[nasional_list] [ppiindia] Hidup Ekonomi Neoliberalis! Re: [ekonomi-nasional] Terhimpit Ekonomi, Ibu dan Tiga Anak Coba Bunuh Diri

  • From: A Nizami <nizaminz@xxxxxxxxx>
  • To: ekonomi-nasional@xxxxxxxxxxxxxxx, ppiindia@xxxxxxxxxxxxxxx, lisi <lisi@xxxxxxxxxxxxxxx>, sabili <sabili@xxxxxxxxxxxxxxx>
  • Date: Mon, 23 Jan 2006 17:40:42 -0800 (PST)

** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral 
scholarship, kunjungi 
http://informasi-beasiswa.blogspot.com **Hidup ekonomi Neoliberalis.
Dengan kebijakan penghapusan subsidi, mereka berhasil
membuat harga BBM, Listrik, PAM, dsb melambung naik.
Bantuan Tunai yang dijanjikan ternyata tidak merata
dan besarnya (rp 100 ribu/keluarga atau rp 25
ribu/orang per bulan) tak mampu memenuhi kebutuhan
hidup.

Ayo naikkan terus harga BBM, Listrik, PAM, dsb hingga
jumlah rakyat miskin berkurang...:)

Dari orang yang prihatin, tapi enggan menjahit
mulutnya

--- Ambon <sea@xxxxxxxxxx> wrote:

