** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List ** ** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: ** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ ** ** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral scholarship, kunjungi http://informasi-beasiswa.blogspot.com **Hidup ekonomi Neoliberalis. Dengan kebijakan penghapusan subsidi, mereka berhasil membuat harga BBM, Listrik, PAM, dsb melambung naik. Bantuan Tunai yang dijanjikan ternyata tidak merata dan besarnya (rp 100 ribu/keluarga atau rp 25 ribu/orang per bulan) tak mampu memenuhi kebutuhan hidup. Ayo naikkan terus harga BBM, Listrik, PAM, dsb hingga jumlah rakyat miskin berkurang...:) Dari orang yang prihatin, tapi enggan menjahit mulutnya --- Ambon <sea@xxxxxxxxxx> wrote: > http://www.suarapembaruan.com/News/2006/01/23/Utama/ut05.htm > > > SUARA PEMBARUAN DAILY > Terhimpit Ekonomi, Ibu dan Tiga Anak Coba Bunuh Diri > > Hidup sudah tak berarti lagi. Racun serangga itu > pasti mematikan, pikir Rubiyem (32). Ibu berusia 32 > tahun itu berniat bunuh diri bersama 3 anaknya. > Namun takdir manusia, Tuhan jua yang menentukan. > > Rencana tinggal rencana. Tuhan berkehendak lain. > Nyawa Rubiyem dan tiga anaknya berhasil diselamatkan > tetangga dan para medis. Kini status Rubiyem, warga > Kampung Kanutan, Pugeran, Pathok, Gunungkidul, > Yogyakarta menjadi tersangka percobaan pembunuhan. > > Rubiyem boleh jadi potret manusia frustasi. Dia > menganggap hidupnya sudah tak berharga lagi. Bunuh > diri lalu dijadikan solusi. Di kesenyapan hutan, > Rubiyem melaksanakan niat keji itu. Tiga anaknya > diajak pula menenggak racun serangga. > > Antara kondisi depresi berat bercampur frustrasi, > perempuan yang mulai pulih itu tampak emosional. > Perangainya telah berubah total. Rubiyem yang dulu > pendiam, kini bak singa betina. Semua orang > dimakinya dengan teriakan keras. Perempuan itu > seakan meluapkan emosi kepada semua orang. > > Tak jelas motif Rubiyem melakukan bunuh diri. > Sepintas terdengar dugaan sang suami Eko Mujiono > (50), berselingkuh. Namun, sebagai seorang sopir bus > antardesa, praduga itu langsung ditepis langsung > Mujiono. "Dari mana saya dapat uang untuk berbuat > itu? Untuk makan saja susah," katanya, ketika > ditemui di rumahnya. > > Menurut penuturan Mujiono, sebelum kejadian, Jumat > (14/1) lalu, Rubiyem sempat meminta uang belanja. > Namun saat itu, dia hanya mengantongi uang Rp > 10.000. Meskipun kondisi itu nyaris terjadi setiap > hari, Mujiono tetap saja kebingungan memenuhi > permintaan sang istri. > > Dugaan lain boleh jadi akibat tekanan ekonomi. > Pasangan Mujiono dan Rubiyem tinggal di rumah > berdinding gedek ukuran 6x 8 meter. Di rumah itu, > tak satu pun perabot yang layak. Sepotong kasur > bekas pemberian tetangga harus dibagi bersama tiga > anak mereka, Vitasari Astuti (11), Dwiki Agung wahyu > (5), dan Saisa Melawati (2,5). > > Sehari-hari, Rubiyem hanya dapat menanak nasi dengan > tungku tanah liatnya. Ya, hanya nasi. Itu pun dari > pemberian tetangga. Lauk? Mereka hanya bisa > merasakannya jika ada tetangga yang bermurah hati. > > Suharno (38) yang masih famili Rubiyem, menduga > percobaan bunuh diri itu dilakukan karena Rubiyem > tidak kuasa menanggung beban kemiskinan. Pendapatan > Mujiono dari mengemudi bus Yogyakarta-Dlinggo tak > pernah pasti. Bahkan tak jarang, Mujiono pulang > tanpa uang satu sen pun. > > > "Selama empat hari saya nombok. Kalau lagi untung > sehari paling bisa membawa pulang uang Rp 10.000 > sampai Rp 15.000," kata Mujiono. > > > Status Tersangka > > Tumirah yang menjadi tetangganya juga bersaksi > demikian. Keluarga Rubiyem dan Mujiono memang hidup > serba kekurangan. Mujiono yang bekerja sebagai sopir > jarang pulang. Sementara Rubiyem sama sekali tidak > memiliki pekerjaan sampingan. > > Sementara itu, Kapolres Gunungkidul