[nasional_list] [ppiindia] Hubungan Erat Islam-China

  • From: "Ambon" <sea@xxxxxxxxxx>
  • To: <"Undisclosed-Recipient:;"@freelists.org>
  • Date: Mon, 30 Jan 2006 00:35:50 +0100

** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral 
scholarship, kunjungi 
http://informasi-beasiswa.blogspot.com 
**http://www.kompas.com/kompas-cetak/0601/30/opini/2402092.htm

 
Hubungan Erat Islam-China 


Ayang Utriza NWAY

Kemarin (29/1), masyarakat China merayakan Tahun Baru Imlek 2557. Dua hari 
setelah itu, umat Islam merayakan Tahun Baru Hijriah 1 Muharam 1427 (31/1).

Ada makna penting di balik perayaan kedua tahun baru itu, yaitu hubungan erat 
Islam-China sebagai sebuah peradaban dan kebudayaan dalam konteks dunia dan 
Indonesia.

Jalur ke China

Ketika Islam lahir sebagai sebuah agama pada paruh pertama abad VII Masehi, 
China sudah lebih dulu menguasai berbagai aspek penting dunia, mulai 
perdagangan hingga kekuasaan politik yang membentang. Islam mulai berhubungan 
dengan China saat Islam berangsur menjadi kekuatan politik dan ekonomi yang 
patut diperhitungkan.

Harus dikatakan, hubungan Islam-China terjalin cepat karena sebelumnya telah 
ada hubungan dengan pedagang Arab. Saat Islam berkembang, kemungkinan, para 
pedagang Arab yang telah masuk Islam melanjutkan aktivitas ekonomi dengan 
China. Inilah yang membuka celah bagi perkembangan Islam di China dan membuat 
hubungan keduanya berlanjut (Broomhall, 1905).

Hubungan Islam-China kian erat berkat dua kekuasaan politik besar: Khilafah 
Umayyah (661-750) dan Khilafah Abbasiyyah (750-1258) di Barat mewakili Islam 
dan Dinasti T'ang (618-907) dan Dinasti Tsung (960-1280) di Timur mewakili 
China. Pada massa Umayyah, perdagangan ke China dilakukan melalui darat. Perang 
antara kaum Muslimin, China dengan suku Tibet membuat jalur darat terputus. Hal 
ini menjadikan jalur laut menjadi alternatif untuk mencapai China. Sejak masa 
Abbasiyyah, perdagangan jalur laut meningkat pesat (Tibbets, 1957).

Para pedagang Muslim yang menggunakan jalur laut menuju China, mau tidak mau, 
harus melewati Nusantara: dari laut Nusantara di Aceh, selat Melaka yang 
membelah Pulau Sumatra dan semenanjung Melayu hingga menuju China. Berkat jalur 
laut inilah Islam tersebar di Nusantara yang kala itu masih menganut animisme, 
Hindu, dan Buddha. Perjalanan para pedagang Muslim menuju China membuat Islam 
sebagai agama masuk secara perlahan di Nusantara.

China-Islam Nusantara

Hubungan China dengan Nusantara sudah ada sebelum Islam masuk. Sumber-sumber 
China menyebutkan, tahun 1275 kaisar China tidak lagi menerima upeti dari 
San-Fo-Tsi (Sriwijaya), tetapi dari Sa-Wen-Ta-La (Samudera) (Ambary, 1990). Hal 
ini dipertegas kesaksian Marco Polo yang pada tahun 1292 berkunjung ke Samudera 
Pasai. Ia mengatakan, raja Samudera Pasai tunduk pada kekuasaan China, namun 
tidak dapat bayar upeti karena jauhnya jarak untuk sampai ke China (edisi 
Prancis: 1865&1989).

Kedekatan hubungan China-Nusantara berlanjut saat orang-orang Arab yang ada di 
China dan orang-orang China yang masuk Islam datang menyebarkan Islam di 
Nusantara. Karena itu, salah satu teori yang berkembang hingga kini, China 
memainkan peran penting dalam proses Islamisasi Nusantara.

Peran "jalur China" amat besar dalam proses masuknya Islam ke Trengganu pada 
abad XIV, dan ke Jawa pada abad XV. Islam di kedua daerah ini dianggap datang 
dari China melalui Champa (kini Kamboja). China menunjukkan peran yang kian 
penting saat kaisar Ming mengirim Laksamana Cheng-Ho dan penerjemahnya, Ma 
Huan-keduanya beragama Islam-dalam ekspedisi ke Nusantara beberapa kali 
sepanjang abad XIV untuk menjalin hubungan politik dan ekonomi.

Profesor Rahmat Mulyana (1968) memaparkan jasa Laksamana Cheng-Ho dalam 
Islamisasi di tanah Jawa. Bahkan, beberapa masjid didirikan atas perintah 
Cheng-Ho. Karena itu, tak heran jika ada akulturasi arsitek Islam-China sebuah 
masjid, misalnya masjid di Semarang bekas peninggalan Cheng-Ho. Tetapi, yang 
membuat geger tahun 1970-an di Indonesia ialah tulisan Mulyana yang menyatakan 
Wali Songo adalah keturunan China.

Hal ini perlu dikaji lagi. Tetapi paling tidak, dalam sejarah tercatat, istri 
Sunan Ampel adalah putri Champa yang masih saudara istri Brawijaya V, ibu dari 
Raden Fattah. Salah satu istri Sunan Gunung Djati adalah putri China yang 
hingga kini kuburannya di Cirebon menjadi tempat ziarah masyarakat China. 
Daniel Perret (2005) menjelaskan, menara dan masjid Agung Banten merupakan 
hasil seorang arsitek China. Ini menunjukkan peran penting China dalam proses 
Islamisasi Nusantara.

Sejarah perekat

Kedekatan Islam-China dari dulu hingga kini harus membuat umat Islam dan 
masyarakat China di Indonesia menghilangkan rasa curiga dan sikap rasis yang 
kadang muncul dan membuat hubungan keduanya tegang.

Dengan tahun baru Imlek 2557 dan Hijriah 1427, kita buka lembaran baru dan 
menghilangkan pandangan dikotomis pribumi-China, serta membuang perasaan dan 
sikap anti-China dan anti-Pribumi (Islam). Dengan kesadaran sejarah ini semoga 
dapat lebih mempererat jalinan dan untaian kebangsaan kita. Gong Xi Fa Cai dan 
Marhaban Ya Sanah Jadîdah!

Ayang Utriza NWAY Peneliti pada Pusat Studi Islam dan Kenegaraan (PSIK) 
Universitas Paramadina; Dosen Luar Biasa Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif 
Hidayatullah Jakarta


[Non-text portions of this message have been removed]



***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. 
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Reading only, http://dear.to/ppi 
4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx
5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx
6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral 
scholarship, kunjungi 
http://informasi-beasiswa.blogspot.com **

Other related posts:

  • » [nasional_list] [ppiindia] Hubungan Erat Islam-China