>
http://www.suarapembaruan.com/News/2006/01/23/Utama/ut05.htm
> 
> 
> SUARA PEMBARUAN DAILY 
> Terhimpit Ekonomi, Ibu dan Tiga Anak Coba Bunuh Diri
> 
> Hidup sudah tak berarti lagi. Racun serangga itu
> pasti mematikan, pikir Rubiyem (32). Ibu berusia 32
> tahun itu berniat bunuh diri bersama 3 anaknya.
> Namun takdir manusia, Tuhan jua yang menentukan. 
> 
> Rencana tinggal rencana. Tuhan berkehendak lain.
> Nyawa Rubiyem dan tiga anaknya berhasil diselamatkan
> tetangga dan para medis. Kini status Rubiyem, warga
> Kampung Kanutan, Pugeran, Pathok, Gunungkidul,
> Yogyakarta menjadi tersangka percobaan pembunuhan. 
> 
> Rubiyem boleh jadi potret manusia frustasi. Dia
> menganggap hidupnya sudah tak berharga lagi. Bunuh
> diri lalu dijadikan solusi. Di kesenyapan hutan,
> Rubiyem melaksanakan niat keji itu. Tiga anaknya
> diajak pula menenggak racun serangga. 
> 
> Antara kondisi depresi berat bercampur frustrasi,
> perempuan yang mulai pulih itu tampak emosional.
> Perangainya telah berubah total. Rubiyem yang dulu
> pendiam, kini bak singa betina. Semua orang
> dimakinya dengan teriakan keras. Perempuan itu
> seakan meluapkan emosi kepada semua orang. 
> 
> Tak jelas motif Rubiyem melakukan bunuh diri.
> Sepintas terdengar dugaan sang suami Eko Mujiono
> (50), berselingkuh. Namun, sebagai seorang sopir bus
> antardesa, praduga itu langsung ditepis langsung
> Mujiono. "Dari mana saya dapat uang untuk berbuat
> itu? Untuk makan saja susah," katanya, ketika
> ditemui di rumahnya. 
> 
> Menurut penuturan Mujiono, sebelum kejadian, Jumat
> (14/1) lalu, Rubiyem sempat meminta uang belanja.
> Namun saat itu, dia hanya mengantongi uang Rp
> 10.000. Meskipun kondisi itu nyaris terjadi setiap
> hari, Mujiono tetap saja kebingungan memenuhi
> permintaan sang istri. 
> 
> Dugaan lain boleh jadi akibat tekanan ekonomi.
> Pasangan Mujiono dan Rubiyem tinggal di rumah
> berdinding gedek ukuran 6x 8 meter. Di rumah itu,
> tak satu pun perabot yang layak. Sepotong kasur
> bekas pemberian tetangga harus dibagi bersama tiga
> anak mereka, Vitasari Astuti (11), Dwiki Agung wahyu
> (5), dan Saisa Melawati (2,5). 
> 
> Sehari-hari, Rubiyem hanya dapat menanak nasi dengan
> tungku tanah liatnya. Ya, hanya nasi. Itu pun dari
> pemberian tetangga. Lauk? Mereka hanya bisa
> merasakannya jika ada tetangga yang bermurah hati. 
> 
> Suharno (38) yang masih famili Rubiyem, menduga
> percobaan bunuh diri itu dilakukan karena Rubiyem
> tidak kuasa menanggung beban kemiskinan. Pendapatan
> Mujiono dari mengemudi bus Yogyakarta-Dlinggo tak
> pernah pasti. Bahkan tak jarang, Mujiono pulang
> tanpa uang satu sen pun. 
> 
> 
> "Selama empat hari saya nombok. Kalau lagi untung
> sehari paling bisa membawa pulang uang Rp 10.000
> sampai Rp 15.000," kata Mujiono. 
> 
> 
> Status Tersangka 
> 
> Tumirah yang menjadi tetangganya juga bersaksi
> demikian. Keluarga Rubiyem dan Mujiono memang hidup
> serba kekurangan. Mujiono yang bekerja sebagai sopir
> jarang pulang. Sementara Rubiyem sama sekali tidak
> memiliki pekerjaan sampingan. 
> 
> Sementara itu, Kapolres Gunungkidul AKBP Heri
> Purwanto menegaskan Rubiyem sudah berstatus
> tersangka. Saat ini, polisi masih melakukan
> pemeriksaan saksi. Rubiyem masih diberi waktu hingga
> depresinya berkurang. Namun Rubiyem akan tetap
> dikenakan pasal percobaan pembunuhan dan
> Undang-Undang Perlindungan Anak (PA). 
> 
> Menurut pakar hukum anak Universitas Atma Jaya
> Yogyakarta, Prof Dr Endang Sumiarni, kasus Rubiyem
> tidak dapat dibiarkan begitu saja. Kasus itu sudah
> merupakan pelanggaran UU PA, khususnya pada pasal 13
> yang mengacu pada tindak penelantaran, kekejaman,
> kekerasan dan penganiayaan anak. 
> 
> "Memang, tersangka tidak menyadari ini karena sedang
> mengalami depresi berat. Oleh karena itu, ketiga
> anaknya harus mendapat perlindungan khusus dan harus
> dipisahkan sementara dari sang ibu. UU PA itu
> berbunyi demikian," katanya. 
> 
> 
> Sanksi Pidana 
> 
> Endang mengatakan UU PA menetapkan sanksi pidana
> yakni maksimal lima tahun atau denda lima juta.
> Tetapi dalam kasus Rubiyem, hakim tentunya juga
> harus mengedepankan faktor kondisi keluarga. Dengan
> kategori depresi karena miskin itu, pemerintah dan
> masyarakat, harus mengambil peran. 
> 
> Di sisi lain, psikolog Universitas Gajah Mada Yayi
> Suryo Prabandari MSi menduga Rubiyem mengidap
> gangguan jiwa ringan neurosis, yang bisa jadi
> diderita seumur hidup. 
> 
> Gejalanya bisa merendah atau meninggi. Penderita
> neurosis sulit untuk pulih. Bila didiamkan, penyakit
> ini bisa mengakibatkan depresi berat, dan bunuh diri
> itu adalah akibat dari gejala gangguan jiwa itu. 
> 
> 
> Banyak Kasus 
> 
> Menurut Yayi, neurosis cukup banyak terjadi di
> masyarakat. Prevalensinya akan meningkat jika
> terjadi krisis di masyarakat misalnya sulitnya
> perekonomian, kelaparan, dan bencana alam.
> Gunungkidul, termasuk daerah yang rentan. 
> 
> Dari data yang diperoleh, angka bunuh diri tiap
> tahun mengalami fluktuasi. Pada tahun 1999, kasus
> bunuh diri mencapai 39 orang. Lalu tahun 2000 turun
> menjadi 26 orang, dan turun lagi tahun berikutnya
> menjadi 25 orang. 
> 
> Tetapi tahun 2002, kasus kembali meningkat menjadi
> 29 orang. Tahun 2003, kasus tercatat menjadi 26
> orang dan tahun 2004 angka bunuh diri naik lagi
> hingga 31 orang. Sementara hingga awal 2005, ada dua
> kasus bunuh diri yang tercatat. 
> 
> Yayi menambahkan, fenomena serupa juga terjadi di
> berbagai tempat. Untuk menghentikan kasus seperti
> bunuh diri dengan motif seperti Rubiyem, solusinya
> hanya dengan perbaikan ekonomi rakyat. 
> 
> Kini Rubiyem telah didampingi Lembaga Bantuan Hukum
> (LBH) Apik Yogyakarta. Konsulat LBH Apik Yustina
> mengatakan depresi berat tidak hanya dialami
> Rubiyem. Tiga anaknya juga mengalami trauma. 
> 
> "Kalau tidak dilakukan pemulihan psikologis, maka
> efeknya akan berlanjut ke masa depan anak," ucapnya.
> 
> 
> 
> Pembaruan/Fuska Sani Evani 
> 
> 
> Last modified: 23/1/06 
> 
> [Non-text portions of this message have been
> removed]
> 
> 


Tertarik masalah Ekonomi? Mari bergabung ke milis Ekonomi Nasional
Kirim email ke: ekonomi-nasional-subscribe@xxxxxxxxxxxxxxx

__________________________________________________
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 


***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. 
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Reading only, http://dear.to/ppi 
4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx
5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx
6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral 
scholarship, kunjungi 
http://informasi-beasiswa.blogspot.com **

Other related posts:

  • » [nasional_list] [ppiindia] Hidup Ekonomi Neoliberalis! Re: [ekonomi-nasional] Terhimpit Ekonomi, Ibu dan Tiga Anak Coba Bunuh Diri