AKBP Heri > Purwanto menegaskan Rubiyem sudah berstatus > tersangka. Saat ini, polisi masih melakukan > pemeriksaan saksi. Rubiyem masih diberi waktu hingga > depresinya berkurang. Namun Rubiyem akan tetap > dikenakan pasal percobaan pembunuhan dan > Undang-Undang Perlindungan Anak (PA). > > Menurut pakar hukum anak Universitas Atma Jaya > Yogyakarta, Prof Dr Endang Sumiarni, kasus Rubiyem > tidak dapat dibiarkan begitu saja. Kasus itu sudah > merupakan pelanggaran UU PA, khususnya pada pasal 13 > yang mengacu pada tindak penelantaran, kekejaman, > kekerasan dan penganiayaan anak. > > "Memang, tersangka tidak menyadari ini karena sedang > mengalami depresi berat. Oleh karena itu, ketiga > anaknya harus mendapat perlindungan khusus dan harus > dipisahkan sementara dari sang ibu. UU PA itu > berbunyi demikian," katanya. > > > Sanksi Pidana > > Endang mengatakan UU PA menetapkan sanksi pidana > yakni maksimal lima tahun atau denda lima juta. > Tetapi dalam kasus Rubiyem, hakim tentunya juga > harus mengedepankan faktor kondisi keluarga. Dengan > kategori depresi karena miskin itu, pemerintah dan > masyarakat, harus mengambil peran. > > Di sisi lain, psikolog Universitas Gajah Mada Yayi > Suryo Prabandari MSi menduga Rubiyem mengidap > gangguan jiwa ringan neurosis, yang bisa jadi > diderita seumur hidup. > > Gejalanya bisa merendah atau meninggi. Penderita > neurosis sulit untuk pulih. Bila didiamkan, penyakit > ini bisa mengakibatkan depresi berat, dan bunuh diri > itu adalah akibat dari gejala gangguan jiwa itu. > > > Banyak Kasus > > Menurut Yayi, neurosis cukup banyak terjadi di > masyarakat. Prevalensinya akan meningkat jika > terjadi krisis di masyarakat misalnya sulitnya > perekonomian, kelaparan, dan bencana alam. > Gunungkidul, termasuk daerah yang rentan. > > Dari data yang diperoleh, angka bunuh diri tiap > tahun mengalami fluktuasi. Pada tahun 1999, kasus > bunuh diri mencapai 39 orang. Lalu tahun 2000 turun > menjadi 26 orang, dan turun lagi tahun berikutnya > menjadi 25 orang. > > Tetapi tahun 2002, kasus kembali meningkat menjadi > 29 orang. Tahun 2003, kasus tercatat menjadi 26 > orang dan tahun 2004 angka bunuh diri naik lagi > hingga 31 orang. Sementara hingga awal 2005, ada dua > kasus bunuh diri yang tercatat. > > Yayi menambahkan, fenomena serupa juga terjadi di > berbagai tempat. Untuk menghentikan kasus seperti > bunuh diri dengan motif seperti Rubiyem, solusinya > hanya dengan perbaikan ekonomi rakyat. > > Kini Rubiyem telah didampingi Lembaga Bantuan Hukum > (LBH) Apik Yogyakarta. Konsulat LBH Apik Yustina > mengatakan depresi berat tidak hanya dialami > Rubiyem. Tiga anaknya juga mengalami trauma. > > "Kalau tidak dilakukan pemulihan psikologis, maka > efeknya akan berlanjut ke masa depan anak," ucapnya. > > > > Pembaruan/Fuska Sani Evani > > > Last modified: 23/1/06 > > [Non-text portions of this message have been > removed] > > Tertarik masalah Ekonomi? Mari bergabung ke milis Ekonomi Nasional Kirim email ke: ekonomi-nasional-subscribe@xxxxxxxxxxxxxxx __________________________________________________ Do You Yahoo!? Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around http://mail.yahoo.com *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. http://groups.yahoo.com/group/ppiindia *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Reading only, http://dear.to/ppi 4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx 5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx 6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/ ** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List ** ** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: ** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ ** ** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral scholarship, kunjungi http://informasi-beasiswa.blogspot.com **