekitar Rp 450.000. > > Sisanya, sebesar 250 krona atau Rp 350.000 untuk setiap pemohon visa, > kemudian dibagi-bagi kepada staf bagian konsuler. Tiap hari kerja terdapat > sekitar 50 pemohon visa. Aviz menghitung, dalam sebulan diperkirakan bisa > terkumpul minimal 312.500 krona, lebih dari Rp 406 juta. Lumayan! Di > Swedia, tindakan seperti itu dapat dihukum hingga 20 tahun penjara. "Kami > juga telah mengirim surat kepada Presiden Indonesia tentang hal ini," ujar > Aviz. > > Sebuah surat lain mengeluhkan lambannya pengurusan visa. Hanya mereka yang > menyodorkan uang tip sebesar satu atau dua kali tarif resmi yang mendapat > pelayanan ekspres. Hal ini bisa terjadi, antara lain, karena fasilitas > visa kedatangan di bandara di Indonesia tak berlaku bagi warga Swedia. > Mereka harus mengurus izin masuk ke Indonesia di KBRI Stockholm. Padahal, > dua tahun terakhir ini, perwakilan Indonesia tak memiliki duta besar. > "Kosongnya duta besar membuat para staf punya kesempatan luas untuk > menyeleweng," tulis surat itu. > > Menurut Inspektur Wilayah Eropa Departemen Luar Negeri, Trie Edi Mulyani, > sebenarnya pihaknya telah memeriksa dugaan korupsi tersebut sejak Juni > 2005. "Waktu itu, ditemukan penyimpangan pungutan visa," ungkap Ninik, > panggilan akrab Trie Edi Mulyani. > > Dua staf konsuler, yaitu Sri Agus dan Eri Baheram, lalu dipindahkan ke > bagian lain. Masa penempatan bagi Kepala Bidang Konsuler, Partogi Samosir, > juga dipercepat. Bahkan belakangan, para pelaku diperintahkan > mengembalikan uang yang mereka tilap ke negara. "Besarnya waktu itu > sekitar 20.000 krona," kata Ninik. > > Saat itu, metode pemungutan duit para staf konsuler masih terbilang > amatir, berupa pemberian tip secara spontan dalam pengurusan visa. "Tak > seperti yang dilaporkan sekarang," ucap Ninik. Namun, menurut penelusuran > Gatra, sudah sejak awal penilapan itu dilakukan dengan metode dua slip > berbeda. > > Kamis pekan lalu, Tim Pembantu Badan Pertimbangan Jabatan dan Kepangkatan > Departemen Luar Negeri menggelar rapat untuk menuntaskan "Stockholm-gate" > ini. Tim itu beranggotakan, antara lain, Kepala Biro Kepegawaian Muhammad > Ibnu Said dan Kepala Biro Administrasi Yuri Thamrin. Mereka merumuskan > jenis sanksi berdasar rekomendasi Hassan Wirajuda, yang menginginkan > adanya sanksi lebih keras. "Mereka sudah melanggar perintah saya untuk > menghentikan pungutan liar," kata Hassan. > > Hasilnya: dua staf lokal KBRI, Eri dan Sri Agus, dipecat. Partogi Samosir, > yang baru bertugas satu setengah tahun di Swedia, ditarik ke Pejambon. > Belum tahu, apa posisi baru sang diplomat. > > > > > --------------------------------- > Yahoo! FareChase - Search multiple travel sites in one click. > > [Non-text portions of this message have been removed] > > > > > *************************************************************************** > Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia > yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. http://www.ppi-india.org > *************************************************************************** > __________________________________________________________________________ > Mohon Perhatian: > > 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) > 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. > 3. Reading only, http://dear.to/ppi > 4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx > 5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx > 6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx > > Yahoo! Groups Links > > > > > > ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> Get fast access to your favorite Yahoo! Groups. Make Yahoo! your home page http://us.click.yahoo.com/dpRU5A/wUILAA/yQLSAA/BRUplB/TM --------------------------------------------------------------------~-> *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. http://www.ppi-india.org *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Reading only, http://dear.to/ppi 4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx 5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx 6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/ ** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List ** ** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: ** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ ** ** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral scholarship, kunjungi http://informasi-beasiswa.blogspot.com **